TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas. Lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, namun terdapat beberapa
batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur orang yang masuk di dalam kategori
lansia diantaranya adalah 60 tahun dan 60-74 tahun baik pria maupun wanita. Lansia sendiri
bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres lingkungan. Proses tua tersebut terjadi secara alami dan ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Setiap orang akan mengalami proses menjadi tua dan pada masa tersebut terjadi
kemunduran pada fungsi fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Berikut ini batasan-batasan usia yang mencakup batasan usia lansia menurut Azizah
(2011
8
9
3. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan.
4. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan
5. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
Terdapat banyak perubahan fisiologi yang terjadi pada lansia. Perubahan tersebut tidak
bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit.
Perubahan fisiologis lansia menurut Effendi & Makhfudli (2009) antara lain:
1. Sistem Integumen
kelembabannya. Lapisan epitel menipis, serat kolagen elastis juga mengecil dan
menjadi kaku. Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan
kulit kasar dan bersisik, menurunnya respons terhadap trauma, mekanisme proteksi
kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam
hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang
jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya. Kesulitan
mengatur suhu tubuh karena penurunan ukuran, jumlah dan fungsi kelenjar kerigat
serta kehilangan lemak subkutan. Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis
diakibatkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
2. Sistem Muskuloskeletal
Sebagian besar lansia mengalami perubahan postur, penurunan rentang gerak dan
jaringan adiposa, penurunan pembentukan kolagen dan massa otot serta penurunan
3. Sistem Neurologis
Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% per tahun setelah usia 50 tahun.
Hilangnya neuron dalam korteks serebral sebanyak 20%. Akibat penurunan jumlah
neuron ini, fungsi neurotrasmiter juga berkurang. Transmisi saraf lebih lambat,
perubahan degeneratif pada saraf-saraf pusat dan sistem saraf perifer, hipotalamus
kurang efektif dalam mengatur suhu tubuh, peningkatan ambang batas nyeri, refleks
4. Sistem Pernafasan
meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimal menurun dan
kedalaman bernapas menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya
berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk
5. Sistem Gastrointestinal
sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
6. Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga
50%, fungsi tubulus berkurang, otot kandung kemih melemah, kapasitasnya menurun
hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung
kemih sulit dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. Pria dengan usia 65
tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga ± 75% dari besar
normalnya.
7. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
8. Sistem Sensori
Penurunan daya akomodasi mata, penurunan adaptasi terang- gelap, lensa mata
biasanya menurun, penurunan jumlah reseptor kulit dan penurunan fungsi sensasi
Menurut Kemenkes (2011), posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, dan di gerakkan
oleh masyarakat agar lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan
yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia,
Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di masyarakat
swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat di mana mereka
melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan
2015).
13
dimasyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi
sikap dan dapat mendorong minat lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Sasaran posyandu lansia meliputi sasaran langsung dan sasaran tidak Iangsung.
Sasaran langsung adalah prausia lanjut (45-59 tahun), usia lanjut (60-69 tahun), dan usia
lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dan 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan. Sasaran tidak langsung adalah keluarga di mana usia
lanjut berada, masyarakat tempat lansia berada, organisasi sosial, petugas kesehatan, dan
Sasaran posyandu lansia menurut Depkes RI (2006), dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
1. Sasaran langsung meliputi kelompok pra usia lanjut usia 45 s.d 59 tahun, kelompok
14
lansia 60 tahun keatas, dan kelompok lansia risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.
lingkungan lansia berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan lansia,
masyarakat luas.
6. Pemeriksaan kadar gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit diabetes.
kunjungan rumah atau konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
tersebut. Lansia yang sudah terdaftar dibuku register kemudian menuju meja
selanjutnya.
15
3. Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan, Indeks Masa
pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap kunjungan para lansia
dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatan
(Sulistyorini, 2010).
dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lanjut usia di
posyandu lansia berupa pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. Kedua, pemeriksaan status mental.
metode 2 (dua) menit. Ketiga, pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT). Keempat,
pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut
nadi selama satu menit. Kelima, pemeriksaan Hemoglobin menggunakan taiquist, sahli, atau
cuprisulfat. Keenam, pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (Diabetes Mellitus). Ketujuh, pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dal
am air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. Kedelapan, pelaksanaan rujukan
ke
16
Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1
hingga
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lansia dan kegiatan olahraga, seperti senam lansia dan gerak jalan santai untuk
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, kesadaran akan kesehatan, dan nilai-
nilai sosial budaya, pola relasi gender yang ada di masyarakat akan mempengaruhi pola
Pelayanan kesehatan adalah sebuah sistem palayanan kesehatan yang tujuan utamanya
besar dalam upaya menurunkan masalah kesehatan yaitu dengan mengunjungi posyandu
lansia secara rutin dalam 3 bulan terakhir tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari. Semakin
rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.
2.2.10 Faktor yang harus Tersedia pada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan
Kendalanya.
Ada beberapa faktor yang harus tersedia pada pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk
menunjang pelaksanaan yaitu faktor kemampuan baik dari keluarga misalnya (penghasilan,
simpanan asuransi atau sumber-sumber lainnya) dan dari komunitas misalnya tersedianya fasilitas
dan tenaga pelayanan kesehatan. Salah satu kendalanya dapat berupa lamanya menunggu
pelayanan serta lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan tersebut
(Muzaham, 2007).
Fungsi pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat lagi seluruhnya
ditangani oleh para dokter saja. Apalagi kegiatan itu mencakup kelompok masyarakat luas.
Para dokter sangat memerlukan bantuan tenaga paramedik lainnya seperti perawat, ahli gizi,
ahli ilmu sosial, dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat, kader) untuk
melaksanakan program kesehatan. Tugas tim kesehatan ini dapat dibedakan menurut tahap
atau jenis program kesehatan yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, pencegahan
Faktor internal yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu adalah sebagai berikut :
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi
akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga dalam motivasi kerjanya akan
berpotensi dari pada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Maka visi
c. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan
terhadap suatu objek. Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting
d. Jarak rumah
Konsep jarak tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin jauh jarak antara
dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan
tempat kegiatan dapat meningkatkan usaha. Pengaruh jarak tempat tinggal dengan
tempat kegiatan tidak terlepas dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu
masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan
e. Dukungan keluarga
Sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan. Sifat dan jenis dukungan sosial
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal sebagai akibatnya.
Seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertugas
posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup