DESEMBER 2017
Oleh:
C11114830
PEMBIMBING:
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
C111 14 830
Dosen Pembimbing,
NIP. 198005042010121003
ii
DEPARTEMEN ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
DosenPembimbing
NIP. 198005042010121003
iii
FakultasKedokteranUniversitasHasanuddinpada :
Pembimbing
NIP. 198005042010121003
Penguji 1 Penguji 2
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
semangat, bantuan serta doa dari berbagai pihak, maka penelitian ini dapat
diselesaikan. Untuk itu, penghargaan yang tak terhingga dan ucapan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada :
Hasanuddin Makassar.
v
7. Rakan – rakan yang menjalani praklinik seangkatan yaitu Angkatan
ini.
8. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah
ini.
baik dalam penguasaan ilmu maupun pengalaman penelitian, sehingga skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak, sangat di harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Saya
berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca dan semoga
Makassar, 2017
C11114830
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
ABSTRAK............................................................................................................xiv
BAB 1 : PENDAHULUAN
vi
2.1.5FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIANASI EKSKLUSIF.............................................................12
2.2 PENGETAHUAN
BAB 6 : PEMBAHASAN
viii
BAB 7 : KESIMPULAN DAN SARAN
7.2 SARAN.........................................................................................50
DAFTAR PUSAKA......................................................................................52
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................56
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU
IBU (ASI) EKSKLUSIF UNTUK PERKEMBANGAN BAYI
MAHASISWI
Norhidayu Binti Jalal1, dr. Eka Yusuf Inrakartika2
ABSTRAK
Latar Belakang: Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh
kembang yang optimal baik fisik maupun mental. Di Indonesia, target cakupan
ASI eksklusif 6 bulan adalah sebesar 80%. Namun demikian angka ini sulit untuk
dicapai. Terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40.2% pada tahun
1997 menjadi 32% pada tahun 2007.Cakupan ASI eksklusif periode tahun 2014
sedikit meningkat kira-kira 68,1%, namun peningkatan ini masih dikategorikan
rendah. Perilaku pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
terutamanya pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif untuk
perkembangan bayi.
xiii
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian saran yang dianjurkan adalah perlu
digalakkan pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu dengan memotivasi ibu untuk
menerapkan pengetahuan yang dimiliki tentang ASI eksklusif dalam bentuk
perilaku nyata. Ibu juga disarankan untuk berupaya lebih banyak menggali
informasi mengenai ASI eksklusif.
1
Mahasiswi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pembimbing Skripsi
xiv
Title : The Relation of Mother’s Knowledge with Giving of Exclusive
Breastfeeding for The Development of Their Baby.
Student
Norhidayu Binti Jalal1, dr. Eka Yusuf Inrakartika2
ABSTRACT
Background : The provision of breast milk (ASI) is essential for optimal growth
and development both physically and mentally. In Indonesia, the target range of 6
months of exclusive breastfeeding was 80%. However, this figure is very difficult
to accomplish even the prevalence of exclusive breastfeeding tends to decline
from year 1997 which is only 40,2% decreased to 32 % in year 2007. The latest,
in the periode of 2014, the prevalence of exclusive breastfeeding is slightly rised
and reached 68,1% but the percentage is still far from the target. Exclusive
breastfeeding behaviour can be influenced by various factors, such as knowledge
of breastfeeding mothers. The objectives of this research is to study the relation
between the mother’s knowledge with the exclusive breastfeeding for the
development of their baby.
xv
Conclusion: Based on research results, the suggestion that recommended is need
to be done counselling intensively to increase knowledge of mothers about
exclusive breast milk (ASI).
1
Medical Student, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2
Thesis Supervisor
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama, utama dan terbaik
pada awal usia kehidupan bayi yang bersifat alamiah. ASI ibarat emas yang
diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat
Pada Pekan ASI sedunia Agustus 2008, The World Alliance For
BreastFeeding Action (WABA) memilih tema Mother Support: Going For the
Gold. Makna tema tersebut adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang
makanan yang berstandar emas yaitu ASI yang diberikan eksklusif selama enam
bulan pertama dan melanjutkan ASI bersama makanan pendamping ASI lainnya
yang sesuai sampai bayi berusia dua tahun atau lebih (Robiwala M et al., 2012).
Maksud ASI eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti dkk., 2011). Dahulu pemberian ASI
dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan sampai anak berusia 6 bulan. Seiring
1
2
secara eksklusif dari yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan (Sugiarti dkk., 2011).
pemberian ASI sebesar 80%. Menurut World Health Organisation (WHO) dahulu
sangat dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan sampai anak usia 6 bulan
(Firmansyah dkk., 2012). Namun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai
bahkan tren prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun menurun. Data survei
penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40.2% pada tahun 1997 menjadi 39.5%
dan 32 % pada tahun 2003 dan 2007 . Secara nasional cakupan pemberian ASI
profil kesehatan 2014 Makassar, cakupan ASI eksklusif periode tahun 2014
rendah. Hasil cakupan ini dipengaruhi oleh begitu banyak faktor diantaranya
3
Menurut penelitian Rohani dkk (2007) menunjukkan bahwa tingkat
Menurut penelitian, ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif adalah ibu dengan
pendidikan tamat SD dan berstatus sebagai pekerja lepas atau buruh. Selain itu
13,33% ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif masih mengemukakan ASI
rendahnya angka pencapaian ASI eksklusif tentu saja perlu mendapat perhatian
ASI eksklusif oleh ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas di Makassar, serta
pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui, maka peneliti ingin melakukan
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
di tingkat Puskesmas.
Puskesmas.
5
a. BAGI MASYARAKAT
ASI, sehingga ibu mau dan bersedia untuk memberikan ASI kepada
c. BAGI PENELITI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan
terbaik. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa makanan pendamping apapun sering disebut ASI eksklusif (Roesli, 2008).
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain kecuali obat, vitamin
dan mineral. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun bahkan
lebih dari 2 tahun. Praktik pemberian ASI telah dilakukan di seluruh lapisan
Upaya peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) telah disepakati secara
global. WHO dan UNICEF dengan Deklarasi Innocenti (September 1990) dan
mencapai status kesehatan ibu dan anak yang optimal, semua wanita harus dapat
memberikan ASI saja sampai bayi berusia 4-6 bulan. ( Susilaningsih I, 2013)
6
7
tindakan ASI eksklusif diberikan setelah bayi dilahirkan dengan segera yaitu
dalam waktu ½ jam-1 jam (memberikan kolostrum yaitu ASI yang keluar pada
hari-hari pertama). ASI juga diberikan sesuai kemauan bayi tidak kira pagi, siang
dan malam. Makanan dan minuman tambahan seperti air kelapa, air tajin, air teh,
madu dan pisang juga tidak dibutuhkan pada seawal usia ini.
Komposisi ASI dari satu ibu berbeda dengan komposisi ASI ibu yang lain
dan turut berbeda dari hari ke hari. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1%
air, 3,8 % lemak, 7% laktosa, 0,9% protein, serta 0,2% zat lainnya yang berupa
DHA, DAA, shpynogelindan zat gizi lainnya. ASI mengandung zat protektif yang
a)Lemak ASI
Kadarnya bervariasi sesuai kebutuhan kalori bayi yang sedang membesar. ASI
mengandung enzim lipase untuk mencerna lemak. Lemak ikatan panjang seperti
pertumbuhan otak bayi. Pada pertumbuhan otak yang cepat maka diperlukan
pertumbuhan otak bayi. Komposisi kolesterol dalam ASI tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan susu sapi (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).
8
b) Karbohidrat ASI
utama ASI. Laktosa juga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak disamping penting
sahaja, laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus baik. Laktosa oleh
fermentasi akan diubah menjadi asam laktat yang dapat memberikan suasana
asam di dalam usus bayi, sekali gus turut menghambat pertumbuhan bakteri yang
berbahaya.
C) Protein ASI
utama, yaitu whey dan casein. Whey adalah protein yang halus, lembut dan
bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi. Protein yang utama dalam ASI
adalah whey dan protein yang utama dalam susu sapi adalah casein. Hal ini
ditunjukkan melalui rasio whey dan casein pada ASI adalah sebanyak 60:40.
Protein yang istimewa yang terdapat pada ASI tetapi tidak ada dalam susu sapi
adalah taurin. Taurin adalah protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak
9
d) Vitamin dan mineral ASI
Vitamin dapat dipenuhi dari ASI sekiranya makanan ibu seimbang. Vitamin
untuk kesehatan mata, membantu dalam pembelahan sel, kekebalan tubuh dan
pada kolostrum dan ASItransisi awal. Jadi sekiranya terjadi defisiensi vitamin E
karena fungsinya sebagai faktor pembekuan. Kebiasaanya, pada semua bayi baru
parenteral pada bayi yang akan diberi ASI. Mineral juga terkandung di dalam ASI
yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding mineral terkandung dalam susu
formula. Terdapat beberapa mineral di dalam ASI, salah satunya adalah kalsium.
Walaupun kadar kalsium sedikit, namun kalsium ASI ini mudah diserap sehingga
cukup memenuhi kebutuhan bayi. Berbeda dengan susu sapi yang tingkat
penyerapannya lebih kecil, sehingga kasus kekurangan kadar kalsium darah dan
kejang otot lebih banyak ditemui pada bayi yang mendapatkan susu formula
dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Selain itu, zat besi
juga terkandung sedikit dalam ASI, namun pada bayi yang lahir cukup bulan
simpanan besi ASI cukup untuk sampai usia 6 bulan pertama. Jadi bayi yang
kekurangan zat besi. Seterusnya, kadar zink dalam ASI juga tidak sebanyak dalam
10
susu formula tetapi memiliki tingkat penyerapan yang lebih baik dibanding zink
a)Bagi ibu
Apabila ibu menyusui bayi segera setelah dilahirkan, maka dapat membantu
terjadi peningkatan oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan
pembuluh darah, sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti. Selain itu,
pemberian ASI juga dapat melindungi kesehatan ibu seperti mengurangi risiko
pemberian ASI juga dapat membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI
tersedia kapan dan dimana saja, ekonomis, murah dan menghemat waktu.
b)Bagi bayi
ASI merupakan makanan ideal dan terbaik bagi bayi. ASI berfungsi sebagai
imunitas dengan mengurangi risiko diare, infeksi jalan nafas, alergi dan infeksi
11
c)Bagi keluarga
Keuntungan bagi keluarga dapat berupa peningkatan status kesehatan dan gizi
d) Bagi masyarakat
e)Bagi perusahaan
a)Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4.
namun kolostrum mengandung protein dan zat anti infeksi sebanyak 10-17 kali
lebih banyak dibanding ASI mature. Sedangkan kadar karbohidarat, lemak dan
total kalori lebih rendah dibandingkan dengan ASI mature. Oleh karena itu,
12
b)ASI transisi/peralihan
ASI yang keluar setelah kolostrum, yaitu setelah hari ke-4 smpai dengan hari
ke-14. Pada stase ini kadar protein semakin turun, sedangkan kadar karbohidrat
dan lemak meningkat. Pada saat bersamaan volume juga semakin meningkat
(Roesli, 2004).
c) ASI mature
ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya dan komposisi relatif
konstan. ASI merupakan makanan satu-satunya paling baik dan cukup untuk bayi
sampai umur 6 bulan untuk ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup. (Roesli
dkk, 2005)
1) Predisposing Factors
a)Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi
karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian ASI pun berkurang.
dalam bekerja. Ibu yang bekerja akan mengalami kondisi fisik dan mental yang
lelah karena bekerja sepanjang hari dan diet yang kurang memadai akan berakibat
pada kelancaran produksi ASI. Akan tetapi seharusnya ibu yang bekerja tetap
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dengan pengetahuan yang benar
c)Pendidikan
rasional terhadap informasi yang datang dan lebih berusaha untuk mencari
pengetahuan yang kurang diketahui. Mereka juga akan berfikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Bagi
sebagian ibu, menyusui merupakan tindakan yang alamiah dan naluriah. Oleh
karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajari. Mereka
memperhatikan aspek lain. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
lebih dini.
14
d) Psikologis
Faktor psikologis dapat berupa ibu yang kurang percaya diri, kepribadian,
kecemasan kestabilan emosi, sikap dan lingkungan pekerjaan. Ibu merasakan ASI
yang diberi secara eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu ingin cepat
mengalami tekanan batin karena tidak mendapat dukungan dari suaminya apabila
memberikan ASI secara eksklusif. Wanita juga takutkehilangan daya tarik sebagai
wanita karena dengan menyusui akan membuat bentuk payudara kurang bagus.
e) Kelainan bayi
Faktor dari bayi sendiri adalah anak yang lahir sebelum waktunya yakni
prematur atau lahir dengan berat badan yang sangat rendah, anak sakit dan
berbagai penyakit macam cacat bibir. Bayi yang lahir dengan berat lahir 2000
gram atau lebih, dengan pemberian ASI saja maka pertumbuhan bayi akan tetap
subur, tetapi jika berat lahir kurang dari 2000 gram diperkirakan bayi mengalami
kebutuhan nutrient untuk pertumbuhan normal. Bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) biasanya terlalu lemah untuk menghisap ASI dari
15
f) Kelainan payudara
tersumbat, radang payudara dan kelainan anatomis pada puting susu ibu sehingga
membuat ibu kesukaran dalam memberikan ASI eksklusif. Keadaan kesehatan ibu
yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya
adalah kegagalan laktasi dan penyakit pada ibu serta adanya kelainan pada
laktiferus oleh karena tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan puting susu
seperti puting susu terbenam dan cekung sehingga menyulitkan bagi bayi untuk
terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu), tidak ada air susu
(agalaksia), dan air susu sedikit keluar (oligogalaksia). Menyusui menjadi kontra
indikasi bila ibu menderita penyakit berat seperti penyakit paru-paru yang serius,
dengan penyakit tuberklosis aktif masih dapat menyusui bayinya bila diberi terapi
dalam dua bulan ibu tidak inefektif lagi, biasanya bayi juga diberi terapi
masalah diatas maka ibu cenderung tidak memberikan ASI secara eksklusif pada
16
2) Enabling Factors
untuk di realisasikan.
materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu yang
membutuhkan orang lain untuk memenuhinya. Suami harus mengetahui jika istri
dapat bergantung padanya sekiranya istri memerlukan bantuan. Dalam hal ini
memberi ASI perah kepada bayi bila ibu bekerja. (Roesli, 2005)
b) Keterjangkauan Fasilitas
3) Reinforcing factors
sempurna dan tumbuh dengan baik. Ini adalah modal utama menjadi manusia
yang produktif. Sikap dan prilaku petugas kesehatan dapat menjadi contoh atau
(Notoatmodjo, 2007)
2.1 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat
seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam
sumber seperti, media poster, kerabatdekat, media massa, media elektronik, buku
18
tersebut. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang
diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan
a.Tahu (know)
-Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh
19
bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima dengan cara
b. Memahami (Comprehention)
secara benar.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain dapat ditunjukkan dengan
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang
20
sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara atau angket tentang materi
(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
21
2.3 KERANGKA TEORI
Faktor Predisposisi :
-Pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif
-Pendidikan
-Psikologis
-Kelainan bayi
-Kelainan payudara
Faktor Pendorong :
-Sikap dan Perilaku Petugas
Kesehatan
GAMBAR 2.1
BAB 3
Untuk lebih jelasnya hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
untuk perkembangan bayi dapat dilihat dari variabel independent dan dependent
22
23
KERANGKA KONSEP
Sikap dan
perilaku petugas Kelainan
Psikologis kesehatan payudara
Cakupan
Pemberian
ASI
ASI
ekslusif
eksklusif
rendah
Kelainan Tingkat
bayi pengetahuan
ibu
Variabelbebas Hubunganvariabelbebas
Variabelkendali Hubunganvariabelkendali
Variabeltergantung Hubunganvariabeltergantung
24
3.2 IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel bebas yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu
Variabel tergantung yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah pemberian
c) Variabel kendali
2) Bayi kepada ibu juga diasumsi normal sehat yang tiada kelainan .
BAB 4
METODE PENELITIAN
sectional yaitu melihat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
sekaligus pada suatu saat yaitu tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja.
Peneliti mencoba mencari ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kedua
variabel ini.
4.3.1 POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi
25
26
4.3.2 SAMPEL
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti. Teknik
1. Kriteria Inklusi
4) Bayi kepada ibu juga diasumsi normal sehat yang tiada kelainan .
2. Kriteria Eksklusi
1)Ibu yang mempunyai bayi umur melebihi 0-12 bulan dan tidak
27
N. Z ! . p. q
n=
d N − 1 + Z. p. q
55 . 3,8416 . 0,25
n=
1,165
52,822
n=
1,165
n = 45,3
n = 46 orang
Keterangan:
α = tingkat signifikansi
N= jumlah populasi
d= tingkat presisi = 5%
responden.
28
4.4 Definisi Operasional
1. Air susu ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh ibu untuk
konsumsi bayi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada awal
usia kehidupan.
2) ASI eksklusif adalah pemberian asi saja tanpa tambahan makanan atau cairan
lain yang diberikan pada umur bayi berusia 0-6 bulan kecuali vitamin dan obat-
obatan.
3) Ibu adalah orang tua perempuan yang mempunyai hubungan biologis maupun
4) Pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah kemampuan ibu untuk
mengenal dan memahami tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari beberapa
sumber.
1) Pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah kemampuan ibu untuk
mengenal dan memahami tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari beberapa
sumber. Alat ukur yang digunakan adalah dalam bentuk kuesioner dengan melihat
ASI eksklusif. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%, sedang bila
skor 56-75% dan kurang baik jika nilai dibawah <56%. Skala yang digunakan
adalah ordinal.
29
2) Praktek pemberian ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa
ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin sejak
lahir sampai bayi usia 6 bulan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
dimana ”ya” untuk bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan tambahan lain
selama 6 bulan awal kehidupan, sedangkan “tidak” untuk bayi yang diberi
makanan tambahan lain sebelum usia 6 bulan. Skala yang digunakan adalah
nominal.
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data-
terdiri dari variabel independent (pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif) dan
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari responden
dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang oleh peneliti sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Data sekunder pula didapat melalui data jumlah bayi yang
30
4.6.3 Instrumen Penelitian
penilaian pada pertanyaan favorable, jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban
dilakukan dengan teknik analisis univariate dan bivariate. Dalam hal ini, analisis
1) Analisis Univariate
bentuk tabel.
2) Analisis Bivariate
statistik chi-square.
31
Rumus Chi Square : x
!
!
ƒₒ‒ ƒ!
𝑥 =∑
ƒ!
Keterangan:
x ! : hasil hitung
2) Semua informasi dan data yang diperoleh dari subjek penelitian hanya
BAB 5
HASIL PENELITIAN
yang melibatkan responden dari ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia di bawah
12 bulan. Subyek penelitian ini berjumlah 46 orang yang diperoleh dengan teknik
tingkat pengetahuan ibu dan praktek pemberian ASI baik eksklusif maupun non
eksklusif. Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian
Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok umur ibu dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Kelompok Umur
(tahun) Frekuensi Persentase (%)
18-28 31 67,4
29-39 13 28,3
40-50 2 4,3
Total 46 100,0
32
33
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
34
5.1.3 Umur Bayi
Distribusi frekuensi berdasarkan umur bayi dapat dilihat pada tabel bawah
ini:
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa bayi yang paling banyak
berumur 1-4 bulan dengan persentase sebanyak 69,6%.
bawah ini:
Perempuan 23 50,0
Total 46 100,0
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa jenis kelamin bayi laki-laki dan
perempuan masing-masing sama banyak yaitu 50% sebanyak 23 orang.
35
5.2 Hasil Analisis
Sedang 4 8,7
Total 46 100,0
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat responden dengan pengetahuan baik berjumlah
36
5.2.1.2 Pemberian ASI Eksklusif
bawah ini:
Total 46 100,0
Berdasarkan tabel 5,6 dapat dilihat responden yang memberi ASI eksklusif
sebanyak 32 orang (69,6%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak
14 orang (30,4%).
Uji bivariat pada penelitian “hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian air
tahun 2017 menggunakan rumus chi square, dimana uji tersebut digunakan untuk
37
5.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI ekslusif
Tabel 5.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif
pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 32 orang
(69,6%) dan responden dengan pengetahuan baik tetapi tidak memberikan ASI
38
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi square antara variabel
pengetahuan ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI eksklusif diperoleh
nilai p value 0.002 (<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara
Kassi-Kassi.
39
Grafik 5.7 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI
Eksklusif
40
Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi Spearman Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap
Pemberian ASI Eksklusif pada Tahun 2017
Correlations
Tingkat
Pemberian pengetahua
ASI n ibu
Spearman's Pemberian ASI Correlation
1.000 .527**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 46 46
Tingkat Correlation
.527** 1.000
pengetahuan ibu Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
hubungan dan berapa besarkah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif oleh ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 0-12
bulan yang telah dilakukan uji Pearson Chi-Square sebelumnya dimana telah
menunjukkan hubungan yang bermakna yaitu p = 0,002. Dari tabel di atas, terlihat
angka koefesien korelasi Spearman sebesar 0,527 atau korelasi cukup kuat. Arah
korelasi antara dua variabel adalah positif (+) atau searah. Maka dari hasil diatas,
perilaku pemberian ASI eksklusif. Didasarkan pada kriteria yang ada, hubungan
kedua variabel signifikan karena angka signifikansi adalah sebesar p=0,000 <
eksklusif oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan, dapat disajikan pada Tabel
5.9.
P value
Pemberian ASI
eksklusif non eksklusif Total
Pendidikan Terakhir SD/SMP Count 7 5 12
SMK/SMA Count 13 7 20
SD/SMP (15,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
BAB 6
PEMBAHASAN
Air Susu Ibu dengan tindakan ASI Eksklusif terhadap 46 ibu. Hasil penelitian
diketahui jumlah ibu terbanyak berpengetahuan baik yaitu 41 ibu (89,1%), dimana
32 ibu (69,6%) memberikan ASI eksklusif dan 9 ibu (19,6%) tidak memberikan
Dari penelitian ini dapat dibuktikan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang
ASI berpengaruh pada tindakan ASI eksklusif. Menurut Budiman (2013), terdapat
yang diperoleh daripada media sosial, budaya dan ekonomi, lingkungan sekitar,
42
43
Pengetahuan diartikan sebagai hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
sangat penting dalam perilaku ibu karena melalui pengetahuan akan membawa
pemahaman yang mendalam pada ibu tentang dampak baik atau buruknya
memberikan ASI secara eksklusif. Seterusnya, pemahaman ini yang akan menjadi
dasar bagi ibu untuk berperilaku memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya (Notoatmodjo,2003).
67,4%. Berkaitan dengan pengetahuan, ibu dengan rentang usia ini dapat
besar responden berpendidikan SMA yaitu sebesar 30,4%. Tingkat pendidikan ibu
berpengaruh terhadap terbentuknya pola pikir yang terbuka terhadap hal baru.
Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu maka akan semakin baik tingkat
44
Pengetahuan yang baik mempengaruhi perilaku dalam pola asuh anak untuk
memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan pada bayinya. Pengetahuan tentang ASI
eksklusif menjadi dasar diperlukan agar ibutahu dan paham tentang tindakan yang
kerja Puskesmas Kassi-Kassi sebesar 69,6%. Hasil ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar responden telah memberikan ASI saja kepada bayinya. Pemberian
ASI saja dilakukan dengan hanya memberikan ASI kepada bayi dan tidak diberi
saja adalah sebesar 30,4% yaitu sebanyak 14 orang. Jenis minuman tambahan
yang diberikan diantaranya adalah susu formula dan air putih. Jenis makanan
membutuhkan makanan tambahan lain karena segala kebutuhan nutrisi telah dapat
terpenuhi dari ASI untuk menjamin tumbuh kembang sampai umur enam bulan.
Selain itu, bayi di bawah usia enam bulan juga belum mempunyai enzim
45
meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan yang lebih baik. Ibu dengan
pendidikan tinggi telah mempunyai pola pikir yang baik yang terbentuk dari
(Rosita, 2008).
Pemberian ASI eksklusif mempunyai manfaat yang sangat baik untuk bayi
dimana bukan saja dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, malah dapat
meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Selain itu diperlukan juga
adanya dukungan dari keluarga terutama suami pada ibu untuk menyusui bayinya.
Dukungan tenaga kesehatan juga sangat penting untuk memberikan motivasi dan
dorongan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif melalui penyuluhan maupun
konseling.
(p<0,05) antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang
46
memiliki bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Kassi-Kassi. Dengan demikian,
hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat adanya hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki
bayi usia di bawah 12 bulan. Hasil ini dapat diartikan bahwa pengetahuan
ASI eksklusif.Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang
Pemberian ASI eksklusif pada bayi yang berusia < 6 bulan merupakan bentuk
perilaku pemberian ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat,
selain obat-obatan dan vitamin. Adanya berbagai alasan dan faktor budaya yang
melekat pada masyarakat sering kali bayi diberi makanan tambahan pada usia < 6
bulan. Perilaku ibu memberikan ASI secara eksklusif hanya dapat terbentuk
apabila ibu mempunyai pengetahuan yang benar tentang ASI eksklusif mencakup
pengertian, alasan pemberian ASI eksklusif, manfaat dan dampak yang dapat
ditimbulkan apabila tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hasil penelitian ini
pemberian ASI eksklusif. Didukung hasil tabulasi silang diketahui sebagian besar
47
tidak memberikan ASI eksklusif sebesar (8,7%) dan bagi yang kurang
berpengetahuan baik dan tidak memberikan ASI eksklusif adalah sebesar (2,2%).
terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif dengan keeratan kategori cukup kuat.
tentang ASI eksklusif akan lebih memperhatikan pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi maupun dirinya sendiri. Dengan demikian, ibu memiliki pengetahuan yang
baik akan cenderung lebih berupaya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Eksklusif
Hasil penelitian pada Tabel 5.9 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
ibu yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki perilaku pemberian ASI
secara eksklusif. Buktinya masih ada 4,3% ibu yang berpendidikan tinggi
48
untuk memahami sesuatu dan juga berpengaruh pada sikap dan tindakan
eksklusif, selain faktor pendidikan, masih terdapat faktor lain yang sangat
independen. Malah dengan satu kali pengukuran saja belum bisa menggambarkan
menyeluruh. Penelitian ini juga ada kelemahan karena hasilnya tergantung pada
kuesioner.
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori
69,6%.
3. Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
49
50
7.2 Saran
berikut:
-Disarankan untuk memberi motivasi pada ibu-ibu lain agar memberikan ASI
51
4. Penelitian Selanjutnya
pekerjaan, dukungan suami, pengaruh orang lain, tradisi dan sikap perilaku
52
DAFTAR PUSAKA
Budiman & Riyanto A., 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Puspa Swara
53
Hargono R,2014. Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian
Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di kelurahan Mulyorejo wilayah
kerja Pukesmas Mulyorejo Surabaya . Jurnal Promkes (Jurnal Promosi dan
Pendidikan Kesehatan Indonesia). vol2, pg 15-27.
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta. 2008. Bedah ASI-Kajian dari
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
UniversitasIndonesia, Jakarta.
Linkages (2002). Pemberian ASI Eksklusif atau ASI saja: Satu-satunya Sumber
Cairan Yang dibutuhkan Bayi Usia Dini. Oktober 2002.
Marie,1999. Clinical Strategies for Nurses. The Journal of Perinatal and Neonatal
Nursing. vol 13(Issue1),pg 92-93.
Sugiarti E., Zulaekah S., & Puspowati D.S., 2011. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Karang
Malang Kabupaten Sragen. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4,
No. 2, Desember 2011: 195-206.
55
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Suradi, R. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
56
Umur Pendidikan
Sampel Nama Responden Ibu Terakhir Alamat
1 ADHEA PRIYANKA 1 2 KOMP.BUKIT BARUGA
2 NURMIATI 2 2 JL. MONEMMYSELAN
3 WUSAN 1 2 JL. TAMALATE S NO.37
JALAN KARUNDUNGRAYA
4 KHADIJAH 1 2 I
BORONG IINDAH
5 REVI 2 2 TODDOPALI VI
6 FITRIANI 2 2 LANDAKBARU
7 WATI 3 1 TAMALATE 4
8 HESTI 1 1 TIDUNGMARIOLO
JL.KARUNRUNG RAYA / 3
9 TARDA 1 3 NO.12B
10 NUR FITRIA RISKI 1 1 HERTASNING
11 WAHYUNI 1 2 CILALANG
12 RISMA 1 2 JALAN BONTOMINU 1
13 SUMAWATI 2 3 TIDUNG V 111 NO.39
14 NAUTAMI 2 3 TIDUNG III
15 NIRMALA 1 1 TAMALATE VII
16 FATMA 2 2 JALAN TODOKULI
17 FANY SAPUTRI 1 1 TAMALATE IV STPK 15
18 ENY SISWARI 2 3 TIDUNG V
19 DHESY 1 2 JL.BERINGIN
20 YULIANI 1 3 TIDUNG IX SETAPAK V
21 YANTI 1 1 SUKARIA
JL.TODDOPULI RAYA
22 NURUL 2 3 TIMUR SV01
JL.MONUMEN EMMY
23 SUNATI 1 1 SAELAN IV
24 KARIYANTI 1 2 JL.BORONG INDAH
25 ANDI DEWI 1 3 JL.BENINGRI IV NO.24
26 FANNY WIJAYA 2 3 JL.SOMBA OPU NO.108
TIDUNG VI SETAPAK X
27 MANAMA 3 1 NO.36
28 NURMIATI 2 3 TIDUNG II
JALAN LANDABANU
29 MARYUNI 1 1 LORONG 1
57
INDAH CAHAYA
30 PRATIWI 1 2 TIDUNG 7 LG 7
JL.MONUMEN EMMY
31 HASNA 2 2 SAELAN III
JL.MONUMEN EMMY
32 AMIATI 2 3 SAELAN
JL.MONUMEN EMMY
33 NUR ALIA RISKA 1 2 SAELAN IV
JL.MONUMEN EMMY
34 VERONIKA 1 2 SAELAN
35 ANISA 1 2 TODOPELI RAYA
36 ANTI 1 3 TIDUNG VIII
37 RIKA ROHMAH 1 1 JL.TIDUNG MANOLO
38 INDAH 1 2 TIDUNG IX
BTU PAO @ PERMAI BLOK
39 DIAN EKA L 1 3 C 16/5
40 LIVIANI 1 2 JL.TANJUNG PATTIRO 43
41 RAMIA 1 1 JL.ABD.RAZAK
42 NADIA 1 3 WALIKUKUR
43 NURLIAH 1 2 TIDUNG MARIOLO NO.6D
44 ICA 1 2 BORONG RAYA
45 NURHAYATI 2 1 BORONG RAYA
46 SUCITRA 1 3 BERINGIN VI NO.13
Jenis
Nama Tempat / tanggal lahir Umur Anak ke- kelamin
MUH.Al-FATIH
HANDJOUKOMO
ANYA A.BASO MAKASSAR/ 1 SEPTEMBER 2017 2 1 L
PUSKESMAS KASSI-KASSI/ 23 JUNI
NURFITRIRAMADHANI 2017 2 3 P
NAIRA MAKASSAR/ 24 JUNI 2017 2 1 P
MUH.FATURRAHMAN MAKASSAR/ 17 JULI 2017 2 3 L
LANSILI MAKASSAR/ 25 APRIL 2016 4 1 L
SITI AISYAH MAKASSAR/ 23 SEPTEMBER 2017 2 4 P
MUH.BILAL MAKASSAR/ 20 AGUSTUS 2017 2 1 L
ASKA MAKASSAR/ 20 MEI 2017 3 1 P
FAUQIYYAH QARIRAH MAKASSAR / 23 JAN 2013 4 1 P
AHMAD RAMDAN AL-
FATIH RUMAH SAKIT BAHAGIA/ 22 JUNI 2017 2 1 L
58
FAIRAH PUSKESMAS KASSI-KASSI/ 1 JUNI 2017 2 2 P
59
TABEL SKOR PENGETAHUAN IBU
60
SAMPEL P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
7 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
9 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
15 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
16 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
17 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
20 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
21 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
22 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
24 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
26 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
27 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
28 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
29 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
31 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
34 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
35 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
38 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
39 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
40 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
41 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
42 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
43 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
44 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
45 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
46 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
61
REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN
62
BAIK EKSKLUSIF
NURUL
KURANG BAIK NON EKSKLUSIF
SUNATI
KARIYANTI BAIK EKSKLUSIF
BAIK EKSKLUSIF
ANDI DEWI
BAIK EKSKLUSIF
FANNY WIJAYA
BAIK EKSKLUSIF
MANAMA
BAIK EKSKLUSIF
NURMIATI
BAIK EKSKLUSIF
MARYUNI
INDAH CAHAYA BAIK EKSKLUSIF
PRATIWI
BAIK EKSKLUSIF
HASNA
BAIK EKSKLUSIF
AMIATI
BAIK NON EKSKLUSIF
NUR ALIA RISKA
SEDANG NON EKSKLUSIF
VERONIKA
BAIK NON EKSKLUSIF
ANISA
BAIK EKSKLUSIF
ANTI
BAIK EKSKLUSIF
RIKA ROHMAH
BAIK EKSKLUSIF
INDAH
BAIK EKSKLUSIF
DIAN EKA L
SEDANG NON EKSKLUSIF
LIVIANI
BAIK NON EKSKLUSIF
RAMIA
BAIK EKSKLUSIF
NADIA
BAIK EKSKLUSIF
NURLIAH
SEDANG NON EKSKLUSIF
ICA
63
BAIK EKSKLUSIF
NURHAYATI
BAIK NON EKSKLUSIF
SUCITRA
KUESIONER PENELITIAN
( _____________________ )
Saksi 1 : Saksi 2:
( __________________ ) ( __________________ )
Penanggung Jawab Peneliti
Nama : Norhidayu Binti Jalal
Alamat : Rusunawa Unhas Jalan Sahabat
No Telepon : 085892492402
64
PETUNJUK
i)KARAKTERISTIK RESPONDEN
A) Identitas Ibu
1. Tanggal pengisian :
2. Nama Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir:
5. Alamat :
B) Identitas Bayi
1. Nama: :
3. Umur :
4. Anak ke- :
5. Jenis kelamin :
Apakah ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan
(kolostrum) dan hanya memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan?
a)Ya
b)Tidak
65
66
21. ASI merupakan nutrisi yang paling tepat untuk
bayi kerana sesuai dengan kebutuhan bayi pada
masa pertumbuhannya.
22. Memberikan ASI dapat meningkatkan kecerdasan
bayi.
23. ASI eksklusif lebih praktis berbanding susu
formula.
24. Memberi ASI sangat merepotkan.
67
LAMPIRAN SPSS
Umur Ibu
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18-28 31 67.4 67.4 67.4
29-39 13 28.3 28.3 95.7
40-50 2 4.3 4.3 100.0
Total 46 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 4 8.7 8.7 8.7
SMP 10 21.7 21.7 30.4
SMA 14 30.4 30.4 60.9
SMK 5 10.9 10.9 71.7
D3 2 4.3 4.3 76.1
S1 11 23.9 23.9 100.0
Total 46 100.0 100.0
Umur Bayi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Val < 1 bulan 1 2.2 2.2 2.2
id 1-4 bulan 32 69.6 69.6 71.7
5-8 bulan 3 6.5 6.5 78.3
9-12 bulan 10 21.7 21.7 100.0
Total 46 100.0 100.0
68
Jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 23 50.0 50.0 50.0
Perempuan 23 50.0 50.0 100.0
Total 46 100.0 100.0
Pemberian ASI
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Val Eksklusif 32 69.6 69.6 69.6
id non
14 30.4 30.4 100.0
eksklusif
Total 46 100.0 100.0
69
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.822a 2 .002
Likelihood Ratio 13.379 2 .001
Linear-by-Linear
11.153 1 .001
Association
N of Valid Cases 46
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .30.
70
Hasil Uji Korelasi Spearman Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI
Eksklusif pada Tahun 2017
Correlations
Tingkat
Pemberian pengetahuan
ASI ibu
Pemberian ASI Pearson
1 .498**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 46 46
Tingkat pengetahuan Pearson
.498** 1
ibu Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Tingkat
Pemberian pengetahu
ASI an ibu
Spearman's Pemberian ASI Correlation
1.000 .527**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 46 46
Tingkat Correlation
.527** 1.000
pengetahuan ibu Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
71
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.636a 2 .268
Likelihood Ratio 2.853 2 .240
Linear-by-Linear
2.322 1 .128
Association
N of Valid Cases 46
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3.65.
72
73
74
75
BIODATA PENELITI
Riwayat Pendidikan :
Sekolah Kebangsaan Sawah (2002-2007)
Sekolah Menengah Datuk Haji Abdul Samad (2008-2012)
Universiti Teknologi Mara Puncak Alam Malaysia (2013-2014)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (2014 – sekarang)
Pengalaman Organisasi :
Bendahari Ikatan Penulis Malaysia, Makassar 2017