i
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab I....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................ 3
C. Manfaat.............................................................................................................. 3
Bab II...................................................................................................................... 4
A.Jenis dan Rancangan Survei...............................................................................4
B.Populasi dan Sampel...........................................................................................4
C.Variabel Penelitian..............................................................................................5
Bab III..................................................................................................................... 7
A.Karakteristik Responden......................................................................................7
B.Composite Budaya Keselamatan Pasien.............................................................10
C.Tingkat Keselamatan Pasien...............................................................................24
D.Jumlah Pelaporan Kejadian/ Number of Event reported......................................25
E.Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit....................................................................27
F.Observasi Praktik Keselamatan Pasien...............................................................28
G.Hasil Obervasi Survey Budaya Keselamatan Pasien..........................................29
H.Komentar dan Saran Internal..............................................................................42
I.Analisis Hasil FGD................................................................................................46
J.Analisis Hasil Penelitian Budaya Keselamatan Pasien.........................................47
Bab IV..................................................................................................................... 48
A.Kesimpulan..........................................................................................................48
B.Saran/ Rekomendasi...........................................................................................48
Kepustakaan........................................................................................................... 49
Lampiran.................................................................................................................52
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan
hingga ribuan macam obat, ratusan test dan prosedur, banyak terdapat alat dan
teknologi kesehatan, bermacam profesi dan non profesi yang memberikan
pelayanan pasien selama 24 jam secara terus-menerus.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam pasal
29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit (Depkes, 2009).
Budaya keselamatan merupakan seperangkat keyakinan, norma, perilaku,
peran dan praktik sosial maupun teknis dalam meminimalkan pajanan yang
membahayakan atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien, atau
anggota masyarakat lainnya. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi
utama dalam yang merupakan prioritas utama dalam pemberian layanan
kesehatan berkualitas. Penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat
akan menghasilkan pelayanan keperawatan yang bermutu. Pelayanan
kesehatan yang bermutu tidak cukup dinilai dari kelengkapan teknologi, sarana
prasarana yang canggih dan petugas kesehatan yang profesional, namun juga
ditinjau dari proses dan hasil pelayanan yang diberikan
Kegiatan dan dimana keberagaman dan kerutinan pelayanan rumah sakit
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD/Adverse evenst) (Depkes, 2008). Dimana KTD merupakan
kejadian yang akan mengancam keselamatan pasien dan berdampak pada
peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke area
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan lain dan
pasien, dan tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum yang dapat merugikan
bagi rumah sakit. Data KTD di Indonesia masih sangat sulit diperoleh secara
lengkap dan akurat, tetapi dapat diasumsikan tidaklah kecil
Menurut IOM terciptannya lingkungan yang aman bagi pasien berarti
tercipta juga lingkungan yang aman bagi staf atau tenaga kesehatan karena
keduannya terikat satu sama lain. Keselamatan pasien di rumah sakit kemudian
menjadi isu penting karena banyaknya kasus medical error yang terjadi di
berbagai negara. Setiap tahun di Amerika hampir 100.000 pasien yang dirawat
di rumah sakit meninggal akibat medical error, selain itu penelitian juga
membuktikan bahwa kematian akibat cidera medis 50% diantaranya sebenarnya
1
dapat dicegah (Cahyono, 2012). Institut of Mediciene (IOM) Amerika Serikat
tahun 2000 menerbitkan laporan “To Err is Human, Building to Safer Health
System” yang menyebutkan bahwa rumah sakit di Utah dan Colorado ditemukan
KTD sebesar 2,9% dan 6,6% diantaranya meninggal, sedangkan di New York
ditemukan 3,7% KTD dan 13,6% diantaranya meninggal. Lebih lanjut, angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika Serikat berjumlah 33,6
juta per tahun berkisar 44.000 jiwa sampai 98.000 jiwa. Selain itu publikasi WHO
tahun 2004 menyatakan KTD dengan rentang 3,2 -16,6% pada rumah sakit di
berbagai Negara yaitu Amerika, Inggris, Denmark dan Australia (Depkes, 2006).
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang saat ini digunakan mengacu
pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Join Commision
on Accreditation of Health Organization di Illinois pada tahun 2002. Enam tujuan
penanganan keselamatan pasien menurut Joint Commission International antara
lain: mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi secara
efektif, meningkatkan keamanan dari high-alert medications, memastikan benar
tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi risiko
infeksi dari pekerja kesehatan, mengurangi risiko terjadinya kesalahan yang
lebih buruk pada pasien.
KTD merupakan insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien (UU.
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien). Besarnya
kasus KTD yang terjadi di rumah sakit sebagaimana disebutkan diatas
mengharuskan pihak rumah sakit harus melakukan langkah-langkah yang lebih
mengutamakan keselamatan pasien. Craven dan Hirnle (Setiowati, 2010)
mengemukakan bahwa ketidakpedulian akibat keselamatan pasien akan
menyebakan kerugian bagi pasien dan pihak rumah sakit, seperti biaya yang
harus ditanggung pasien menjadi lebih besar, pasien semakin lama dirawat di
rumah sakit dan terjadinya resistensi obat. Kerugian bagi rumah sakit yang
harus dikeluarkan menjadi lebih besar yaitu pada upaya tindakan pencegahan
terhadap kejadian luka tekan, infeksi nosokomial, pasien jatuh dengan cidera,
kesalahan obat yang mengakibatkan cidera.
Berbagai hasil studi merekomendasikan untuk memperbaiki upaya
keselamatan pasien dengan memperhatikan isu-isu budaya/iklim keselamatan
pasien di langkah awal. Survei untuk mengukur iklim keselamatan di RS
kemudian berkembang dan digunakan secara rutin dan berperan dalam
memprediksi perhatian RS terhadap keselamatan pasien (Rachmawati, 2011).
Menurut Agency of Healthcare Research and Quality (2004) dalam menilai
budaya keselamatan pasien di rumah sakit terdapat beberapa aspek dimensi
yang perlu diperhatikan yaitu harapan dan tindakan supervisor/manajer dalam
mempromosikan keselamatan pasien, pembelajaran-peningkatan bekerlanjutan,
kerjasama tim dalam unit, keterbukaan komunikasi, umpan balik terhadap error,
2
respon tidak menyalahkan, staf yang adekuat, persepsi secara keseluruhan,
dukungan manajamenen rumah sakit, kerjasama tim antar unit, penyerahan dan
pemindahan pasien dan frekuensi pelaporan kejadian.
Berdasarkan SNARS Edisi 1, salah satu elemen penilaian PMKP 10
yaitu Direktur rumah sakit telah melaksanakan pengukuran budaya
keselamatan. Dalam pengukuran Budaya Keselamatan Pasien dapat dilakukan
melalui evaluasi rutin sesuai jadwal yang tetap dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya survei resmi, analisis data, dandiskusi kelompok.
Untuk itu RS .................. sebagai salah satu lembaga pemerintah
yang memberikan pelayanan kesehatan dan Rumah Sakit yang melaksanakan
akreditasi SNARS membutuhkan Survey Budaya Keselamatan Pasien sebagai
bahan evaluasi terdadap pelaksanaan program keselamatan pasien yang telah
dilaksanakan dan memenuhi poin pada penilaian akreditasi SNARS pada
standar PMKP 10.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Survei ini bertujuan mengevaluasi program Budaya Keselamatan Pasien
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi persepsi staf medis fungsional dan staf penunjang
medis di RS .................. tentang persepsi mereka tentang budaya
keselamatan pasien yang telah dilaksanakan di lingkungan
RS ...................
b. Mengetahui gambaran praktek keselamatan pasien yang dilakukan oleh
staf medis fungsional dan staf penunjang medis RS ...................
c. Mengidentifikasi kebijakan pimpinan rumah sakit dan komitmen
organisasi terhadap budaya keselamatan pasien yang telah dan akan
diterapkan RS ...................
d. Menyusun rekomendasi untuk pengembangan budaya keselamatan
pasien di RS .................. berdasarkan temuan hasil penelitian.
C. Manfaat
Bagi RS .................., sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program
keselamatan pasien untuk menuju Akreditasi SNARS.
3
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA
2. Sampel
4
Jumlah sampel penelitian adalah 100 responden staf medis fungsional
dan penunjang medis, dimana pengambilan sampel pada setiap
subpopulasi menggunakan teknik proporsional random sampling.
C. Varibel Peneltian
Pada pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner adopsi dari
AHRQ. Hal-hal yang mempengaruhi variablitas skor survei Budaya
Keselamatan Pasien yang diperoleh suatu Rumah Sakit adalah (AHRQ,
2014) :
1. Dua belas ( 12) composites budaya keselamatan pasien.
Tabel 2.1. Dua belas ( 12) composites budaya keselamatan pasien
Dimensi Budaya Keselamatan Definisi
Pasien
1 Teamwork dalam unit Saling mendukung antar petugas pada
suatu unit dengan rasa saling
menghormati dan bekerjasama dalam
suatu tim
2 Teamwork antar unit Kerjasama dan koordinasi antar unit di
rumah sakit untuk memberikan layanan
terbaik bagi pasien
3 Harapan terhadap supervisor atau Adanya kemauan agar supervisor
kepala ruang mempertimbangkan saran petugas
dalam peningkatan keselamatan
pasien, mengingatkan petugas mentaati
prosedur keselamatann pasien dan
tidak masalah keselamatan pasien
4 Staffing Adanya kesesuaian jumlah petugas
dalam menangani beban tugas dan jam
kerja dalam memberikan layanan
terbaik bagi pasien
5 Persepsi terhadap Keselamatan Prosedur dan sistem yang mampu
Pasien mencegah kejadian dalam keselamatan
pasien dan kelemahan mengidentifikasi
permasalahan keselamatan pasien
6 Pembelajaran organisasi-perbaikan Kesalahan berdampak pada perubahan
berkelanjutan ke arah yang lebih baik dan perubahan
akan dievaluasi efektivitasnya
7 Keterbukaan komunikasi Adanya kebebasan berpendapat saat
melihat kejadian yang dapat berakibat
tidak baik pada pasien dan merasa
bebas bertanya permasalahan
keselamatan pasien kepada yang
pemegang kebijakan
8 Umpan balik dan komunikasi Adanya informasi kepada petugas
masalah error tentang error yang terjadi, diberikan
umpan balik perubahan yang
dilaksanakan dan adanya diskusi cara
mencegah error
5
Dimensi Budaya Keselamatan Definisi
Pasien
dan saat pergantian shift
10 Dukungan manajemen pada Manajemen rumah sakit menyediakan
keselamatan pasien iklim kerja yang mempromosikan
keselamatan pasien dan menunjukkan
keselamatan pasien sebagai prioritas
utama
11 Non punitive repons to error Petugas merasa bahwa kesalahan-
kesalahan dan pelaporan kejadian tidak
ditimpakan pada mereka dan tidak
dicatat dalam catatan kepegawaian
12 Frekuensi pelaporan kejadian Beberapa tipe kesalahan dilaporkan
meliputi kesalahan terjadi tetapi segera
diatasi sebelum berdampak pada
pasien, kesalahan yang tidak
berpotensi membehayakan pasien dan
kesalahan yang dapat membahayakan
pasien tetapi tidak timbul dampak.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Frequency Percent
Anestesiologi 2 2,0
Keuangan 2 2,0
Perencanaan 2 2,0
Umum dan Kepegawaian 5 5,0
CSSD 1 1,0
Farmasi 3 3,0
Gizi 2 2,0
Hemodialisa 2 2,0
Humas 1 1,0
IBS 1 1,0
IGD 6 6,0
Instalansi Jenazah 1 1,0
Bedah 1 1,0
Intensive 2 2,0
Keuangan 1 1,0
Laboratorium 4 4,0
Manajemen 3 3,0
MPP 1 1,0
Obgyn 3 3,0
Pediatri 1 1,0
Peralatan Medik 1 1,0
Poliklinik 14 14,0
PPI 1 1,0
Radiologi 3 3,0
Rekam Medis 6 6,0
Rawat Inap 28 28,0
SIM RS 2 2,0
TU dan RT 1 1,0
Total 100 100,0
Unit kerja yang di ikut sertakan pada survei ini adalah seluruh unit
kerja yang ada di RS ................... Dari unit kerja yang ada, tiga unit kerja yang
berpartisipasi paling banyak adalah rawat inap sebesar 28%, poliknik 14%,
rekam medis 6% dan IGD 6%.
7
kurang 1 tahun 7 7,0
6-10 tahun 36 36,0
11-15 tahun 30 30,0
16-20 tahun 8 8,0
21 tahun 19 19,0
Total 100 100,0
Tabel 3.4. Distribusi frekuensi jam kerja dalam satu minggu di RS ..................
Frequency Percent
Kurang dari 20 jam seminggu 3 3,0
21-30 jam seminggu 6 6,0
31-40 jam seminggu 48 48,0
41-50 jam semnggu 37 37,0
51-60 jam seminggu 5 5,0
>60 jam seminggu 1 1,0
Total 100 100,0
8
Frequency Percent
Farmasi
2 2,0
IPSRS/Sanitarian
1 1,0
Radiografer
2 2,0
Administration / management
9 9,0
Lainnya, mohon diuraikan
15 15,0
Total
100 100,0
Frequency Percent
Ya 70 70,0
Tidak 30 30,0
Total 100 100,0
Tabel 3.7. Distribusi frekuensi lama bekerja responden pada posisi sekarang
Frequency Percent
Kurang dari 1 tahun 11 11,0
1-5 tahun 5 5,0
6-10 tahun 41 41,0
11-15 tahun 24 24,0
16-20 tahun 9 9,0
21 tahun lebih 10 10,0
Total 100 100,0
9
Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Petugas di unit kami bebas
berbicara jika melihat sesuatu yang
19 19 6 43 13 56 44
dapat berdampak negatif pada
kegiatan pelayanan pasien
Tabel 3.9 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
pendapat responden tentang keterbukaan komunikasi per tem pertanyaan
% Respon % Respon
Pendapat tentang Keterbukaan Komunikasi keterangan
Positif 2021 Positif 2019
Petugas di unit kami bebas berbicara jika melihat
1 sesuatu yang dapat berdampak negatif pada kegiatan 56 47 meningkat
pelayanan pasien
Petugas di unit dapat minta penjelasan tentang
2 86 93 turun
keputusan atau tindakan yang diambil oleh atasannya
Petugas di unit kami takut bertanya jika terjadi hal yang
3 87 91 turun
tidak benar
Rata rata 76 77 turun
10
Setuju
Petugas di unit kami saling
bekerjasama dalam menyelesaikan 1 0 7 42 50 92 8
tugas
% Respon % Respon
Pendapat tentang Teamwork dalam Unit Positif Positif Keterangan
2021 2019
4 Bila di unit kami sibuk, maka unit lain akan membantu 72 70 Meningkat
11
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Langsung Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Atasan dengan serius
mempertimbangkan masukan staf
3 2 13 44 38 82 18
untuk meningkatkan keselamatan
pasien
% % Keterangan
Respon Respon
Positif Positif
Pendapat terhadap Atasan Langsung 2021 2019
3 Bila beban kerja tinggi, Atasan meminta kami bekerja cepat meningkat
93 92
meski tidak sesuai prosedur
12
% % % % % % %
Pendapat tentang Pembelajaran Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Organisasi Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Unit kami aktif melakukan kegiatan
untuk meningkatkan keselamatan 2 1 3 59 35 94 6
pasien
% %
Respon Respon
Pendapat tentang Pembelajaran Organisasi Keterangan
Positif Positif
2021 2019
13
% % % % % % %
Pendapat tentang Dukungan Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Manajemen Rumah Sakit Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Tindakan Manajemen RS
menunjukkan bahwa keselamatan 1 2 6 40 51 91 8
pasien merupakan prioritas utama
Manajemen RS menciptakan
suasana kerja yang mendukung 2 0 7 56 35 91 9
keselamatan pasien
Tabel 3.17 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
pendapat responden tentang dukungan manajemen rumah sakit per item
pertanyaan
% Respon % Respon
Pendapat tentang Dukungan Manajemen Rumah Sakit Positif Positif Keterangan
2021 2019
14
% % % % % % %
Pendapat tentang Keselamatan Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pasien Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) /
1 3 4 32 60 92 8
Sentinel harus dicegah
Tabel 3.19 Perbandingan % Respon Positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
Pendapat Responden tentang Keselamatan Pasien per Item Pertanyaan
% Respon % Respon
Pendapat tentang Keselamatan Pasien Positif Positif Keterangan
2019 2019
15
terhadap Kesalahan (Insiden) Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Negatif
Tidak Setuju ragu Setuju Positif
Setuju
% %
Pendapat tentang Umpan Balik terhadap Kesalahan (Insiden) Respon Respon
Keterangan
Positif Positif
2021 2019
Petugas di unit kami mendapat umpan balik mengenai tindak lanjut 84
1 perbaikan yang dilaksanakan berdasarkan laporan insiden 86 Meningkat
16
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Frekuensi
Pelaporan
Pendapat tentang Frekuensi % Tidak % % % % % %
Pelaporan Pernah Jarang Kada Sering Selalu Respon Respon
ng Positif Negatif
Seberapa sering KNC (Kejadian
Nyaris Cedera) dilaporkan di unit 18 39 19 10 14 24
anda ? 76
Tabel 3.23 Perbandingan % respon positif RSU XX 2021 dan 2019 menurut
Pendapat Responden tentang Frekuensi Pelaporan per Item Pertanyaan
%
% Respon
Respon
Pendapat tentang Frekuensi Pelaporan Positif Keterangan
Positif
2019
2021
17
Tabel 3.24 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Teamwork antar Unit
% % % % % % %
Pendapat tentang Teamwork Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
antar Unit Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Antar unit tidak berkoordinasi
33 52 8 2 5 93 7
dengan baik
% %
Respon Respon
Pendapat tentang Teamwork antar Unit Positif Positif Keterangan
2021 2019
18
10. Pendapat Responden tentang Unit Kerja
Tabel 3.26 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Unit Kerja
% % % % % % %
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pendapat tentang Unit Kerja Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Unit kami memiliki cukup staf
untuk menangani beban kerja 6 19 17 47 11 58 42
yang berlebihan
19
11. Pendapat Responden tentang Transfer Pasien dan Pergantian Jaga
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang Transfer
Pasien dan Pergantian Jaga
Pendapat tentang Transfer % % % % % % %
Pasien dan Pergantian Jaga Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Bila terjadi transfer pasien antar
unit, sering terjadi masalah terkait
dengan data transfer internal 16 53 16 13 2 85 15
pasien
Bila terjadi transfer pasien antar unit, sering terjadi masalah terkait
1 85 23 meningkat
dengan data transfer internal pasien
20
12. Pendapat Responden tentang No Blaming
Tabel 3.30 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang No Blaming
% % % % % % %
Sangat Tidak Ragu Setuju Sangat Respon Respon
Pendapat tentang No Blaming Tidak Setuju ragu Setuju Positif Negatif
Setuju
Petugas unit kami sering merasa
bahwa kesalahan yang dilakukan
digunakan untuk menyalahkan 33 52 10 3 2 95 5
mereka
21
Tabel 3.32 Perbandingan Nilai Respon Positive Menurut Komposite Budaya
Keselamatan RS .................. 2021 dan 2019
Komposit Budaya Keselamatan Pasien % Respon % Respon Keterangan
Positiv RSU Positiv RSU
XX 2021 XX 2019
22
Keterbukaan Komunikasi
1. Petugas di unit dapat minta penjelasan tentang keputusan atau tindakan yang Dibawah 2019
diambil oleh atasannya
1. Petugas di unit kami takut bertanya jika terjadi hal yang tidak benar Dibawah 2019
1 Atasan dengan serius mempertimbangkan masukan staf untuk meningkatkan Dibawah 2019
keselamatan pasien
2 Atasan selalu mengingatkan masalah keselamatan pasien yang terjadi di unit kerja Dibawah 2019
Dukungan Manajemen
2 Manajemen RS menciptakan suasana kerja yang mendukung keselamatan pasien Dibawah 2019
Keselamatan Pasien
1 KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) / Sentinel harus dicegah Dibawah 2019
2 Unit kami tidak pernah mengesampingkan keselamatan pasien meskipun beban Dibawah 2019
pekerjaan berlebihan
1 Terdapat koordinasi yang baik antar unit untuk menyelesaikan pekerjaan bersama Dibawah 2019
Unit Kerja
1 Unit kami memiliki cukup staf untuk menangani beban kerja yang berlebihan Dibawah 2019
2 Petugas di unit kami bekerja lembur untuk keselamatan pasien Dibawah 2019
3 Unit kami banyak menggunakan tenaga tidak terlatih untuk kegiatan keselamatan Dibawah 2019
pasien
4 Dalam kondisi beban kerja yang berlebihan kami bekerja dengan cepat tanpa Dibawah 2019
memperhatikan keselamatan pasien
23
d) Perlunya peningkatan kesadaran pelaporan insiden keselamatan pasien
meskipun bukan sentinel sebagai upaya pembudayaan keselamatan.
e) Perlunya menghitung beban kerja petugas
f) Perlunya pengawasan perpindahan data dan shift sebagai salah satu
risiko keselamatan pasien
Tabel 3.34 Deskripsi Unit kerja dan Tingkat keselamatan pasien RS ..................
tahun 2021
area kerja * tingkat keselamatan Crosstabulation
tingkat keselamatan
SANGAT
KURANG CUKUP BAGUS SEMPURNA Total
area poliklinik Count 0 5 8 1 14
kerja
% within area
.0% 35.7% 57.1% 7.1% 100.0%
kerja
ruang rawat Count 1 11 16 0 28
inap
% within area
3.6% 39.3% 57.1% .0% 100.0%
kerja
rehab medis Count 0 1 0 0 1
% within area
.0% 100.0% .0% .0% 100.0%
kerja
farmasi Count 0 1 0 2 3
% within area
.0% 33.3% .0% 66.7% 100.0%
kerja
laboratorium Count 0 1 3 0 4
% within area
.0% 25.0% 75.0% .0% 100.0%
kerja
radiologi Count 0 0 3 0 3
% within area
.0% .0% 100.0% .0% 100.0%
kerja
intensive Count 0 1 1 0 2
% within area
.0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
kerja
anestesiologi Count 0 1 1 0 2
% within area
.0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
kerja
obgyn Count 0 0 3 0 3
% within area
kerja .0% .0% 100.0% .0% 100.0%
0 1 0 0 1
pediatri Count
% within area .0% 100.0% .0% .0% 100.0%
kerja
24
area kerja * tingkat keselamatan Crosstabulation
igd Count 0 2 4 0 6
% within area
.0% 33.3% 66.7% .0% 100.0%
kerja
lainnya Count 1 17 13 2 33
% within area
3.0% 51.5% 39.4% 6.1% 100.0%
kerja
Total Count 2 41 52 5 100
% within area
2.0% 41.0% 52.0% 5.0% 100.0%
kerja
Tabel 3.35 Tabel Silang Unit kerja dengan Banyaknya kasus yang dilaporkan
area kerja * banyaknya insiden Crosstabulation
25
area kerja * banyaknya insiden Crosstabulation
21
1-2 3-5 6-10 11-20 laporan
tidak
laporan laporan laporan laporan insiden
ada
insiden insiden insiden insiden atau
lebih
area poliklinik Count 6 7 0 0 1 0 14
kerja
%
within
42.9% 50.0% .0% .0% 7.1% .0% 100.0%
area
kerja
ruang rawat Count 11 16 0 1 0 0 28
inap
%
within
39.3% 57.1% .0% 3.6% .0% .0% 100.0%
area
kerja
rehab medis Count 0 1 0 0 0 0 1
%
within
.0% 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
farmasi Count 3 0 0 0 0 0 3
%
within
100.0% .0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
laboratorium Count 2 2 0 0 0 0 4
%
within
50.0% 50.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
radiologi Count 2 1 0 0 0 0 3
%
within
66.7% 33.3% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
intensive Count 1 1 0 0 0 0 2
%
within
50.0% 50.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
anestesiologi Count 0 2 0 0 0 0 2
%
within
.0% 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
obgyn Count 3 0 0 0 0 0 3
%
within
100.0% .0% .0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
pediatri Count 0 0 1 0 0 0 1
%
within
.0% .0% 100.0% .0% .0% .0% 100.0%
area
kerja
26
Banyaknya Insiden
1-2 3-5 6-10 11-20 21 laporan Total
tidak
laporan laporan laporan laporan insiden atau
ada
insiden insiden insiden insiden lebih
igd Count 2 4 0 0 0 0 6
% within
area 33.3% 66.7% .0% .0% .0% .0% 100.0%
kerja
lainnya Count 14 11 2 1 4 1 33
% within
area 42.4% 33.3% 6.1% 3.0% 12.1% 3.0% 100.0%
kerja
Total Count 44 45 3 2 5 1 100
% within
area 44.0% 45.0% 3.0% 2.0% 5.0% 1.0% 100.0%
kerja
Unit kerja yang sudah melaporkan paling tinggi Pediatri (100%), Anestesiologi
(100%), Rehab medis (100), IGD (66,7%), Ruang Rawat Inap (60,7%) dan Poliklinik
(57,1%). Unit-unit yang banyak belum berani melaporkan adalah Farmasi (100%),
Obgyn (100%), Radiologi (66,7%), Laboratorium (50%), Intensive (50%)
27
Tabel 3.37 Respon Positif RSU XX Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit per Item
Pertanyaan
% % Keterangan
Respon Respon
Positif Positif
RSU RSU
Instrumen Tata Kelola Rumah Sakit XX XX
2021 2019
1 Petugas di unit kami tidak pernah merendahkan atau
menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, 86 80 Meningkat
memaki;
28
G. Hasil Observasi Survei Budaya Keselamatan Pasien
1. Five moment cuci tangan menggunakan Hand Rub
Tabel 3.38 Five moment cuci tangan dengan Hand Rub
HAND RUB
setelah setelah
sebelum sebelum setelah
terkena kontak
kontak melakukan kontak
RUANGAN cairan dengan
dengan tindakan dengan
tubuh lingkungan
pasien aseptik pasien
pasien pasien
n f (%) n f (%) n f (%) n f (%) n f (%)
IGD 4 12,5 7 21,87 7 21,87 7 21,87 7 21,87
HEMODIALISA 1 5,88 4 23,52 4 23,52 4 23,52 4 23,52
KENANGA 3 13,04 5 21,73 5 21,73 5 21,73 5 21,73
FLAMBOYAN 2 11,11 4 22,22 4 22,22 4 22,22 4 22,22
HAND WASH
setelah setelah
sebelum sebelum setelah
terkena kontak
kontak melakukan kontak
RUANGAN cairan dengan
dengan tindakan dengan
tubuh lingkungan
pasien aseptik pasien
pasien pasien
n f(%) n f(%) n f(%) n f(%) n f(%)
IGD 20 20,83 20 20,83 20 20,83 20 20,83 16 16,67
HEMODIALISA 14 21,53 14 21,53 14 21,53 14 21,53 9 13,84
KENANGA 17 22,36 17 22,36 17 22,36 17 22,36 8 10,52
FLAMBOYAN 12 21,05 12 21,05 12 21,05 12 21,05 9 15,78
29
2. Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan tanpa bilas air (Hand Rub)
Tabel 3.40 Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan tanpa bilas air (Hand Rub)
30
Tabel 3.41 Kepatuhan terhadap SOP Kebersihan tangan menggunakan sabun dan air mengalir ( Hand Wash)
31
3. Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan stiker alergi
Tabel 3.42 Kepatuhan terhadap SOP Pemasangan stiker alergi
b. Petugas perawat mengucapkan salam 12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
c. Sebut nama dan unit kerja anda 9 75,0 3 25,0 12 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0 3 75,0 1 25,0 4 100,0 2 50,0 2 50,0 4 100,0
d. Pasangkan gelang pengenal dengan
baik sambil menjelaskan maksud dan tujuan 12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pemasangan gelang pengenal kepada pasien
e. Petugas perawat meminta pasien untuk
mengkonfrimasikan kebenaran nama dan
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
tanggal lahir yang tercantum dalam gelang
pengenal
f. Pasang gelang pengenal pada
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pergelangan tangan pasien yang dominan
g. Ucapkan terimakasih dan sampaikan
12 100,0 0 0,0 12 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
“semoga lekas sembuh”
33
Tabel 3.45 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum mengambil darah
7. Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum memberikan darah atau produk darah
Tabel 3.46 Kepatuhan terhadap SOP Identifikasi pasien sebelum memberikan darah atau produk darah
34
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
perawat ucapkan salam 10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
Perkenalkan diri dengan menyebutkan
5 50,0 5 50,0 10 100,0 2 12,5 14 87,5 16 100,0 5 41,7 7 58,3 12 100,0 2 33,3 4 66,7 6 100,0
nama dan ruangan tempat bekerja.
lakukan identifikasi secara verbal dan
visual pada saat kontak pertama dengan
10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
pasien sebelum memberikan darah /
produk darah
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan
secara visual dengan melihat gelang
identitas pasien dan konfrimasi ke pasien 10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
serta dilakukan penempelan barcode
pada tabung sampel darah
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
10 100,0 0 0,0 10 100,0 16 100,0 0 0,0 16 100,0 12 100,0 0 0,0 12 100,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
sesuai program yang dimaksud
35
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
perawat ucapkan salam 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
perawat memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama dan ruangan tempat 8 57,1 6 42,9 14 100,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0 4 40,0 6 60,0 10 100,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0
bekerja
perawat melakukan identifikasi secara
verbal dan visual pada pasien sebelum 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
melakuakan tindakan / prosedur
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan
secara visual dengan melihat gelang 14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
identitas pasien dan konfrimasi ke pasien
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
14 100,0 0 0,0 14 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 10 100,0 0 0,0 10 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0
sesuai program yang dimaksud
36
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
ucapkan salam 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
0 0,0 7 100,0 7 100,0 2 18,2 9 81,8 11 100,0 7 77,8 2 22,2 9 100,0 1 10,0 9 90,0 10 100,0
dan ruangan tempat bekerja.
lakukan identifikasi secara verbal dan visual
pada saat kontak pertama dengan pasien 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
sebelum memberikan obat / pengobatan
untuk identifikasi selanjutnya dilakukan secara
visual dengan melihat gelang identitas pasien 7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
dan konfrimasi ke pasien
identifikasi sesuai, laksanakan tindakan
7 100,0 0 0,0 7 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5 50,0 5 50,0 10 100,0
sesuai program yang dimaksud
10. Kepatuhan terhadap SOP Komunikasi pada saat serah terima antar shift jaga
Tabel 3.49 Kepatuhan terhadap SOP Komunikasi pada saat serah terima antar shift jaga
37
Unit (Ruangan) FLAMBOYAN
IGD HEMODIALISA KENANGA
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
petugas pemberi serah terima mengkaji masalah,
kebutuhan dan semua tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
selama masa penugasan pada shift tersebut dengan
format SOAP
komunikasikan hasil kajian kepada petugas shift
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
berikutnya dengan metode SBAR :
alokasikan waktu yang cukup dalam melakukan sarah
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
terima tersebut
beri kesempatan kepada penerima serah terima untuk
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
bertanya
Dicatat di lembar CPPT
lihat kondisi pasien dengan mendatngani ruang
4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
perawatan masing-masing
tanyakan kembali keluhan masing-masing pasien saat
ini
catat di Buku Serah terima 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
berikan tanda tangan dan nama terang 4 100,0 0 0,0 4 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
38
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
setiap pasien yang datang ke unit perawatan poliklinik/ IGD /
Instalasi Rawat Inap dilakukan skoring menggunakan lembar 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
pencegahan pasien jatuh
asesmen resiko jatuh Morse Fall Scale (dewasa), Humty Dumty
(anak), dilakukan dilakukan diruang rawar inap serta mencatat 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
hasilnya pada form asesmen resiko jatuh
assmen pasien jatuh di Rawat jalan / IGD didasarkan pada
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
observasi pasien secara langsung
apabila terdapat salah satu kategori diatas dianggap termasuk
pasien beresiko jatuh, dan akan dipasangkan pita berwarna kuning
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
pada lengan / baju pasien oleh petugas yang melakukan observasi
(satpam)
Apabila dalam scoringg menunjukan ada resiko jatuh, pasien
12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
dilakukan prosedur pencegahan resiko jatuh
setiap akan memindahkan pasien dari satu unit ke unit lain
dilakukan skoring ulang, misalnya dari IRJA / IGD akan dikirim ke 12 100 0 0 12 100 8 100 0 0 8 100 10 100 0 0 10 100 4 100 0 0 4 100
Instalasi rawat inap
12. Kepatuhan terhadap SOP langkah – langkah pencegahan dan pengamanan pasien resiko jatuh
Tabel 3.51 Kepatuhan terhadap SOP langkah – langkah pencegahan dan pengamanan pasien resiko jatuh
39
Unit (Ruangan) IGD HEMODIALISA KENANGA FLAMBOYAN
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Cek list SOP f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
Untuk pasien resiko jatuh rendah :
Tidak dilakukan intervensi 7 58,3 5 41,7 12 100,0 5 62,5 3 37,5 8 100,0 3 30,0 7 70,0 10 100,0 2 50,0 2 50,0 4 100,0
Untuk pasien resiko jatuh sedang :
a. Keselamatan lingkungan : rapihkan
dan jauhkan barang – barang disekitar
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
tempat tidur yang menghalangi jalan, bel
pasien terjangkau, biarkan pintu terbuka
b. Tempat tidur posisikan rendah, pasang
pembatas tempat tidur dan roda tempat tidur 12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
terkunci
c. kepada keluarga untuk melaporkan
kepada perawat apabila membutuhkan 12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
bantuan
d. Perawat memberikan edukasi
mengenai resiko jatuh dan upaca
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
pencegahannya kepada pihak pasien dan
kelluargannya
e. Anjurkan pasien menggunakan alas
12 100,0 0 0,0 12 100,0 8 100,0 0 0,0 8 100,0 7 70,0 3 30,0 10 100,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
kaki yang tidak licin
untuk pasien resiko jatuh tinggi :
a. Pakaiakan gelang resiko jatuh
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
berwarna kuning
b. Keselamatan lingkungan : rapihan dan
jauhkan barang-barang disekitar tempat
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
tidur yang menghalangi jalan, bel pasien
terjangkau, ada pendampingan dari keluarga
c. Pindah kamar pasien lebih dekat
ruangan jaga perawat, tempat tidur
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
posisikan rendah, pasang pembatas tempat
tidur dan roda tempat tidur terkunci
d. Jika pasien menunjukan adanya 9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
gangguan kognitif, gunakan tali pengaman
40
(non emergency restraint), lakukan
pemeriksaan neurologi dan tanda vital
e. Monitor kebutuhan pasien secara
7 77,8 2 22,2 9 100,0 5 45,5 6 54,5 11 100,0 3 23,1 10 76,9 13 100,0 3 42,9 4 57,1 7 100,0
berkala minimal 1 jam
f. Perawat membantu pasien : tawarkan
2 22,2 7 77,8 9 100,0 3 27,3 8 72,7 11 100,0 4 30,8 9 69,2 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
kebelakang (kamar kecil) secara teratur
g. Perawat memberikan edukasi
mengenai resiko jatuh dan upaya
9 100,0 0 0,0 9 100,0 11 100,0 0 0,0 11 100,0 9 69,2 4 30,8 13 100,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
pencegahannya kepada pasien dan pihak
keluarga
41
H. KOMENTAR DAN SARAN INTERNAL
1. Tingkatkan komunikasi saat peralihan shift dan transfer pasien. Pertahankan budaya
keselamatan yg sudah baik
2. Rumah sakit harus mempunyai sebuah sistem yang dapat mendukung budaya untuk
melaporkan insiden sehingga dapat ditingkatkan dan keselamatan pasien semakin
terjamin
3. Peningkatan keselamatan pasien dengan pelatihan petugas pelayanan secara
bergantian dan menyeluruh.
4. Bekerja lebih hati hati tingkatkan pelayanan rumah sakit
5. Keselamatan pasien harus tetep diperhatikan.
6. Keselamatan pasien adalah prioritas mutlak tapi harus tetap memperhatikan beban
kerja dan keselamatan petugas juga agar pelayanan menjadi maksimal.
7. Keselamatan pasien harus ditingkatkan, potensi risiko harus terdeteksi sejak awal
8. Petugas selalu siap walaupun dl dakam keadaan sibuk keselamatan di utamakan
9. Semoga kedepan RSU XX semakin tambah profesional dan pelayanan lebih utama
10. Sebaiknya ada umpan balik dari management yang bertanggung jawab. Untuk
perbaikan kedepannya.Terimakasih
11. Petugas harus lebih sigap lagi dalam meningkatkan keselamatan pasien
12. Senantiasa memberikan pelayanan yang menyenangkan dan nyaman bagi pasien
yang berkunjung ke RS .................., dan memberikan fasilitas yang baik dalam
memberikan pelayanan ke masyarakat.
13. Keselamatan pasien lebih diutamakan
14. Perlu penyegaran untuk tiap unit
15. Sudah baik tetapi perlu di tingkatkan lagi terutama pada saat pemberian obat kepada
pasien harus lebih diperhatikan lagi. Terkadang perawat salah memberikan obat /
suntikan. Seharusnya itu pasien A diberikan ke pasien B. Jadi takut kalau berdampak
buruk pada pasien. Lebih diperhatikan nama pasien / ruangan yang akan di beri
obat / suntikan itu.
16. Kita tingkatkan pelayanan dan kita utamakan budaya keselamatan pasien
tingkatkan pelayanan
17. Ditingkatkan kelengkapan peralatan sarana dan prasarana penunjang penanganan
keselamatan pasien
18. Keselamatan pasinen sudah baik saran lebih ditingkatkan lagi
19. "Safety patient is prioritu"
20. Semoga RS .................. lebih Jaya
21. Program keselamatan pasien di RS .................. mengalami peningkatan yang baik
dalam pelayanan saat ini, pasien terlayalani dengan baik.
42
22. Sudah bagus perlu di pertahankan. Dan ditingkatkan. Senyumku adalah
Penyembuhanmu
23. Lebih di tingkatkan lagi untuk keselamatan pasien agar pasien puas dalam berobat
ke RS ..................
24. Tingkatkan pelayanan di rumah sakit
25. Lebih tingkatkan pelayanan di rumah sakit
26. Lebih ditingkatkan lagi pelayanan nya
27. Keselamatan pasien sudah bagus jadi bisa lebih ditingkatkan lagi
28. "Program Keselamatan pasien di RSU XX sudah baik, sekarang pelaporan nya sudah
sistem online
29. Jika ada kejadian KTD, untuk tindak lanjut nya segera di proses..
30. Tindak lanjut sejak pelaporan masih kurang cepat
31. Untuk terus meningkatkan ilmu tentang program keselamatan pasien
32. Menerapkan ilmunya, tidak hanya untuk pasien, tapi juga untuk karyawan RSU XX"
33. Penerapan sosialisasi yg berhubungan dengan perubahanbrlum bisa di verikan
secara menyeluruh...terutama peraturan yg menyebabkan perubahan dalam
penerapan kinerja
34. Sangat mendukung sekali semoga kita terhindar dari hal hal yang tidak kita inginkan
35. Diantara Barometer Keberhasilan rumah sakit adalah Keselamatan pasien yg baik 🙏🏻
36. Semoga pelayanan bisa lebih baik ke depan nya..keselamatan untuk pasien dan
petugas lebih baik
37. Lebih di gencarkan lagi supaya pasien dalam berobat lebih tenang dan aman
38. Untuk d tingkatkan lagi pelatihan ttg keselamatan pasien bagi karyawan
39. Perlu selalu diingatkan dan ďipantau agar keselamatan pasien tetap terjaga.
40. Keselamatan pasien adalah prioritas pelayanan kami
41. Keselamatan pasien menjadi program yg penting d rs
42. Keselamatan pasien merupakan satu prioritas utama.
43. Semoga keselamatan pasien semakin meningkat semakin baik selalu menjadi
perhatian dalam pelayanan
44. "Budaya keselamatan pasien harus senantiasa ditingkatkan unt menjamin
keselamatan pasien.
45. Survey belum mengakomodir budaya keselamatan yg berhub dg interaksi antar
pegawai (perilaku menyimpang, perilaku merendahkan dsb)"
46. Tingkatkan dan selalu aplikasikan Program Keselamatan pasien
47. Budaya keselamatan itu perilaku2 antar karyawan,,
48. Kkeselamatan pasien ya jelas insiden yang terjadi ke pasien.."
49. Kita bekerja harus memperhatikan keselamatan pasien,itu perlu di ingat utk semua
petugas
43
50. Tetap diperhatikan
51. Budaya keselamatan pasien agar selalu ditingkatkan walaupun RSU XX Soewonfo
sudah bagus
52. "Baik.lebih di tingkatkan lagi
53. Progràm keselamatan pasien perlu ditingkatkan di ruang rawat jalan.
54. Keselamatan pasien selalu diutamakan
55. Keselamatan Pasien merupakan prioritas
56. Perlu ditingkatkan lagi yg msh kurang dan dipertahankan yang sudah bagus
57. Semoga RS .................. dapat memberikam pelayanan yg prima dan
mempertahankan Progam Keselematan Pasien
58. Tingkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik di RS .................. . Semoga kinerja
semakin bagus
59. Alhamdulillah, di RS .................. sudah bagus dalam meningkatkan keselamatan
pasien, semoga kedepannya semakin baik lagi dalam mencegah resiko jatuh dan
selalu menjaga keselamatan pasien dg baik
60. Keselamatan pasien harus ditingkatkan lagi untuk menanggulangi kepuasan pasien
61. Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab sebagai petugas yang ada di
RS,dan keselamatan selalu diutamakan untuk memperoleh kenyamanan bersama
terutama pasien dan keluarga .
62. Semoga lebih baik lagi dalam menangani pasien
63. Bila ada masalah jgn cri yg jaga tpi di koordinasi bersama utk memecahkn
msalahnya.
64. Tingkatkan keselamatan pasien
65. Tingkatkan terus budaya keselamatan pasien
66. Bila ada masalah diharapkan dapat mencari solusi dan bukan malah mencari siapa
yg salah dan terpojokan.krn kita sebuah tim
67. Selalu meningkatkan untuk keselamatan pasien
68. "Bed yg ukuran kecil untuk pasien anak jgn terlalu tinggi
69. Bed yg ukuran besar untuk pasien anak pengaman harus di perhatikan"
70. "Bed kecil untuk pasien anak jangan terlalu tinggi
71. Untuk anak-anak pengaman bed besar di harapkan lebih di perhatikan"
72. "Untuk anak2 bed besar nya pengamanan nya LBH di perhatikan LG.
73. Tempat tidur Pasien jangan terlalu tinggi."
74. Lebih ditingkatkan lagi
75. Sudah cukup
76. Keselamatan pasien sudah menjadi prioritas utama dalam RS ..................,dan selalu
ditingkatkan
44
77. Perlu ditingkatkan sarana keselamatan ps di ruangan, mereview kembali petugas utk
meningkatkan keselamatan ps
78. Program keselamatan pasien dirumah sakit sudah bagus mohon untuk ditingkatkan
lagi
79. Perlu ditingkatkan budaya pelaporan adanya insiden, dan tidak menyalahkan siapa
yg melakukan
80. Mencegah akan jauh lebih baik..
81. Dalam bekerja kita harus mengutamakan keselamatan pasien dan petugas rs
82. Tingkatkan budaya keselamatan pasien
83. Bekerjalah sesuai tupoksi masing-masing
84. Kita laksanakan sesuai dengan SOP yg kita sepakati bersama
85. Kita laksanakan pekerjaan kita sesuai SOP yang ada, semangat
86. "SOP adalah kunci utama dalam bekerja.Tetap semangat.!!!
87. kesembuhan pasien adalah kebahagian kami
88. Perlu sosialisasi lagi tentang pelaporan insiden
89. Evaluasi berkala terhadap kinerja
90. Assesmen awal dalam pasien resiko jatuh lebih bisa disederhanakan.
91. Lebih meningkatkan fasilitas di ruangan dan kamar mandi pasien untuk keamanan
bagi pasien terutama untuk pasien gariarti
92. Karna masih terjadinya kejadian yg tdk diinginkan,agar lebih diperhatian dalam
pencegahan insidennya
93. harus lebih di tingkatkan lagi pelayanannya
94. Program keselamatan pasien lebih ditingkatkan lagi,agar tidak terjadi insiden
95. Secara keseluruhan SDH bagus dalam program keselamatan pasien tp kalau ada
peningkatan akan lebih baik
96. Sudah bagus, Mohon pihak tetkait utk dpt di TL usulan dr unit utk keselamatan pasien
97. Saya mendukung dengan adanya kegiatan ini agar dalam pelayanan keselamatan
pasien selalu ada peningkatan
98. Semoga kedepannya akan lebih meningkatkan lagi utk keselamatan pasien
99. "Bed kecil untuk anak terlalu tinggi.
100. Untuk bed besar untuk anak safetynya kurang."
45
I. Analisis Hasil FGD
Focussed Group Discussion dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Desember 2021 di ruang
Aula lantai 2 jam 08.00 WIB. Dihadiri oleh Tim keselamatan pasien dan PPI. Kegiatan
diskusi dengan menyampikan hasil survei budaya Keselamatan Pasien, komentar dan
saran dari reponden.
Berdasarkan hasil survei komponen keterbukaan informasi perlu ditingkatkan dan,
pendapat atasan langsung di unit kerja terkait dengan pemberian masukan staf untuk
meningkatkan keselamatan pasien, atasan langsung mengingatkan masalah
keselamatan pasien serta penyelesaikan masalah keselamatan pasien kurangperlu
ditingkatkan. Hal ini menurut peserta FGD adalah masih berfokus pada penanganan
Covid-19. Adanya penerapan Protokol Kesehatan berdampat atasan langsung jarang
berkumpul..Atasan langsung baru membahas keselamatan pasien jika ada keluhan
pasien langsung ditindak lanjut dengan conference dan dicari solusi. Semua perawatan
di rawat inap dan rawat jalan setiap harinya dilaksanakan conference untuk tindak lanjut
masalah tersebut
Komponen Dukungan manajemen perlu ditingkankan terkait dengan keselamatan
pasien sebagai prioritas utama dan dukunagan manajemen terhadap dalam menciptakan
suasana kerja yang mendukung keselamatan pasien. Hal ini ditanggpi peserta bahwa
selama pandemic pihak manajemen focus utamanya adalah penagan Covid-19. Kegiatan
sosialisasi dan pelatihan terkait Keselamatan pasien tidak dilakukan
Komponen Persepsi Keselamatan Pasien perlu ditingkatkan . Menurut pendapat
peserta hal ini terjadi semenjak akreditasi sebelumnya belum ada lagi refreshing
pengetahuan tentang keselamatan pasien dan pelatihan keselamatan pasien belum
dilakukan kembali. Sehingga persepsinya perlu ditingkan terutama pada SDM yang baru.
Keselamatan pasien wajib dinformasikan pada semua SDM Rumah Sakit termasuk
satpam dan cleaning service.
Komponen umpan balik terhadap kesalahan perlu ditingkatkan. Hal ini ditanggapi
bahwa kepala ruang masih berfokus pada penanganan Covid 19. Sehingga umpan balik
tidak banyak yang dilakukan. Sehingga SDM merasa kurang mendapat informasi
mengenai insiden yang terjadi di unit kami. Di RS sebenarnya sudah ada program
internal untuk pelaporan insiden keselamatan pasien namun masih banyak yang enggan
melaporkan karena kmasih ada rasa takut.
Komponen persepsi pada unit kerja ditingkatkan terutama pada kecukupan staf,
pencegahan kerja lembur, penggunaan tenaga tidak terlatih untuk kegiatan keselamatan
pasien dan SDM bekerja lebih cepat tanpa memperhatikan keselamatan pasien. Peserta
FGD menanggapi bahwa selama pandemic banyak SDM yang digunakan sebagai
tenaga di ruang isolasi. Hal ini berdampak SDM di ruang kekurangan perawat. Sehingga
dirasakan beban kerja meningkat.
46
J. Analisa Hasil Penelitian Budaya Keselamatan Pasien RS .................. Budaya
Keselamatan Pasien
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa para petugas lebih menyukai
melakukan hand wash dibandingkan hands rub. Hand rub lebih banyak digunakan di IGD
untuk kecepatan tindakan. Menurut peserta pernah ada laporan alergi terhadap
handsrub. Terkait dengan kepatuhan terhadap SOP handwash maupun handsrub
diperoleh hasil bahwa kepatuhan pada langkah mengeringkan tangan dengan tisu atau
handuk hanya mencapai 70 %. Bahkan langkah menutup kran dengan tisu atau handuk
kepatuhannya hanya 10%. Hal ini ditanggapi oleh petugas PPI bahwa pernah diusulkan
untuk menggunakan keran panjang sehingga bisa ditutup dengan siku. Hal ini sudah ada
dalam Permenkes. Penggunaan tisu merupakan tindakan yang tidak ramah lingkungan.
Menurut peserta FGD Budaya Keselamatan karena dipengaruhi oleh factor
waktu/kecepatan menangani pasien. Sebelum Pandemi PPI / Manajemen sering ke
ruangan UGD untuk survey budaya keselamatan pasien. Tetapi selama pandemic covid
19, kegiatan patrol yang dilaksanakan PPI berkurang. Bahkan tidak dilakukan. Hal ini
ditegaskan juga oleh petugas PPI. Sehingga disarankan untuk PPI, untuk Kembali
melaksanakan kegiatan patrol secara rutin untuk memotivasi rekan-rekan kerja di
ruangan lain untuk melakukan kegiatan budaya keselamatan pasien
Permasalah di masing-masing unit hanya orang-orang itu saja belum menyeluruh ke
semua orang. Siapapun harus peduli pelaporan keselamatan pasien, dan dimulai di
masing- masing unit, ada itikad baik dari masing-masing orang. Diperkuat masing-
masing unit paham. Siapapun yang ditanya tentang keselamatan pasien bisa menjawab.
Sosialisasi ke semua unit di lebih galakkan dan motivasi kegiatan budaya keselamatan
pasien. Ditunjuk movitator tiap-tiap unit dibuat untuk saling mengingatkan. Keselamatan
pasien berdampak juga ke keselamatan kerja.
47
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran/ Rekomendasi :
Komposit Budaya Rencana Tindak Lanjut
Keselamatan Pasien
1 Persepsi atasan Meningkatkan peran atasan langsung sebagai agen
Langsung perubahan keselamatan pisen
2 Umpan Balik Kasus Fokus kepada Keselamatan pasien sebagai prioritas
utama
3 Dukungan Manajemen Advokasi ke pihak manajemen berdasar hasil survei
4 Staffing Mengembalikan petugas yang di pindah ke ruang
isolasi kembali ke ruang semula
48
KEPUSTAKAAN
Agency for Healthcare Research and Quality. 2004. Hospital Survei on Patient Survey
Culture. Agency for Healthcare Research and Quality: Page 1-5
Agency for Healthcare Research and Quality. 2014. Hospital Survei on Patient Survey
Culture. Agency for Healthcare Research and Quality 2014 User Comparative Based
Report.
Arroyo,DA. 2005. A Nonpunitive, Computerized System for Improved Reporting of Medical
Occurrences.in Advances in Patient Safety: From Research to Implementation (Volume
4: Programs, Tools, and Products). Editor: Henriksen, Battles JB, Marks ES, and
Lewin,DI. Agency for Healthcare Research and Quality .Rockville
Biaggi, P., Peter, S. & Ulich, E. (2003). Stressors, emotional exhaustion, and aversion to
patients in residents and chief residents. Swiss Medical Weekly, 133, 339-346.
Bower, P., Campbell, S., Bojke, C. & Sibbald, B. (2003). Team structure, team climate
and the quality of care in primary care: an observational study. Quality and Safety in
Health Care, 12, 273-279.
Bognor, M-S. (1997) Naturalistic decision making in healthcare. In C. Zsambok & G,
Klein (Ed.) Naturalistic Decision Making. Mahwah, NJ: LEA.
CAA (2006) Crew Resource Management (CRM) Training. Guidance for Flight Crew, CRM
Instructors (CRMIs) and CRM Instructor-Examiners (CRMIEs). CAP 737. Version 2.
Gatwick: Civil Aviation Authority.www.caa.co.uk
Cahyono, J.B. Suhardjo B. 2012. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek
Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Colla, J.B, Bracken, A.C., Kinney, L.M., &Weeks WB.2005. Measuring patient safety climate:
A review of surveys. Qual Saf Health Care. Volume 14 page 364-366
Croskerry, P., Cosby, K., Schenkel, S. & Wears, R. (2008). Patient Safety in Emergency
Medicine. Lippincott Williams & Wilkins.
Depkes, RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Depkes, RI.. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit.
Dismukes, K. & Smith, G. (2000) Facilitation and Debriefing in Aviation Training and
Operations. Aldershot: Ashgate.
Firth-Cozens, J. & Mowbray, D. (2001) Leadership and the quality of care. Quality and
Safety in Healthcare, 10 (Suppl II), ii3-ii7.
Flin, R., Yule, S., Paterson-Brown, S., Maran, N., Rowley, D. & Youngson, G. (2007)
Teaching surgeons about non-technical skills. The Surgeon, 5, 107-110.
49
Katz-Navon, T., Naveh , E. & Stern, Z. (2005) Safety climate in healthcare organisations:
A multidimensional approach. Academy of Management Journal, 48,1075-1090.
KARS. (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Versi 2012.
Jakarta. KARS
Kennedy, I. (2001) Learning from Bristol. Cmnd5207. Dept of Health, London: HMSO.
Kohn, L., Corrigan, J. & Donaldson, M. (1999) Institute of Medicine (U.S.) Committee on
Quality of Health Care in America. To Err is Human: Building a Safer Health System.
Washington, DC: National Academy Press.
Kostopoulou, O. (2009) Diagnostic errors: Psychological theories and research
Implications. In B. Hurwitz & A. Sheikh (Eds.) Health Care Errors and Patient Safety.
Chichester: Wiley-Blackwell.
Landy, F. & Conte , J, (2008) Work in the Twenty First Century. (2nd ed) Oxford: Blackwell.
Leonard, M., Graham, S. & Bonacum, D. (2004) The human factor: the critical
importance of effective teamwork and communication in providing safecare. Quality
and Safety in Health Care, 13, 85-90.
Makary, M., Sexton, B., Freischlag, J., et al. (2006) Operating room teamwork among
physicians and nurses: Teamwork in the eye of the beholder. Journal of American
College of Surgeons, 202, 746-752.
Permenkes RI No 1691/MENKES/PER/VIII/2011. Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Rachmawati, Emma. 2011 Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di Rs
Muhammadiyah-‘Aisyiyah Tahun 2011. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta.
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka: Jakarta.
Reader, T., Flin, R.., Lauche, K., & Cuthbertson, B. (2006) Non-technical skills in
intensive care. British Journal of Anaesthesia, 96, 551-559.
Riley, R. (2008) (Ed.) A Manual of Simulation in Healthcare. Oxford: Oxford University
(Rivard, PE, Rosen AK ,Caroll 2006) Enhancing Patient Safety through Organizational
Learning: Are Patient Safety Indicators a Step in the Right Direction?. Health Serv
Res. 2006 Aug; 41(4 Pt 2): 1633–1653.
Schaefer, H., Helmreich, R. & Scheideggar, D. (1994) Human factors and safety in
emergency medicine. Resuscitation, 28, 221-225.
Setiowati, Dwi. 2010. Hubungan Kepemimpinan Efektif Head Nurse dengan Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksana di RSUPN Dr. Cipto
Mangkusumo Jakarta. Tesis, Universitas Indonesia: Jakarta.
St.Pierre, M., Hofinger, G. & Buerschaper, C. (2008) Crisis Management in Acute Care
Settings. Human Factors and Team Psychology in a High Stakes Environment. Berlin:
Springer.
50
Thomas E., Sexton J., Neilands T., Frankel A., Helmreich R.. (2005) The effect of
executive walk rounds on nurse safety climate. BMC Health Services Research, 5, 28.
Yule, S., Flin, R., Maran, N., Rowley, D., Youngson, G. & Paterson-Brown, S. (2008)
Surgeons’ non-technical skills in the operating room: Reliability testing of the
NOTSS behavior rating system. World Journal of Surgery, 32, 548-556.
51
LAMPIRAN
52
DOKUMENTASI SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RS ..................
TAHUN 2021
53
54
55
56