KESELAMATAN PASIEN
RS GRAND MEDISTRA
JL.MEDAN NO.66
TELP (061)7955114
FAX(061)7950114
LUBUK PAKAM-KAB DELI SERDANG
diperiksa oleh
………………………………… …………………………………….
Disetujui oleh:
Direktur RS Grand Medistra
Dr.Arif Sujatmiko, M.Kes …………………………………….
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima
aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun
harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebuut terkait
dengan isu mutu dan citra rumah sakit.
Di Indonesia data tentang KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) apalagi Kejadian Nyaris
Cedera (Near Miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “ mal
praktek”, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah
mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan
program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena itu perlu acuan yang jelas
untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
2. Latar belakang
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuan nya ini, rumah sakit terdiri atas kegiatan
asuhan pasien yang begitu kompleks. Dalam proses asuhan pasien, kesalahan yang terjadi bisa
berupa kesalahan diagnosis, pengobatan, pencegahan, sampai kesalahan sistem lainnya. Seperti
contoh, kesalahan tes-tes misalnya tes laboratorium atau X-Ray, kesalahan pemberian obat,
kesalahan system komunikasi, dan sebagainya.
Berbagai kesalahan tersebut pada akhirnya berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Hal ini berarti bahwa kesalahan dapat mengakibatkan cedera dan dapat pula tidak
mengakibatkan cedera pasien. Kondisi pasien yang tidak mengalami cedera, meskipun terjadi
kesalahan dikenal dengan istilah Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss). Sedangkan kondisi
Pada tahun 2000 Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat menerbitkan laporan
yang berjudul “ To Err is Human, Building a Safer Health System”. Laporan itu
mengemukakan dua penelitian besar di Utah dan Colorado serta New York. Penelitian di Utah
dan Colorado ditemukan kasus KTD sebesar 2,9% dimana 6,6% diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan di New York kasus KTD dilaporkan mencapai 3,7% dengan angka kematian 13,6%.
Dari kedua penelitian ini, lebih dari separuh kasus KTD berasal dari kesalahan medis (medical
errors) dan sebenarnya dapat dicegah.
a. Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan medis dan
keperawatan
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan indikator klinis tersebut
adalah :
a. Pencatatan setiap indikator klinis dilakukan oleh perawat / petugas di setiap unit pelayanan
yang terkait dengan indikator klinis masing – masing, (untuk pemantauan dan pelaporan
insiden keselamatan pasien pelaksanaannya ditangani khusus oleh tim keselamatan pasien
rumah sakit).
b. Indikator klinis tersebut dicatat setiap harinya, kemudian direkapitulasi oleh Kepala
Ruangan atau Kepala Unit Pelayanan masing – masing.
c. Ketua Tim Pemantauan dan Peningkatan Mutu Klinis bertanggung jawab mengkoordinasi
pengumpulan data indikator klinis yang telah dicatat dan direkapitulasi oleh setiap unit
pelayanan dan dilakukan analisa pada akhir bulan.
6. Sasaran
1. Tercapainya pencatatan dan pelaporan indikator klinis dari setiap ruangan minimal 90%
dari seluruh ruangan setiap bulan.
2. Tercapainya pengolahan data indikator klinis setiap bulan
3. Tercapainya analisis data indikator klinis setiap bulan
4. Terlaksananya pengukuran kepuasan pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat
setiap 6 (enam) bulan sekali
5. Terlaksananya Audit Medik minimal 4 kali/tahun untuk 4 kasus
6. Terlaksananya peningkatan mutu SDM 1 kali/tahun untuk 4 unit kerja
7. Tercapainya 100% kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
8. Tercapainya 100% kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang
jelas
9. Tercapainya 100% tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
10. Tercapainya 99% tidak adanya kejadian kematian di meja operasi
11. Tercapainya 100% tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi
No Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Membentuk Tim PMKP-RS
2 Pencatatan setiap indikator klinis
3 Rekapitulasi dan analisa data indikator klinis
4 Analisa Indikator Klinis untuk dibuat
rekomendasi kepada Direktur
Audit Medik
1. Setiap 3 bulan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Grand
Medistra membuat laporan pelaksanaan evaluasi indikator klinis
2. Setiap 3 bulan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Grand
Medistra membuat laporan pengukuran kepuasan pasien
3. Setiap 3 bulan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Grand
Medistra membuat laporan pelaksanaan audit medis
4. Setiap semester Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Grand
Medistra membuat laporan pelaksanaan peningkatan mutu SDM
a) Petugas pencatat adalah penanggung jawab pada unit pelayanan yang sudah ditunjuk
b) Pada akhir bulan penanggung jawab pada unit rawat inap & kebidanan menyerahkan hasil
formulir Sensus Harian kepada Kepala Bagian Unit yang kemudian di teruskan ke Tim
Indikator Klinis.
c) Data dikumpulkan dan direkapitulasi oleh Tim Indikator Klinis