PTERYGIUM
Pembimbing:
dr. Yulia Fitriani, Sp.M
Disusun oleh:
Arya Yunan Permaidi
GIA009113
PTERYGIUM
Disusun oleh:
Arya Yunan Permaidi
G4A016125
Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
pengikut setianya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada para pengajar, fasilitator, dan
narasumber SMF Ilmu Penyakit Mata, terutama dr. Yulia Fitriani, Sp.M selaku
pembimbing penulis. Penulis menyadari referat ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga referat ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat
dijadikan pelajaran bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
kelopak bagian belakang. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, antara lain,
tarsa menutupi tarsus dan sukar digerakkan dari tarsus. Konjungtiva bulbi
al, 2013; Ilyas et Yulianti, 2011). Konjungtiva mempunyai fungsi antara lain,
melindung jaringan lunak orbita dan palpebra,, menyediakan film air mata
(glandula Krause dan Wolfring) dan lapisan mukosa (sel goblet), menyediakan
2
3
3
4
C. Epidemiologi
D. Etiopatogenesis
didasarkan pada penyakit ini sering terdapat pada orang yang sebagian besar
lapisan bowman kornea digantikan oleh jaringan hilain dan elastin (Garcia-
1. Sinar Ultraviolet
4
5
predileksi pada medial limbus. Kerusakan fokal kronik oleh sinar ultraviolet
2. Herediter
Pola gen autosomal dominan diduga berperan pada faktor genetik pada
patogenesis pterygium.
terminal kinase (JNK) dan p38. Pada kultur sel pterygium, sinar ultraviolet
sitokin proinflamatori.
tersebut akan memediase influks sel-sel imun dan induksi expresi MMP pada
pterygium.
5
6
Ekspresi enzime tersebut berhubungan dengan faktor anti apoptosis. Stem Cell
Factor (SCF) juga meningkat di plasma dan jaringan ocular pada pasien
pterygium.
sebagai faktor proangiogenik yang utama, meningkat di air mata, plasma, dan
pertumbuhan.
6
7
pterygium, Ekspresi MMP dapat diinduksi oleh sinar ultraviolet, sitokin (IL-1
7. Infeksi Virus
DNA berasal dari pajanan sinar UV. Tahap kedua yaitu, infeksi oleh Humam
8. Genetik
pterygium. Salah satu mutasi genome, p53 diduga mengalami mutasi pada
7
8
E. Stadium Pterygium
head dari pterygium melewati kornea antara lain (Zhong et al, 2012),
1. Stadium I
2. Stadium II
3. Stadium III
4. Stadium IV
8
9
F. Tipe Pterygium
2007),
1. Pterygium Progresif
2. Pterygium Regresif
G. Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
2007).
2. Pemeriksaan Fisik
9
10
nasal, walaupun dapat juga terjadi pada sisi temporal. Pterygium yang
berkembang sempurna, terdiri dari tiga bagian yaitu, head, neck, dan body.
Head merupakan bagian apikal yang terdapat pada kornea, neck merupkan
dengan keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), serta
garis besi (iron line dari stocker) yang terletak di ujung pterygium (Ilyas et
Yulianti, 2011).
10
11
H. Penatalaksanaan
kornea dan film air mata yang ireguler. Konsdisi ini sangat umum
11
12
lubrikan topikal.
2. Nonmedikamentosa
a. Alasan kosmetik
3. Edukasi
(Fisher, 2015).
12
13
I. Diagnosis Banding
1. Pseudopterygium
mempunyai tepi yang luas, datar pada tempat perlekatan. Lesi yang
Pterygium Pseudopterygium
stasioner
lapisan lapisan
13
14
2. Pinguekula
J. Komplikasi
1. Astigmatisma
2. Gangguan penglihatan
3. Diplopia
14
15
K. Prognosis
jam setelah operasi. Pasien yang mengalami pterygium rekurent dapat diterapi
15
III. KESIMPULAN
bilateral, disisi nasal atau temporal, di daerah fisura palpebralis yang terdiri
2. Pterygium disebabkan oleh fenomena iritatif akibat sinar matahari, debu, dan
pasir
3. Indikasi bedah eksisi pada pterygium antara lain, alasan kosmetik, pterygium
16
DAFTAR PUSTAKA
Harvey, Thomas M.; Aana G. Alzaga Fernandez; Ravi Pael; David Goldman; et
Jessica Ciralsky. 2013. Conjunctival anatomy and physiology. Dalam:
Edward J. Holland; Mark J. Mannis; et W. Barry Lee (Eds.) Ocular
Surface Disease. New York: Elsevier. Hal.: 42 43
Ilyas, Sidarta; et Sri Rahayu Yulianti. Anatomi dan Fisologi Mata. Dalam: Ilmu
Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal.:2 3
Jogi, Renu. 2009. Basic Ophtalmology Fourth Edition. New Delhi: Jaypee
Brothers
17
18
Zhong, Hua; Xueping Cha; Tao Wei; Xianchai Lin; Xun Li; et Jun li. 2012.
Prevalance of and Risk Factors for Pterygium in Rural adult Chinese
populations of the bai nationality in dali: the Yunnan minority eye study.
Clinical and Epidemiologic Research 53(10): 6617 6621