Anda di halaman 1dari 4

FASHAL KE-17

BERTAUBATLAH SEBELUM TERLAMBAT

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬


, ‫ َأَمْحُد ُه ُس ْبَح اَنُه َو َتَع اىل ْمَحًد ا َي ُد ْو ُم َعَلى ال َّد َو اِم‬,‫ ال َّر ِح ْيِم ال َّر َمْحن‬,‫ اْلَك ِرِمْي اْلَم َّن ان‬,‫اَحْلْم ُد ِهلل اْلَم ِل ِك ال َّد َّيان‬
.‫ َو َأُتْو ُب ِإَلْيِه ِم َن الُّذ ُنْو ِب اْلِعَظام‬,‫َو َأْش ُك ُر ُه َعَلى اَخْلِرْي َو اِإْل ْنَعام‬
‫ اللهم صل وسلم‬,‫ وأشهد أن حممدا عبده ورسوله ال نيب بعده‬,‫أشهد أن ال اله إال اهلل وحده ال شريك له‬
.‫ أما بعد‬,‫ ومن تبعهم بإحسان إىل يوم الدين‬,‫ وعلى اله وأصحابه أمجعني‬,‫على حممد‬
         : ‫قال اهلل تعاىل ىف القرأن الكرمي‬
             

‫ صدق اهلل العظيم‬ 

Bapak/Ibu …. yang saya hormati, serta teman-teman kelas …. yang saya sayangi.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan nikmatNya pada kita
sehingga dapat berkumpul bersama dalam kegiatan Ceramah Ramadhan siang hari ini.
Shalawat serta salam, tercurah kepada Nabi akhiruzzaman Muhammad SAW semoga kita
mendapatkan syafa’atnya kelak di hari kiamat. Amiin.

Perkenankan kami perwakilan dari kelas …. akan menyampaikan ceramah Ramadhan


yang berjudul “Bertaubatlah sebelum Terlambat”.

Teman-teman yang dirahmati Allah,


Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bersih dari dosa, kecuali Rasulullah SAW.
Siapapun dia dan apapun status sosialnya; apakah dia seorang kiai, habib, ustadz, raja, pejabat,
ahli hukum, hingga rakyat jelata; semuanya pasti pernah melakukan perbuatan dosa. Oleh karena
itu, Islam sebagai agama yang sesuai fitrah manusia memberikan solusi bagi orang-orang yang
melakukan dosa, yaitu taubat. Tidak ada lagi perbuatan terbaik bagi pendosa kecuali bertaubat.
Inilah yang dituntunkan junjungan kita Rasulullah SAW dalam sabdanya:

‫َو َخ ْيُر اَخْلَّطاِئَنْي الَّتَّو اُبْو َن‬


“Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi)

Taubat berasal dari kata ‫ َتْو َب ًة‬- ‫ َتْو ب ًا‬- ‫ َيُتْو ُب‬- ‫ َت اَب‬yang artinya adalah ruju’ atau

kembali, yaitu “kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat.”


Diibaratkan seseorang yang melakukan perjalanan kemudian tersesat, jika dia
meneruskan perjalanannya maka dia akan semakin tersesat. Langkah terbaik yang harus dia
lakukan adalah merubah arah kembali ke jalan semula dan melanjutkan perjalanan ke arah yang
benar.
Sahabat-sahabat yang berbahagia
Seseorang bisa kembali lagi ke jalan yang benar atau bertaubat, setidaknya jika memenuhi
tiga syarat. Pertama, mengetahui dan meyakini bahwa dirinya telah menempuh jalan yang salah
atau tersesat, baik tahu dari dirinya sendiri atau diberitahu orang lain. Seseorang bisa melakukan
taubat jika dia mengetahui bahwa dirinya telah melakukan perbuatan salah atau dosa. Jika
seseorang tidak mengetahui kesalahannya, mustahil dia bisa kembali ke jalan yang benar. Dia
akan terus berkubang dalam dosa dan kesesatannya.
Kesadaran bahwa seseorang telah berbuat salah ditunjukkan oleh hatinya melalui
penyesalan, dan ditunjukkan oleh lisannya dengan mengucapkan kalimat istighfar. Sebagaimana
penyesalan dan istighfar Nabi Adam ‘alaihissalam dan isterinya ketika melanggar larangan Allah
ta’ala yang terabadikan dalam Q.S. al-A’raf : 23.
‫ِس‬ ‫ِم‬ ‫ِف‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُف َس َنا َو ْن ْمَل َتْغ ْر َلَنا َو َتْر ْمَحَنا َلَنُك وَنَّن َن اَخْلا ِر يَن‬
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi.

Kedua, bersedia memutar arah, kembali meniti jalan yang benar. Taubat bisa diwujudkan
dalam diri seseorang jika dia, dengan rendah hati, bersedia berjalan kembali ke arah yang benar.
Memang taubat akan selalu menemui halangan dan hambatan. Bisa jadi, cibiran dan cemoohan
dari orang lain akan menyertai perjalanan taubatnya. Bahkan yang lebih menyakitkan,
lingkungan baru yang ingin dia masuki, terkadang menunjukkan sikap penolakan. Semua itu
harus dilalui bagi orang yang hendak sungguh-sungguh bertaubat.
Itulah yang dialami Nabi Adam ‘alaihissalam ketika berjalan menuju taubatnya; dibuang
dari surga, berjalan tertatih-tatih di dunia dan terpisah dari istri tercinta. Sampai akhirnya Allah
pun menerima taubatnya.

Ketiga, mengetahui jalan yang benar untuk melanjutkan perjalanan dan berhati-hati
terhadap godaan. Seseorang yang sudah bertaubat tidak serta merta terbebas menjalani hidup
tanpa godaan. Iblis, bersama hawa nafsu, tidak akan pernah berhenti menggoda supaya kita
kembali menjalani perbuatan dosa dan kesalahan, sebagaimana yang dulu pernah dilakukan.
Oleh karena itu, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk selalu berhati-hati, jangan sampai
kembali tergoda melakukan dosa yang sama.

Hadirin yang dirahmati Allah,


Sebenarnya, tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Tidak boleh ada keengganan bagi
kita untuk bertaubat dengan alasan apa pun, seperti sudah terlanjur banyak dosa, usia telah
lanjut, Allah tidak mungkin mengampuni, dan alasan-alasan lainnya. Barangsiapa yang bertaubat
dengan sungguh-sungguh, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Allah ta’ala berfirman
dalam Q.S. Az Zumar ayat 53:
               
       
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-
dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Akan tetapi, taubat seorang hamba baru dianggap terlambat oleh Allah SWT ketika berada
dalam dua keadaan. Pertama, taubat ditolak ketika seseorang sudah berada dalam keadaan
‫ِغ‬ ‫ِد‬ ‫ِإ‬
sakaratul maut. Rasulullah SAW bersabda:
‫ َّن اَهلل َيْق َبُل َتْو َبَة اْلَعْب َم ا ْمَل ُيَغْر ْر‬. “Sesungguhnya Allah
menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan” (HR. At-Tirmidzi).
Kedua, taubat tidak akan diterima ketika matahari sudah terbit dari sebelah barat.
‫َأْن َتْطُل الَّش ِم ْغِر ا َتا ا َل ِه‬
‫َع ْم ُس ْن َم َهِب َب ُهلل َع ْي‬ ‫َمْن َتاَب َقْبَل‬. “Barangsiapa taubat sebelum matahari
terbit dari barat, maka Allah akan menerima taubatnya” (H.R. Muslim).

Oleh karena itu, sahabat-sahabat seperjuangan,


Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan hal-hal yang
menyebabkan kita mendapatkan pahala dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan kita
mendapatkan dosa. Sebagaimana yang tadi telah disampaikan di awal, bahwa setiap orang tidak
terlepas dari dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh.. Jika tidak seperti itu, dia tidak terlepas
dari bisikan syaitan untuk memikirkan hal-hal yang mengakibatkan dosa dan menjauhkannya
dari mengingat Allah. Oleh karenanya, kita perlu meninggalkan penyebab hal-hal negatif tersebut
dengan cara menyibukkan diri dengan melakukan perbuatan sebaliknya. Dengan demikian,
berarti kita sedang kembali ke jalan yang benar yang disebut taubat.
Oleh karena itu kita wajib untuk selalu bertaubat dalam setiap waktu dan setiap keadaan
supaya kita terhindar dari dosa. Nabi saja yang sudah pasti terjaga dari dosa, beliau dalam sehari
semalam beristighfar tidak kurang dari tujuh puluh kali.
‫ِف‬ ‫ِهلل‬ ‫ِه‬ ‫ِهلل‬ ‫ِمَس‬ ‫ِض‬
‫ (َو ا َإيِّن َأَلْس َتْغ ُر اَهلل‬: ‫ ْعُت َرُس وَل ا َص َّلى اُهلل َعَلي َو َس َّلَم َيُق وُل‬: ‫َو َعْن أيِب ُه َر يَر َة َر َي اُهلل َعنُه َق اَل‬
. ‫َو َأُتوُب ِإليِه يِف الَيوِم َأكَثَر ِم ْن َس بِعَني َم َّر ًة) َرَو اُه الُبَخ اِر ُّي‬
Dari Abi Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya Aku pasti memohon ampun kepada Allah dan bertaubat
kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.’” (HR. Al-Bukhori).

Allah SWT berfirman dalam Q.S. An Nisa’ : 106


        
Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Mudah-mudahan kita selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk selalu kembali ke jalan-
Nya, jalan yang penuh dengan kasih sayang dan ridlo Allah SWT. Amiin, Amiin, Yaa Rabbal
‘Alamin.

Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan.
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamit thariq,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sumber :
1. Kitab Washoya
2. Gufron Abdillah, “Taubat Kunci Menjadi Orang Baik, Cepat Taubat dan Perbaiki Diri” (8
September 2021), https://portaljember.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-162552852/khutbah-jumat-
singkat-taubat-kunci-menjadi-orang-baik-cepat-taubat-dan-perbaiki-diri?page=4 (diakses pada Sabtu, 9
April 2022).
3. Kastolani, “Taubat sebelum Terlambat” (11 Februari 2022),
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/khutbah-jumat-tentang-taubat-sebelum-terlambat/2 (diakses
pada Sabtu, 9 April 2022)

Anda mungkin juga menyukai