Anda di halaman 1dari 30

FOTOGRAFI

FORENSIK
PENDAHULUAN
• Fotografi Forensik adalah foto yang merekam objek, adegan, dan peristiwa
untuk digunakan dalam suatu proses hukum

• Fotografi forensik bisa digunakan secara spesifik untuk dokumentasi,


analisis, intelijen, atau untuk presentasi di pengadilan

• Fotografi forensik juga termasuk ke dalam bagian dari upaya pengumpulan


barang bukti (tubuh manusia, tempat-tempat dan setiap benda yang terkait
suatu kejahatan) dalam bentuk foto yang dapat digunakan oleh penyelidik
atau penyidik saat melakukan penyidikan.
FUNGSI
1.Dokumentasi
2.Memperkuat bukti
3.Edukasi
FOTOGRAFI FORENSIK
Sebuah disiplin ilmiah,
yang penggunaannya
mesti mengikuti aturan,
prosedur, dan protokol
yang ketat. Selain itu
harus memiliki ketelitian
dalam melihat ‘detail’
dari TKP.
CRIME ANALYSIS (5W + 1H)
Dalam dunia forensic digital, saat melakukan ekstraksi barang bukti digital
dari barang bukti elektronik, 5W + 1H bisa diterapkan untuk menemukan
titik terang, bukti yang kuat, atau petunjuk terhadap bukti selanjutnya.
CRIME ANALYSIS (5W + 1H)
• Who (siapa)
Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan
setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kejadian.

• What (apa)
Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi yang berkaitan
dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu
kejadian.

• Why (mengapa)
Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian.
CRIME ANALYSIS (5W + 1H)
• Where (di mana)
Menyangkut tempat kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya
garis besarnya saja.

• When (kapan)
Menyangkut waktu kejadian. Waktu yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi
dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsungnya sebuah kejadian.

• How (bagaimana)
Akan memberikan fakta mengenai proses terjadinya suatu kejadian yang
diberikan.
CONTOH SINGKAT

• Who : siapa?

• What : jenis luka?

• Where : posisi luka?

• Why : mengapa bisa terjadi?

• When : kapan luka terjadi?

• How : bagaimana proses


terjadinya luka?
EQUIPMENT
• Kamera
• Lensa (normal 35 mm, wide-
angle,
• macro lens  close up)
• Flash
• Tripod
• Penggaris
• Photograph log
HAL-HAL HARUS DIPENUHI
1. Fokus terhadap subyek utama
2. Terdapat skala / penggaris
3. Dapat merepresentasikan apa yang terlihat langsung
• Harus terlihat dimana obyek terletak, apa yang ada di sekitarnya
4. Perubahan warna dapat membuat kesalahan identifikasi
terhadap subyek
PENGAMBILAN FOTO TUBUH
1. Midrange photograph relating the body to a fixed feature of the scene
2. A complete body panorama showing the body from all four sides
3. A full-face shot for identification purposes

LO
YANG HARUS DIPERHATIKAN
Cardinal Rule
Cardinal Rule I: Fill the Frame
• Maksmalkan frame. Tentukan yang penting dan perlu masuk
frame. Tentukan view point jika diperlukan
Cardinal Rule II: Keep the Film Plane Parallel
• Pengambilan gambar full body, mid-range dan close-up
sebaiknya pada orientasi yang sama
Cardinal Rule III: Maximize the Depth of field
• Objek yang penting harus focus (luka, scale, viewpoint)
Robinson, E. M. 2010. Crime
Scene Photography 2nd edition.
Massachusetts: Academic Press
• Foto ke-2 merupakan foto representative yang tepat
• Foto ke-1 terlalu terang
• Fotografer harus mengatur cahaya/flash untuk mendapatkan warna
obyek yang tepat
• Setiap foto yang diambil
harus dicatat oleh petugas
• Catatan tersebut mencakup
tanggal dan jam foto
tersebut diambil, subyek
yang difoto, serta
keterangan tambahan lain
• Catatan ini dijadikan satu
dalam file kasus atau
laporan kejadian
3 KOMPONEN FOTOGRAFI

•ISO
•Shutter speed
•Aperture
(Focus)
YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Informed Consent
• Cara pengambilan foto
• Foto seperti apa yang
akan diambil
• Keperluan
pengambilan foto
2. Prinsip Kerahasiaan
(Confidentiality)
KASUS MATI / JENAZAH
 Pengambilan terjauh dari tubuh korban dengan sudut pengambilan gambar
pada bagian depan dan belakang korban
 Potret tubuh jenazah (sebelum dilakukan pemeriksaan) seluruh tubuh dalam
satu frame.
 Potret tubuh jenazah mulai dari pelepasan pakaian (seluruh tubuh kepala
hingga kaki) tanpa baju dan aksesories
 Potret tubuh bagian dorsal (livor mortis) , kepala hingga kaki utuh dalam satu
frame
 Potret wajah korban (tegak lurus)
 Close-up dilakukan pada pengambilan gambar perlukaan yang ditemukan pada
tubuh korban, pada luka tembak, patah tulang, atau terhadap jaringan parut,
tattoo, dan lain sebagainya,
KASUS MATI / JENAZAH LANJ…
 Potret gigi geligi
 Potret ciri-khusus dan asesoris dengan kelainannya
 Pemeriksaan dalam, pengambilan gambar dilakukan dua kali.
Pertama, ”in situ” untuk memperlihatkan lokasi dan beratnya
penyakit atau kerusakan yang terjadi. Kedua, gambar diambil
setelah organ dikeluarkan dan dibersihkan.
 Sampel laboratorium
KASUS HIDUP (FORENSIK KLINIS)

1. Seluruh tubuh (jika


memungkinkan)

2. Luka

3. Gigi (penentuan usia dan


identifikasi)

4. Aksesoris
• Posisi kamera tegak lurus terhadap obyek foto
DO : • Sumber cahaya cukup
• Pinset

DON’T :
• Getaran tangan/ kamera
• Bayangan tangan pemotret
• Pantulan cahaya (pada alas
stainless)
• Cairan dan ceceran benda
lain (foto bocor)
• Singkirkan benda pengganggu disekitar
obyek (gunting, pinset, tangan
pemeriksa, dll)
• Sekitar luka harus bersih dari darah,
cairan, dan ceceran benda lain
• Bisa memakai bantuan pinset
TIPS FOTO LUKA
• Usahakan tidak sendirian dan arahkan
korban/pasien untuk duduk dengan
nyaman
• Pastikan mendapatkan pencahayaan
yang baik (tidak tertimpa bayangan /
pantulan cahaya), jika perlu lakukan tes
foto untuk pastikan “warna” sudah tepat
• Usahakan memfoto luka dengan daerah
sekitarnya untuk dapat mengetahui luka
ada di bagian tubuh apa.
FOTO LUKA
Informasi yang dapat
ditemukan pada foto
meliputi :
1. Lokasi pada tubuh
2. Kanan/Kiri
3. Dimensi
4. Skala
5. Jumlah (tunggal/multipel)
PELABELAN FOTO

Identitas foto diberikan Hindari


Cantumkan nomor mengikutsertakan
dengan menggunakan
rekam medis pada nomor dan urutannya wajah pada foto dan
labeli keterangan sesuai dengan urutan hindari pemakaian
gambar pengambilan foto nama sebagai
identitas
KEAMANAN DATA

Dokumentasikan serah
Gunakan kabinet / Pastikan dokumen dalam terima dgn pihak yg
lemari berkunci bentuk digital hanya bisa berwenang : identitas yg
diakses oleh orang-orang menyerahkan dan yg
untuk menyimpan
tertentu yang memang menerima beserta dokumen
dokumen tercetak berkepentingan syarat serah terima
TERIMAKASIH
TUGAS FOTOGRAFI
Lakukan pengambilan gambar menggunakan boneka/anggota keluarga/anggota
badan sendiri.
1. Foto full body dengan pakaian
2. Foto wajah sisi depan dan samping
3. Foto properti pasien
4. Foto luka/bekas luka, jika tidak ada boleh diganti tanda lahir

Anda mungkin juga menyukai