*farahbkhth@gmail.com
ABSTRAK
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan
tubuh, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut sebagai upaya dalam peningkatan kesehatan gigi dan
Kata kunci: mulut. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut
pengetahuan, kepatuhan yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia. Fakta menunjukkan
pasien, pengobatan berulang banyaknya karies gigi yang dalam kondisi lanjut dikarenakan
tidak mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga perlu
dilakukan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan
pasien dalam perawatan saluran akar secara konvensional.
Adanya kemungkinan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perawatan saluran akar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
perawatan saluran akar dengan kepatuhan pasien menjalani
perawatan berulang. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36
pasien yang menjalani perawatan saluran akar. Metode
pengumpulan data dengan hasil observasi dan kuesioner. Hasil
dalam penelitian ini tidak adanya hubungan yang signifikan
antara pengetahuan perawatan saluran akar dengan kepatuhan
pasien dalam menjalani perawatan berulang sebesar 0,526
(p>0,05). Kesimpulan penelitian yaitu tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan perawatan saluran akar dengan kepatuhan
pasien menjalani perawatan berulang di Klinik Wiguna Dental
Care Surabaya.
ABSTRACT
Key word: Dental and oral health is part of body health, so it is necessary to
knowledge, patient maintain oral hygiene as an effort to improve dental and oral
compliance, repeated health. Dental caries is one of the dental and oral diseases that has
treatment a high prevalence in Indonesia. The facts show that many dental
caries are in advanced condition because they do not receive
attention from the public, so root canal treatment is necessary.
Root canal treatment failed due to patient non-compliance with
395
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh, sehingga perlu
dilakukan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut sebagai upaya dalam peningkatan
kesehatan gigi dan mulut. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh untuk mengunyah,
berbicara, dan mempertahankan bentuk muka Keadaan gigi yang rusak dapat berdampak
pada kesehatan tubuh lainnya dan berpengaruh pada estetik seseorang (Maulidah et al.,
2018). Penyakit gigi dan mulut termasuk dalam 10 peringkat penyakit terbanyak yang
diderita masyarakat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan
bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit
(45,3%). Masalah gigi yang rusak biasa disebut karies gigi. Karies gigi merupakan
penyakit gigi yang banyak dijumpai pada masyarakat di Indonesia dengan prevalensi
dan derajat keparahan yang cukup tinggi.
Karies gigi terjadi karena demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam organis
yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies bersifat kronis dalam
perkembanganya membutuhkan waktu yang lama, sehingga sebagian besar penderita
mempunyai potensi mengalami gangguan seumur hidup (Boy & Khairullah, 2019).
Namun demikian penyakit karies gigi ini sering tidak mendapat perhatian dari
masyarakat dan perencana program kesehatan, karena jarang membahayakan jiwa.
Penyakit karies gigi yang dibiarkan dapat menyebabkan kelainan pada pulpa gigi
atau biasa disebut pulpitis yang akhirnya memerlukan perawatan endodontik. Salah satu
jenis perawatan endodontik adalah perawatan saluran akar yaitu perawatan saluran akar
terutama pada perawatan endodontik konvensional diperlukan waktu kunjungan yang
berulang kali yaitu antara 3 - 4 kali. Oleh karena itu sangat membutuhkan kepatuhan
pasien. Banyaknya kunjungan tersebut terkadang mengakibatkan perawatan yang tidak
tuntas karena ketidakpatuhan pasien sendiri. Hal ini karena keenggangan pasien datang
berkali-kali dan ketidaktahuan pasien pentingnya tahapan-tahapan yang terdapat dalam
suatu perawatan. Ketidakpatuhan dalam menjalani perawatan saluran akar dapat
menyebabkan kegagalan perawatan yang berakibat perawatan harus diulang kembali.
Hal ini berarti menambah biaya dan waktu (Maulidah et al., 2018)
396
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Dari data yang diperoleh melalui riwayat kehadiran pasien diketahui bulan Juli
sampai dengan Agustus terdapat 30 pasien yang hadir menjalani perawatan saluran akar.
Responden yang patuh sebanyak 13 orang atau 43,33 %, dan yang tidak patuh sebanyak
17 orang atau 56,67%. Bila dibandingkan patuh dengan yang tidak patuh, hasil survey
menunjukkan bahwa lebih banyak pasien yang tidak patuh daripada yang patuh. Kriteria
patuh sendiri yaitu hadir menjalani perawatan 3-4 kali, dan dikatakan tidak patuh apabila
hadir kurang dari 3 kali. Berdasarkan uraian data tersebut maka yang menjadi masalah
397
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
disini adalah masih banyak pasien yang menjalani perawatan saluran akar yang tidak
patuh karena adanya kemungkinan pengetahuan tentang kesehatan gigi nya kurang
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional. Populasi yang diambil yaitu dari rata-rata kehadiran pasien baru di bulan
Januari 2020 - Oktober 2020 yaitu 40 pasien. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya dengan alamat Jl. Raya Wiguna Tengah no
19 Surabaya. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2021 – Febuari 2021. Data
primer pengetahuan pasien tentang PSA menggunakan kuesioner kemudian data
sekunder yaitu data kepatuhan pasien menjalani perawatan berulang sampai tahap ke
berapa menggunakan observasi dengan melihat rekam medis pasien yang diperoleh dari
klinik Wiguna Dental Care Kota Surabaya pada bulan Juli 2020 hingga Agustus 2020.
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka menentukan kesimpulan
untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
hubungan pengetahuan perawatan saluran akar dengan kepatuhan pasien menjalani
perawatan berulang, hipotesis penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan perawatan
saluran akar dengan kepatuhan pasien menjalani perawatan berulang. Uji analisis yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square dengan nilai p < 0,05 maka H1
diterima
398
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
1 SMP 3 8,3
2 SMA 17 47,2
3 Sarjana 13 36,2
4 Diploma 3 8,3
Jumlah 36 100
No Jenis Pekerjaan Pasien Frekuensi %
1 Guru 2 5,6
2 Swasta 11 30,5
3 Wiraswasta 19 52,8
4 PNS 4 11,1
Jumlah 36 100
Berdasarkan table 2 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jenis kelamin pasien
paling tinggi adalah wanita sebesar 64%., Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pasien di
Klinik Wiguna Dental Care Surabaya tahun 2020, apat diketahui bahwa distribusi
frekuensi usia pasien yang paling tinggi berusia 20-25 tahun sebesar 44,4%.Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pasien di Klinik Wiguna Dental Care
Surabaya tahun 2020 dan distribusi frekuensi tingkat pendidikan terakhir yang paling
tinggi adalah SMA sebesar 47,2%. Serta Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Pasien di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya tahun 2020. Distribusi frekuensi jenis
pekerjaan pasien yang paling tinggi adalah wiraswasta sebesar 52,8%
399
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Pengetahuan Pasien Mengenai PSA di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya Tahun
2020
Tabel 4 Distribusi Pengetahuan Pasien Mengenai PSA di Klinik Wiguna Dental Care
Surabaya Tahun 2020
Pengetahuan Ketentuan Frekuensi %
Baik > 76% 28 77,78
Cukup 56% - 75% 7 19,44
Kurang < 55% 1 2,78
Jumlah 36 100
Baik 16 12 28 0,526
Cukup 3 4 7
Kurang 0 1 1
∑ 14 22 36
400
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
401
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan), pasien ingin giginya dipertahankan
dan bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.
Ditinjau dari jenis perawatan saluran akar pada pernyataan perawatan saluran akar
dapat dilakukan pada gigi bagian depan, menunjukkan bahwa pasien memiliki
pengetahuan cukup sebesar 25%. Dikarenakan pasien belum memiliki informasi tentang
perawatan saluran akar, bila petugas kesehatan memberi informasi serta edukasi melalui
penyuluhan maupun komunikasi terapeutik, pasien akan memiliki pengetahuan tersebut.
Sebagaimana jenis perawatan saluran akar yang telah diungkapkan oleh Tarigan (2012),
terdapat beberapa jenis perawatan saluran akar, diantaranya yaitu pulpektomi,
aspeksifikasi, dan perawatan periapeks.
Ditinjau dari akibat perawatan saluran akar yang tidak tuntas pada pernyataan
perawatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan penjalaran penyakit dari gigi ke organ
tubuh lain, menunjukkan bahwa pasien memiliki pengetahuan yang baik. Menurut
Tarigan (2012), perawatan saluran akar yang tidak tuntas akan mengalami kegagalan
dengan tanda-tanda kegagalan secara klinis, yang dimaksud secara klinis yaitu rasa nyeri,
baik dari cara spontan maupun akibat adanya rangsangan, perkusi dan tekanan positif,
palpasi mukosa sekitar gigi positif, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil analisa data didapatkan tolak ukur pengetahuan pasien tentang
perawatan saluran akar di Klinik Wiguna Dental Care Kota Surabaya berkategori baik
Berdasarkan hasil observasi, diketahui kepatuhan pasien yang menjalani perawatan
berulang di klinik Wiguna Dental Care Surabaya adalah tidak patuh. Ditunjukkan pada
kunjungan pertama seluruh pasien menjalani perawatan. Namun seiring perawatan
selanjutnya jumlah pasien semakin berkurang. Hal ini dikarenakan pasien merasa jauh
lebih baik dari sebelumnya, yang membuat pasien tidak memerlukan dan kembali
menjalani perawatan saluran akar.
Keberhasilan perawatan saluran akar sangat membutuhkan kepatuhan kunjungan
pasien mulai dari kunjungan I hingga IV, ketidak patuhan pasien sendiri mengakibatkan
perawatan saluran akar terkadang tidak tuntas (Tarigan, 2012). Pasien yang tidak patuh
dikarenakan keengganan pasien datang berkali-kali dan ketidaktahuan pasien tentang
bagaimana pentingnya tahapan-tahapan yang terdapat dalam suatu perawatan.
Pasien membutuhkan penjelasan tentang kondisi yang dia rasakan, apa penyebabnya
dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu. Hal ini sangat
dibutuhkan komunikasi yang baik antara pasien dengan dokter. Suatu penjelasan yang
lengkap dan memadai dari dokter dapat membantu meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap dokter , yang akhirnya menghasilkan suatu kepatuhan.
Berdasarkan pernyataan Vermeir dikutip dalam (Maulidah et al., 2018) menyebutkan
semakin tinggi usia, tingkat pendidikan, status social ekonomi, kepuasan yang dirasakan
pasien, prosedur perawatan yang mudah, pembayaran yang mudah dan hubungan
dokter dan pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani perawatan.
Berdasarkan analisa data di dapatkan tolak ukur kepatuhan pasien menjalani
perawatan berulang di Klinik Wiguna Dental Care Kota Surabaya berkategori tidak patuh.
Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Chi square menunjukkan tidak ada
hubungan antara pengetahuan pasien tentang perawatan saluran akar dengan kepatuhan
pasien menjalani perawatan berulang di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Maulidah et al. (2018) bahwa tidak adanya
402
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pasien dengan kepatuhan
pasien dalam menjalani perawatan berulang.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien tentang perawatan saluran akar
di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya dalam kategori baik, akan tetapi tingkat
kepatuhan pasien menjalani perawatan berulang dalam kategori tidak patuh. Kepatuhan
pasien dalam menjalani perawatan berulang merupakan perilaku seseorang, perilaku
tersebut akan mempengaruhi status kesehatan gigi dalam perawatan berulang.
Sebagaimana yang telah dikatakan H.L. Blum dikutip dalam (Senjaya & Yasa, 2019),
status kesehatan gigi dipengaruhi oleh interaksi empat faktor, yaitu perilaku (kepatuhan
pasien menjalani perawatan berulang), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor salah satunya pengetahuan. Pengetahuan akan
mempengaruhi sikap, pengetahuan yang baik akan mempunyai sikap yang baik. Sikap
merupakan kecendurungan untuk bertindak, namun demikian pengetahuan yang baik
dan sikap yang baik tidak dapat diharapkan perilaku yang baik juga. Berdasarkan
pernyataan Green (1984) dikutip dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku sehat
dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yakni faktor predisposisi, faktor pendukung dan
faktor pendorong. Faktor predisposisi antara lain seperti pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan dan sebagainya, faktor pendukung seperti adanya sarana
kesehatan dan lingkungan fisik, dan faktor pendorong adalah petugas kesehatan. Jadi,
suatu perilaku sehat dalam hal ini kepatuhan pasien, tidak hanya berhubungan dengan
salah satu faktor saja, tapi juga dipengaruhi oleh ketiga faktor di atas.
Sebagaimana pernyataan Maulidah et al. (2018) terdapat beberapa yang variabel yang
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan pasien, yakni presepsi pasien,
motivasi pasien, kebutuhan, dan biaya perawatan. Pernyataan Mujahidin (2018) terdapat
beberapa variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap kepatuhan pasien, yakni
presepsi, motivasi pasien, kebutuhan, dan biaya perawatan. Menurut Notoatmodjo
(2012), pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Namun, jika tidak didukung dengan adanya faktor-faktor
motivasi akan hidup sehat, presepsi yang benar tentang kesehatan giginya, serta faktor-
faktor eksternal lainnya, maka kepatuhan pasien pun tidak akan tercapai.
Kepatuhan pasien dalam menjalani perawatan berulang tidak dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan pasien, kemungkinan penyebab yang mempengaruhi kepatuhan
pasien dalam menjalani perawatan berulang yaitu faktor-faktor lain, diantaranya berupa
sikap, kepercayaan, keyakinan, lingkungan fisik, sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kesehatan, petugas kesehatan, presepsi pasien, motivasi pasien, kebutuhan dan
biaya perawatan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1)
Pengetahuan pasien tentang perawatan saluran akar di Klinik Wiguna Dental Care
Surabaya Tahun 2020 termasuk kategori baik . 2) Kepatuhan pasien menjalani perawatan
berulang di Klinik Wiguna Dental Care Surabaya Tahun 2020 termasuk kategori tidak
patuh. 3) Tidak ada hubungan antara pengetahuan perawatan saluran akar dengan
kepatuhan pasien menjalani perawatan berulang
403
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mujahidin. (2018). Hubungan Tindakan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien
Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani Perawatan Berulang. Conservative dentistry
journal, Vol 8, No 2
Boy, H., & Khairullah, A. (2019). Hubungan Karies Gigi Dengan Kualitas Hidup Remaja
Sma Di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1), 10.
https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.3888
Ema Mulyawati. (2011). Peran Bahan Disinfeksi Pada Perawatan Saluran Akar. In Majalah
Kedokteran Gigi, Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (Vol. 8, p. Gi; 18(2) : 205-209).
https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi/article/view/15427
Hamali, A. Y. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : PT Buku Seru.
Kusumadewi Giri, P. R. (2017). Hubungan antara ketepatan pengisian saluran akar
dengan keberhasilan perawatan saluran akar. Medicina Journal, 48(1), 19.
https://doi.org/10.15562/medicina.v48i1.18
Mattulada, I. K. (2010). Pemilihan medikamen intrakanal antar kunjungan yang rasional.
Journal of Dentomaxillofacial Science, 9(1), 63. https://doi.org/10.15562/jdmfs.v9i1.234
Maulidah, I., Roelianto, M., & Sampoerno, G. (2018). Hubungan Pengetahuan Kesehatan
Gigi dan Mulut Pasien Terhadap Kepatuhan Menjalani Perawatan Berulang ( The
Relationship between Oral and Dental Health Knowledge with Patient Compliance in
Multivisit Treatment ). Conservative dentistry journal, 8(1), 5–10.
Notoatmodjo, S. (2010). PROMOSI KESEHATAN DAN PERILAKU KESEHATAN. PT
RINEKA CIPTA.
Notoatmodjo, S. (2012). PROMOSI KESEHATAN DAN PERILAKU KESEHATAN. PT
RINEKA CIPTA
Notoatmodjo, S. (2014). PROMOSI KESEHATAN DAN PERILAKU KESEHATAN. PT
RINEKA CIPTA
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. 4.
Prasetya, M. A. (2018). BA L I D E NTA L JOUR NA L molar pertama permanen pada
anak Sekolah Dasar. 2(1), 1–8.
Ridlwan Kamaluddin, E. R. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 04.
Senjaya, A. A., & Yasa, K. A. T. (2019). Hubungan Pengetahuan dengan Kebersihan Gigi
dan Mulut Siswa Kelas VII di SPMN 3 Selemadeg Timur Tabanan Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Gigi, 6(2), 19.
Tarigan, R. (2012). KARIES GIGI.
Tiffany, C. A. (2017). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Tingkat
Kepatuhan Pasien Saat Menjalani Perawatan Endodontik Multi Visit Di Rumah Sakit
Universitas Brawijaya Malang. Thesis.
404
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
405