2013 - 1434
ﻻﺳﺘﻐﻔﺎر واﺘﻟﻮ�ﺔ
» ﺑﺎلﻠﻐﺔ اﻹﻧﺪوﻧيﺴﻴﺔ «
2013 - 1434
Muqodimah
3
"Aku mohon ampun kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
bertaubat kepada-Nya".
ّ َ َ ّ ُ ْ ۡ ُ ۡ ﴿ َ� ُقل:�قال ا� تعا
[10 :ت ٱ ۡس َتغف ُِروا �َ َّ� ۡم ِنَ ُهۥ �ن َفَ ٗار�﴾ ]ﻧﻮح
5
DALIL SYAR’I BAHWA ISTIGHFAR DAN TAUBAT TERMASUK KUNCI
RIZKI.
Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadits
menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab
rizki dengan karunia Allah Shubhanahu wa ta’alla Ta'ala. Dibawah
ini beberapa nash dimaksud :
Apa Yang Disebutkan Allah Shubhanahu wa ta’alla
Subhana Wa Ta'ala Tentang Nuh Alaihis Salam Yang Berkata
Kepada Kaumnya.
ٓ ّ ّ َ َ ّ ُ ْ ۡ ُ ۡ ﴿ َ� ُقل: �قال ا� تعا
سَ َما َء يُ ۡرس ِِل ٱ١ �ت ٱ ۡس َتغف ُِروا �َ َّ� ۡم ِنَ ُهۥ �ن َفَ ٗار
ّ� ۡ ُ ّ َ ۡ ََ َ ََ ََۡ ُ ۡ َُۡ ٗ َ ۡ ّ ُ َۡ َ
ت َو َ� ۡج َعل
ٖ ََٰ و�مدِد�م بِأم� ٰ ٖل و�ن ِ� و�جعل َ�م١ �علي�م مِدرار
َۡ ُ ّ
[12 - 10 :﴾ ]ﻧﻮح١ �َ� ۡم �ن َ� ٰ ٗر
6
a. Ampunan Allah Shubhanahu wa ta’alla terhadap dosa-
dosanya. Berdasarkan firman -Nya :
ّ
ً َنَّهُ �َنَ �َف
ارا
8
ٓ ّ ّ َ َ ّ ُ ْ ۡ ُ ۡ ﴿ َ� ُقل: �قال ا� تعا
سَ َما َء يُ ۡرس ِِل ٱ١ �ت ٱ ۡس َتغف ُِروا �َ َّ� ۡم ِنَ ُهۥ �ن َفَ ٗار
ُ َ
[11 ،10 :﴾ ]ﻧﻮح١ �َعل ۡي�م ّم ِۡد َر ٗار
ّ� ۡ ُ ّ َ ۡ ََ َ ََ ََۡ ُ ۡ َُۡ ٗ َ ۡ ّ ُ َۡ َ
ت َو َ� ۡج َعل
ٖ ََٰ و�مدِد�م بِأم� ٰ ٖل و�ن ِ� و�جعل َ�م١ �علي�م مِدرار
َۡ ُ ّ
[12 - 10 :﴾ ]ﻧﻮح١ �َ� ۡم �ن َ� ٰ ٗر
10
Mendengar dan Maha Mengabulkan. Amin, wahai Yang Mahah
hidup dan terus menerus mengurus mahluk -Nya.
Ayat Lain Adalah Firman Allah Shubhanahu wa ta’alla
Yang Menceritakan Tentang Seruan Hud Alaihis Shalatu Was
Sallam kepada kaumnya agar ber-istighfar.
ٓ ّ َ ْ ُ ُ ّ ۡ ُ ّ� ْ ُ َۡ ۡ َۡ ََ
لسَ َما َء و� ٓوا إِ�ۡهِ يُ ۡرس ِِل ﴿ و�ٰقو ِم ٱستغفِروا ََ�م ُمَ ت:ﺎل اﷲ ﺗﻌﺎﻰﻟ
ۡ ُ ْ ۡ ّ َ َ ۡ ُ ّ ۡ َ ٗ َ َ ۡ ُ ۡ ّ ً َ ٰ ّ ُ ۡ َ َ ت وَل
َ �رم
[11 :﴾ ]ﻫﻮد٥ �ِ ِ علي�م مِدرار� و�زِد�م ُوَة إِ� ُوَت ِ�م و� ََ َوا
11
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki
sifat taubat dan istighfar, dan mudahkanlah rizki-rizki kami,
lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadan-keadaan
kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha
mengabulkan do'a. Amin, wahai Dzat Yang Memiliki keagungan
dan kemuliaan.
Ayat lain adalah firman Allah Shubhanahu wa ta’alla.
َ ُ َ ْ ُ ُ ّ ۡ ُ ّ� ْ ُ َۡ ۡ ََ
و� ٓوا إِ�ۡهِ ُ� َم ّت ِۡع�م َّ�ٰ ًعا َح َس ًنا ﴿وأ ِن ٱستغفِروا ََ�م ُمَ ت:ﺎل اﷲ ﺗﻌﺎﻰﻟ
ُ َ ُ َ َ ٓ ّ َ ْ ۡ ّ َوَل َُ ۡ َ ۡ َ ّ َ ۡ ُ َ ّٗ َ ّ َ َ َٓ�ِ
� أخاف َعل ۡي� ۡم ِ ِ ٰ أج ٖل ُس� و�ؤتِ ُ ذِي فض ٖل فضله ۖۥ �ن َوا فإ
َ َۡ َ َ َ
[3 :﴾ ]ﻫﻮد٣ �
ٍ ِ عذاب يو�ٖ كب
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada -Nya. (Jika kamu mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan, dan -Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang
mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa
siksa hari Kiamat". [Hud/11:3]
ُ َ َّ� ا
ﻪﻟ ِﻣ ْﻦ
ُ َ َ َ َ » َﻣ ْﻦ أَ ْك:ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻ� اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ
ﺛﺮﻻِْﺳْ ِﺘ ْﻐﻔﺎرَ ﺟَﻌﻞ
َ ُ ْ َ ْ َََُ َ ً ََْ ْ ِّ
ُ ﻻ َ�ْتَﺴ َ ﻓ
[17 ] « ﺐ ِ وَﻣِﻦْ ﻞﻛُ ِﺿﻴ ٍﻖ �ﺮ ﺟﺎ ورزﻗﻪ ِﻣﻦ ﺣيﺶ، ﻫَﻢٍّ َﺮ َﺟﺎ
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang
berbicara berdasarkan wahyu, Beliau mengabarkan tentang tiga
hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar.
Salah satunya yaitu, bahwa Allah Shubhanahu wa ta’alla Yang
Maha Memberi rizki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan
rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan
serta tidak pernah terbersit dalam hatinya.
14
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki
hendaklah dia bersegera untuk memperbanyak istighfar
(memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan
perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!, sekali lagi
hendaknya waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas
dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para
pendusta.
[Disalin dari kitab Mafatiihur Rizq fi Dhau’il Kitab was Sunnah,
Penulis Dr. Fadhl Ilahi, Edisi Indonesia Kunci-Kunci Rizki Menurut
Al-Qur’an dan As-Sunnah, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc.
Penerbit Darul Haq- Jakarta]
_______
Footnote.
[1]. Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata " tauba" hal. 76
[2]. Riyadhus Shalihin, hal. 41-42.
[3]. Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata "ghafara" hal. 362
[4]. Shahihul Bukhari, Kitabul Tafsir, surat Nuh 8/666
[5]. Tafsir Al-Bagawi, 4/398. Lihat pula, Tafsirul Khazin, 7/154
[6]. Tafsir Al-Qurthubi, 18/302. Lihat pula, Al-Iklil fis Tinbathil Tanzil, hal. 274,
Fathul Qadir, 5/417
[7]. Tafsir Ibnu Katsir, 4/449
[8]. Majadih bentuk tunggalnya adalah majdah yakni salah satu jenis bintang
yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul)
menunjukkan hujan akan turun. Maka Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan
istighfar sama dengan bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi
15
melalui apa yang mereka ketahui. Dan sebelumnya mereka memang
menganggap bahwa adanya bintang tersebut pertanda akan turun hujan,
dan bukan berarti Umar berpendapat bahwa turunnya hujan karena
bintang-bintang tersebut. (Tafsir Al-Khazin, 7/154)
[9]. Op.Cit 7/154. Lihat pula Ruh al-Ma'ani 29/72
[10]. Tafsir Al-Khazin, 7/154. Lihat pula, Ruhul Ma'ani, 29/73
[11]. Tafsir Al-Qurthubi, 18/302-303. Lihat pula Al-Muharrar Al-Wajiz, 16/123
[12]. Tafsir Ibnu Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51
[13]. Zaadul Masiir, 4/75
[14]. Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229 -230, Tafsir
Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63.
[15]. Adhwa'ul Bayan, 3/9
[16]. َﻣَﻦْ ﺃَﻛْﺸَﺮَ ﺍﻟْﺎِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭDalam riwayat lain disebutkan َ" ﻣَﻦْ ﻟَﺰِﻡَ ﺍﻟْﺎِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭBarangsiapa
menetapi - dalam riwayat lain - tidak meninggalkan istighfar". Lihat, Sunan
Abi Daud, 4/267, Sunan Ibni Majah, 2/339. Dan maknanya, sebagaimana
disebutkan oleh Syaikh Abu Ath-Thayyib Al-Azhim Abadi yaitu saat
terjadinya maksiat atau adanya ujian atau ada orang yang penyakitnya
terus menerus, maka sungguh dalam setiap nafas ia membutuhkan
kepadanya (istighfar dan taubat). Karena itu Rasulullah ShallAllah
Shubhanahu wa ta’allau 'alaihi wa sallam bersabda:
16
no 10290/2,6/118 ; Sunan Ibni Majah, Abwabul Adab, Bab Al-Istighfar, no.
3864, 2/339 ; Al-Mustadrak 'alash Shahihain, Kitabut Taubah wal Inabah,
4/292.
Sebagian ahli hadits menyatakan hadits ini dha'if karena salah satu periwayatnya
(cacat). (Lihat, At-Talkhish, Al-Hafizd Adz-Dzahabi, 4/262 ; Aunul Ma'bud, 4/267 ;
Dha'ifu Sunan Abi Daud, Syaikh Al-Albani, hal. 149) Tetapi sanad hadits tersebut
dishahihkan oleh Imam Al-Hakim (Lihat, Al-Mustadrak, 4/262). Dan Syaikh Ahmad
Muhammad Syakir berkata : "Sanad hadits ini shahih" (Hamisy Al-Musnad, 4/55).
Demikian sebagai jawaban atas apa yang dikatakan tentang salah seorang
perawinya.
17