Hubungan Pelaksanaan Oral Hygiene Dengan 5886982d
Hubungan Pelaksanaan Oral Hygiene Dengan 5886982d
2, September 2017
Penelitian
HUBUNGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE
DENGAN KEJADIAN INFEKSI RONGGA MULUT PADA
PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN DI RSU
IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN
Nixson Manurung
Dosen Prodi S1/D-III Keperawatan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan
E-mail: nixsonmanurung@gmail.com
ABSTRAK
Oral Hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi. Untuk pasien
yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan oral
hygiene pada pasien penurunan kesadaran dengan kejadian infeksi pada rongga mulut di RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan
menggunakan rancangan Cross Sectional pada 30 responden pasien dengan penurunan kesadaran di
RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Variabel independen penelitian ini adalah pelaksanaan Oral
Hygiene dan variabel dependen penelitian ini adalah kejadian infeksi rongga mulut. Data dikumpulkan
melalui observasi dan menggunakan instrumen berupa checklist. Hasil penelitian bahwa ada hubungan
yang bermakna secara signifikan antara pelaksanaan oral hygiene dengan kejadian infeksi rongga mulut
dengan batas kemaknaan a < 0.05. Didapatkan p = 0,00, sehingga 0,00 < 0.05. Disarankan perawat
meningkatkan pelaksanaan oral hygiene dengan cara mengikuti SOP yang ada diruangan.
1
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas maka
perumusan masalah yaitu Sejauhmana
pelaksanaan oral hygiene pada pasien
penurunan kesadaran mempengaruhi
terjadinya infeksi pada rongga mulut di RSU
Imelda Pekerja Indonesia Medan.
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara
pelaksanaan oral hygiene pada pasien
penurunan kesadaran dengan kejadian infeksi
pada rongga mulut di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pelaksanaan oral
hygiene pada pasien dengan penurunan
kesadaran di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
2. Mengidentifikasi kejadian infeksi rongga
mulut pada pasien penurunan kesadaran
di RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan.
3. Menganalisa hubungan pelaksanaan oral
hygiene dengan kejadian infeksi rongga
mulut pada pasien dengan penurunan
kesadaran di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan
menambah khasanah ilmu pengetahuan
dan sebagai bahan bacaan dan sumber
informasi bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu sumber informasi
3
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
4
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
5
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
6
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
7
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
Pada tabel 5 Tabulasi silang hubungan kejadian infeksi rongga mulut pada pasien
pelaksanaan tindakan oral hygiene dengan dengan penurunan kesadaran diatas dapat
8
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
diketahui bahwa dilaksanakan oral hygiene terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus
pada 28 responden mengalami infeksi ringan ginggiva, mucus membrane, dorsum lidah,
sebanyak 19 responden (67,9%) dan infeksi saliva dan mukosa mulut.
sedang sebanyak 9 responden ( 32,1%). Hal ini relevan dengan penelitian yang
Tidak dilaksanakan oral hygiene pada 2 dilakukan oleh Stibeth (2012) bahwa
responden (0%) mengalami infeksi berat patofisiologi infeksi rongga mulut, suatu
sebanyak 2 responden (100%). Dengan uji toksikan dapat menyebabkan penyakit rongga
chi-square diketahui bahwa ada hubungan mulut melalui dua cara. Pertama yaitu secara
yang bermakna secara signifikan antara langsung. Hal ini dapat terjadi jika toksikan
pelaksanaan oral hygiene dengan kejadian langsung masuk kedalam rongga mulut,
infeksi rongga mulut dengan batas misalnya melalui makanan yang
kemaknaan a < 0.05. Didapatkan p = 0,00, terkontaminasi dengan toksikan atau secara
sehingga 0,00 < 0.05. tidak sengaja termakan suatu jenis toksikan.
Kedua yaitu secara tidak langsung atau
PEMBAHASAN disebut juga secara sistemik. Hal ini terjadi
dimana toksikan melalui kulit atau saluran
Hubungan Pelaksanaan Oral hygiene nafas masuk kedalam tubuh, diabsorbsi oleh
dengan Kejadian Infeksi Rongga Mulut darah selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh
pada Pasien dengan Penurunan termasuklah kedaerah rongga mulut. Cara
Kesadaran di RSU Imelda Pekerja pertama akan menimbulkan gejala-gejala
Indonesia Medan penyakit rongga mulut yang akut sedangkan
Diketahui bahwa dilaksanakan oral cara kedua akan menimbulkan gejala-gejala
hygiene pada 28 responden mengalami kronis. (Anang Satrio, 2008).
infeksi ringan sebanyak 19 responden Pelaksanaan oral hygiene dilaksanakan
(67,9%) dan infeksi sedang sebanyak 9 dan responden yang mengalami infeksi
responden (32,1%). Tidak dilaksanakan oral ringan dan infeksi sedang diasumsikan
hygiene pada 2 responden (0%) mengalami peneliti juga dipengaruhi oleh faktor prilaku
infeksi berat sebanyak 2 responden (100%). perawat dalam melaksanakan oral hygiene
Dengan uji chi-square diketahui bahwa ada yaitu tidak mematuhi SOP. Hal ini
hubungan yang bermakna secara signifikan dilatarbelakangi karena kurangnya supervisi
antara pelaksanaan oral hygiene dengan dalam menejemen keperawatan. Supervisi
kejadian infeksi rongga mulut dengan batas merupakan bagian yang penting dalam
kemaknaan a < 0.05. Didapatkan p= 0,00, manajemen serta keseluruhan. Dalam
sehingga 0,00 < 0.05. pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
Pelaksanaan oral hygiene dilaksanakan suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang
dan responden yang mengalami infeksi akan dilaksanakan, kemudian siapa yang
ringan dan infeksi sedang diasumsikan akan melaksanakan. Disini peneliti melihat
peneliti infeksi rongga mulut tetap terjadi kurangnya tanggung jawab kepala ruangan
walaupun telah dilaksanakan oral hygiene hal dalam supervisi pelayanan kesehatan diunit
ini dipengaruhi oleh tidak adanya gerakan kerjanya yaitu ruang ICU. Kepala ruangan
mengunyah dan menelan secara fisiologis merupakan ujung tombak penentu tercapai
oleh karena responden mengalami penurunan tidaknya tujuan pelayanan dalam
kesadaran dimana responden tidak sadar memberikan asuhan keperawatan dan
dalam arti tidak terjaga/tidak terbangun pendokumentasian diunit kerjanya.
secara utuh. Rongga mulut adalah bagian Hal ini relevan dengan teori supervisi
teratas dari saluran pencernaan yang adalah suatu proses kemudahan untuk
merupakan tempat hidup bakteri aerob dan penyesuaian tugas-tugas keperawatan
anaerob yang berjumlah lebih dari 400 ribu (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi
spesies bakteri. Organisme-organisme ini adalah merencanakan, mengarahkan,
merupakan flora normal dalam mulut yang membimbing, mengajar, mengobservasi,
9
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
1
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
1
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September
Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius
1
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 3, No. 2, September