BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas atau sarana vital bagi masyarakat.
Peran organisasi (rumah sakit) sebagai media atau fasilitas sosial yang mencakup
selayaknya padat akan sumber daya yang mampu mendukung aktivitasnya. Modal yang
diharapkan terus tumbuh, teknologi yang terus berkembang, serta sumber daya manusia
sebagai motor penggeraknya memerlukan aturan atau proses manajemen yang efektif
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan
orang lain (Hasyim, 2006). Pelayanan jasa Rumah Sakit (RS), merupakan suatu layanan
masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan.
Sakit. Salah satu unsur utama pendukung tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM)
yang padat karya dan berkualitas tinggi, disertai kesadaran akan penghayatan pengabdian
dokter, perawat, bidan, dan sebagainya, yang merupakan unsur pokok input dalam suatu
system pelayanan kesehatan, memberikan andil yang cukup besar dalam penciptaan
2
performance pelayanan sebagai suplay atas tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat yang
Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit, tim perawat merupakan garda terdepan untuk
tercapainya kepuasaan pasien terhadap kebutuhan pemulihannya dari kondisi sakit. Tim
secara terus menerus terhadap kondisi pasien di rumah sakit. Selain tugas pokok tersebut,
melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 dan lain-lain (Sari, 2012). Sehingga disini
dapat dikatakan bahwa perawat mempunyai beban kerja yang berat dilihat dari segi jam
kerja yang panjang dan juga jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan.
jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat
beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seorang perawat menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban
kerja berkaitan erat dengan produktifitas tenaga kesehatan, dimana 53,2% waktu yang
benar-benar produktif yang digunakan pelayanan kesehatan langsung dan sisanya 39,9%
Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang
selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang di butuhkan untuk memberikan
pelayanan langsung pada pasien melebihi dari kemampuan seseorang, keinginan untuk
(Munandar, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2007) didapatkan bahwa
kondisi kerja memperlihatkan kontribusi paling besar terhadap terjadinya stres kerja
kemudian tipe kepribadian dan beban kerja. Akibat negatif dari meningkatnya beban
kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan
dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas perawat. Perawat merasakan bahwa
jumlah perawat yang ada tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus
Salah satu peran perawat yang harus dilakukan di Rumah Sakit adalah sebagai
pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks
kepada pasien (Munandar, 2008). Selain itu perawat juga harus melaksanakan komunikasi
yang efektif kepada perawat yang lain dalam memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien.
ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien, hampir
70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi. Pernyataan peneliti di atas
sejalan dengan pernyataan Angood (2007) yang mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
kajian data terhadap adanya adverse event, near miss dan sentinel event di rumah sakit, masalah
Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam
sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat
setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi
yang diberikan oleh perawat dalam pertukaran shift, yang lebih dikenal dengan timbang
terima (handover) sangat membantu dalam perawatan pasien. Timbang terima yang
bahwa rumah sakit merupakan organisasi padat profesi dengan berbagai karakteristik,
komunikasi pada timbang terima (handover) memiliki hubungan yang sangat penting
pada pasien.
timbang terima di suatu rumah sakit. Sehingga potensi terjadinya kejadian sentinel yaitu
kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit semakin
tinggi.
Rumah Sakit Wava Husada merupakan rumah sakit swasta penuh setingkat
tanggal 25 Maret 2011 milik PT. Abna Samanhudisautika Husada yang berdiri dan
5
beroperasional sejak bulan Januari tahun 2006, berdasarkan SK. Pemerintah Kabupaten
Wava Husada kepada pemilik PT. Abna Samanhudisautika Husada. RS Wava Husada
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sesuai dengan Visi yaitu “Menjadi
Rumah Sakit Unggulan dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan” dan misi
“Menjangkau dan Melayani Pelanggan secara Professional dan Sepenuh Hati dan
Menyediakan Prasarana dan Sarana yang Berkualitas” serta dengan Motto “Peduli
pelaksana di ruang rawat inap secara acak, didapatkan data bahwa 100% mengatakan
bahwa beban kerja yang menjadi tanggung jawab mereka cukup banyak. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor, anatara lain 70% mengatakan terbatasnya jumlah tenaga
keperawatan yang ada di ruangan; 20% mengatakan banyaknya tugas tambahan yang
dilakukan oleh perawat; 10% mengatakan kondisi fisik perawat yang kurang sehat.
Pelaksanaan timbang terima di rumah sakit juga sering terkendala sebagian besar (80%
responden) mengatakan hal ini dikarenakan waktu yang tersedia untuk proses timbang
terima sangat terbatas karena waktu pelaksanaan timbang terima yang berdekatan dengan
proses pelaksanaan kegiatan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Selain itu
masalah yang terjadi dalam pelakasanaan timbang terima adalah kurangnya kelengkapan
6
data yang digunakan dalam timbang terima sehingga penyampaian informasi pasien
antara kedua perawat yang melakukan timbang terima tidak terjadi dengan optimal.
penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Pelaksanaan
Timbang Terima (Handover) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
Malang?
1.3 Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh beban kerja perawat terhadap pelaksanaan timbang terima (Handover) di ruang
oleh perawat di ruang rawat inap B, C dan D rumah sakit Wava Husada Kepanjen
Malang.
(Handover) di ruang rawat inap rumah sakit Wava Husada Kepanjen Malang.
7
tenaga kerja di dalam Rumah sakit dan menambah pengetahuan bagi perawat khususnya
yang bekerja di ruang rawat inap agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan
Penelitian ini dapat membantu pasien dalam mendapatkan suatu pelayanan yang
proses keperawatan.
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam ilmu keperawatan terutama
melaksanakan kegiatan timbang terima (Handover) dengan selalu mencari sumber terbaru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran dan introspeksi bagi
penulis serta tambahan informasi untuk mengetahui hubungan antara beban kerja
penelitian ini masih jauh dari sempurna, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
1. Berdasakan penelitian yang telah dilakukan oleh Mursidah Dewi (2012), tentang
Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi hasil penelitian ini
menjadi 108.21 (90.17%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Alvarado, et al (2006),
adanya standar komunikasi efektif yang terintegrasi dengan keselamatan pasien dalam
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah pada kajian teori yang digunakan
berhubungan erat dengan hasil penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini.
2. Berdasakan penelitian yang telah dilakukan oleh Haryanti (2013), tentang Hubungan
Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rsud
Kabupaten Semarang hasil penelitian ini menunjukkan beban kerja perawat sebagian
besar adalah tinggi yaitu sebanyak 27 responden (93,1%). Stres kerja perawat
hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di RSUD Kabupaten
Pada penelitian tersebut menggunakan varibel dependent yaitu beban kerja dan variabel
independent yaitu stress kerja. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian
ini adalah pada variabel independent saja, pada penelitian ini menggunakan timbang