Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

K3 DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
RIZARONI ZATMIKO
MULYANA

FALKUTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BOROBUDUR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara paripurna
bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan utama yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas,
sumber daya dan peralatan tekhnologi yang mutakhir dalam mengatasi permasalahan
kesehatan. Kompleksitas yang ada dalam di dalam rumah sakit dibentuk dalam
rangka pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga kompleksitas tersebut
selain memberikan hal positif dapat pula menjadi hal negatif seperti menimbulkan
berbagai permasalahan. Salah satunya akan muncul permasalahan jika kurangnya
interaksi dan komunikasi antar tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang akan berpotensi terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (Departemen
Kesehatan, 2009).
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang
semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit
merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit. Membuat pelayanan
rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut merupakan
hal yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011). Implementasi
yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana sebuah pelaporan insiden
keselamatan pasien serta tindak lanjut untuk mengurangi insiden tersebut dikemudian
hari.
2
Insiden keselamatan pasien yaitu kejadian atau situasi yang dapat berpotensi
mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya terjadi. Menurut Departemen
Kesehatan RI tahun 2008, adapun beberapa jenis insiden yaitu Kejadian tidak
diharapkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Kejadian tidak diharapkan
(KTD)/ adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis. Dan kejadian nyaris
cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission).
Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan
manusia atau management of human error, dapat dikatakan efektif apabila telah
dilaksanakan dengan proses belajar yang kolektif dari kesalahan yang pernah terjadi,
baik belajar dari kejadian nyaris cedera maupun kejadian yang mengakibatkan
kerugian bagi pasien tersebut (Mark, 2001). Proses belajar dari kesalahan yang baik
membutuhkan penentuan strategi tindak lanjut yang efektif sesuai dengan identifikasi
kejadian keselamatan pasien yang terjadi di rumah sakit. Tindak lanjut yang efektif,
tergantung pada sistem pelaporan kejadian keselamatan pasien pada masing-masing
rumah sakit tersebut. Jika sebuah rumah sakit hanya mengumpulkan dan melaporkan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ adverse event saja, dan mengabaikan Kejadian
Nyaris Cedera (KNC)/ near miss, maka hal tersebut akan mengakibatkan rumah sakit
3
akan kehilangan sumber data yang paling berharga dalam mengidentifikasi prioritas
penyelenggaraan program keselamatan pasien yang efektif (Marella, 2007).
Laporan dari IOM (Institute of Medicine), Amerika Serikat dalam “To Err Is
Human, Buliding a Safer Health System” melaporkan adanya Insiden Keselamatan
Pasien dalam pelayanan rawat inap di rumah sakit, kejadian yang terjadi yaitu adanya
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) sekitar 3-16% yang terjadi di rumah sakit
Amerika (Kohn,et.al,2000). AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality)
menyatakan bahwa akar masalah KTD 65% berasal dari masalah komunikasi, bahwa
komunikasi yang tidak akurat antar petugas kesehatan merupakan salah satu
penyebab terjadinya KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dan KTD. WHO (World Health
Organization) menemukan kasus KTD dengan rentang 3,2-16,6% rumah sakit di
berbagai negara, yaitu Amerika, Inggris, Australia, dan Denmark. (Sri , 2013)
Laporan IKP (Insiden Keselamat Pasien) oleh KKP-RS (Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit) di Indonesia pada bulan Januari-April 2011, menemukan bahwa
adanya pelaporan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang disebabkan karena
proses atau prosedur klinik (9,26 %), medikasi (9,26%), dan Pasien jatuh (5,15%).
(Badan Pusat Statistik,Jakarta, 2011). RS Unhas (Universitas Hasanuddin) terdapat
18 kasus IKP di sembilan unit yaitu instalasi rawat jalan, rawat inap, IGD (Instalasi
Gawat Darurat), ICU (Intensive Care Unit), laboratorium, radiologi, bedah sentral,
farmasi, dan gizi. Terdapat sembilan kasus KTD, empat kasus KNC, tiga kasus KTC
(Kejadian Tidak Cedera), dan dua kasus KPC (Kejadian Potensial Cedera).
(Arfan,et.all 2009).
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar telah menyelenggarakan
program keselamatan pasien rumah sakit sejak tahun 2006, dengan membentuk Tim
4
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Tim KP-RS). RSUP Sanglah Denpasar
mempunyai komitmen untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit
dengan penyelenggaraan tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit dan enam
standar keselamatan pasien rumah sakit melalui peningkatan sistem pelaporan
kejadian keselamatan pasien yang merupakan kewajiban bagi seluruh unit pelayanan
pasien.
Berdasarkan Laporan Kejadian Keselamatan Pasien RSUP Sanglah Denpasar
sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tercatat bahwa jumlah laporannya
semakin meningkat, dari tahun ke tahun dengan asumsi bahwa sistem pelaporan
insiden keselamatan pasien serta kesadaran staf untuk melaporkan kejadian semakin
meningkat. Adapun laporan kejadian keselamatan pasien di RSUP Sanglah Denpasar
sejak tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Kejadian Keselamatan Pasien Yang Dilaporakan di
RSUPSanglah Denpasar Selama Tahun 2011-2014

No Jenis Kejadian Tahun


2011 2012 2013 2014
1 KTD 20 25 438 324
2 KNC 37 32 1050 2469
3 KPC 2 4 123 2
4 KTC 3 4 27 32
5 Sentinel 2 - 1 1
TOTAL 64 65 1639 2828
Sumber : Laporan Kejadian Keselamatan Pasien RSUP Sanglah Denpasar
Melihat tabel 1.1 diatas, Total laporan kejadian keselamatan pasien di RSUP
Sanglah paling banyak terjadi Kejadian Nyaris Cedera yang tercatat sampai 2469
5
laporan pada tahun 2014. Sesuai dengan teori Mark, (2001), bahwa semakin banyak
insiden KNC yang dilaporkan maka semakin meningkat pula kesempatan untuk
belajar dari pengalaman agar insiden tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari,
sehingga angka insiden KNC dapat diturunkan secara berkesinambungan. Menurut
laporan KNC yang telah ditelusuri dari 2469 KNC di RSUP Sanglah Denpasar,
sebanyak 1283 KNC (45,37%) berasal dari Instalasi Rawat Inap C (Angsoka I,
Angsoka II, Angsoka III dan Kamboja). Jika dianalisis lebih mendalam, proporsi
sumber laporan yang cukup banyak berasal dari IRNA C ini selalu terjadi setiap
bulannya selama tahun 2015.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar di
Unit Penjaminan Mutu dan Tim Keselamatan Pasien Rumah sakit, ditemukan bahwa
data terkait KNC pada tahun 2014 yang jumlahnya sampai 2469 belum dilaksanakan
penelusuran serta penjabaran sesuai dengan tipe dan elemen pelaporan insiden
masing masing. Penjabaran tersebut diperlukan untuk memberikan gambaran
strategis terkait tindak lanjut yang tepat dan harus dilaksanakan dikemudian hari
untuk mengurangi angka kejadian tersebut. Dan untuk tahun 2015, pihak RSUP
Sanglah belum melaksanakan analisis kejadian nyaris cedera secara kesuluruhan.
Penjabaran tersebut terdiri dari penjabaran masing masing KNC berdasarkan
Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian, Penyebab
(petugas), Faktor Pemicu. Dimana penjabaran tersebut berdasarkan buku pedoman
penyelenggaran dan pelaporan kejadian keselamatan pasien di RS. Oleh karena itu
peneliti tertarik melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui penjabaran yang jelas
dari insiden kejadian KNC di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015, sesuai
dengan harapan sistem pelaporan dan proses belajar yang dikemukakan oleh
6
Departemen Kesehatan tahun 2008 dalam buku Pedoman Penyelenggaraan dan
Pelaporan Kejadian Keselamatan Pasien di RS.
1.2 Rumusan Masalah
Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu kejadian yang dapat berpotensi
mengakibatkan cedera yang seharusnya tidak terjadi. Ditemukan angka pelaporan
insiden KNC pada tahun 2014 yang jumlahnya cukup tinggi yaitu 2469 insiden,
namun belum dilaksanakan analisis mendalam dengan menjabarkan berdasarkan
Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian, Penyebab
(petugas), Faktor Pemicu,dan juga sebagai bahan perbaikan kedepan untuk mencegah
potensi KNC terkait faktor-faktor tersebut. Dan juga untuk tahun 2015, pihak RSUP
Sanglah belum melaksanakan analisis kejadian nyaris cedera secara kesuluruhan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah gambaran KNC pada tahun 2015 di RSUP Sanglah Denpasar
berdasarkan : Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi
Kejadian, Penyebab (petugas), dan Faktor Pemicu ?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran KNC di Instalasi Rawat Inap C di RSUP Sanglah
Denpasar pada tahun 2015
7

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan tipe insiden di Instalasi
Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
2. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan sub tipe insiden di Instalasi
Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
3. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan pelapor di Instalasi Rawat
Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
4. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan potensi korban di Instalasi
Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
5. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan divisi kejadian di Instalasi
Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
6. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan penyebab (petugas) di
Instalasi Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
7. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan faktor pemicu di Instalasi
Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015
8. Untuk mengetahui strategi untuk mengurangi jumlah insiden KNC di RSUP
Sanglah Denpasar.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
kajian tentang budaya keselamatan pasien di rumah sakit yang dihubungkan dengan
pembelajaran laporan kejadian keselamatan pasien khususnya KNC.
8

1.5.2 Manfaat Praktis


Berdasarkan hasil penelitian ini pihak rumah sakit dapat merencanakan
tindak lanjut di lingkungan RSUP Sanglah Denpasar terkait penelusuran kejadian
yang terlaporkan dilihat dari jumlah pelaporan kejadian keselamatan pasien
khususnya KNC. Dan juga hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan
atau menjadi referensi untuk menambah wawasan dalam menganalisis Kejadian
Nyaris Cedera (KNC) di Rumah Sakit.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini yaitu mengenai analisis kejadian nyaris cedera
(KNC) pada Rumah Sakit Umum Pemerintah Sanglah Denpasar pada tahun 2015.
Dimana total sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh insiden
KNC yang dilaporkan kepada TIM KPRS terutama pada Inatalasi Rawat Inap Cdi
RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai