Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

SURVEY BUDAYA KESELAMATAN


PASIEN
RS ..................
TAHUN 2021

i
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab I....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................ 3
C. Manfaat.............................................................................................................. 3
Bab II...................................................................................................................... 4
A.Jenis dan Rancangan Survei...............................................................................4
B.Populasi dan Sampel...........................................................................................4
C.Variabel Penelitian..............................................................................................5
Bab III..................................................................................................................... 7
A.Karakteristik Responden......................................................................................7
B.Composite Budaya Keselamatan Pasien.............................................................10
C.Tingkat Keselamatan Pasien...............................................................................24
D.Jumlah Pelaporan Kejadian/ Number of Event reported......................................25
E.Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit....................................................................27
F.Observasi Praktik Keselamatan Pasien...............................................................28
G.Hasil Obervasi Survey Budaya Keselamatan Pasien..........................................29
H.Komentar dan Saran Internal..............................................................................42
I.Analisis Hasil FGD................................................................................................46
J.Analisis Hasil Penelitian Budaya Keselamatan Pasien.........................................47
Bab IV..................................................................................................................... 48
A.Kesimpulan..........................................................................................................48
B.Saran/ Rekomendasi...........................................................................................48
Kepustakaan........................................................................................................... 49
Lampiran.................................................................................................................52

ii
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan
hingga ribuan macam obat, ratusan test dan prosedur, banyak terdapat alat dan
teknologi kesehatan, bermacam profesi dan non profesi yang memberikan
pelayanan pasien selama 24 jam secara terus-menerus.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam pasal
29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit (Depkes, 2009).
Budaya keselamatan merupakan seperangkat keyakinan, norma, perilaku,
peran dan praktik sosial maupun teknis dalam meminimalkan pajanan yang
membahayakan atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien, atau
anggota masyarakat lainnya. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi
utama dalam yang merupakan prioritas utama dalam pemberian layanan
kesehatan berkualitas. Penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat
akan menghasilkan pelayanan keperawatan yang bermutu. Pelayanan
kesehatan yang bermutu tidak cukup dinilai dari kelengkapan teknologi, sarana
prasarana yang canggih dan petugas kesehatan yang profesional, namun juga
ditinjau dari proses dan hasil pelayanan yang diberikan
Kegiatan dan dimana keberagaman dan kerutinan pelayanan rumah sakit
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD/Adverse evenst) (Depkes, 2008). Dimana KTD merupakan
kejadian yang akan mengancam keselamatan pasien dan berdampak pada
peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke area
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan lain dan
pasien, dan tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum yang dapat merugikan
bagi rumah sakit. Data KTD di Indonesia masih sangat sulit diperoleh secara
lengkap dan akurat, tetapi dapat diasumsikan tidaklah kecil
Menurut IOM terciptannya lingkungan yang aman bagi pasien berarti
tercipta juga lingkungan yang aman bagi staf atau tenaga kesehatan karena
keduannya terikat satu sama lain. Keselamatan pasien di rumah sakit kemudian
menjadi isu penting karena banyaknya kasus medical error yang terjadi di
berbagai negara. Setiap tahun di Amerika hampir 100.000 pasien yang dirawat
di rumah sakit meninggal akibat medical error, selain itu penelitian juga
membuktikan bahwa kematian akibat cidera medis 50% diantaranya sebenarnya

1
dapat dicegah (Cahyono, 2012). Institut of Mediciene (IOM) Amerika Serikat
tahun 2000 menerbitkan laporan “To Err is Human, Building to Safer Health
System” yang menyebutkan bahwa rumah sakit di Utah dan Colorado ditemukan
KTD sebesar 2,9% dan 6,6% diantaranya meninggal, sedangkan di New York
ditemukan 3,7% KTD dan 13,6% diantaranya meninggal. Lebih lanjut, angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika Serikat berjumlah 33,6
juta per tahun berkisar 44.000 jiwa sampai 98.000 jiwa. Selain itu publikasi WHO
tahun 2004 menyatakan KTD dengan rentang 3,2 -16,6% pada rumah sakit di
berbagai Negara yaitu Amerika, Inggris, Denmark dan Australia (Depkes, 2006).
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang saat ini digunakan mengacu
pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Join Commision
on Accreditation of Health Organization di Illinois pada tahun 2002. Enam tujuan
penanganan keselamatan pasien menurut Joint Commission International antara
lain: mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi secara
efektif, meningkatkan keamanan dari high-alert medications, memastikan benar
tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi risiko
infeksi dari pekerja kesehatan, mengurangi risiko terjadinya kesalahan yang
lebih buruk pada pasien.
KTD merupakan insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien (UU.
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien). Besarnya
kasus KTD yang terjadi di rumah sakit sebagaimana disebutkan diatas
mengharuskan pihak rumah sakit harus melakukan langkah-langkah yang lebih
mengutamakan keselamatan pasien. Craven dan Hirnle (Setiowati, 2010)
mengemukakan bahwa ketidakpedulian akibat keselamatan pasien akan
menyebakan kerugian bagi pasien dan pihak rumah sakit, seperti biaya yang
harus ditanggung pasien menjadi lebih besar, pasien semakin lama dirawat di
rumah sakit dan terjadinya resistensi obat. Kerugian bagi rumah sakit yang
harus dikeluarkan menjadi lebih besar yaitu pada upaya tindakan pencegahan
terhadap kejadian luka tekan, infeksi nosokomial, pasien jatuh dengan cidera,
kesalahan obat yang mengakibatkan cidera.
Berbagai hasil studi merekomendasikan untuk memperbaiki upaya
keselamatan pasien dengan memperhatikan isu-isu budaya/iklim keselamatan
pasien di langkah awal. Survei untuk mengukur iklim keselamatan di RS
kemudian berkembang dan digunakan secara rutin dan berperan dalam
memprediksi perhatian RS terhadap keselamatan pasien (Rachmawati, 2011).
Menurut Agency of Healthcare Research and Quality (2004) dalam menilai
budaya keselamatan pasien di rumah sakit terdapat beberapa aspek dimensi
yang perlu diperhatikan yaitu harapan dan tindakan supervisor/manajer dalam
mempromosikan keselamatan pasien, pembelajaran-peningkatan bekerlanjutan,
kerjasama tim dalam unit, keterbukaan komunikasi, umpan balik terhadap error,

2
respon tidak menyalahkan, staf yang adekuat, persepsi secara keseluruhan,
dukungan manajamenen rumah sakit, kerjasama tim antar unit, penyerahan dan
pemindahan pasien dan frekuensi pelaporan kejadian.
Berdasarkan SNARS Edisi 1, salah satu elemen penilaian PMKP 10
yaitu Direktur rumah sakit telah melaksanakan pengukuran budaya
keselamatan. Dalam pengukuran Budaya Keselamatan Pasien dapat dilakukan
melalui evaluasi rutin sesuai jadwal yang tetap dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya survei resmi, analisis data, dandiskusi kelompok.
Untuk itu RS .................. sebagai salah satu lembaga pemerintah
yang memberikan pelayanan kesehatan dan Rumah Sakit yang melaksanakan
akreditasi SNARS membutuhkan Survey Budaya Keselamatan Pasien sebagai
bahan evaluasi terdadap pelaksanaan program keselamatan pasien yang telah
dilaksanakan dan memenuhi poin pada penilaian akreditasi SNARS pada
standar PMKP 10.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Survei ini bertujuan mengevaluasi program Budaya Keselamatan Pasien
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi persepsi staf medis fungsional dan staf penunjang
medis di RS .................. tentang persepsi mereka tentang budaya
keselamatan pasien yang telah dilaksanakan di lingkungan
RS ...................
b. Mengetahui gambaran praktek keselamatan pasien yang dilakukan oleh
staf medis fungsional dan staf penunjang medis RS ...................
c. Mengidentifikasi kebijakan pimpinan rumah sakit dan komitmen
organisasi terhadap budaya keselamatan pasien yang telah dan akan
diterapkan RS ...................
d. Menyusun rekomendasi untuk pengembangan budaya keselamatan
pasien di RS .................. berdasarkan temuan hasil penelitian.

C. Manfaat
Bagi RS .................., sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program
keselamatan pasien untuk menuju Akreditasi SNARS.

3
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA

A. Jenis dan Rancangan Survei


Survei ini adalah survei deskriptif dengan metode mix method /
campuran (kuantitatif dan kualitatif) serta pendekatan waktu secara cross
sectional.
1. Pendekatan kuantitatif akan dilakukan dengan survei menggunakan
kuesioner terstruktur yang di adopsi dari Agency of Healthcare Research
and Quality (2004) dalam menilai budaya keselamatan pasien di rumah
sakit terdapat beberapa aspek dimensi yang perlu diperhatikan yaitu 1)
harapan dan tindakan supervisor / manajer dalam mempromosikan
keselamatan pasien, 2) pembelajaran-peningkatan bekerlanjutan, 3)
kerjasama tim dalam unit, 4) keterbukaan komunikasi, 5)umpan balik
terhadap error, 6) respon tidak menyalahkan, 7) staf yang adekuat, 8)
persepsi secara keseluruhan, 9) dukungan manajamenen rumah sakit, 10)
kerjasama tim antar unit, 11) penyerahan dan pemindahan pasien dan 12)
frekuensi pelaporan kejadian. Selanjutnya dikembangkan dengan
menambahkan keselamatan kerja dan pengendalian infeksi menurut
Akreditasi SNARS. Kuesioner ini dipergunakan untuk untuk mengetahui
gambaran persepsi petugas (staf) terhadap budaya keselamatan pasien di
RS ...................
2. Pendekatan Kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data kualitatif lewat
wawancara mendalam kepada pimpinan dan manajer terkait dengan
budaya keselamatan pasien Focused Group Discussion dengan
Wawancara mendalam dikembangkan untuk mendapatkan informasi
tentang seberapa jauh persepsi dan komitmen pimpinan tentang Program
Keselamatan Pasien yang telah dan akan diterapkan di RS ...................
3. Pengamatan (observasi) akan dilakukan terhadap beberapa praktek
keselamatan pasien dari staf medis fungsional dan staf penunjang medis
sebagai triangulasi (cross check) terhadap hasil survei.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan, staf medis
fungsional, staf penunjang medis dan staf umum di lingkungan
RS .................. dengan jumlah keseluruhan populasi adalah 603 orang.

2. Sampel

4
Jumlah sampel penelitian adalah 100 responden staf medis fungsional
dan penunjang medis, dimana pengambilan sampel pada setiap
subpopulasi menggunakan teknik proporsional random sampling.

C. Varibel Peneltian
Pada pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner adopsi dari
AHRQ. Hal-hal yang mempengaruhi variablitas skor survei Budaya
Keselamatan Pasien yang diperoleh suatu Rumah Sakit adalah (AHRQ,
2014) :
1. Dua belas ( 12) composites budaya keselamatan pasien.
Tabel 2.1. Dua belas ( 12) composites budaya keselamatan pasien
Dimensi Budaya Keselamatan Definisi
Pasien
1 Teamwork dalam unit Saling mendukung antar petugas pada
suatu unit dengan rasa saling
menghormati dan bekerjasama dalam
suatu tim
2 Teamwork antar unit Kerjasama dan koordinasi antar unit di
rumah sakit untuk memberikan layanan
terbaik bagi pasien
3 Harapan terhadap supervisor atau Adanya kemauan agar supervisor
kepala ruang mempertimbangkan saran petugas
dalam peningkatan keselamatan
pasien, mengingatkan petugas mentaati
prosedur keselamatann pasien dan
tidak masalah keselamatan pasien
4 Staffing Adanya kesesuaian jumlah petugas
dalam menangani beban tugas dan jam
kerja dalam memberikan layanan
terbaik bagi pasien
5 Persepsi terhadap Keselamatan Prosedur dan sistem yang mampu
Pasien mencegah kejadian dalam keselamatan
pasien dan kelemahan mengidentifikasi
permasalahan keselamatan pasien
6 Pembelajaran organisasi-perbaikan Kesalahan berdampak pada perubahan
berkelanjutan ke arah yang lebih baik dan perubahan
akan dievaluasi efektivitasnya
7 Keterbukaan komunikasi Adanya kebebasan berpendapat saat
melihat kejadian yang dapat berakibat
tidak baik pada pasien dan merasa
bebas bertanya permasalahan
keselamatan pasien kepada yang
pemegang kebijakan
8 Umpan balik dan komunikasi Adanya informasi kepada petugas
masalah error tentang error yang terjadi, diberikan
umpan balik perubahan yang
dilaksanakan dan adanya diskusi cara
mencegah error

9 Perpindahan dan transisi Informasi penting tentang perawatan


pasien di transfer antar unit rumah sakit

5
Dimensi Budaya Keselamatan Definisi
Pasien
dan saat pergantian shift
10 Dukungan manajemen pada Manajemen rumah sakit menyediakan
keselamatan pasien iklim kerja yang mempromosikan
keselamatan pasien dan menunjukkan
keselamatan pasien sebagai prioritas
utama
11 Non punitive repons to error Petugas merasa bahwa kesalahan-
kesalahan dan pelaporan kejadian tidak
ditimpakan pada mereka dan tidak
dicatat dalam catatan kepegawaian
12 Frekuensi pelaporan kejadian Beberapa tipe kesalahan dilaporkan
meliputi kesalahan terjadi tetapi segera
diatasi sebelum berdampak pada
pasien, kesalahan yang tidak
berpotensi membehayakan pasien dan
kesalahan yang dapat membahayakan
pasien tetapi tidak timbul dampak.

2. Derajat Keselamatan Pasien/ Patient safety grade.


3. Jumlah kejadian yang dilaporkan /Number of events reported.
Pada pendekatan Kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data
kualitatif lewat wawancara mendalam kepada pimpinan dan manajer terkait
dengan budaya keselamatan pasien. Wawancara mendalam dikembangkan
untuk mendapatkan informasi tentang seberapa jauh persepsi dan komitmen
pimpinan tentang Program Keselamatan Pasien yang telah dan akan
diterapkan di RSU XX ini. Triangulasi dilakukan dengan Focused Droup
Discussion kepada Kepala Instalasi, Kepala Ruang, komite mutu dan
struktural terkait survei budaya. Pengamatan (observasi) dilakukan terhadap
beberapa praktek keselamatan pasien dari staf medis fungsional dan staf
penunjang medis sebagai triangulasi (cross check) terhadap hasil survei.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diberikan kuesioner mencakup data unit


kerja, lama bekerja, jam kerja, posisi tugas saat ini dan keterlibatan langsung
dengan pasien tercantum pada beberapa table berikut ini.

Tabel. 3.1. Distribusi frekuensi unit kerja responden di RS ..................

Frequency Percent
Anestesiologi 2 2,0
Keuangan 2 2,0
Perencanaan 2 2,0
Umum dan Kepegawaian 5 5,0
CSSD 1 1,0
Farmasi 3 3,0
Gizi 2 2,0
Hemodialisa 2 2,0
Humas 1 1,0
IBS 1 1,0
IGD 6 6,0
Instalansi Jenazah 1 1,0
Bedah 1 1,0
Intensive 2 2,0
Keuangan 1 1,0
Laboratorium 4 4,0
Manajemen 3 3,0
MPP 1 1,0
Obgyn 3 3,0
Pediatri 1 1,0
Peralatan Medik 1 1,0
Poliklinik 14 14,0
PPI 1 1,0
Radiologi 3 3,0
Rekam Medis 6 6,0
Rawat Inap 28 28,0
SIM RS 2 2,0
TU dan RT 1 1,0
Total 100 100,0

Unit kerja yang di ikut sertakan pada survei ini adalah seluruh unit
kerja yang ada di RS ................... Dari unit kerja yang ada, tiga unit kerja yang
berpartisipasi paling banyak adalah rawat inap sebesar 28%, poliknik 14%,
rekam medis 6% dan IGD 6%.

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi lama bekerja responden di RS ..................


Frequency Percent

7
kurang 1 tahun 7 7,0
6-10 tahun 36 36,0
11-15 tahun 30 30,0
16-20 tahun 8 8,0
21 tahun 19 19,0
Total 100 100,0

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar reponden di


RS .................. memilki masa kerja 6-10 tahun sebesar 36%.

Tabel 3.3. Distribusi frekuensi lama bekerja responden pada unit


sekarang di RS ..................
Frequency Percent
kurang 1 tahun 27 27,0
1-5 tahun 13 13,0
6-10 tahun 36 36,0
11-15 tahun 14 14,0
16-20 tahun 5 5,0
21 tahun 5 5,0
Total 100 100,0

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar reponden di


RS .................. memilki masa kerja pada unit tempat bertugas saat ini selama
6-10 tahun sebesar 36%.

Tabel 3.4. Distribusi frekuensi jam kerja dalam satu minggu di RS ..................
Frequency Percent
Kurang dari 20 jam seminggu 3 3,0
21-30 jam seminggu 6 6,0
31-40 jam seminggu 48 48,0
41-50 jam semnggu 37 37,0
51-60 jam seminggu 5 5,0
>60 jam seminggu 1 1,0
Total 100 100,0

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar reponden di


RS .................. bekerja selama 31 hingga 40 jam seminggu sebesar 48%.
Tabel 3.5. Distribusi frekuensi profesi responden
Frequency Percent
Ka Instalasi
1 1,0
Karu
3 3,0
Ketua Tim
7 7,0
Perawat pelaksana
35 35,0
Bidan
4 4,0
Dokter Spesialis/DPJP
8 8,0
Dokter Gigi
1 1,0
Dokter Umum
2 2,0
Rekam Medis
4 4,0
Ahli GIzi
2 2,0
Physioterapy
1 1,0
Laboratorium
3 3,0

8
Frequency Percent
Farmasi
2 2,0
IPSRS/Sanitarian
1 1,0
Radiografer
2 2,0
Administration / management
9 9,0
Lainnya, mohon diuraikan
15 15,0
Total
100 100,0

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar reponden di


RS .................. memiliki profesi perawat pelaksana sebesar 35%.

Tabel. 3.6. Distribusi frekuensi keterlibatan langsung reponden dengan pasien

Frequency Percent
Ya 70 70,0
Tidak 30 30,0
Total 100 100,0

Responden yang berhubungan langsung dengan pasien sebesar 70%,


sedangkan yang tidak berhubungan langsung dengan pasien sebesar 30%.

Tabel 3.7. Distribusi frekuensi lama bekerja responden pada posisi sekarang

Frequency Percent
Kurang dari 1 tahun 11 11,0
1-5 tahun 5 5,0
6-10 tahun 41 41,0
11-15 tahun 24 24,0
16-20 tahun 9 9,0
21 tahun lebih 10 10,0
Total 100 100,0

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar reponden di


RS .................. bekerja pada posisi saat ini selama 6-10 tahun sebesar 41%.

B. Composite Budaya Keselamatan Pasien


1. Keterbukaan Komunikasi
Tabel. 3.8. Distribusi frekuensi keterbukaan komunikasi

Pendapat tentang Keterbukaan % % % % % % %


Komunikasi Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon

9
Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Petugas di unit kami bebas
berbicara jika melihat sesuatu yang
19 19 6 43 13 56 44
dapat berdampak negatif pada
kegiatan pelayanan pasien

Petugas di unit dapat minta


penjelasan tentang keputusan atau
2 6 6 63 23 86 14
tindakan yang diambil oleh
atasannya

Petugas di unit kami takut bertanya


28 54 5 9 4 87 13
jika terjadi hal yang tidak benar

Tabel 3.9 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
pendapat responden tentang keterbukaan komunikasi per tem pertanyaan
% Respon % Respon
Pendapat tentang Keterbukaan Komunikasi keterangan
Positif 2021 Positif 2019
Petugas di unit kami bebas berbicara jika melihat
1 sesuatu yang dapat berdampak negatif pada kegiatan 56 47 meningkat
pelayanan pasien
Petugas di unit dapat minta penjelasan tentang
2 86 93 turun
keputusan atau tindakan yang diambil oleh atasannya
Petugas di unit kami takut bertanya jika terjadi hal yang
3 87 91 turun
tidak benar
Rata rata 76 77 turun

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan


2019 menurut pendapat responden tentang keterbukaan komunikasi turun
1 % dengan nilai rata – rata 76 %.

2. Persepsi tentang Teamwork dalam Unit


Tabel 3.10 Distribusi frekuensi persepsi tentang Teamwork dalam Unit

Pendapat tentang Teamwork % % % % % % %


dalam Unit Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif

10
Setuju
Petugas di unit kami saling
bekerjasama dalam menyelesaikan 1 0 7 42 50 92 8
tugas

bila unit kami ada pekerjaan dan


harus dilakukan dalam waktu cepat,
maka petugas di unit kami bekerja 1 1 3 35 60 95 5
bersama-sama sebagai tim untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut

Petugas di unit kami saling


1 0 7 37 55 92 8
menghargai

Bila di unit kami sibuk, maka unit lain


4 10 14 46 26 72 28
akan membantu

Tabel 3.11 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2021


menurut pendapat responden tentang Teamwork dalam unit per Item
pertanyaan

% Respon % Respon
Pendapat tentang Teamwork dalam Unit Positif Positif Keterangan
2021 2019

Petugas di unit kami saling bekerjasama dalam


1 92 92 Tetap
menyelesaikan tugas

bila unit kami ada pekerjaan dan harus dilakukan dalam


2 waktu cepat, maka petugas di unit kami bekerja bersama- 95 91 Meningkat
sama sebagai tim untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut

3 Petugas di unit kami saling menghargai 92 93 Turun

4 Bila di unit kami sibuk, maka unit lain akan membantu 72 70 Meningkat

Rata-rata 87,7 86,5 menigkat

Berdasarkan perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan


2019 menurut pendapat responden tentang Teamwork mengalami
peningkatan 1,2 % dengan nilai rata – rata 87,7 %.

3. Pendapat terhadap Atasan Langsung di Unit Kerja


Tabel 3.12 Distribusi frekuensi pendapat terhadap atasan langsung di unit
kerja
Pendapat terhadap Atasan % % % % % % %

11
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Langsung Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Atasan dengan serius
mempertimbangkan masukan staf
3 2 13 44 38 82 18
untuk meningkatkan keselamatan
pasien

Atasan selalu mengingatkan


masalah keselamatan pasien yang 3 3 9 48 37 85 15
terjadi di unit kerja

Bila beban kerja tinggi, Atasan


meminta kami bekerja cepat meski 36 46 11 5 2 93 7
tidak sesuai prosedur

Atasan saya jarang menyelesaikan 89 11


37 44 8 7 4
masalah keselamatan pasien

Tabel 3.13 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat terhadap atasan langsung di unit kerja per tem
pertanyaan

% % Keterangan
Respon Respon
Positif Positif
Pendapat terhadap Atasan Langsung 2021 2019

1 Atasan dengan serius mempertimbangkan masukan staf untuk Tururn


82 96
meningkatkan keselamatan pasien

2 Atasan selalu mengingatkan masalah keselamatan pasien yang Turun


85 95
terjadi di unit kerja

3 Bila beban kerja tinggi, Atasan meminta kami bekerja cepat meningkat
93 92
meski tidak sesuai prosedur

4 Atasan saya jarang menyelesaikan masalah keselamatan pasien 89 96 turun

Rata;rata 87,25 94,75 turun

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat terhadap atasan langsung di unit kerja turun 7,5 %
dengan nilai rata – rata 87,25 %.

4. Pendapat tentang Pembelajaran Organisasi

Tabel 3.14 Distribusi frekuensi pendapat tentang pembelajaran organisasi

12
% % % % % % %
Pendapat tentang Pembelajaran Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Organisasi Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Unit kami aktif melakukan kegiatan
untuk meningkatkan keselamatan 2 1 3 59 35 94 6
pasien

Di unit kami, kesalahan yang terjadi


digunakan untuk membuat 2 0 6 51 41 92 8
perbaikan

Untuk meningkatkan keselamatan


pasien, unit kami melakukan
2 0 5 56 37 93 7
evaluasi terhadap perubahan/
perbaikan yang dilakukan

Tabel 3.15 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat tentang pembelajaran organisasi per item pertanyaan

% %
Respon Respon
Pendapat tentang Pembelajaran Organisasi Keterangan
Positif Positif
2021 2019

Unit kami aktif melakukan kegiatan untuk meningkatkan


1 94 91 Meningkat
keselamatan pasien

Di unit kami, kesalahan yang terjadi digunakan untuk membuat


2 92 91 Meningkat
perbaikan

Untuk meningkatkan keselamatan pasien, unit kami melakukan


3 93 93 Tetap
evaluasi terhadap perubahan/ perbaikan yang dilakukan

Rata-rata 93 91,7 Meningkat

Berdasarkan perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat tentang pembelajaran organisasi meningkat 1,3 %
dengan nilai rata – rata 93 %.

5. Pendapat Responden tentang Dukungan Manajemen Rumah Sakit


Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Dukungan
Manajemen Rumah Sakit

13
% % % % % % %
Pendapat tentang Dukungan Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Manajemen Rumah Sakit Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Tindakan Manajemen RS
menunjukkan bahwa keselamatan 1 2 6 40 51 91 8
pasien merupakan prioritas utama

Manajemen RS hanya tertarik pada


keselamatan pasien, hanya bila
25 48 14 9 4 87 13
terjadi KTD (Kejadian yang Tidak
Diinginkan)

Manajemen RS menciptakan
suasana kerja yang mendukung 2 0 7 56 35 91 9
keselamatan pasien

Tabel 3.17 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
pendapat responden tentang dukungan manajemen rumah sakit per item
pertanyaan

% Respon % Respon
Pendapat tentang Dukungan Manajemen Rumah Sakit Positif Positif Keterangan
2021 2019

Tindakan Manajemen RS menunjukkan bahwa keselamatan


1 91 94 Turun
pasien merupakan prioritas utama

Manajemen RS hanya tertarik pada keselamatan pasien, hanya


2 87 79 meningkat
bila terjadi KTD (Kejadian yang Tidak Diinginkan)

Manajemen RS menciptakan suasana kerja yang mendukung


3 91 93 turun
keselamatan pasien

Rata-rata 89,7 88,7 meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat tentang dukungan manajemen rumah sakit meningkat 1
% dengan nilai rata – rata 89,7 %.

6. Pendapat Responden tentang Keselamatan Pasien


Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Keselamatan
Pasien

14
% % % % % % %
Pendapat tentang Keselamatan Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pasien Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) /
1 3 4 32 60 92 8
Sentinel harus dicegah

Unit kami tidak pernah


mengesampingkan keselamatan
4 6 4 50 36 86 14
pasien meskipun beban pekerjaan
berlebihan

Di unit kami, banyak masalah


keselamatan pasien yang bisa 3 4 7 65 21 86 14
diselesaikan

Prosedur dan sistem di unit kami


sudah baik dalam mencegah 1 1 8 60 30 90 10
insiden

Tabel 3.19 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
Pendapat Responden tentang Keselamatan Pasien per Item Pertanyaan

% Respon % Respon
Pendapat tentang Keselamatan Pasien Positif Positif Keterangan
2019 2019

1 KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) / Sentinel harus dicegah 92 99 turun

Unit kami tidak pernah mengesampingkan keselamatan pasien


2 86 77 turun
meskipun beban pekerjaan berlebihan

Di unit kami, banyak masalah keselamatan pasien yang bisa


3 86 75 meningkat
diselesaikan

Prosedur dan sistem di unit kami sudah baik dalam mencegah


4 90 83 meningkat
insiden

Rata-rata 88,5 83,5 meningkat

Berdasarkan perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat terhadap keselamatan pasien meningkat 5 % dengan
nilai rata – rata 88,5 %.

7. Pendapat Responden tentang Umpan Balik terhadap Kesalahan (Insiden)


Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Umpan Balik
terhadap Kesalahan (Insiden)
Pendapat tentang Umpan Balik % % % % % % % Respon

15
terhadap Kesalahan (Insiden) Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Negatif
Tidak Setuju ragu Setuju Positif
Setuju

Petugas di unit kami mendapat


umpan balik mengenai tindak
lanjut perbaikan yang 2 3 9 60 26 86 14
dilaksanakan berdasarkan
laporan insiden

Petugas mendapat informasi


mengenai insiden yang terjadi di 1 1 5 66 27 93 7
unit kami

Di unit kami, didiskusikan cara


mencegah agar insiden tidak 1 0 2 54 43 97 3
terulang kembali

Tabel 3.21 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut Pendapat Responden tentang Umpan Balik terhadap Kesalahan
(Insiden) per Item Pertanyaan

% %
Pendapat tentang Umpan Balik terhadap Kesalahan (Insiden) Respon Respon
Keterangan
Positif Positif
2021 2019
Petugas di unit kami mendapat umpan balik mengenai tindak lanjut 84
1 perbaikan yang dilaksanakan berdasarkan laporan insiden 86 Meningkat

Petugas mendapat informasi mengenai insiden yang terjadi di unit 97


2 93 Turun
kami

Di unit kami, didiskusikan cara mencegah agar insiden tidak terulang 96


3 97 meningkat
kembali

Rata-rata 92 92,3 turun

Berdasarkan perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat responden tentang umpan balik terhadap kesalahan
(Insiden) turun 0,3 % dengan nilai rata – rata 92 %.

8. Pendapat Responden tentang Frekuensi Pelaporan

16
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Frekuensi
Pelaporan
Pendapat tentang Frekuensi % Tidak % % % % % %
Pelaporan Pernah Jarang Kada Sering Selalu Respon Respon
ng Positif Negatif
Seberapa sering KNC (Kejadian
Nyaris Cedera) dilaporkan di unit 18 39 19 10 14 24
anda ? 76

Seberapa sering KPC (Kondisi


Potensi Cedera) dilaporkan di unit 26 32 14 15 13 28
anda ? 72

Seberapa sering KTC (Kejadian


Tidak Cedera) dilaporkan di unit 27 27 18 15 13 28
anda ? 72

Seberapa sering KTD (Kejadian


Tidak Diharapkan) dilaporkan di 30 24 18 14 14 28
unit anda ? 72

Seberapa sering Sentinel 35 75


32 24 9 18 17
dilaporkan di unit anda ?

Tabel 3.23 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
Pendapat Responden tentang Frekuensi Pelaporan per Item Pertanyaan

%
% Respon
Respon
Pendapat tentang Frekuensi Pelaporan Positif Keterangan
Positif
2019
2021

Seberapa sering KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dilaporkan di unit


1 24 13 meningkat
anda ?

Seberapa sering KPC (Kondisi Potensi Cedera) dilaporkan di unit


2 28 15 Meningkat
anda ?

Seberapa sering KTC (Kejadian Tidak Cedera) dilaporkan di unit


3 28 18 Meningkat
anda ?

Seberapa sering KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) dilaporkan di


4 28 11 Meningkat
unit anda ?

5 Seberapa sering Sentinel dilaporkan di unit anda ? 35 18 meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat responden tentang frekuensi pelaporan KNC, KPC, KTC
mengalami penigkatan 17% dengan nilai rata-rata 35 %

9. Persepsi tentang Teamwork antar Unit

17
Tabel 3.24 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Teamwork antar Unit

% % % % % % %
Pendapat tentang Teamwork Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
antar Unit Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Antar unit tidak berkoordinasi
33 52 8 2 5 93 7
dengan baik

Tidak menyenangkan bekerja sama


41 48 7 2 2 97 4
dengan staf di unit lain

Antar unit bekerja sama dalam


memberikan pelayanan yang 1 0 5 43 51 94 6
terbaik untuk pasien

Terdapat koordinasi yang baik antar


unit untuk menyelesaikan pekerjaan 2 1 8 46 43 89 11
bersama

Tabel 3.25 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut Pendapat Responden tentang Teamwork antar Unit per Item
Pertanyaan

% %
Respon Respon
Pendapat tentang Teamwork antar Unit Positif Positif Keterangan

2021 2019

1 Antar unit tidak berkoordinasi dengan baik 93 93 tetap

2 Tidak menyenangkan bekerja sama dengan staf di unit lain 97 90 meningkat

Antar unit bekerja sama dalam memberikan pelayanan yang


3 94 92 meningkat
terbaik untuk pasien

Terdapat koordinasi yang baik antar unit untuk menyelesaikan


4 89 90 turun
pekerjaan bersama

Rata-rata 93,25 90,7 meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut Pendapat Responden tentang Teamwork Antar Unit meningkat
2,55 % dengan nilai rata – rata 93,25 %.

18
10. Pendapat Responden tentang Unit Kerja
Tabel 3.26 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Unit Kerja

% % % % % % %
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pendapat tentang Unit Kerja Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Unit kami memiliki cukup staf
untuk menangani beban kerja 6 19 17 47 11 58 42
yang berlebihan

Petugas di unit kami bekerja


lembur untuk keselamatan 10 28 24 29 9 62 38
pasien

Unit kami banyak menggunakan


tenaga tidak terlatih untuk 29 48 7 10 6 84 16
kegiatan keselamatan pasien

Dalam kondisi beban kerja yang


berlebihan kami bekerja dengan
46 44 3 3 4 93 7
cepat tanpa memperhatikan
keselamatan pasien

Tabel 3.27 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut Pendapat Responden tentang Unit Kerja per Item Pertanyaan
% %
Respon Respon
Pendapat tentang Unit Kerja Keterangan
Positif Positif
2021 2019
Unit kami memiliki cukup staf untuk menangani beban kerja yang
1 58 63 turun
berlebihan
2 Petugas di unit kami bekerja lembur untuk keselamatan pasien 62 67 turun
Unit kami banyak menggunakan tenaga tidak terlatih untuk turun
3 84 91
kegiatan keselamatan pasien
Dalam kondisi beban kerja yang berlebihan kami bekerja dengan turun
4 93 97
cepat tanpa memperhatikan keselamatan pasien
Rata-rata 74,25 79,5 turun

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat responden tentang unit kerja turun 5,25 % dengan nilai
rata – rata 74,25%.

19
11. Pendapat Responden tentang Transfer Pasien dan Pergantian Jaga
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Transfer
Pasien dan Pergantian Jaga
Pendapat tentang Transfer % % % % % % %
Pasien dan Pergantian Jaga Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Bila terjadi transfer pasien antar
unit, sering terjadi masalah terkait
dengan data transfer internal 16 53 16 13 2 85 15
pasien

Informasi penting mengenai


perawatan pasien, sering tidak
25 59 5 10 1 89 11
dikomunikasikan saat pergantian
jaga

Masalah keselamatan pasien sering


timbul saat serah terima transfer 28 48 12 9 3 88 12
pasien.

Saat pergantian shift sering menjadi


penyebab timbulnya masalah 30 45 11 11 3 86 14
keselamatan pasien

Tabel 3.29 Perbandingan % Respon Positif RSU XX tahun 2021 dengan


2019 menurut Pendapat Responden tentang Transfer Pasien dan
Pergantian Jaga per Item Pertanyaan
% %
Respon Respon
Pendapat tentang Transfer Pasien dan Pergantian Jaga Keterangan
Positif Positif
2021 2019

Bila terjadi transfer pasien antar unit, sering terjadi masalah terkait
1 85 23 meningkat
dengan data transfer internal pasien

Informasi penting mengenai perawatan pasien, sering tidak


2 89 13 meningkat
dikomunikasikan saat pergantian jaga

Masalah keselamatan pasien sering timbul saat serah terima


3 88 27 Meningkat
transfer pasien.

Saat pergantian shift sering menjadi penyebab timbulnya masalah


4 86 19 meningkat
keselamatan pasien

rata – rata 87 20,3 meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut pendapat responden tentang transfer pasien dan pergantian jaga
meningkat 66,7 % dengan nilai rata – rata 87 %.

20
12. Pendapat Responden tentang No Blaming
Tabel 3.30 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang No Blaming
% % % % % % %
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pendapat tentang No Blaming Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Petugas unit kami sering merasa
bahwa kesalahan yang dilakukan
digunakan untuk menyalahkan 33 52 10 3 2 95 5
mereka

Bila unit kami melaporkan suatu


insiden, yang dibahas adalah 30 45 14 8 3 89 11
pelakunya bukan masalahnya

Petugas merasa khawatir


kesalahan yang mereka buat akan
23 36 14 24 3 73 27
dicatat dalam penilaiaan kinerja
mereka

Tabel 3.31 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


meenurut Pendapat Responden tentang No Blaming per Item Pertanyaan
% %
Respon Respon
Pendapat tentang No Blaming Keterangan
Positif Positif
2021 2019
Petugas unit kami sering merasa bahwa kesalahan yang dilakukan
1 95 87 meningkat
digunakan untuk menyalahkan mereka
Bila unit kami melaporkan suatu insiden, yang dibahas adalah
2 89 78 meningkat
pelakunya bukan masalahnya
Petugas merasa khawatir kesalahan yang mereka buat akan
3 73 57 meningkat
dicatat dalam penilaiaan kinerja mereka
Rata-rata 85,7 74 meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan


2019 menurut Pendapat Responden tentang No Blaming meningkat 11,7
% dengan nilai rata – rata 85,7 %.

13. Perbandingan Respon Positif 12 Dimensi RS .................. 2021 dan 2019

21
Tabel 3.32 Perbandingan Nilai Respon Positive Menurut Komposite Budaya
Keselamatan RS .................. 2021 dan 2019
Komposit Budaya Keselamatan Pasien % Respon % Respon Keterangan
Positiv RSU Positiv RSU
XX 2021 XX 2019

1 Harapan terhadap Atasan Langsung dalam 87,25 94,75 turun


promosi Keselamatan Pasien

2 Umpan balik dan komunikasi error 92 92,3 turun

3 Pembelajaran organisasi 93 91,7 meningkat

4 Kerjasama Antar Unit 93,25 90,7 meningkat

5 Dukungan Manajeman 89,7 88,7 meningkat

6 Teamwork dalam unit 87,7 86,5 meningkat

7 Persepsi Keselamatan Pasien Keseluruhan 88,5 83,5 meningkat

Lanjutan Tabel 3.32 Perbandingan Nilai Respon Positive Menurut Komposite


Budaya Keselamatan RS .................. 2021 dan 2019
Komposit Budaya Keselamatan Pasien % Respon % Respon Keterangan
Positiv RSU Positiv RSU
XX 2021 XX 2019

8 Staffing 74,25 79,5 turun

9 Keterbukaan Komunikasi 76 77 turun

10 No Blaming 85,7 74 meningkat

11 Perpindahan data 87 20,3 meningkat

12 Frekuensi pelaporan Kejadian 35 15,3 meningkat

Dimensi harapan terhadap Atasan langsung dalam promosi


keselamatan pasien, Umpan balik dan komunikasi error, Staffing ( Unit Kerja ),
dan keterbukaan komunikasi perlu mendapatkan perhatian lebih dari
manajemen karena masih berada di bawah rerata survei 2019. Pembelajaran
organisasi juga perlu diperhatikan karena hasilnya sudah meningkat dari
survei 2019.

Tabel 3.33 Daftar item pernyataan yang perlu ditingkatkan

No Item Pertanyaan Keterangan

22
Keterbukaan Komunikasi

1. Petugas di unit dapat minta penjelasan tentang keputusan atau tindakan yang Dibawah 2019
diambil oleh atasannya

1. Petugas di unit kami takut bertanya jika terjadi hal yang tidak benar Dibawah 2019

Teamwork dalam Unit


1 Petugas di unit kami saling menghargai Dibawah 2019

Pendapat Atasan Langsung di Unit Kerja

1 Atasan dengan serius mempertimbangkan masukan staf untuk meningkatkan Dibawah 2019
keselamatan pasien

2 Atasan selalu mengingatkan masalah keselamatan pasien yang terjadi di unit kerja Dibawah 2019

3 Atasan saya jarang menyelesaikan masalah keselamatan pasien Dibawah 2019

Dukungan Manajemen

1 Tindakan Manajemen RS menunjukkan bahwa keselamatan pasien merupakan Dibawah 2019


prioritas utama

2 Manajemen RS menciptakan suasana kerja yang mendukung keselamatan pasien Dibawah 2019

Keselamatan Pasien
1 KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) / Sentinel harus dicegah Dibawah 2019

2 Unit kami tidak pernah mengesampingkan keselamatan pasien meskipun beban Dibawah 2019
pekerjaan berlebihan

Umpan Balik Terhadap Kesalan ( Insiden )


1 Petugas mendapat informasi mengenai insiden yang terjadi di unit kami Dibawah 2019
Teamwork antar unit

1 Terdapat koordinasi yang baik antar unit untuk menyelesaikan pekerjaan bersama Dibawah 2019

Unit Kerja

1 Unit kami memiliki cukup staf untuk menangani beban kerja yang berlebihan Dibawah 2019
2 Petugas di unit kami bekerja lembur untuk keselamatan pasien Dibawah 2019
3 Unit kami banyak menggunakan tenaga tidak terlatih untuk kegiatan keselamatan Dibawah 2019
pasien
4 Dalam kondisi beban kerja yang berlebihan kami bekerja dengan cepat tanpa Dibawah 2019
memperhatikan keselamatan pasien

Pernyataan yang membutuhkan perhatian dalam peningkatan


keselamatan pasien adalah :
a) Perlunya peningkatan kerjasama dalam unit terutama pada saat beban
kerja meningkat
b) Perlunya peningkatan pembelajaran organisasi dengan belajar dari kasus
dan hasil umpan balik sebagai upaya preventif
c) Perlunya peningkatan kewaspadaan terhadap keselamatan pasien
terutama saat beban pekerjaan meningkat.

23
d) Perlunya peningkatan kesadaran pelaporan insiden keselamatan pasien
meskipun bukan sentinel sebagai upaya pembudayaan keselamatan.
e) Perlunya menghitung beban kerja petugas
f) Perlunya pengawasan perpindahan data dan shift sebagai salah satu
risiko keselamatan pasien

C. Tingkatan Keselamatan Pasien/ Patient safety grade


Persepsi tingkat keselamatan pasien di RS .................. tahun 2021 untuk
kategaori “Excellent,” or “Very Good,” memiliki respon positif sebesar 57 %.
Hasil ini di atas hasil survey 2019 yaitu 45%. Perlu dipertahankan peningkatan
persepsi ini dan peningkatan kompetensi dan kepercayaan terhadap program
Keselamatan Pasien

Tabel 3.34 Deskripsi Unit kerja dan Tingkat keselamatan pasien RS ..................
tahun 2021
area kerja * tingkat keselamatan Crosstabulation

tingkat keselamatan
SANGAT
KURANG CUKUP BAGUS SEMPURNA Total
area poliklinik Count 0 5 8 1 14
kerja
% within area
.0% 35.7% 57.1% 7.1% 100.0%
kerja
ruang rawat Count 1 11 16 0 28
inap
% within area
3.6% 39.3% 57.1% .0% 100.0%
kerja
rehab medis Count 0 1 0 0 1
% within area
.0% 100.0% .0% .0% 100.0%
kerja
farmasi Count 0 1 0 2 3
% within area
.0% 33.3% .0% 66.7% 100.0%
kerja
laboratorium Count 0 1 3 0 4
% within area
.0% 25.0% 75.0% .0% 100.0%
kerja
radiologi Count 0 0 3 0 3
% within area
.0% .0% 100.0% .0% 100.0%
kerja
intensive Count 0 1 1 0 2
% within area
.0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
kerja
anestesiologi Count 0 1 1 0 2
% within area
.0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
kerja
obgyn Count 0 0 3 0 3
% within area
kerja .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

0 1 0 0 1
pediatri Count
% within area .0% 100.0% .0% .0% 100.0%
kerja

24
area kerja * tingkat keselamatan Crosstabulation
igd Count 0 2 4 0 6
% within area
.0% 33.3% 66.7% .0% 100.0%
kerja
lainnya Count 1 17 13 2 33
% within area
3.0% 51.5% 39.4% 6.1% 100.0%
kerja
Total Count 2 41 52 5 100
% within area
2.0% 41.0% 52.0% 5.0% 100.0%
kerja

Unit yang kepercayaan dirinya baik adalah Obsgyn (100%), Radiologi


(100%), Laboratorium (75%) dan Farmasi (66,7%). Unit lain perlu ditingkatkan
kepercayaan dalam program keselamatan pasien.
Upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri reponden adalah dengan
pimpinan puncak turun ke bawah. Menurut Singer (2014), pimpinan yang turun
ke bawah dapat berbicara langsung dengan tenaga kesehatan dan dapat
secara langsung melihat cara kerja petugas. Pimpinan puncak yang turun ke
bawah akan meningkatkan moral petugas sehingga meningkatkan kepercayaan
bahwa rumah sakit memprioritaskan keselamatan pasien dan memberikan
dukungan penuh program keselamatan. Hal terpenting adalah akan
memberikan motivasi petugas untuk secara terbuka berbicara masalah isu
keselamatan pasien. Almahdi (2010) menyatakan bahwa pimpinan puncak
merupakan elemen kritis dalam memberikan inisiatif petugas melaksanakan
keselamatan pasien.

D. Jumlah Pelaporan Kejadian / Number of events reported.

Kasus yang tidak ada pelaporan selama 12 bulan terakhir sebanyak


39,5 %. Hal ini lebih baik dari rerata hasil survey yaitu sebesar 56%. Banyaknya
pelaporan per unit kerja di RSU XX dapat dilihat pada Tabel 4.35

Tabel 3.35 Tabel Silang Unit kerja dengan Banyaknya kasus yang dilaporkan
area kerja * banyaknya insiden Crosstabulation

banyaknya insiden Total

25
area kerja * banyaknya insiden Crosstabulation
21
1-2 3-5 6-10 11-20 laporan
tidak
laporan laporan laporan laporan insiden
ada
insiden insiden insiden insiden atau
lebih
area poliklinik Count 6 7 0 0 1 0 14
kerja
%
within
42.9% 50.0% .0% .0% 7.1% .0% 100.0%
area
kerja
ruang rawat Count 11 16 0 1 0 0 28
inap
%
within
39.3% 57.1% .0% 3.6% .0% .0% 100.0%
area
kerja
rehab medis Count 0 1 0 0 0 0 1
%
within
.0% 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
farmasi Count 3 0 0 0 0 0 3
%
within
100.0% .0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
laboratorium Count 2 2 0 0 0 0 4
%
within
50.0% 50.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
radiologi Count 2 1 0 0 0 0 3
%
within
66.7% 33.3% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
intensive Count 1 1 0 0 0 0 2
%
within
50.0% 50.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
anestesiologi Count 0 2 0 0 0 0 2
%
within
.0% 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
obgyn Count 3 0 0 0 0 0 3
%
within
100.0% .0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
pediatri Count 0 0 1 0 0 0 1
%
within
.0% .0% 100.0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja

26
Banyaknya Insiden
1-2 3-5 6-10 11-20 21 laporan Total
tidak
laporan laporan laporan laporan insiden atau
ada
insiden insiden insiden insiden lebih
igd Count 2 4 0 0 0 0 6
% within
area 33.3% 66.7% .0% .0% .0% .0% 100.0%
kerja
lainnya Count 14 11 2 1 4 1 33
% within
area 42.4% 33.3% 6.1% 3.0% 12.1% 3.0% 100.0%
kerja
Total Count 44 45 3 2 5 1 100
% within
area 44.0% 45.0% 3.0% 2.0% 5.0% 1.0% 100.0%
kerja

Unit kerja yang sudah melaporkan paling tinggi Pediatri (100%), Anestesiologi
(100%), Rehab medis (100), IGD (66,7%), Ruang Rawat Inap (60,7%) dan Poliklinik
(57,1%). Unit-unit yang banyak belum berani melaporkan adalah Farmasi (100%),
Obgyn (100%), Radiologi (66,7%), Laboratorium (50%), Intensive (50%)

E. Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit


Tabel 3.36 Distribusi Frekuensi Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit
% % % % % % %
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Petugas di unit kami tidak pernah merendahkan
atau menyinggung perasaan sesama staf, 14
7 0 7 39 47 86
misalnya mengumpat, memaki;

Petugas di unit kami tidak pernah melakukan


perilaku yang mengganggu (disruptive) antara
lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara
berulang dalam bentuk tindakan verbal atau non
verbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain, yang berdampak
menurunkan kredibilitas staf klinis misalnya
mengomentari negatif hasil tindakan atau 82 18
7 4 7 44 38
pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya
melarang perawat untuk membuat laporan
tentang insiden
tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya
didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan
dengan melempar alat bedah di kamar operasi,
membuang rekam medis diruang rawat
Petugas di unit kami tidak pernah melakukan
perilaku yang melecehkan (harassment) terkait 94 6
5 0 1 44 50
dengan ras, agama, suku termasuk gender;

Petugas di unit kami tidak pernah melakukan


94 6
perilaku pelecehan seksual. 3 0 3 28 66

27
Tabel 3.37 Respon Positif RSU XX Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit per Item
Pertanyaan
% % Keterangan
Respon Respon
Positif Positif
RSU RSU
Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit XX XX
2021 2019
1 Petugas di unit kami tidak pernah merendahkan atau
menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, 86 80 Meningkat
memaki;

2 Petugas di unit kami tidak pernah melakukan perilaku yang


mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang
dilakukan secara berulang dalam bentuk tindakan verbal atau non
verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, yang
berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis misalnya
mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain 82 74 Meningkat
didepan pasien, misalnya melarang perawat untuk membuat
laporan tentang insiden
tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien,
kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di
kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat;

3 Petugas di unit kami tidak pernah melakukan perilaku yang


melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku 94 90 Meningkat
termasuk gender;

4 Petugas di unit kami tidak pernah melakukan perilaku pelecehan


94 91
seksual. Meningkat

Berdasarkan perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019


menurut Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit meningkat 3 % dengan nilai
rata – rata 94 %.

F. Observasi Praktik Keselamatan Pasien


Observasi praktek keselamatan pasien dengan menggunakan metode time
motion study dimana praktek dinilai berdasarkan per amatan per kegiatan
pelaksanaan SPO setiap hari kerja mulai jam 07.00 hingga 15.00 selama 2 hari
berturut-turut. Metode ini dimaksudkan untuk melihat perulangan pelaksanaan
SPO sehingga didapatkan data konsistensi pelaksanaan SPO yang
menggambarkan perilaku petugas

28
G. Hasil Observasi Survei Budaya Keselamatan Pasien
1. Five moment cuci tangan menggunakan Hand Rub
Tabel 3.38 Five moment cuci tangan dengan Hand Rub

HAND RUB
setelah setelah
sebelum sebelum setelah
terkena kontak
kontak melakukan kontak
RUANGAN cairan dengan
dengan tindakan dengan
tubuh lingkungan
pasien aseptik pasien
pasien pasien
  n f (%) n f (%) n f (%) n f (%) n f (%)
IGD 4 12,5 7 21,87 7 21,87 7 21,87 7 21,87
HEMODIALISA 1 5,88 4 23,52 4 23,52 4 23,52 4 23,52
KENANGA 3 13,04 5 21,73 5 21,73 5 21,73 5 21,73
FLAMBOYAN 2 11,11 4 22,22 4 22,22 4 22,22 4 22,22

Tabel 3.39 Five moment cuci tangan dengan Hand Wash

HAND WASH
setelah setelah
sebelum sebelum setelah
terkena kontak
kontak melakukan kontak
RUANGAN cairan dengan
dengan tindakan dengan
tubuh lingkungan
pasien aseptik pasien
pasien pasien
  n f(%) n f(%) n f(%) n f(%) n f(%)
IGD 20 20,83 20 20,83 20 20,83 20 20,83 16 16,67
HEMODIALISA 14 21,53 14 21,53 14 21,53 14 21,53 9 13,84
KENANGA 17 22,36 17 22,36 17 22,36 17 22,36 8 10,52
FLAMBOYAN 12 21,05 12 21,05 12 21,05 12 21,05 9 15,78

29
2. Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan tanpa bilas air (Hand Rub)
Tabel 3.40 Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan tanpa bilas air (Hand Rub)

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Tuangkan 3-5 cc antiseptic berbasis alcohol
13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
kedalam tangan, keseluruh permukaan tangan
Gosok kedua telapak tangan hingga merata 13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
Gosok punggung tangan dan sela-sela jari kiri
( posisi telapak tangan kanan diatang punggung 13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
telapak tangan kiri ). Lakukan sebaliknya
Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari 13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
Letakan punggung jari pada telapak tangan lainnya
13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
dengan jari saling mengunci, gosok.
Ibu jari kiri digosok memutar oleh telapak tangan
13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
kanan. Lakukan sebaliknya secara bergantian
Gosok dengan memutar ujung jari tangan kanan
ditelapak tangan kiri kearah ibu jari tangan kiri. 13 100,0 0 0,0 13 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
Lakukan sebaliknya

30
Tabel 3.41 Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan menggunakan sabun dan air mengalir ( Hand Wash)

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Basahi tangan dengan air 20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
Tuangkan sabun 3-5 cc untuk
menyabuni seluruh permukaan 20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
tangan
Gosok kedua telapak tangan
20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
hingga merapa
Gosok punggung tangan dan
sela-sela jari kiri ( posisi telapak
20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
tangan kanan diatas punggung
tangan kiri ). Lakukan sebaliknya
Gosok kedua telapak tangan dan
20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
sela – sela jari
Letakan punggung jari pada
telapak tangan lainnya dengan jari 20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
saling mengunci
Ibu jari kiri digosok memutar oleh
telapak tangan kanan. Lakukan 20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
sebaliknya secara bergantian
Gosok dengan memutar ujung jari
tangan kanan di telapak tangan
20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
kiri ke arah ibu jari tangan kiri.
Lakukan sebaliknya
Bilas kedua tangan dengan air 20 100,0 0 0,0 20 100,0 14 100,0 0 0,0 14 100,0 17 100,0 0 0,0 17 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0
Keringkan dengan handuk /
tisssue towel sekali sampai benar 16 80,0 4 20,0 20 100,0 9 64,3 5 35,7 14 100,0 2 11,8 15 88,2 17 100,0 9 75,0 3 25,0 12 100,0
– benar kering
Gunakan tissue towel tersebut
3 15,0 17 85,0 20 100,0 2 14,3 12 85,7 14 100,0 8 53,3 7 46,7 15 100,0 0 0,0 12 100,0 12 100,0
untuk menutup kran air

31
3. Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan stiker alergi
Tabel 3.42 Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan stiker alergi

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Persiapan 9 100,0 0 0,0 9 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 7 87,5 1 12,5 8 100,0
Pe
laksanaan : a.    Lakukan assessment riwayat 11 100,0 0 0,0 11 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0
alergi kepada pasien oleh petugas/perawat.
b.    Catat riwayat alergi pada rekam medis
pasien oleh petugas/perawat 11 100,0 0 0,0 11 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0
IGD/IRJA/IRNA/IRIN.
c.    Pasang stiker warna merah pada gelang
11 100,0 0 0,0 11 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0
identitas pasien oleh petugas/perawat.

4. patuhan terhadap SOP Pemasangan stiker resiko jatuh


Tabel 3.43 Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan stiker resiko jatuh

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Persiapan 17 100,0 0 0,0 17 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0
a. Lakukan assessment resiko jatuh kepada
17 100,0 0 0,0 17 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0
pasien oleh petugas/perawat.
b. Catat assessment resiko jatuh pada rekam
17 100,0 0 0,0 17 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0
medis pasien oleh petugas/perawat.
c. Pasang stiker warna kuning pada gelang
17 100,0 0 0,0 17 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0
identitas pasien oleh petugas/perawat.

5. Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan gelang identitas pasien


32
Tabel 3.44 Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan gelang identitas pasien

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Persiapan 12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0

a.    Petugas perawat IGD meminta gelang


pengenal ke apotik satelit IGD dan
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
menuliskan label sesuai dengan nama,
tanggal lahir dan nomer rekam medis pasien

b.    Petugas perawat mengucapkan salam 12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0

c.    Sebut nama dan unit kerja anda 9 75,0 3 25,0 12 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0 3 75,0 1 25,0 4 100,0 2 50,0 2 50,0 4 100,0
d.    Pasangkan gelang pengenal dengan
baik sambil menjelaskan maksud dan tujuan 12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pemasangan gelang pengenal kepada pasien
e.    Petugas perawat meminta pasien untuk
mengkonfrimasikan kebenaran nama dan
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
tanggal lahir yang tercantum dalam gelang
pengenal
f.     Pasang gelang pengenal pada
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pergelangan tangan pasien yang dominan
g.    Ucapkan terimakasih dan sampaikan
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
“semoga lekas sembuh”

6. Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum mengambil darah

33
Tabel 3.45 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum mengambil darah

Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN


  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
perawat ucapkan salam 9 100,0 0 0,0 9 100,0 13 100,0 0 0,0 13 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 5 100,0 0 0,0 5 100,0
perkenalan diri dengan menyebutkan nama
3 33,3 6 66,7 9 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 4 66,7 2 33,3 6 100,0 1 20,0 4 80,0 5 100,0
ruangan tempat kerja
lakukan identifikasi secara verbal dan visual
9 100,0 0 0,0 9 100,0 13 100,0 0 0,0 13 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 5 100,0 0 0,0 5 100,0
pada pasien sebelum mengambil darah
setelah identifikasi sesuai, laksanakan
9 100,0 0 0,0 9 100,0 13 100,0 0 0,0 13 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0 5 100,0 0 0,0 5 100,0
tindakan sesuai program yang dimaksud

7. Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum memberikan darah atau produk darah
Tabel 3.46 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum memberikan darah atau produk darah

34
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
perawat ucapkan salam 10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
Perkenalkan diri dengan menyebutkan
5 50,0 5 50,0 10 100,0 2 12,5 14 87,5 16 100,0 5 41,7 7 58,3 12 100,0 2 33,3 4 66,7 6 100,0
nama dan ruangan tempat bekerja.
lakukan identifikasi secara verbal dan
visual pada saat kontak pertama dengan
10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
pasien sebelum memberikan darah /
produk darah
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan
secara visual dengan melihat gelang
identitas pasien dan konfrimasi ke pasien 10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
serta dilakukan penempelan barcode
pada tabung sampel darah
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
sesuai program yang dimaksud

8. Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum tindakan


Tabel 3.47 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum tindakan

35
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
perawat ucapkan salam 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
perawat memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama dan ruangan tempat 8 57,1 6 42,9 14 100,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0 4 40,0 6 60,0 10 100,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0
bekerja
perawat melakukan identifikasi secara
verbal dan visual pada pasien sebelum 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
melakuakan tindakan / prosedur
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan
secara visual dengan melihat gelang 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
identitas pasien dan konfrimasi ke pasien
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
sesuai program yang dimaksud

9. Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum pemberian obat


Tabel 3.48 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum pemberian obat

36
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
ucapkan salam 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
0 0,0 7 100,0 7 100,0 2 18,2 9 81,8 11 100,0 7 77,8 2 22,2 9 100,0 1 10,0 9 90,0 10 100,0
dan ruangan tempat bekerja.
lakukan identifikasi secara verbal dan visual
pada saat kontak pertama dengan pasien 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
sebelum memberikan obat / pengobatan
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan secara
visual dengan melihat gelang identitas pasien 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
dan konfrimasi ke pasien
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
sesuai program yang dimaksud

10. Kepatuhan terhadap SOP Komunikasi pada saat serah terima antar shift jaga
Tabel 3.49 Kepatuhan terhadap SOP Komunikasi pada saat serah terima antar shift jaga

37
Unit (Ruangan) FLAMBOYAN
IGD HEMODIALISA KENANGA
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
petugas pemberi serah terima mengkaji masalah,
kebutuhan dan semua tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
selama masa penugasan pada shift tersebut dengan
format SOAP
komunikasikan hasil kajian kepada petugas shift
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
berikutnya dengan metode SBAR :
alokasikan waktu yang cukup dalam melakukan sarah
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
terima tersebut
beri kesempatan kepada penerima serah terima untuk
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
bertanya
Dicatat di lembar CPPT
lihat kondisi pasien dengan mendatngani ruang
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
perawatan masing-masing
tanyakan kembali keluhan masing-masing pasien saat
ini
catat di Buku Serah terima 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
berikan tanda tangan dan nama terang 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0

11. Kepatuhan terhadap SOP Pengkajian resiko jatuh


Tabel 3.50 Kepatuhan terhadap SOP Pengkajian resiko jatuh

38
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
setiap pasien yang datang ke unit perawatan poliklinik/ IGD /
Instalasi Rawat Inap dilakukan skoring menggunakan lembar 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
pencegahan pasien jatuh
asesmen resiko jatuh Morse Fall Scale (dewasa), Humty Dumty
(anak), dilakukan dilakukan diruang rawar inap serta mencatat 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
hasilnya pada form asesmen resiko jatuh
assmen pasien jatuh di Rawat jalan / IGD didasarkan pada
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
observasi pasien secara langsung
apabila terdapat salah satu kategori diatas dianggap termasuk
pasien beresiko jatuh, dan akan dipasangkan pita berwarna kuning
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
pada lengan / baju pasien oleh petugas yang melakukan observasi
(satpam)
Apabila dalam scoringg menunjukan ada resiko jatuh, pasien
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
dilakukan prosedur pencegahan resiko jatuh
setiap akan memindahkan pasien dari satu unit ke unit lain
dilakukan skoring ulang, misalnya dari IRJA / IGD akan dikirim ke 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
Instalasi rawat inap

12. Kepatuhan terhadap SOP langkah – langkah pencegahan dan pengamanan pasien resiko jatuh
Tabel 3.51 Kepatuhan terhadap SOP langkah – langkah pencegahan dan pengamanan pasien resiko jatuh

39
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
  Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Untuk pasien resiko jatuh rendah :

Tidak dilakukan intervensi 7 58,3 5 41,7 12 100,0 5 62,5 3 37,5 8 100,0 3 30,0 7 70,0 10 100,0 2 50,0 2 50,0 4 100,0
Untuk pasien resiko jatuh sedang :
a.     Keselamatan lingkungan : rapihkan
dan jauhkan barang – barang disekitar
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
tempat tidur yang menghalangi jalan, bel
pasien terjangkau, biarkan pintu terbuka
b.     Tempat tidur posisikan rendah, pasang
pembatas tempat tidur dan roda tempat tidur 12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
terkunci
c.      kepada keluarga untuk melaporkan
kepada perawat apabila membutuhkan 12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
bantuan
d.     Perawat memberikan edukasi
mengenai resiko jatuh dan upaca
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pencegahannya kepada pihak pasien dan
kelluargannya
e.     Anjurkan pasien menggunakan alas
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
kaki yang tidak licin
untuk pasien resiko jatuh tinggi :
a.     Pakaiakan gelang resiko jatuh
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
berwarna kuning
b.     Keselamatan lingkungan : rapihan dan
jauhkan barang-barang disekitar tempat
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
tidur yang menghalangi jalan, bel pasien
terjangkau, ada pendampingan dari keluarga
c.      Pindah kamar pasien lebih dekat
ruangan jaga perawat, tempat tidur
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
posisikan rendah, pasang pembatas tempat
tidur dan roda tempat tidur terkunci
d.     Jika pasien menunjukan adanya 9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
gangguan kognitif, gunakan tali pengaman
40
(non emergency restraint), lakukan
pemeriksaan neurologi dan tanda vital
e.     Monitor kebutuhan pasien secara
7 77,8 2 22,2 9 100,0 5 45,5 6 54,5 11 100,0 3 23,1 10 76,9 13 100,0 3 42,9 4 57,1 7 100,0
berkala minimal 1 jam
f.       Perawat membantu pasien : tawarkan
2 22,2 7 77,8 9 100,0 3 27,3 8 72,7 11 100,0 4 30,8 9 69,2 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
kebelakang (kamar kecil) secara teratur
g.     Perawat memberikan edukasi
mengenai resiko jatuh dan upaya
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
pencegahannya kepada pasien dan pihak
keluarga

41
H. KOMENTAR DAN SARAN INTERNAL
1. Tingkatkan komunikasi saat peralihan shift dan transfer pasien. Pertahankan budaya
keselamatan yg sudah baik
2. Rumah sakit harus mempunyai sebuah sistem yang dapat mendukung budaya untuk
melaporkan insiden sehingga dapat ditingkatkan dan keselamatan pasien semakin
terjamin
3. Peningkatan keselamatan pasien dengan pelatihan petugas pelayanan secara
bergantian dan menyeluruh.
4. Bekerja lebih hati hati tingkatkan pelayanan rumah sakit
5. Keselamatan pasien harus tetep diperhatikan.
6. Keselamatan pasien adalah prioritas mutlak tapi harus tetap memperhatikan beban
kerja dan keselamatan petugas juga agar pelayanan menjadi maksimal.
7. Keselamatan pasien harus ditingkatkan, potensi risiko harus terdeteksi sejak awal
8. Petugas selalu siap walaupun dl dakam keadaan sibuk keselamatan di utamakan
9. Semoga kedepan RSU XX semakin tambah profesional dan pelayanan lebih utama
10. Sebaiknya ada umpan balik dari management yang bertanggung jawab. Untuk
perbaikan kedepannya.Terimakasih
11. Petugas harus lebih sigap lagi dalam meningkatkan keselamatan pasien
12. Senantiasa memberikan pelayanan yang menyenangkan dan nyaman bagi pasien
yang berkunjung ke RS .................., dan memberikan fasilitas yang baik dalam
memberikan pelayanan ke masyarakat.
13. Keselamatan pasien lebih diutamakan
14. Perlu penyegaran untuk tiap unit
15. Sudah baik tetapi perlu di tingkatkan lagi terutama pada saat pemberian obat kepada
pasien harus lebih diperhatikan lagi. Terkadang perawat salah memberikan obat /
suntikan. Seharusnya itu pasien A diberikan ke pasien B. Jadi takut kalau berdampak
buruk pada pasien. Lebih diperhatikan nama pasien / ruangan yang akan di beri
obat / suntikan itu.
16. Kita tingkatkan pelayanan dan kita utamakan budaya keselamatan pasien
tingkatkan pelayanan
17. Ditingkatkan kelengkapan peralatan sarana dan prasarana penunjang penanganan
keselamatan pasien
18. Keselamatan pasinen sudah baik saran lebih ditingkatkan lagi
19. "Safety patient is prioritu"
20. Semoga RS .................. lebih Jaya
21. Program keselamatan pasien di RS .................. mengalami peningkatan yang baik
dalam pelayanan saat ini, pasien terlayalani dengan baik.

42
22. Sudah bagus perlu di pertahankan. Dan ditingkatkan. Senyumku adalah
Penyembuhanmu
23. Lebih di tingkatkan lagi untuk keselamatan pasien agar pasien puas dalam berobat
ke RS ..................
24. Tingkatkan pelayanan di rumah sakit
25. Lebih tingkatkan pelayanan di rumah sakit
26. Lebih ditingkatkan lagi pelayanan nya
27. Keselamatan pasien sudah bagus jadi bisa lebih ditingkatkan lagi
28. "Program Keselamatan pasien di RSU XX sudah baik, sekarang pelaporan nya sudah
sistem online
29. Jika ada kejadian KTD, untuk tindak lanjut nya segera di proses..
30. Tindak lanjut sejak pelaporan masih kurang cepat
31. Untuk terus meningkatkan ilmu tentang program keselamatan pasien
32. Menerapkan ilmunya, tidak hanya untuk pasien, tapi juga untuk karyawan RSU XX"
33. Penerapan sosialisasi yg berhubungan dengan perubahanbrlum bisa di verikan
secara menyeluruh...terutama peraturan yg menyebabkan perubahan dalam
penerapan kinerja
34. Sangat mendukung sekali semoga kita terhindar dari hal hal yang tidak kita inginkan
35. Diantara Barometer Keberhasilan rumah sakit adalah Keselamatan pasien yg baik 🙏🏻
36. Semoga pelayanan bisa lebih baik ke depan nya..keselamatan untuk pasien dan
petugas lebih baik
37. Lebih di gencarkan lagi supaya pasien dalam berobat lebih tenang dan aman
38. Untuk d tingkatkan lagi pelatihan ttg keselamatan pasien bagi karyawan
39. Perlu selalu diingatkan dan ďipantau agar keselamatan pasien tetap terjaga.
40. Keselamatan pasien adalah prioritas pelayanan kami
41. Keselamatan pasien menjadi program yg penting d rs
42. Keselamatan pasien merupakan satu prioritas utama.
43. Semoga keselamatan pasien semakin meningkat semakin baik selalu menjadi
perhatian dalam pelayanan
44. "Budaya keselamatan pasien harus senantiasa ditingkatkan unt menjamin
keselamatan pasien.
45. Survey belum mengakomodir budaya keselamatan yg berhub dg interaksi antar
pegawai (perilaku menyimpang, perilaku merendahkan dsb)"
46. Tingkatkan dan selalu aplikasikan Program Keselamatan pasien
47. Budaya keselamatan itu perilaku2 antar karyawan,,
48. Kkeselamatan pasien ya jelas insiden yang terjadi ke pasien.."
49. Kita bekerja harus memperhatikan keselamatan pasien,itu perlu di ingat utk semua
petugas

43
50. Tetap diperhatikan
51. Budaya keselamatan pasien agar selalu ditingkatkan walaupun RSU XX Soewonfo
sudah bagus
52. "Baik.lebih di tingkatkan lagi
53. Progràm keselamatan pasien perlu ditingkatkan di ruang rawat jalan.
54. Keselamatan pasien selalu diutamakan
55. Keselamatan Pasien merupakan prioritas
56. Perlu ditingkatkan lagi yg msh kurang dan dipertahankan yang sudah bagus
57. Semoga RS .................. dapat memberikam pelayanan yg prima dan
mempertahankan Progam Keselematan Pasien
58. Tingkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik di RS .................. . Semoga kinerja
semakin bagus
59. Alhamdulillah, di RS .................. sudah bagus dalam meningkatkan keselamatan
pasien, semoga kedepannya semakin baik lagi dalam mencegah resiko jatuh dan
selalu menjaga keselamatan pasien dg baik
60. Keselamatan pasien harus ditingkatkan lagi untuk menanggulangi kepuasan pasien
61. Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab sebagai petugas yang ada di
RS,dan keselamatan selalu diutamakan untuk memperoleh kenyamanan bersama
terutama pasien dan keluarga .
62. Semoga lebih baik lagi dalam menangani pasien
63. Bila ada masalah jgn cri yg jaga tpi di koordinasi bersama utk memecahkn
msalahnya.
64. Tingkatkan keselamatan pasien
65. Tingkatkan terus budaya keselamatan pasien
66. Bila ada masalah diharapkan dapat mencari solusi dan bukan malah mencari siapa
yg salah dan terpojokan.krn kita sebuah tim
67. Selalu meningkatkan untuk keselamatan pasien
68. "Bed yg ukuran kecil untuk pasien anak jgn terlalu tinggi
69. Bed yg ukuran besar untuk pasien anak pengaman harus di perhatikan"
70. "Bed kecil untuk pasien anak jangan terlalu tinggi
71. Untuk anak-anak pengaman bed besar di harapkan lebih di perhatikan"
72. "Untuk anak2 bed besar nya pengamanan nya LBH di perhatikan LG.
73. Tempat tidur Pasien jangan terlalu tinggi."
74. Lebih ditingkatkan lagi
75. Sudah cukup
76. Keselamatan pasien sudah menjadi prioritas utama dalam RS ..................,dan selalu
ditingkatkan

44
77. Perlu ditingkatkan sarana keselamatan ps di ruangan, mereview kembali petugas utk
meningkatkan keselamatan ps
78. Program keselamatan pasien dirumah sakit sudah bagus mohon untuk ditingkatkan
lagi
79. Perlu ditingkatkan budaya pelaporan adanya insiden, dan tidak menyalahkan siapa
yg melakukan
80. Mencegah akan jauh lebih baik..
81. Dalam bekerja kita harus mengutamakan keselamatan pasien dan petugas rs
82. Tingkatkan budaya keselamatan pasien
83. Bekerjalah sesuai tupoksi masing-masing
84. Kita laksanakan sesuai dengan SOP yg kita sepakati bersama
85. Kita laksanakan pekerjaan kita sesuai SOP yang ada, semangat
86. "SOP adalah kunci utama dalam bekerja.Tetap semangat.!!!
87. kesembuhan pasien adalah kebahagian kami
88. Perlu sosialisasi lagi tentang pelaporan insiden
89. Evaluasi berkala terhadap kinerja
90. Assesmen awal dalam pasien resiko jatuh lebih bisa disederhanakan.
91. Lebih meningkatkan fasilitas di ruangan dan kamar mandi pasien untuk keamanan
bagi pasien terutama untuk pasien gariarti
92. Karna masih terjadinya kejadian yg tdk diinginkan,agar lebih diperhatian dalam
pencegahan insidennya
93. harus lebih di tingkatkan lagi pelayanannya
94. Program keselamatan pasien lebih ditingkatkan lagi,agar tidak terjadi insiden
95. Secara keseluruhan SDH bagus dalam program keselamatan pasien tp kalau ada
peningkatan akan lebih baik
96. Sudah bagus, Mohon pihak tetkait utk dpt di TL usulan dr unit utk keselamatan pasien
97. Saya mendukung dengan adanya kegiatan ini agar dalam pelayanan keselamatan
pasien selalu ada peningkatan
98. Semoga kedepannya akan lebih meningkatkan lagi utk keselamatan pasien
99. "Bed kecil untuk anak terlalu tinggi.
100. Untuk bed besar untuk anak safetynya kurang."

45
I. Analisis Hasil FGD
Focussed Group Discussion dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Desember 2021 di ruang
Aula lantai 2 jam 08.00 WIB. Dihadiri oleh Tim keselamatan pasien dan PPI. Kegiatan
diskusi dengan menyampikan hasil survei budaya Keselamatan Pasien, komentar dan
saran dari reponden.
Berdasarkan hasil survei komponen keterbukaan informasi perlu ditingkatkan dan,
pendapat atasan langsung di unit kerja terkait dengan pemberian masukan staf untuk
meningkatkan keselamatan pasien, atasan langsung mengingatkan masalah
keselamatan pasien serta penyelesaikan masalah keselamatan pasien kurangperlu
ditingkatkan. Hal ini menurut peserta FGD adalah masih berfokus pada penanganan
Covid-19. Adanya penerapan Protokol Kesehatan berdampat atasan langsung jarang
berkumpul..Atasan langsung baru membahas keselamatan pasien jika ada keluhan
pasien langsung ditindak lanjut dengan conference dan dicari solusi. Semua perawatan
di rawat inap dan rawat jalan setiap harinya dilaksanakan conference untuk tindak lanjut
masalah tersebut
Komponen Dukungan manajemen perlu ditingkankan terkait dengan keselamatan
pasien sebagai prioritas utama dan dukunagan manajemen terhadap dalam menciptakan
suasana kerja yang mendukung keselamatan pasien. Hal ini ditanggpi peserta bahwa
selama pandemic pihak manajemen focus utamanya adalah penagan Covid-19. Kegiatan
sosialisasi dan pelatihan terkait Keselamatan pasien tidak dilakukan
Komponen Persepsi Keselamatan Pasien perlu ditingkatkan . Menurut pendapat
peserta hal ini terjadi semenjak akreditasi sebelumnya belum ada lagi refreshing
pengetahuan tentang keselamatan pasien dan pelatihan keselamatan pasien belum
dilakukan kembali. Sehingga persepsinya perlu ditingkan terutama pada SDM yang baru.
Keselamatan pasien wajib dinformasikan pada semua SDM Rumah Sakit termasuk
satpam dan cleaning service.
Komponen umpan balik terhadap kesalahan perlu ditingkatkan. Hal ini ditanggapi
bahwa kepala ruang masih berfokus pada penanganan Covid 19. Sehingga umpan balik
tidak banyak yang dilakukan. Sehingga SDM merasa kurang mendapat informasi
mengenai insiden yang terjadi di unit kami. Di RS sebenarnya sudah ada program
internal untuk pelaporan insiden keselamatan pasien namun masih banyak yang enggan
melaporkan karena kmasih ada rasa takut.
Komponen persepsi pada unit kerja ditingkatkan terutama pada kecukupan staf,
pencegahan kerja lembur, penggunaan tenaga tidak terlatih untuk kegiatan keselamatan
pasien dan SDM bekerja lebih cepat tanpa memperhatikan keselamatan pasien. Peserta
FGD menanggapi bahwa selama pandemic banyak SDM yang digunakan sebagai
tenaga di ruang isolasi. Hal ini berdampak SDM di ruang kekurangan perawat. Sehingga
dirasakan beban kerja meningkat.

46
J. Analisa Hasil Penelitian Budaya Keselamatan Pasien RS .................. Budaya
Keselamatan Pasien

Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa para petugas lebih menyukai
melakukan hand wash dibandingkan hands rub. Hand rub lebih banyak digunakan di IGD
untuk kecepatan tindakan. Menurut peserta pernah ada laporan alergi terhadap
handsrub. Terkait dengan kepatuhan terhadap SOP handwash maupun handsrub
diperoleh hasil bahwa kepatuhan pada langkah mengeringkan tangan dengan tisu atau
handuk hanya mencapai 70 %. Bahkan langkah menutup kran dengan tisu atau handuk
kepatuhannya hanya 10%. Hal ini ditanggapi oleh petugas PPI bahwa pernah diusulkan
untuk menggunakan keran panjang sehingga bisa ditutup dengan siku. Hal ini sudah ada
dalam Permenkes. Penggunaan tisu merupakan tindakan yang tidak ramah lingkungan.
Menurut peserta FGD Budaya Keselamatan karena dipengaruhi oleh factor
waktu/kecepatan menangani pasien. Sebelum Pandemi PPI / Manajemen sering ke
ruangan UGD untuk survey budaya keselamatan pasien. Tetapi selama pandemic covid
19, kegiatan patrol yang dilaksanakan PPI berkurang. Bahkan tidak dilakukan. Hal ini
ditegaskan juga oleh petugas PPI. Sehingga disarankan untuk PPI, untuk Kembali
melaksanakan kegiatan patrol secara rutin untuk memotivasi rekan-rekan kerja di
ruangan lain untuk melakukan kegiatan budaya keselamatan pasien
Permasalah di masing-masing unit hanya orang-orang itu saja belum menyeluruh ke
semua orang. Siapapun harus peduli pelaporan keselamatan pasien, dan dimulai di
masing- masing unit, ada itikad baik dari masing-masing orang. Diperkuat masing-
masing unit paham. Siapapun yang ditanya tentang keselamatan pasien bisa menjawab.
Sosialisasi ke semua unit di lebih galakkan dan motivasi kegiatan budaya keselamatan
pasien. Ditunjuk movitator tiap-tiap unit dibuat untuk saling mengingatkan. Keselamatan
pasien berdampak juga ke keselamatan kerja.

47
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Survey menunjukkan bahwa RS .................. mempunyai dimensi kuat pada


Pembelajaran organisasi, Kerja sama dalam unit, Perpindahan data pasien dan
Kesadaran melaporkan semua insiden, dan No Blaming Hal yang perlu mendapat
perhatian adalah Peran atasan langsung dalam pembudayaan keselamatan pasien,
Umpan balik kasus, , Dukungan Manjemen, Keterbukaan komunikasi dan Staffing

2. Budaya Keselamatan RS .................. sedang dikembangkan. Para petugas sudah


memiliki perilaku selamat dan pembelajaran kasus. Sistem perlu dikembangkan
sehingga Budaya selamat optimal

3. Hasil observasi menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap SOP cuci tangan

Handwash dan Handsrub dan momen cuci tangan perlu ditingkatkan.

B. Saran/ Rekomendasi :
Komposit Budaya Rencana Tindak Lanjut
Keselamatan Pasien
1 Persepsi atasan Meningkatkan peran atasan langsung sebagai agen
Langsung perubahan keselamatan pisen
2 Umpan Balik Kasus Fokus kepada Keselamatan pasien sebagai prioritas
utama
3 Dukungan Manajemen Advokasi ke pihak manajemen berdasar hasil survei
4 Staffing Mengembalikan petugas yang di pindah ke ruang
isolasi kembali ke ruang semula

5 Persepsi tentang Manajemen perlu meningkatkan pengetahuan dan


keselamatan pasien ketrampilan petugas dengan mengembangkan
Pelatihan Keselamatan Pasien bagi seluruh stafnya
serta mengevaluasi keberhasilannya

48
KEPUSTAKAAN

Agency for Healthcare Research and Quality. 2004. Hospital Survei on Patient Survey
Culture. Agency for Healthcare Research and Quality: Page 1-5
Agency for Healthcare Research and Quality. 2014. Hospital Survei on Patient Survey
Culture. Agency for Healthcare Research and Quality 2014 User Comparative Based
Report.
Arroyo,DA. 2005. A Nonpunitive, Computerized System for Improved Reporting of Medical
Occurrences.in Advances in Patient Safety: From Research to Implementation (Volume
4: Programs, Tools, and Products). Editor: Henriksen, Battles JB, Marks ES, and
Lewin,DI. Agency for Healthcare Research and Quality .Rockville
Biaggi, P., Peter, S. & Ulich, E. (2003). Stressors, emotional exhaustion, and aversion to
patients in residents and chief residents. Swiss Medical Weekly, 133, 339-346.
Bower, P., Campbell, S., Bojke, C. & Sibbald, B. (2003). Team structure, team climate
and the quality of care in primary care: an observational study. Quality and Safety in
Health Care, 12, 273-279.
Bognor, M-S. (1997) Naturalistic decision making in healthcare. In C. Zsambok & G,
Klein (Ed.) Naturalistic Decision Making. Mahwah, NJ: LEA.
CAA (2006) Crew Resource Management (CRM) Training. Guidance for Flight Crew, CRM
Instructors (CRMIs) and CRM Instructor-Examiners (CRMIEs). CAP 737. Version 2.
Gatwick: Civil Aviation Authority.www.caa.co.uk
Cahyono, J.B. Suhardjo B. 2012. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek
Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Colla, J.B, Bracken, A.C., Kinney, L.M., &Weeks WB.2005. Measuring patient safety climate:
A review of surveys. Qual Saf Health Care. Volume 14 page 364-366
Croskerry, P., Cosby, K., Schenkel, S. & Wears, R. (2008). Patient Safety in Emergency
Medicine. Lippincott Williams & Wilkins.
Depkes, RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Depkes, RI.. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit.
Dismukes, K. & Smith, G. (2000) Facilitation and Debriefing in Aviation Training and
Operations. Aldershot: Ashgate.
Firth-Cozens, J. & Mowbray, D. (2001) Leadership and the quality of care. Quality and
Safety in Healthcare, 10 (Suppl II), ii3-ii7.
Flin, R., Yule, S., Paterson-Brown, S., Maran, N., Rowley, D. & Youngson, G. (2007)
Teaching surgeons about non-technical skills. The Surgeon, 5, 107-110.

49
Katz-Navon, T., Naveh , E. & Stern, Z. (2005) Safety climate in healthcare organisations:
A multidimensional approach. Academy of Management Journal, 48,1075-1090.
KARS. (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Versi 2012.
Jakarta. KARS
Kennedy, I. (2001) Learning from Bristol. Cmnd5207. Dept of Health, London: HMSO.
Kohn, L., Corrigan, J. & Donaldson, M. (1999) Institute of Medicine (U.S.) Committee on
Quality of Health Care in America. To Err is Human: Building a Safer Health System.
Washington, DC: National Academy Press.
Kostopoulou, O. (2009) Diagnostic errors: Psychological theories and research
Implications. In B. Hurwitz & A. Sheikh (Eds.) Health Care Errors and Patient Safety.
Chichester: Wiley-Blackwell.
Landy, F. & Conte , J, (2008) Work in the Twenty First Century. (2nd ed) Oxford: Blackwell.
Leonard, M., Graham, S. & Bonacum, D. (2004) The human factor: the critical
importance of effective teamwork and communication in providing safecare. Quality
and Safety in Health Care, 13, 85-90.
Makary, M., Sexton, B., Freischlag, J., et al. (2006) Operating room teamwork among
physicians and nurses: Teamwork in the eye of the beholder. Journal of American
College of Surgeons, 202, 746-752.
Permenkes RI No 1691/MENKES/PER/VIII/2011. Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Rachmawati, Emma. 2011 Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di Rs
Muhammadiyah-‘Aisyiyah Tahun 2011. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta.
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka: Jakarta.
Reader, T., Flin, R.., Lauche, K., & Cuthbertson, B. (2006) Non-technical skills in
intensive care. British Journal of Anaesthesia, 96, 551-559.
Riley, R. (2008) (Ed.) A Manual of Simulation in Healthcare. Oxford: Oxford University
(Rivard, PE, Rosen AK ,Caroll 2006) Enhancing Patient Safety through Organizational
Learning: Are Patient Safety Indicators a Step in the Right Direction?. Health Serv
Res. 2006 Aug; 41(4 Pt 2): 1633–1653.
Schaefer, H., Helmreich, R. & Scheideggar, D. (1994) Human factors and safety in
emergency medicine. Resuscitation, 28, 221-225.
Setiowati, Dwi. 2010. Hubungan Kepemimpinan Efektif Head Nurse dengan Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksana di RSUPN Dr. Cipto
Mangkusumo Jakarta. Tesis, Universitas Indonesia: Jakarta.
St.Pierre, M., Hofinger, G. & Buerschaper, C. (2008) Crisis Management in Acute Care
Settings. Human Factors and Team Psychology in a High Stakes Environment. Berlin:
Springer.

50
Thomas E., Sexton J., Neilands T., Frankel A., Helmreich R.. (2005) The effect of
executive walk rounds on nurse safety climate. BMC Health Services Research, 5, 28.
Yule, S., Flin, R., Maran, N., Rowley, D., Youngson, G. & Paterson-Brown, S. (2008)
Surgeons’ non-technical skills in the operating room: Reliability testing of the
NOTSS behavior rating system. World Journal of Surgery, 32, 548-556.

51
LAMPIRAN

52
DOKUMENTASI SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RS ..................
TAHUN 2021

53
54
55
56

Anda mungkin juga menyukai