Disusun oleh :
1. Ainur Rizqi (18.1414.S)
2. Fisa Martha Lawamena Jayanti (18.1442.S)
3. Friskila Dytha Fandani (18.1444.S)
4. Ika Ayu Lestari (18.1451.S)
5. Nur Lutfiyani (18.1488.S)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN (UMPP)
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU DAN PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA
ANAK REMAJA
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan anak-anak remaja dapat
mengetahui macam-macam perilaku kekerasan seksual pada remaja dan
pencegahan kekerasan seksual pada remaja..
B. Materi
1. Definisi kekerasan seksual pada anak remaja.
2. Bentuk-bentuk kekerasan seksual.
3. Faktor pendukung terjadinya kekerasan seksual.
4. Dampak kekerasan seksual pada anak remaja.
5. Penanggulangan dan pencegahan kekerasan seksual pada anak remaja.
C. Media
1. Leaflet
2. Role Play
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Pelaksanaan
2. Penjelasan :
a. Menjelaskan definisi Mendengarkan dengan 15 Menit
kekerasan seksual pada anak penuh perhatian
remaja.
b. Menjelaskan bentuk-bentuk
kekerasan seksual.
c. Menjelaskan faktor
pendukung terjadinya
kekerasan seksual.
d. Menjelaskan dampak
kekerasan seksual pada anak
remaja.
e. Mengetahui penanggulangan
dan pencegahan kekerasan
seksual pada anak remaja.
4. Penutup :
Menanyakan hal yang Aktif bersama 5 Menit
belum jelas menyimpulkan
Menyimpulkan hasil Membalas salam
penyuluhan
Memberikan salam
penutup
Materi Penyuluhan
A. Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi masa depan
mereka selanjutnya. Pada tahun 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar,
yaitu sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta
jiwa (Sensus Penduduk, 2010). Jumlah remaja di Indonesia tahun 2011 menurut
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) dan PKBI
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) adalah 63 juta jiwa dan akan meningkat
menjadi 80-90 juta jiwa pada 2020.
Data dari Komnas Perlindungan Anak tahun 2013 ada 925 kasus pelecehan
seksual pada anak remaja di seluruh Indonesia. Kasus kekerasan seksual di wilayah DKI
Jakarta terdapat 576 kasus kekerasan seksual. Data Komnas Perempuan (2014)
menunjukkan kekerasan seksual terjadi pada semua ranah, yaitu: personal, publik, dan
negara
Remaja yang mengalami kekerasan seksual bisa kehilangan keluarga dan teman
sebagai akibat dari kekerasan. Dimulai dengan pengisolasian yang dilakukan oleh
penganiaya terhadapnya, kemudian si remaja yang merasa malu akan kekerasan yang
terjadi pada dirinya menjauhkan diri dari keluarga dan teman (Bradley, 1990: 20;
Heise, 1999: 20; Davies, 1994: 14).
Selain itu remaja akan mengalami penurunan prestasi belajar dan terisiolasinya
dari keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Lalu pada saat dewasa nanti si anak
akan mengulang perilaku yang dilakukan oleh pelaku terhadapnya.
Kayowuan, K., 2012. Kekerasan Seksual Terhadap Anak dalam Perspektif Hukum
Perlindungan Anak.Bina Widya, 23(5), pp. 271-278.
Paramastri, I., Supriyati & Priyanto, M. A., 2010. Early Prevention Toward
SexualAbuse on Children. Jurnal Psikologi, 37(1), pp. 1-12.
http://pkbi-diy.info/?page_id=3495 [diakses 23 Februari 2020].
http://eprints.undip.ac.id/46263/3/Etna_Irianti_Putri_22010111110154_Lap.KTI_B
ab2.pdf[diakses 23 Februari 2020].
http://www.psikologmalang.com/2013/03/bentuk-bentuk-kekerasan.html[diakses 23
Februari 2020].