Disusun Oleh:
Timotius Cahya Gemilang 42190381
I Nyoman Eluzai Goldy Dirga Y. 42190382
Steffano Alexandra Kevin H. 42190383
Audita Cindy Prawika 42190384
Lidya Widhiari 42190385
Pembimbing:
dr. Lipur Riyantiningtyas B.S, S.H., Sp.F
III. BRAINSTORMING
mayora, minora, vestibulum, selaput dara, vagina, leher rahim, dan besar
uterus.
f. Pada persetubuhan dubur, periksa colok dubur dan lakukan swab, bila
perlu proktoskopi
4) Aspek medikolegal dan hukum pada skenario?
285 KUHP,
berbunyi : "Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa
orang wanita bersetubuh dengan dia di luar pernikahan, diancam karena melakukan
perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun..
Seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan pemerkosaan menurut bagian ini dapat dikenakan
hukuman penjara seumur hidup, dengan tuduhan atas dakwaan.
Bagian 2: definisi pelanggaran 'serangan melalui penetrasi' Seseorang (A) melakukan pelanggaran
jika:
● dia dengan sengaja menembus vagina atau anus orang lain (B) dengan bagian tubuhnya
atau apapun,
● penetrasi bersifat seksual,
● B tidak menyetujui penetrasi, dan
● A tidak cukup megerti consent B.
Seseorang yang bersalah melakukan pelanggaran menurut bagian ini dapat dikenakan hukuman
penjara seumur hidup.
Seseorang yang bersalah melakukan pelanggaran menurut bagian ini bertanggung jawab:
A. dengan hukuman singkat, hukuman penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari 6 bulan
atau denda tidak melebihi maksimum undang-undang, atau keduanya;
B. atas hukuman atau dakwaan, hukuman penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari 10
tahun.
2. Temuan klinis dan penilaian luka pada skenario yang bisa membuktikan kasus
pemerkosaan
Anak-anak
Lubang selaput dara diukur pada arah horizontal pada saat labia ditarik ke
samping (lateral traction), nilai normal adalah sebagai berikut :
a. sampai usia 5 tahun berukuran atau sama dengan 5 mm.
b. sampai usia 5-9 tahun bertambah ukurannya 1 mm tiap tahunnya.
c. usia 9 tahun hingga pubertas berukuran 9 mm.
d. bila ditemukan ukuran yang lebih besar dari angka-angka di atas,
kemungkinan besar telah terjadi penetrasi
Dewasa
Lakukan pemeriksaan dengan memasukkan jari telunjuk dan nilailah
apakah tidak dapat dilalui satu jari, atau dapat dilalui satu jari longgar, atau dapat
dilalui dua jari longgar.
Pada perempuan yang sudah pernah melahirkan dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan spekulum untuk melihat kondisi liang senggama dan
mulut rahim, serta melakukan pemeriksaan colok vagina (vaginal touche). Pada
perempuan yang belum pernah bersetubuh sebelumnya atau masih belum
dewasa, kedua pemeriksaan tersebut tidak dilakukan
Contoh :
Alat kelamin luar : pada bibir kecil kemaluan sebelah kiri bagian dalam
pada arah pukul 3, terdapat memar warna kemerahan berukuran 0,4 cm x
0,3 cm
Selaput dara : pada selaput dara, terdapat robekan baru sampai dasar,
masih berdarah, pada arah pukul 4, 7, dan 11 dengan garis tengah liang
senggama 0,5 cm
Liang senggama : tidak diperiksa
Mulut rahim : tidak diperiksa
Rahim : tidak diperiksa
pada lubang dubur, pada arah pukul 7 dan 3, terdapat luka lecet dengan
ukuran masing-masing 0,4 cm x 0,2 cm. Lipatan kulit disekitar lubang
dubur pada arah pukul 6 tampak rata. Kekuatan kontraksi otot disekitar
lubang dubur kurang
medikolegal dan
hukum terkait temuan-temuan yang
bisa didapatkan
temuan yang
menjadi alat bukti
bentuk bentuk secara hukum
kekerasan seksual
V. Learning Objective
1. alur penanganan atau pelaporan atau pegaduan pada korban kekerasan seksual (alur bisa
dilihat pada buku dep kes)
Jawaban :
3. pemeriksaan LAB dan pemeriksaan lanjutan lainnya pada kasuss kekerasan seksual
terutama pada korban anak dan perempuan, laki-laki juga bisa (pada korban KDRT)
Jawaban :
Pemeriksaan LAB :
Cairan mani:
- reaksi asam fosfatase
- reaksi berberio : menentukan adanya spermin dalam semen.
Spermin yang terkandung pada cairan mani akan beraksi dengan larutan
asam pikrat jenuh membentuk kristal spermin pikrat.Bercak diekstraksi
dengan sedikit aquades. Ekstrak diletakkan pada kaca objek, biarkan
mengering, tutup dengan kaca penutup.Reagen diteteskan dengan pipet
di bawah kaca penutup.
Interpretasi : hasil positif memperlihatkan adanya kristal spermin pikrat
yang kekuning-kuningan atau coklat berbentuk jarum dengan ujung
tumpul.
- Reaksi Florence
Dasar reaksi adalah untuk menemukan adanya kholin. Bila terdapat
bercak mani, tampak kristal kholin-peryodida berwarna coklat, berbentuk
jarum dengan ujung terbelah.
Pemeriksaan spermatozoa
- Tanpa pewarnaan / pemeriksaan langsung
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat apakah terdapat spermatozoa
yang bergerak.Pemeriksaan motilitas spermatozoa ini paling bermakna
untuk memperkirakan saat terjadinya persetubuhan.
4. pemeriksaan fisik lebih lanjut pada korban kekerasan seksual meliputi : oral, genital, anal,
ataupun fisik lainnya
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi
KU psikis keadaan umum, tubuh secara umum : bisa ditemukan luka luka pada tubuh
korban (harus di dokumentasikan) yang menandakan adanya kekerasan yang paling sering
luka memar akibat pukulan atau tendangan, temuan pteki pada palatum akibat oral sex, bekas
gigitan (diambil sampel air liurnya), memar pada bibir, luka pada punggung akibat
pemerkosaan dengan alas tanah
Pemeriksaan genital dan anorectal kadang bisa tidak ditemukan perlukaan pada aera
genital (sehingga menyulitkan pemeriksaan apakah ada pemaksaan atau ada persetujuan),
posterior vorcet, vulva, himen
Colposcopy melihat adanya kulit kelamin pada serviks
Toluidin blue sebuah teknik pewarnaan untuk mendekteksi adanya perlukaan yang tidak
terlihat oleh kasat mata
Perlukaan akibat tidak adanya proses yang manusiawi dimana adanya kekuatan penetrasi
yang kuat, tidak adanya lubrikasi, dan tidak adanya relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Afandi. (2017). Visum et Repertum: Tatalaksana dan Teknik Pembuatan, Edisi Kedua. Riau:
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Riau.
Alfanie. 2017. Ilmu kedokteran forensic dan medikolegal. Jakarta: Rajawali press.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia. (2019). Modul Kedokteran
Forensik. Jakarta: Badan Diklat Kejaksaan RI.
Budiyanto dkk. Ilmu kedokteran forensic edisi 1. Jakarta: FKUI.
Health care for female trauma survivors (with posttraumatic stress disorder or similarly
severe symptoms) oleh Nina M. Carroll, diperoleh dari UpToDate.com)
International Labour Organization.
KMK No 1226 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Korban
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Rumah Sakit
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menter Kesehatan No 1226 Tahun 2009
tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No 68 Tahun 2013
tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk Memberikan Informasi Atas
Adanya Dugaan Kekerasan Terhadap Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No 77 tahun 2015
tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Jiwa untuk Kepentingan Penegakan Hukum.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 05 Tahun 2010
tentang Panduan Pembentukan dan Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu. Jakarta:
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Ohoiwutun. (2016). Ilmu Kedokteran Forensik(Interaksi dan Dependensi Hukum pada Ilmu
Kedokteran). Yogyakarta: Pohon Cahaya
Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Data Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak,
KEMENTRIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK REPUBLIK INDONESIA
Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 4 tahun 2006
tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah
Tangga. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia
R. Soesilo. 1991. Kitab Undang Hukum Pidana Serta Komentarnya Lengkap Pasal demi
Pasal. Jakarta: Politea.
Rekonstruksi Pasal 44 KUHP dan VeRP dalam SIstem Peradilan Pidana o/Dyah Irawati dari
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id
Susanti. (2013). Peran Dokter Sebagai Saksi Ahli di Persidangan. Jurnal Kesehatan Andalas;
2(2) halaman 101-104.
Susanti. (2012). Paradigma Baru Peran Dokter dalam Pelayanan Kedokteran.
Majalah Kedokteran Andalas No. 2. Vol.36. Juli-Desember 2012.
Venita, Oktavinda S. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi VI. Jilid II. Jakarta: FKUI.
Hal: 869-901.