0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
77 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem dokumentasi Charting by Exception (CBE) dan format Problem, Intervention, Evaluation (PIE) dalam pencatatan keperawatan. CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal untuk menghemat waktu, sedangkan format PIE memfasilitasi pencatatan proses keperawatan dengan mengidentifikasi masalah, intervensi, dan evaluasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem dokumentasi Charting by Exception (CBE) dan format Problem, Intervention, Evaluation (PIE) dalam pencatatan keperawatan. CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal untuk menghemat waktu, sedangkan format PIE memfasilitasi pencatatan proses keperawatan dengan mengidentifikasi masalah, intervensi, dan evaluasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem dokumentasi Charting by Exception (CBE) dan format Problem, Intervention, Evaluation (PIE) dalam pencatatan keperawatan. CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal untuk menghemat waktu, sedangkan format PIE memfasilitasi pencatatan proses keperawatan dengan mengidentifikasi masalah, intervensi, dan evaluasi yang dilakukan.
yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau
penemuan yang menyimpan dari keadaan normal atau standar. Keuntungan CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan untuk asuhan langsung pada klien Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik catatan pendidikan dan pencatatan pemulangan klien. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat dibangsal, walaupun ada juga standar khusus yang disusun sesuai unit masing-masing. Contoh : Standar terkait dengan keberhasilan misalnya pola keberhasilan meliputi perawat harus memastikan bahwa sprai klien telah diganti tiga sekali atau jika diperlukan Kemudian diberi tanda (V) pada kotak standar rutin yang terdapat dalam catatan grafik Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi Data yang tidak normal nampak jelas Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya Informasi terbaru dapat dicatat pada format klien secepatnya Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentsi Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada “checklist” Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada Pencatatan rutin sering diabaikan Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit dan menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa keperawatan Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada sat klien pulang SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien tehadap intervensi Data diagnosa keperawatan dan perencanaan dapat dikembangkan Suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan Primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu perawat Associate (PA) akan melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasarkan pada proses keperawatan akan membantu menfasilitasi perbedaan antar pembelajaran dikelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian sistem tubuh setiap pergantian jaga (8 jam) Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu yang lama dengan masalah yang kronis Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam “ Flowsheet “ Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik Memungkinkan penggunaan proses keperawatan Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan Memungkinkan pemberian ashuan keperawatan yang kontinue karena secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah digambarkan Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua disiplin ilmu Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan Data dasar dicata untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit dan menyediakan daftar untuk semua diagnosa keperawatan. Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada saat klien pulang. Catatan perkembangan digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi melalui tempat tinggal klien. Tuan Y (50 tahun) datang ke RSUD Banyudono . Masuk dengan keluhan utamanya nyeri dada sebelah kiri sesak selama 1 hari dan dirasakan menyebar ke punggung kanan, terasa sesak jika bernafas. Pasien pernah mengalami hipertensi sejak setahun yang lalu. Pergerakan dada sedikit mengembang, perkusi terdengar suara sonor, pada auskultasi suara nafas vesikuler, terdapat luka tusukan iv cath pada tanagn kiri. ECG : Kesimpulan : PJK Old Myocard infact anteroceptal. Hail blood gas : PH 7,322; PCO2 31,3; PO2 75,3; HCO3 15,8; BE -10,2; Kalium 4,2; Natrium 142. S : Klien mengatakan sesak. O : Nadi 100x/mnt. Hasil toraks foto CTR 51%. Hasil Echo: EF 51%. Penurunan kardiak output, kegagalan jantung dalam pompa mekanik. S: Klien mengatakan kakinya tidak bengkak saat ini, intake cairan 3gls/hari O : Tidak terdapat oedem pada ekstremitas, natrium 142, kalium 4,62, produksi urine cukupan. Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (excess). Peningkatan SVR di jaringan perifer.pengembalian cairan ke jantung menurun. Diagnosa resiko terjadinya penurunan kardiak output berhubungan dengan kegagalan jantung dalam melakukan pemompaan. Dx 1: Resiko terjadinya penurunan kardiak output berhubungan dengan kegagalan jantung dalam melakukan pemompaan. intervensi : a) Jelaskan pada klien tentang pentingnya istirahat jika dada terasa berat atau sesak atau pusing. b) Anjurkan pada pasien untuk istirahat dalam posisi setengah duduk. c) Kolaborasi dalam pemberian obat digitalis. d) Observasi keadaan umum pasien, TTV dan keluhan pasien. Implementasi : a) Menjelaskan pada klien bahwa istirahat jika terasa sesak akan mengurangi kerja jantung yang berlebihan. b) Menata bantal tinggi agar klien dapat istirahat setengah duduk. c) Memberikan obat pagi 1 tablet ISDN 5mg. d) Mengamati keadaan umum pasien, menghitung frekuwensi pernafasan, mengukur tekanan darah. Evaluasi : S : Paien tidak merasa nyeri. O : Pasien tidak pucat, nadi 96x/mnt, tensi 130/90 mmHg, respirasi 20x/mnt. A: Masalah keperawatan tidak terjadi. P: Rencana keperawatan dihentikan. Dx 2 : Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kegagalan jantung dalam melakukan pemompaan. intervensi : a) Jelaskan pada klien tentang pentingnya pembatasan minum dan diet rendah garam. b) Berikan diet. c) Kolaborasi dalam pemberian diuretika: furosemid. d) Observasi keadaan umum, TTV, keluhan dan oedem. Implementasi : a) Menjelaskan kepada klien dan keluarga agar minum sesuai dengan instruksi dokter dan mengurangi makanan yang asin. b) Menyajikan makanan dan menganjurkan klien untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan. c) Memberikan obat furosemid 1 tablet pada pagi hari sesudah makan. d) Melihat keadaan umum klien, mengukur tensi, nadi dan suhu, menanyakan keluhan klien. Evaluasi : S : Pasien mengatakan pagi sudah kencing. O : Tidak ada oedem. A : Masalah keperawatan tidak terjadi. P : Rencana keperawatan dihentikan