Kanker Payudara
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Palliatif Care
Dosen : Leny
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker
adalah
salah
satu
penyakit
yang
banyak
menimbulkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
KONSEP PENYAKIT
Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker
bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit
(Erik T, 2005, hal : 39-40).
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di
tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik T, 2005).
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masingmasing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Jadi kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel yang bersifat patologis
arau tidak normal. Sel tersebut tumbuh secara cepat, apabila tidak segera ditangani
maka akan menyebar (metastase) ke organ-organ lain dan menyebabkan kematian.
2.1.2 Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti
(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang
penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
- Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
-
Genetik
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara,
yaitu :
a. Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat
adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya
berubah ke arah sel ganas.
Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
(endocrine
adrenalectomy).
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita
karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui,
namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan
pada mammae, yaitu:
malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T
menyebabkan penurunan
2.1.5 Pathway
Hiper plasia pada sel mammae
Mendesak
jaringan sekitar
Mensuplai
nutrisi ke
jaringan ca
Hipermetabolis ke
jaringan
Mendesak
Sel syaraf
Menekan jaringan
pada mammae
Aliran darah
terhambat
nyeri
Peningkatan
konsistensi
mammae
Mammae
membengkak
Suplai nutrisi
jaringan lain
Berat badan turun
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Infiltrasi pleura
parietale
Expansi paru
menurun
Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar
Perfusi jaringan
terganggu
Ulkus
Gg integritas kulit/
jaringan
Gg pola nafas
2.1.6
Mendesak
Pembuluh darah
Manisfestasi klinik
hipoxia
Necrose
jaringan
Ukuran
mammae
abnormal
Bakteri Patogen
Mammae
asimetrik
Kurang
pengetahuan
Gg body
image
Cemas
Infeksi
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
Ada cairan yang keluar dari puting susu
Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
Ada rasa sakit
Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
darah meningkat
Ada pembengkakan didaerah lengan
Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya
dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T,
2005, hal : 42)
2.1.7
Klasifikasi
a. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)
atau penyebaran luas.
b. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
c. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
d. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua
tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
f. Stadium IIIc : Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis
kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan
terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase
kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular
ipsilateral
2.1.8 Pencegahan
2.1.9
Pemeriksaan Diagnostik
Pada metastasis luas, terjadi peningkatan Laju Endap Darah (LED).
2.1.10 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler
( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
2.1.11 Penatalaksanaan
1. Dengan cara pembedahan, diantaranya:
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang
luas dengan kulit yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua
kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau
sebagian besar jaringan aksial
d. Mastektomi radikal, seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor
dibawahnya : seluruh isi aksial.
e. Mastektomi radikal yang diperluas sama seperti mastektomi radikal
ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
2. Dengan cara non pembedahan, diantaranya:
a. Penyinaran : Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar
limfe aksila.
b. Kemoterapi : Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker
dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara
androgen,
antiestrogen,
coferektomi
adrenalektomi
2.2
9. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari sebelum sakit dan saat sakit,
meliputi :
a. Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan
sesudah masuk RS.
b. Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
c. Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit
d. Personal hygiene
Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari dan frekuensi
mencuci rambut dalam seminggu
10. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual
a. Status psikologis
1) Status emosi
2) Kecemasan
3) Pola koping
4) Gaya komunikasi
5) Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas diri, ideal diri
b. Status sosial
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat lain karena merasa malu dengan keadaan dirinya.
c. Kegiatan keagamaan
2.2.2
1
Diagnosa
Resiko tinggi gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
Resiko
tinggi
kurangnya
volume
cairan
berhubungan
dengan
2.2.3 Perencanaan
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi (kurang
dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan
hipermetabolik yang
berhubungan dengan
kanker.
TUJUAN
Tujuan : Kebutuhan nutrisi
dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Klien menyatakan
pengertiannya terhadap
perlunya intake yang
adekuat.
2. Klien berpartisipasi
dalam penatalaksanaan
diet yang berhubungan
dengan penyakitnya.
RENCANA TINDAKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
RASIONAL
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan
pengetahuan
klien dan keluarga mengenai
nutrisi yang adekuat.
Memberikan informasi tentang
status gizi klien.
Memberikan informasi tentang
penambahan dan penurunan
berat badan klien.
Kalori merupakan sumber
energi.
5.
6.
7.
8.
2.
Kurangnya pengetahuan
Tujuan :
tentang penyakit,
1. Klien dapat mengatakan
prognosis dan pengobatan
secara akurat tentang
berhubungan dengan
diagnosis
dan
kurangnya informasi.
pengobatan pada tingkatan siap.
2. Mengikuti
prosedur
dengan
baik
dan
menjelaskan
tentang
alasan
mengikuti
prosedur tersebut.
3. Mempunyai
inisiatif
dalam perubahan gaya
hidup dan berpartisipasi
dalam pengo- batan.
4. Bekerjasama
dengan
pemberi informasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Membantu
klien
dalam
memahami proses penyakit.
3.
4.
Mengetahui
sampai
sejauhmana pemahaman klien
dan
keluarga
mengenai
penyakit klien.
Mengkaji
perkembangan
proses-proses
penyembuhan
dan tanda-tanda infeksi serta
masalah dengan kesehatan
mulut
yang
dapat
mempengaruhi intake makanan
dan minuman.
Meningkatkan integritas kulit
dan kepala.
Mencari
alternatif
lain
mengenai pemeliharaan mulut
5.
Anjurkan
klien
memelihara
kebersihan kulit dan rambut.
6.
3.
Tujuan :
1.
1. Membrana mukosa tidak
4.
menunjukkan kerusakan, 2.
terbebas dari inflamasi
dan ulcerasi
Klien mengungkapkan
faktor penyebab secara 3.
verbal.
Klien
mampu
mendemontrasikan
tehnik
mempertahankan/menjag
a kebersihan rongga
mulut.
Tujuan :
Klien menunjukkan
keseimbangan cairan.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi:
1. Vital sign normal.
2. Mukosa normal.
3. Turgor kulit bagus.
4. Capilarry refill normal
5. Jumlah urine output
normal /urine seimbang
dengan asupan.
6. Suara tidak parau.
1.
2.
dan gigi.
Mencegah rasa tidak nyaman
dan
iritasi
lanjut
pada
membran mukosa.
3.
4.
Dengan
memonitor
berat
badan dapat diketahui bila ada
ketidakseimbangan cairan.
Tanda-tanda
hipovolemia
segera
diketahui
dengan
adanya takikardi, hipotensi dan
suhu tubuh yang meningkat
berhubungan dengan dehidrasi.
Memenuhi kebutuhan cairan
yang kurang.
5.
6.
7.
8.
9.
5.
Tujuan :
1. Klien
mampu
mengidentifikasi
dan
berpartisipasi
dalam
tindakan
pecegahan
infeksi
2. Tidak
menunjukkan
tanda-tanda infeksi dan
penyembuhan
luka
berlangsung normal
1.
2.
3.
4.
Segera
diketahui
adanya
perubahan
keseimbangan
volume cairan.
TD, suhu nadi dan pernapasan
sebagi indicator kegagalan
sirkulasi.
Catatan masukan membantu
mendeteksi tanda dini ketidak
seimbangan cairan.
Catatan haluaran membantu
mendeteksi tanda dini ketidak
seimbangan cairan.
Informasi yang jelas akan
meningkatkan kerjasama klien
untuk terapi.
Mencegah terjadinya infeksi
silang.
Menurunkan/mengurangi
adanya organisme hidup.
Peningkatan suhu merupakan
tanda terjadinya infeksi.
Mencegah terjadinya infeksi.
Kolaboratif
5.
5. Monitor Hb, Lekosit,BBS/LED dan
Eritrosit.
6.
6. Berikan antibiotik bila diindikasikan.
6.
Tujuan :
1.
1. Klien
dapat
mengidentifikasi
2.
intervensi
yang
berhubungan
dengan 3.
kondisi spesifik
2. Berpartisipasi
dalam
pencegahan komplikasi
dan
percepatan
penyembuhan
Anjurkan
klien
untuk
tidak 1.
menggaruk bagian yang gatal.
Ubah posisi klien secara teratur.
2.
Berikan advise pada klien untuk
menghindari pemakaian cream kulit, 3.
minyak, bedak tanpa rekomendasi
dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker
adalah
salah
satu
penyakit
yang
banyak
menimbulkan
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 1995. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dan
Dokumentasi Edisi 4 Alih Bahasa Yasman Asih. Jakarta : EGC
Doenges, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara Cetakan I. Jakarta : Dian Rakyat
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2
.Terjemahan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Volume I. Terjemahan.
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Mansjoer, Arif., et all. (1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius.
1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah. Surabaya :
Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya
Sjamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta : EGC
Tapan. 2005. Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer Jakarta : Elex
Media Komputindo