Pembimbing :
dr. Lipur Riyantiningtyas B.S, S.H., Sp.F
Disusun oleh:
Steffano Kevin Alexandra (42190383)
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
1,18 juta orang meninggal karena kecelakaan.Angka kecelakaan ini merupakan 2,1%
dari kematian global, dan merupakan indikator penting dalam status kesehatan.
(Yusherman, 2008)
pendatang internasional pada tahun 2006 melampaui 840 juta orang. Pada tahun 2006,
mayoritas turis internasional (sekitar 410 juta orang) mempunyai tujuan untuk
berwisata, rekreasi dan liburan (51%). Sedangkan untuk keperluan bisnis ialah 13%
(131 juta orang) dan 27% (225 juta orang) berpergian dengan tujuan lain seperti
penyebab utama faktor resiko, penyakit dan kematian dan meliputi 2,6% dari
kehilangan kualitas hidup secara global. Selain itu pada tahun 2020 diperkirakan
angka kecelakaan lalu lintas menduduki urutan ke-3 di atas masalah kesehatan lain
seperti malaria, TB paru, dan HIV/AIDS berdasarkan proyeksi penyakit secara global.
(Yusherman, 2008)
Pada tahun 2002, 90% dari kematian global karena kecelakaan lalu lintas
kecelakaan lalu lintas secara tidak seimbang menimpa golongan miskin di negara-
negara tersebut, dengan sebagian besar korban ialah pemakai jalan yang rentan seperti
wilayah secara geografi.Lebih dari separuh kematian karena kecelakaan lalu lintas
jalan terjadi di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat dan angka tertinggi
negara-negara dengan tingkat ekonomi tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas
rendah sampai sedang, sebagaian besar kematian terjadi pada pejalan kaki,
besar (70%) korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor dengan
golongan umur 15-55 tahun dan berpenghasilan rendah, dan cedera kepala merupakan
urutan pertama dari semua jenis cedera yang dialami korban kecelakaan. Proporsi
tinggi yaitu sebesar 25% dan upaya untuk mengendalikannya dapat dilakukan melalui
kecacatan yang secara bersama menyebabkan keluarga korban menjadi miskin dan hal
ini biasanya terjadi di negara-negara yang tingkat ekonominya rendah sampai sedang.
Secara ekonomi kerugian karena kecelakaan lalu lintas tersebut sekitar 1-2,5% dari
TINJAUAN PUSTAKA
Korban kecelakaan lalu lintas dapat diduga jenis cederanya dengan meneliti riwayat
trauma dengan cermat. Pada korban kecelakaan lalu lintas, biasanya ditemukan
kaca spion, pegangan pintu dan spakbor.Trauma biasanya berupa luka lecet
jenis tekan.
Pada tubuh korban dapat ditemukan traumalain yang terjadi akibat terjatuhnya
ban ini, seringkali dapat membantu pihak yang berwajib untuk mengidentifikasi jenis
tumpul. Kekerasan benda keras dan tumpul dapat mengakibatkan berbagai macam
a. Memar (kontusi)
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan
pecahnya kapiler sehingga adarah keluar dan meresap ke jaringan sekitarnya. Luka
memar tidak hanya pada kulit, tapi mungkin juga ditemukan pada organ dalam,
Salah satu bentuk memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari
tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan
pendarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antar kedua tepi ban.
Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari
Dalam kasus kecelakaan lalu lintas dimana tubuh korban terlindas oleh ban
kendaraan, maka luka lecet yang tertekan pasa tubuh korban seringkali merupakan
cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan cukup
baik , diamana “ kembang “ dari ban tersebut masih tambah jelas, misalnya berbentuk
zigzag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-
sifat yang terdapat pada tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan.
berikut:
o bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tidak rata
khususnya sewaktu dilakukan rekonstruksi. Bila luka robek salah satu tepinya
membuka kearah kanan, kekerasan datang dari arah kiri ;jika membuka kearah
gerak.
o Bila digerakan dapat terdengar delik (krepitasi)
o Pola patah tulang yang terjadi tergantung letak patah tulang, apakah terjadi
pada kepala dan wajah, tulang belakang, dada, pinggul dan anggota gerak.
o Pada tulang tengkotak kepala, patah tulang yang sering terjadi berupa
fraktur impresi, yaitu ada bagian tulang yang patah dan terdesak kedalam.
jaringan otak.5
Figure 12.1 Compound fracture of the right leg and laceration of
the left knee in a pedestrian struck by a car. It is most likely that
Pada tulang pada wajah dapat digalongkan menjadi fraktur dentoalveolar, LeFort I,
LeFort II, LeFort III, dan sagittal. 6 sedangkan pada anggota gerak, dapat dibedakan
bedasarkan arah dan jumlah garis frakturnya. Garis frakturnya dapat berjumlah satu
atau lebih, sedangkan arah garis frakturnya dapat mendatar, oblik atau tidak
beraturan , komplit atau pun inkomplit.3 kadang patah tulang yang terjadi dapat
menyebabkan remuknya tulang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang luas,
Pada kasus kecelakaan lalu lintas, maka patah tulang yang terjadi dapat
memberikan informasi arah datangnya kendaraan yang mengenai tungkai korban.
Bila ditabrak dari belakang, tulang yang patah akan terdorong kedepan dan dapat
merobek otot serta kulit didaerah tungkai bagian depan, hal yang sebaliknya
terjadi bila korban ditabrak dari depan. Dengan demikian berdasarkan sifat-sifat
patah tulang dapat diperkirakan dari mana kekerasan itu datang dan mengenai
tubuh korban, ini perlu untuk rekonstruksi peristiwa selain luka akibat benda
tumpul, sebagian luka pada kecelakaan lalu lintas jua dapat disebabkan karena
benda tajam, misal luka iris akibat terkena ujung plat nomor kendaraan sepeda
motor. Luka akibat kekerasan oleh benda yang mudah pecah seperti pecahan kaca
mobil maka luka-luka yang ditemukan hanya luka lecet dan iris saja, sebab kaca
mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga kalau pecah akan terurai
menjadi bagian-bagian kecil. Dapat juga terjadi luka bakar apabila terjadi ledakan
pasca kecelakaan, ataupun luka bakar ringan akibat bersentuhan dengan bagian
adalah setiap kendaraan yang terjadi dijalan raya, yang melibatkan pemakai jalan
4. Mekanisme Cedera
apapun seperti pada perjalanan keluar angkasa atau rotasi pada bumi. Adanya
tergantung dari arah datang gaya tersebut. Deselerasi dengan kekuatan 300G bisa
tidak menimbulakan cedera dan dalam jangka waktu yang pendek gaya 2000G masih
bisa tidak menimbulkan cedera bila datangnya dari sudut yang tepat pada sumbu
panjang tubuh. Tulang frontal dapat menahan 8000G tanpa frakur, tulang mandibular
dan rongga thoraks dapat menahan hingga 800G.misalnya, seorang pengendara mobil
dengan kecepatan 80 km/jam, kepala terbentur kaca seluas 10 cm2 maka kerusakan
yang terjadi pasti lebih parah dibandingkan pengemudi memakai sabuk pengaman
kecelakaan.
D = jarak yang ditempuh setelah benturan sampai kendaraan berhenti dalam meter
(m)
5.Pembagian Arah Benturan
Ini adalah tipe yang paling umum, kira-kira 80 % dari semua tabrakan kendaraan
bermotor. Terjadi bila 2 kendaraan bertabrakan dua-duanya atau bila bagian depan
dari kendaraan menabrak benda yang tidak bergerak, seperti tembok atau tiang listrik.
Sebagai akibat dari energi gerak, penumpang dari kendaraan bermotor akan terus
melaju (bila tidak memakai sabuk pengaman) dan terjadi benturan pada kemudi atau
dashboard, kaca depan , ataupun lampu depan kendaraan. Pola luka akan terbentuk
pengemudi yang tidak memakai safety belt badan akan terangkat kedepan, Fase 3.
Muka menabrak kaca depan, Fase 4. Pengemudi akan terhempas kembali kebelakang
Pengemudi
luka terpotong arah vertical dan abrasi daerah dahi, hidung dan dagu. Bila
ada benturan dengan kaca spion, pola luka yang terbentuk akan berbeda.
Perlukaan dalam dapat dalam bentuk fraktur dasar tengkorak dan patah
FIGURE 13.8 This woman was dead at the scene. The airbag
perlukaan sama sekali. Hal ini sekarang terjadi lebih jarang karena
iga bilateral, anterior, atau luar (fail chest). Luka tusuk atau robek pada
robeknya aorta distal dari pangkal arteri subclavias dextra, laserasi atau
(terjadi jika kaki tertekut melawan arah dari floorboard atau tertekan
secara keras pada pedal gas atau pedal rem). Dicing injuris dapat
terjadi jika jedelan belakang dan samping pecah menajdi fragmen-
linier
FIGURE 13.20 The black arrow points to the most common site for aortic rupture during a
chest impact. The lower white arrow points to the end of the aorta which attaches to the heart. This
Penumpang depan
dashboard dan bukan kemudi, sehingga tidak akan ada bentuk cetakan
b. Arah Samping
samping atau pun mobil terpelanting dan sisinya menghantam benda tidak
bergerak dapat terlihat perlukaan yang sama dengan tabrakan dari arah depan
termasuk robeknya aorta dan fraktur robeknya dan fraktur basis cranii. Bila
perlukaan pada sisi kiri dan penumpang depan akan mengalmi perlukaan yang
lebih sedikit karena pengemudi bersifat sebagai bantalan. Bila benturan terjadi
pada sisi kanan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, demikian juga bila tidak
ada penumpang
c. Terguling
kendaraan. Pada kasus seperti ini penyebab kematian mungkin adalah asfiksisa
traumatic. Bila terlempar parsial bagian tubuh yang bersangkutan bias hancur
atau terpotong.
asphyxiation
d. Arah Belakang
didepan terluka oleh benturan dengan dashboard dan kaca depan, sedangkan
depan atau terlempar ke bangku depan dan mengenai struktur depan mobil
benturan dari samping, tidak ada sandaran kepala yang berfungsi sebagai
bantalan, dan penyebab utama dari perlukaan adalah akibat ekstensi leher yang
berlebihan. Pada kejadian benturan dari samping, tidak ada perbedaan dalam
hal frekuensi maupun lokasi antar penumpang yang duduk di bangku depan
Kepala, dada, perut dan lutut adalah bagian tubuh yang selalu terluka
pada tabrakan dari depan (head-on collision). Luka kepala pada penumpang
depan terjadi pada tiga dari lima kecelakaan, sedangkan fraktur tulang kepala
terjadi dua kali lebih sering pada pengendara disbanding pada penumpang
depan ini dapat diterangkan sebagai berikut: pada penumpang depan yang
kepalanya mengenai kaca depan lebih lama terjadi deselerasi sedangkan pada
pengemudi jarang terjad benturan pada kaca depan karena ada setir yang
atau rangka jendela yang lebih keras mengakibatkan fraktur tulang kepala.
pada pleura maupun paru, pneumothorax akut, kontusio jantung atau rupture
dari pembuluh darah besar.
adalah yang paling sering terluka. Hati lebih sering terluka dibandingkan
Organ pelvis sering kali tidak terluka. Fraktur femur sering terjadi pada
mobil bagian depan. Sedangkan pada pengemudi lebih jarang terjadi karena
sebelum terjadi benturan, sering menyebaban fraktur dari tibia dan fibula.
FIGURE 13.22 Extensive lacerations of the liver from an impact with the abdomen and lower chest.
Ejeksi menyebabkan luka berat yang multipel, dan ini merupakan penyebab
tersering kedua yang menyebabkan luka parah setelah luka akibat benturan
dengan setir. Bila pada kecelakaan pintu depan kendaraan terbuka, satu dari
terjadinya luka yang fatal antara ejeksi dan non ejeksi adalah 5:1.
Fraktur iga terjadi pada dua pertiga kasus korban yang terejeksi, dan pada
separuhnya terjadi luka viscera dada.Pada sepertiga kasus terjadi laserasi dan
memar pada hati, dan pada separuh kasus terjadi perlukaan pada hati dan
Gambar. Luka lecet dan memar pada korban tabrakan dengan ejeksi
bawah, dan yang paling sering adalah perforasidari usus kecil, rupture
kandung kencing, atau kolon sigmoid dan perlukaan pada spinal segmen
perlukaan intraabdominal.
Luka akibat sabuk pengaman dapat dibedakan menurut tipe yang digunakan :
1. Lap belts :
Lumbal (fraktur kompresi, subluksasio, fraktur prosesus artikularis,
Fraktur pelvis
belts”
2. Shoulder restrains :
Luka pada kulit dan jaringan subkutan berupa abrasi memar dan
hematoma
Lesi organ dalam seperti laring, hati, limpa, ginjal, pembuluh darah
Abrasi dan memar pada dinding dada, bahu, leher, dan punggung
Kelaianan yang terjadi pada pejalan kaki dapat dibagi menurut mekanismenya :
1. Luka pada impak primer, yaitu benturan yang pertama terjadi antara
3. Luka sekunder, yaitu luka yang terjadi setelah korban jatuh ke atas
jalan.
Korban dewasa umumnya tertabrak dari belakang atau samping sehingga umumnya
luka hebat terjadi ditungkai bawah,dapat sampai terjadi fraktur tertutup maupun
terbuka. Korban yang tergeletak dijalan dapat terlindas dan menimbulkan trauma
berupa jejas ban atau “tyre marks.” Bila kendaraan yang menabrak termasuk
kendaraan berat maka dapat terjadi “crush injuries” atau “compression injuries”
dimana tubuh seluruhnya hancur dan sukar dikenali. Bila bagian bawah kendaraan
penabrak sangat rendah,tubuh korban dapat terseret dan terputar sehingga terjadi
pengelupasan kulit dan otot yang hebat, yang dikenal sebagai “ rolling injuries”. Pada
daerah lipatan kulit bila terlindas maka kulit akan teregang sehingga menimbulkan
kelainan yang disebut “striae like tears” dimana sebenarnya daerah yang terlindas
diantaranya adalah pada kondisi cuaca yang buruk, penerangan pada jalan dan pada
kendaraan yang tidak adekuat, dan pada korban yang menyebrang jalan sembarangan.
Luka yang terjadi umumnya ringan , tetapi kadang- kadang dapat berbahaya dan
menyebabkan patah tulang atau cedera jaringan lunak yang berat. Perlukaan
disebabkan gesekan antara kulit tubuh dan permukaan tanah, dan pada udara yang
panas dpat membakar kulit terutama yang sensitive seperti anak-anak.Bila sepeda
tertabrak kendaraan bermotor maka impak primer terjadi ketika tabrakan dan
impak sekunder didapat saat sepeda dan pengendara jatuh mengenai tanah. Luka
yang sering terjadi adalah luka kompresi pada bagian kaki bagian malleolus
mediales atau lateralis , tendon achiles atau bagian lateral dari kaki.
oleh dua buah roda yang sejajar sehingga mempunyai tingkat kestabilan yang rendah
dibanding kendaraaan roda empat. Dari design ini akan mengakibatkan kecelakaan
yang menghasilkan suatu cedera berat pada sepeda motor tetapi mungkin hanya
Pada umunya korban selalu terlempar dari kendaraannya sehingga adapat mengenai
seluruh anggota tubuh khususnya kepala, extremitas atas, bawah dada, dan abdomen.
oli, lubang, gundukan dijalan) , cara mengendarai dan kegagalan kendaraan lain untuk
melihat motor.
Cedera yang bahaya dan mengancam jiwa adalah cedera kepala oleh karena
pengendara jatuh ketanah yang menurut bothwel 80% penyebab kematian daerah
terbanyak pada temporoparietal dengan komplikasi fraktur basis cranii, yang baisa
dikenal dengan “ moter cyclis fracture”. Fraktur ini merupakan fraktur transversal
pada basis cranii, berpotongan dengan basis petrosus atau dibelakang tulang sfenoid
melalui fossa pituitary kesisi berlawan. Tipe lain adalah fraktur lingkaran pada
foramen magnum difossa posterior oleh karena tumbukan pada puncak kepala. Pada
leher sering didapatkan fraktur ada tulang belakang bagian cervical pada ¼ kasus.
Helm dikatakan dapat mengurangi angka kematian tetapi sifatnya hanya
melindungi kepala pada saat tumbuka dengan kecepatan rendah atau tumbukan
memakai helm
Cedera yang sering terjadi pada kendaraan motor adalah “tail gating accident”.
Gambaran cedera tipe ini adalah pada saat pengendara motor sedang berada di
belakang truk, dan menabrak truk dari belakang, yang terjadi kemudian adalah motor
menyelip di bwah truk, tetapi kepala pengendara mengenai bamper belakang truk,
cedera yang terjadi berupa dekapitasi, cedera kepala dan leher. Trauma kaki sering
dikenal dengan bamper fraktur dengan gambaran multipel fraktur pada tibia-fibula
dengan garis fraktur setinggi bamper mobil.Gambaran fraktur pada tibia berbentuk
baji dengan basis dari baji mengindikasikan arah tumbukan, pada femur juga dapat
terjadi dimana umumnya terjadi pada anak-anak. Pada saat-saat tertentu didapatkan
tinggi dari cedera di bawah tinggi normal kebanyakan bamper mobil, hal ini
disebabkan karena kendaraan yang berhenti secara tiba-tiba dan terjadi penurunan
bamper depan mobil oleh karena efek dari suspensi. Fraktur pada tibia mempunyai
bentuk oblik, jika kaki terangkat, makan tumbukan cenderung berbentuk transversal.2
remuk.Gambaran tersering adalah flying injury yaitu berupa luka lecet serut yang luas
dikarenakan korban terseret di jalanan, dimana terjadi oleh efek benturannya roda dari
kendaraan yang merobek kulit dan otot dari tubuh atau kepala. Jika mobil melindas
abdomen atau pelvis dapat mengkibatkan striae parallel multipel atau laserasi yang
Kerusakan yang hebat pada saat roda melewati pelvis, abdomen, ataupun
kepala, walaupun disertai cedera permukaan yang ringan, berat dari kendaraan
tersebut dapat menghancurkan tulang tengkorak dan sering disertai keluarnya otak
dari luka laserasi, patah tulang simpisis, terputusnya sendi sakroiliaka, pada organ
dalam dapat terjadi fraktur iga yang dapat melukai paru dan jantung.2
Luka yang dialami pejalan kaki akibat tabrakan motor tidaklah berbeda dengan
LINTAS
1. Pemeriksaan toksikologi
- Alcohol
- Carbonmonoksida
- Sianida
- Feniotiazin
- Salisilat
2. Pemeriksaan histopatologis
apalagi bila pada pemeriksaan, luka tidak ditemukan atau sangat minimal dan
kendaraan yang teribat hanya rusak ringan. Penyebab tersering dari kematian alamiah
ini antara lain adalah penyakit kardiovaskuler seperti oklusi arteri coroner, iskemi
miokard, aritmia jantung, rupture dari aneurisma, penyakit cerebro vaskuler, epilepsy,
serangan hipoglikemik pada penderita diabetes atau rupture dari aneurisma aorta.
1.Kelainan fisik-organik
Bentuk gangguan dari gangguan fungsi ini tergantung dari organ atau bagian tubuh
yang terkena trauma. Contoh dari gangguan fungsi antara lain : lumpuh, buta, tuli,
atau ganguan fungsi organ – organ dalam
3. Infeksi
Seperti diketahui bahwa kulit atau membrane mukosa merupakan barrier terhadap
infeksi. Bila kulit atau membrane itu rusak maka kuman akan masuk lewat pintu
itu. Bahkan kuman dapat masuk lewat daerah memar atau bhkan iritasi akibat
4. Penyakit
mental tersebut; meliputi jenis, derajat serta lamanya gangguan.Oleh sebab itu
pada gangguan mental post trauma perlu dikaji elemen-elemen dasarnya yang
terdiri atas latar belakang mental dan emosi serta nilai relative bagi yang
Secara umum dapat diterima bahwa hubungan antara kerusakan jaringan tubuh atau
wajah
- korban cemas akan lamanya waktu penderitaan
menimpanya
Jika dari sudut medic, luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai atau
tidak di sertai diskontinuitas permukaan kulit) akibat trauma, maka dari sudut hokum,
luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak pidana, baik yang
hati). Untuk menenyukan berat ringannya hukuman plu ditentukan lebih dahulu berat-
ringannya luka.
- kesehatan jasmani
- kesehatan rohani
- estetika jasmani
1. Luka ringan
luka ringan adalah luka yang tidak menimbukan penyakit atau halangan dalam
2. Luka sedang
luka sedang adalah luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam
3. Luka berat
luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan didalam pasal 90 KUHP
a. Luka atau penyakit yang tidak diharapkan akan sembuh dengan sempurna.
Pengertian tidak akan sembuh sempurna lebih di tujukan pada fungsinya.
Contohnya trauma pada satu mata yang menyebakan kornea robek. Sesudah di
Luka yang dari sudut medic tidak membahayakan jiwa, dari sudut hokum
dapat dikatogorikan sebagai luka berat cobtohnya trauma pada tangan kiri
pemain biola atau pada wajah seorang pragawati dapat dikatagorikan luka
berat jika akibatnya mereka tidak dapat lagi menjalakan pekerjaan tersebut
selamanya.
f. Lumpuh
gangguan daya pikir tidak harus berupa kehilangan kesadaran tetapi dapat juga
at :http://www.freewebs.com/cederapadapengendaramotorhtm. Diakses
3. Sjamsuhidajat R., de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta :