PENDAHULUAN
Katarak merupakan penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan
survey nasional tahun 1996, prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 1,5%
dengan 0,78% dari populasi nasional atau 52% dari jumlah penduduk yang
mengalami kebutaan adalah akibat katarak.1
Katarak adalah kekeruhan pada lensa, umumnya merupakan penyakit pada
usia lanjut, namun dapat juga akibat kelainan kongenital atau penyulit mata lokal
menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, seperti
glaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan
dengan proses penyakit intraokular lainnya dan bahan toksik khusus. Keracunan
beerapa jenis obat seperti kortikosteroid , kelainan sistemik dan metabolik juga
dapat menimbulkan katarak. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.2
Pengobatan katarak adalah dengan pembedahan. Setelah pembedahan,
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum,
selama, dan post operasi, diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan
Latin Cataracta, yang berarti air terjun.1 Katarak adalah segala bentuk kekeruhan
pada lensa mata, baik sedikit, maupun menyeluruh, namun secara klinis katarak
digunakan untuk kekeruhan lensa yang mempengaruhi ketajaman penglihatan.2
2.2 Etiologi
Etiologi tersering dari katarak adalah perubahan usia, sedangkan penyebab
lainnya termasuk trauma, inflamasi, gangguan nutrisi dan metabolic dan toksik
obat-obatan seperti kortikosteroid.2 Katarak juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus dimasa pertumbuhan janin, konsumsi obat-obatan masa hamil, gangguan
pertumbuhan, dan sekunder dari kelainan mata lain.1
Berdasarkan etiologi, katarak dibagi menjadi:
1. Senilis
2. Trauma
3. Metabolik
4. Toksin
5. Komplikata
6. Infeksi maternal
7. Konsumsi obat oleh ibu pada masa gestasi
8. Katarak presenilis
9. Sindroma dengan katarak
10. Herediter
11. Katarak sekunder
2.3 Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan usia, zona pada lensa, dan
stadium perkembangan pada katarak senilis1,2,3. Katarak juga diklasifikasikan
berdasarkan etiologi, morfologi, tingkat maturitas, dan kronologi.3
Didapat
2. Subkapsular
-
subkapsular posterior
subkapsular anterior
3. Nuklear
-
congenital
senilis
4. Kortikal
-
congenital
senilis
2.4. Etiologi
1. Senile
2. Traumatic
1. Penetrating
2. Concussion (Rosette Cataract)
3. Infrared irradiation
4. Electrocution
5. Ionizing Radiation
3. Metabolic
1. Diabetes (Snow Storm Cataract)
2. Hypoglycaemia
3. Galactosemia (Oil drop cataract)
4. Galactokinase Deficiency
5. Mannosidosis
6. Fabrys Disease
7. Lowes Syndrome
8. Wilsons Disease (Sunflower Cataract)
9. Hypocalcaemia
4. Toxic
1. Corticosteroids
2. Chlorpromazine
3. Miotics
4. Busulphan
5. Gold
6. Amiodarone
5. Complicated
Anterior uveitis
Hereditary Retinal & Vitreoretinal Disoders
High Myopia
Glaucomflecken
Intraocular Neoplasia
6. Maternal Infection
1. Rubella
2. Toxoplasmosis
3. Cytomegalovirus
7. Maternal Drug Ingestion
Thalidomide
Corticosteroid
8. Presenile Cataract
Myotonic Dystrophy
Atopic Dermatitis (Syndermatotic Cataract)
GPUT & Enzyme Deficiencies
2.5 Patofisiologi ????
2.6 Gejala dan Tanda
Anamnesis
Pemeriksaan klinik
2.7 Penatalaksanaan???
2.8 Prognosis??/
4
5
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun.
Penyebab tersering katarak kongenital diantaranya adalah infeksi
intrauterin, kelainan metabolik, dan kelainan genetik.8.
.Trias
embrionik
lensa,
juga
saat
terjadinya
gangguan
pada
perkembangan tersebut.9
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada
hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, kalsium dan fosfor. Hampir
50% dari katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya.
Penanganan tergantung pada unilateral aatau bilateral, adanya kelainan mata lain
dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan
karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut
telah terjadi ambliopia. Bila terjadi nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal
yang buruk pada katarak kongenital. 2
Kekeruhan pada katarak kongenital dapat dijumpai dalam berbagai bentuk
dan gambaran morfologik. 1Bentuk-bentuk katarak kongenital diantaranya:
-
Katarak pungtata2
Katarak aksilaris 9
Katarak stelata 9
Katarak totalis 9
Clinical features:
Signs:
May involve only the capsule, subcapsular area or may be pyramidal and
project into the anterior chamber
I.
II.
Dense, usually circular and well-defined opacity on the anterior pole of the lens
Usually symmetric and bilateral but doesn't have to be
III.
May protrude slightly into the anterior chamber like a small pyramid
IV.
illumination11
illumination11
common type
congenital cataract. 13
of
ongenital cataract in a
child
aged
Years
(Lamellar Cataract)
Zonular Cataract
Lamellar Cataract
I.
Zone of lamellar opacities surrounding a clear, or nearly clear, zone; similar to how an
orange peel surrounds the fruit
II.
Jika visus sudah sangat terganggu dapat dilakukan iridektomi optis, bila
setelah pemberian midriatika visus dapat menjadi lebih baik. Bila tidak dapat
dilakukan iridektomi optis, karena lensa sangat keruh maka pada anak-anak
dibawah umur 1 tahun, disertai fundus yang tidak dapat dilihat, dilakukan disisi
lensa, sedang pada anak yang lebih besar dilakukan ekstraksi linier. Koreksi visus
pada anak dapat berarti bila anak itu sudah dapat diperiksa tes visualnya.
Iridektomi optis mempunyai keuntungan bahwa lensa dan akomodasi dapat
dipertahankan dan penderita tidak usah memakai kacamata yang tebal (sferis +10
dioptri).9
Arteri Hialoidea yang persisten
Arteri hialoidea merupakan cabang dari arteri retina sentral yang memberi
makan pada lensa. Pada umur 6 bulan dalam kandungan, arteri hialoidea mulai
diserap, sehingga pada keadaan normal, pada waktu lahir sudah tidak tampak lagi.
Kadang-kadang penyerapan tidak berlangsung sempurna, sehingga masih
tertinggal sebagai bercak putih dibelakang lensa, berbentuk ekor yang mulai di
posterior lensa. Gangguan pada visus tidak banyak. Visus biasanya masih 5/5,
kekeruhannya stasioner, sehingga tidak memerlukan tindakan. 9
Katarak Aksialis
Kekeruhan terletak pada aksis lensa. Keluhan dan tindakan sama dengan
katarak polaris anterior.9
Katarak Stelata
Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serta-serta dari substansi lensa
bertemu yang merupakan huruf Y yang tegak didepan dan huruf Y yang terbalik
dibelakang. Biasanya tidak banyak mengganggu visus sehingga tidak memerlukan
pengobatan.9
Sutural Cataract
Stellate Cataract
I.
II.
with additional
accompanying opacities14
down "Y")
15
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat
bercak putih atau leukokoria. Pada setiap leukokoria diperlukan pemeriksaan yang
lebih teliti untuk menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Pemeriksaan
leukokoria dilakukan dengan melebarkan pupil. 2
Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah makula
lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Makula ini tidak akan berkembang
sempurna hingga walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visus biasanya tidak
akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (amblyopia ex anopsia).
Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan
strabismus. 2
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. 2
-
Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2
bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.
Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum dikenal adalah disisio lensa,
ekstraksi liniar, ekstraksi dengan aspirasi. 2
Pengobatan katarak kongenital bergantung pada: 2
1. Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan
secepatnya segera katarak terlihat
2. Katarak total unilateral, dilakuakn pembedahan 6 bulan sesudah terlihat
atau segera sebelum terjadinya juling; bila terlalu muda akan mudah
terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera; perawatan untuk
ambliopia sebaiknya dilakukan sebaik-baiknya.
3. Katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk,
karena mudah sekali terjadinya ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan
pembedahan secepat munkin, dan diberikan kacamata segera dengan
latihan bebat mata.
terdesak dan mengeras (sklerosis nuklear). Pada saat ini terjadi perubahan protein
lensa yaitu terbentukanya protein dengan berat molekul yang tinggi dan
mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa sehingga memantulkan sinar
masuk dan mengurangi transparansi lensa, perubahan kimia ini juga diikut dengan
pembentukan pigmen pada nuklear lensa 17
Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil
berwarna putih dan abu-abu./ Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai
lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Fundus okuli menjadi semakin sulit
dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa bahkan reaksi fundus
bisa hilang sama sekali. 17
didiagnosa
melalui
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
dan
dengan latar belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasa
silau terhadap lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber cahaya lain yang
mirip pada malam hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak
kortikal.
3. Sensitifitas terhadap kontras
Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam
mengetahui perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna,
penerangan dan tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai
optik dan uji ini diketahui lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen
untuk mengetahui kepastuian fungsi penglihatan; namun uji ini bukanlah indikator
spesifik hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh adanya katarak.
4. Miopisasi
Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri
lensa, biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang.
Ketergantungan pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena
pasien ini mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan
dengan memburuknya kualitas lensa, rasa nyaman ini berangsur menghilang dan
diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang
asimetris pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat
dikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.
5. Variasi Diurnal Penglihatan
Pada katarak sentral, kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatan
menurun pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja hari,
sebaliknya penderita katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan
pengelihatan lebih baik pada sinar terang dibanding pada sinar redup.
6. Distorsi
Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi
tampak tumpul atau bergelombang.
7. Halo
menyebabkan
perubahan persepsi warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau
kecoklatan dibanding warna sebenarnya.
10. Bintik hitam
Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerakgerak pada lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan
vitreous yang sering bergerak-gerak.3,16,17,18
Pemeriksaan Fisik
menyebabkan
derajat
miopia
yang
ringan
hingga
sedang.
Pada katarak kortikal terjadi perunahan komposisi ion dari korteks lensa
serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Terbentuk kekeruhan
berbentuk baji yang menyebar dari pinggir lensa ke tengah. Ketika kekeruhan
mencapai tengah lensa maka akan mempengaruhi transmisi cahaya yang dapat
mengganggu penglihatan dan menimbulkan gejala silau ataupun ketidakmampuan
untuk membedakan kontras yaitu untuk mengetahui perbedaan-perbedaan tipis dari
gambar-gambar yang berbeda warna, penerangan dan tempat.
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Cairan Lensa
Ringan
Normal
Sebagian
Seluruh
Bertambah (air Normal
Masif
Berkurang (air+masa
Normal
Normal
lensa keluar)
Tremulans
Dalam
Iris
Bilik
Normal
Mata Normal
masuk)
Terdorong
Dangkal
Depan
Sudut
Bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Positif
Glaukoma
Negatif
-
Pseudopos
Uveitis+glaukoma
Mata
Shadow Test
Penyulit
Negatif
-
Katarak Insipien
Pada stadium ini akan terlihat kekeruhan dimulai dari tepi ekuator
berbentuk gerigi menuju korteks anterior dan posterior (katarak Kortikal)
Katarak Intumesen
Kekeruhan lensa diserta pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Masuknya air mengakibatkan lensa menjadi bengkak
dan akan mendorong iris sehingga bilik mata depan akan menjadi dangkal
dibandingkan dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan memberikan
penyulit glaukoma. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa
akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah sehingga menyebabkan
miopisasi.
Katarak Imatur
Katarak belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur akan
terjadi penambahan volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan
lensa yang degeneratif
Katarak Matur
Pada katarak ini kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.2,3,9
Katarak Hipermatur
Katarak yang mengalami proses lebih lanjut akan menjadi keras atau
lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenrasi keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa mengecil. 2
Fakolitik
-
Fakotopik
Fakotoksik
-
2. Uveitis
3. Subluksasi atau Dislokasi Lensa
2.6.6 Penatalaksanaan katarak
Beberapa pendekatan nonoperasi hanya bertahan sementara saja dalam
perbaikan fungsi penglihatan penderita katarak. Pengobatan medis katarak telah
berkembang dengan pesat. Walaupun telah ditemukan perkembangan yang cukup
maju, namun tetap saja belum ada pengobatan yang mampu mencegah atau
mengurangi penurunan pembentukan katarak pada manusia.21
Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok:
1.
Indikasi Optik
Jika penurunan tajam penglihatan pasien telah menurun hingga
mengganggu kegiatan sehari-hari, maka operasi katarak bisa dilakukan. Tidak ada
batas khusus visus sebagai indikasi operasi dan penentuan waktu operasi lebih
tergantung pada keperluan penglihatan pasien. Pada penurunan visus yang yang
masih ringan, harus dijelaskan mengenai kemungkinan kehilangan daya
akomodasi lensa akibat operasi katarak.
2.
Indikasi Medis
Pada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera,
Katarak hipermatur
Glaukoma sekunder
Uveitis sekunder
3.
Dislokasi/Subluksasio lensa
Retinopati diabetika
Ablasio retina
Indikasi Kosmetik
Jika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus optikus,
namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima, misalnya pada
pasien muda, maka operasi katarak dapat dilakukan hanya untuk membuat pupil
tampak hitam meskipun pengelihatan tidak akan kembali.3,22
Teknik-teknik pembedahan katarak
Penatalaksanaan utama katarak adalah dengan ekstraksi lensa melalui
tindakan bedah. Dua tipe utama teknik bedah adalah Intra Capsular Cataract
Extraction/Ekstraksi katarak Intra Kapsular (ICCE) dan Extra Capsular Cataract
Extraction/Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular (ECCE). Di bawah ini adalah
metode yang umum digunakan pada operasi katarak, yaitu ICCE, ECCE dan
fakoemulsifikasi.16
Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)
Metode yang mengangkat seluruh lensa bersama kapsulnya melalui insisi
limbus superior 140-160 derajat. Metode ini sekarang sudah jarang digunakan.
Masih dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi atau
mudah putus. Keuntungannya adalah tidak akan terjadi katarak sekunder. 2,4,16,17
Meskipun demikian, terdapat beberapa kerugian dan komplikasi post
operasi yang mengancam dengan teknik ICCE. Insisi limbus superior yang lebih
besar 160-180 dihubungkan dengan penyembuhan yang lebih lambat, rehabilitasi
tajam penglihatan yang lebih lambat, angka kejadian astigmatisma yang lebih
tinggi, inkarserata iris, dan lepasnya luka operasi. Edema kornea juga dapat terjadi
sebagai komplikasi intraoperatif dan komplikasi dini.16
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular
Metode ini mengangkat isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul
lensa anterior, sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui
robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien
dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa okuler
posterior. Keuntungan dari metode ini adalah karena kapsul posterior untuh maka
dapat dimasukan lensa intraokuler ke dalam kamera posterior serta insiden
komplikasi paska operasi (ablasi retina dan edema makula sistoid) lebih kecil jika
dibandingkan metode intrakapsular. Penyulit yang dapat terjadi yaitu dapat timbul
katarak sekunder.2,3,16
Fakoemulsifikasi
Merupakan modifikasi dari metode ekstrakapsular karena sama-sama
menyisakan kapsul bagian posterior. Insisi yang diperlukan sangat kecil yaitu 5
mm yang berguna untuk mempercepat kesembuhan paska operasi. Kemudian
kapsul anterior lensa dibuka. Dari lubang insisi yang kecil tersebut dimasukan alat
yang mampu mengeluarkan getaran ultrasonik yang mampu memecah lensa
menjadi kepingan-kepingan kecil, kemudian dilakukan aspirasi. Teknik ini
bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik dan kebanyakan katarak senilis.
Namun kurang efektif untuk katarak senilis yang padat.
Keuntungan dari metode ini antara lain:
(Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjadhit
karena akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya
astigmatisma, dan rasa adanya benda asing yang menempel setelah
operasi. Hal ini juga akan mencegah peningkatan tekanan intraokuli
selama pembedahan, yang juga mengurangi resiko perdarahan.
Cepat menyembuh.
Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhi
struktur mata. 16,20
pembedahan,
pasien
akan
mengalami
pasien dengan uveitis yang aktif, kecuali bila uveitis tersebut disebabkan
oleh materi lensa bedah katarak pada katarak komplikata bedah katarak
pada katarak komplikata bedah katarak pada katarak komplikata
b.
c.
Persiapan pre-operatif
1.
2.
3.
Bulu mata pada mata yang akan dioperasi dapat dipotong secukupnya bila
diperlukan, dan mata dibersihkan dengan Povidone-iodine 5% dan
ditandai.
4.
5.
6.
7.
8.
2.10 Anestesi
Sebagian besar katarak dioperasi dengan anestesi local, kecuali pada anakanak. Teknik yang dapat digunakan antara lain anestesi retrobulbar, anestesi
peribulbar, dan blok nervus fasialis. Obat-obatan yang digunakan antara lain
Lignocaine atau Xylocain 2% sebagai obat utama, Bupivicaine 0,75%
terutama untuk memperpanjang masa kerja anestesi dan analgesic post
operasi, adrenalin 1/200.000 sebagai vasokonstriktor, menurunkan absorpsi
anestesi sehingga memperpanjang masa kerja dan menurunkan efek samping.
Harus dihindari pemakaiannya pada pasien dengan darah tinggi. Serta
Hyaluronidase 7-15 IU per ml, digunakan untuk meningkatkan difusi anestesi
ke jaringan orbita.25
2.11 Penatalaksanaan Pasca Operasi
24 jam setelah operasi, penutup mata dapat dibuka dan mata dibersihkan.
Pemeriksaan
mata
lengkap
dengan
penekanan
pada
ketajaman
Visus mata
Kejernihan lensa
Pupil
Tekanan intraokuler
BAB III
PENUTUP
Katarak adalah segala bentuk kekeruhan pada lensa mata, baik sedikit,
maupun menyeluruh, namun secara klinis katarak digunakan untuk kekeruhan
lensa yang mempengaruhi ketajaman penglihatan.2
Etiologi tersering dari katarak adalah perubahan usia, sedangkan penyebab
lainnya termasuk trauma, inflamasi, gangguan nutrisi dan metabolic dan toksik
obat-obatan seperti kortikosteroid.2 Katarak juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus dimasa pertumbuhan janin, konsumsi obat-obatan masa hamil, gangguan
pertumbuhan, dan sekunder dari kelainan mata lain.1
Berdasarkan usia, katarak dibagi menjadi katarak kongenital, katarak
juvenile, katarak senilis. Katarak berdasarkan anatomi pada lensa dibagi menjadi
zona subkapsular, korteks, dan nucleus.
Beberapa pendekatan nonoperasi hanya bertahan sementara saja dalam
perbaikan fungsi penglihatan penderita katarak. Pengobatan medis katarak telah
berkembang dengan pesat. Walaupun telah ditemukan perkembangan yang cukup
maju, namun tetap saja belum ada pengobatan yang mampu mencegah atau
mengurangi penurunan pembentukan katarak pada manusia.21 Kebutaan akibat
katarak termasuk dalam kebutaan yang reversible atau dapat diperbaiki dengan
tindakan operasi hingga mengembalikan tajam penglihatan semula. Selain
tindakan operasi, persiapan pre-operatif dan follow-up pasca operasi harus
diperhatikan untuk mencegah infeksi dan mengontol inflamasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiohadji, B., Community Opthalmology., Cicendo Eye Hospital/Dept of
Ophthalmology Medical Faculty of,Padjadjaran University. 2006.
2. Ilyas, Prof. Sidarta, dr., Sp.M. 2005. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: FKUI
3. Dhawan,
Shanjay.
Lens
and
Cataract.
Diakses
dari
internet
20. Cataracts.
Diambil
tanggal
19
Mei
2006).
Tersedia
di
http://www.nortwesteyeclinic.com
21. www.nei.nih.gov diakses 19 Mei 2006
22. Cataract Surgery (Diambil tanggal 19 mei 2006). Tersedia di
http://en.wikipedia.org/wiki/cataractsurgery
23. Kanski, J. Jack. Lens. InL Clinical Ophthalmology : a systematic
approach, 5th ed. Toronto. Butterworth heinemann. 2003. p 168.
24. Boyd Benjamin, prof, MD, F.A.C.S. Indication for surgery-preoperative
evaluation. Dalam : The Art and The Science of Cataract Surgery.
Colombia. Highlight of Ophthalmology.2001.p11-33
25. Ratnaningsih. N., Penetlaksanaan Katarak Komplikata. Bagian Ilmu
Penyakit Mata FKUP/RS Mata Cicendo.2005