Anda di halaman 1dari 6

Dampak Dosa dan Maksiat

Khutbah Pertama

Pada kesempatan kali ini mari sama-sama kita tingkatkan ketakwaan kita. Allah
SWT. berfirman:

َ‫َياأَ ُّي َها الَّذِينَ آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َحقَّ ُت َقاتِ ِه َوال َت ُمو ُتنَّ إِال َوأَ ْن ُت ْم ُم ْسلِ ُمون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar


takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (Ali Imran 102).

Setiap kita tentunya menginginkan kehidupan yang baik, bahkan lebih baik.
Kehidupan yang baik tersebut akan kita dapat jika kehidupan kita dinaungi keridhaan
Allah SWT. Kehidupan yang baik didasari ketakwaan kepada Allah. Faktor materi
berupa kekayaan, pangkat dan jabatan tidak bisa menjadi standar pertama dalam
menilai baiknya kehidupan seseorang. Karena takwa adalah standar utama dalam
mengukur baiknya kehidupan.

Untuk mendapatkan kehidupan yang diridhai Allah SWT. perlu usaha dan
perjuangan. Karena tidak sedikit godaan, baik dari dalam diri maupun dari luar yang
bisa memalingkan kita dari upaya menggapai ridha Allah SWT. Tidak sedikit sarana-
sarana yang bisa menggelincirkan kita berbuat dosa dan maksiat. Padahal dosa dan
maksiat adalah sumber kesengsaraan hidup. Dosa dan maksiat menjauhkan
seseorang dari hidup penuh kebaikan dan kebahagiaan. Maka agar kita bisa
terhindar dari maksiat dan dosa, mari kita telusuri dampak dari kedua hal tersebut.
Karena mengetahui bahaya dari sesuatu bisa mendorong kita untuk menjauhi hal
tersebut.

 
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Dampak dari perbuatan dosa dan maksiat, pertama rasa gundah dan gelisah.


Dampak ini menurut ‘Aidh Al-Qarni seorang Ulama Islam terkemuka merupakan
dampak yang paling menonjol. Allah SWT. berfirman:

ً ِ‫ش ْر َتنِي أَ ْع َمى َو َقدْ ُك ْنتُ َبص‬


َ ‫يرا َقال‬ َ ‫ش ُرهُ َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة أَ ْع َمى َقال َ َر ِّب لِ َم َح‬ َ ‫ش ًة‬
ُ ‫ض ْن ًكا َو َن ْح‬ َ ‫ض َعنْ ِذ ْك ِري َفإِنَّ لَ ُه َمعِي‬ َ ‫َو َمنْ أَ ْع َر‬
‫سى‬ َ ‫َك َذلِ َك أَ َت ْت َك آ َيا ُت َنا َف َنسِ ي َت َها َو َك َذلِ َك ا ْل َي ْو َم ُت ْن‬

Artinya: Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya


baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam Keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang
yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat
Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun
dilupakan". (Taha: 124-126).

Ketika ketenangan jiwa menjadi sutau yang sangat berharga, maka seorang yang
seringkali berbuat maksiat dan dosa tidak dapat merengkuhnya. Rasa gelisah
menandakan hilangnya ketenangan jiwa. Kekayaan yang melimpah dan kekuasaan
yang meluas tanpa ketenangan jiwa adalah nonsen. Rasa gelisah bisa
menghancurkan kenikmatan-kenikmatan kasat mata.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Kedua, diantara dampak dosa dan maksiat adalah terhalangnya rizki. Para Ulama
membagi dampak ini kepada dua bentuk, pertama terhalangnya turun rizki itu
sendiri, kedua terhalangnya keberkahan dari rizki yang turun. Perbuatan maksiat
dan dosa bisa membuat seseorang menjadi miskin dan berada dalam
kesengsaraan. Dan bisa menyebabkan tercerabutnya keberkahan dari rizki yang
ada, meskipun rizki datang namun tidak ada keberkahan di dalamnya.

 
Benarlah apa yang diungkapkan oleh Sahabat Rasulullah Saw. Ibnu Abbas ra.:
Bahwa kebaikan itu memberikan kecerahan pada wajah dan cahaya di hati,
kelapangan rizki, mahabbah (kecintaan) pada hati makhluk. Dan kemaksiatan itu
menyebabkan warna hitam (kegelapan) pada wajah dan hati, kesempitan rizki dan
kemarahan di hati makhluk.

Ketiga, maksiat dan dosa bisa menyebabkan lupa. Dikisahkan oleh Imam Ibnu
Taimiyah bahwa seorang fulan berkata bahwa: Ia pernah melihat sesuatu yang
haram, sehingga ada orang saleh yang menegurnya, apakah engkau tadi melihat
sesuatu yang haram (dilihat)?, sungguh engkau akan merasakan dampaknya
meskipun nanti pada waktu yang akan datang, kata orang saleh. Maka hafalan Al-
Qur’an akupun hilang ketika aku berumur lebih dari empat puluh tahun.

Imam Syafi’i pernah mengadu kepada guru beliau Imam Waki’ lantaran lemahnya
hafalan. Maka Imam Waki’ berwasiat agar muridnya itu meninggalkan maksiat. Maka
ketika Imam Waki’ ditanya tentang resep yang paling jitu untuk menugatkan hafalan
beliau menjawab dengan: Demi Allah aku tidak mendapatkan resep yang paling
ampuh untuk hafalan dibanding meninggalkan maksiat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Dampak yang keempat adalah timbulnya rasa marah pada hati makhluk. Cinta dan
murka yang ada pada diri makhluk pada dasarnya datang dariAllah SWT.

Karena itu kita bisa memahami hadits dalam kitab Shahih Bukhari: Apabila Allah
SWT. cinta terhadap seorang hamba, ia akan berkata kepada Jibril “Aku mencintai
fulan”, maka Jibrilpun ikut mencintainya. Maka Jibril menyampaikan kepada penuduk
langit bahwa Allah SWT cinta kepada fulan maka cintailah ia, maka mereka
mencintai fulan tersebut, kemudian ditetapkan baginya rasa penerimaan di Bumi.
Dan apabila Allah SWT. murka kepada seorang fulan maka ia akan berkata kepada
Jibril bahwa ia murka terhadap seorang fulan, maka Jibrilpun murka terhadapnya
dan ia menyampaikan kepada Malaikat bahwa Allah SWT. murka terhadap fulan
maka merekapun murka kepadanya, kemudia ditetapkan kemurkaan baginya di
Bumi.

Selanjutnya, dampak yang kelima dari melakukan maksiat dan dosa adalah rasa
keterasingan dan kesenjangan dari Allah SWT. Keterasingan ini menghilangkan
kenikmatan dan kebahagiaan dalam hidup. Harta dan anak tidak lagi menjadi
nikmat. Kemapanan materi tidak bisa mengalahkan besarnya derita yang timbulkan
karena rasa keterasingan dari Allah SWT. tersebut. Rasa keterasingan ini memiliki
beberapa dampak diantaranya:

1. Hilangnya rasa percaya terhadap janji Allah SWT. Tidak yakin terhadap
balasan kebaikan, surga dan seterusnya. Ketika membaca mushaf tidak yakin
dengan janji Allah SWT. tentang kebaikan dan kenikmatan. Ayat-ayat kabar
gembira itu hanya berlalu tanpa membekas sedikitpun dalam dirinya karena
memang ia tidak yakin dengan ayat-ayat tersebut.
2. Tidak bisa husnu zhan dengan Allah SWT.
3. Tidak mau menuduh dirinya bersalah. Karena memang seakan hubungannya
sudah terputus dari Allah SWT. Firman-firman Allah SWT. tidak membuatnya
terpengaruh apalagi untuk introspeksi diri.  Dan ini adalah diantara tanda
munafik. Imam Hasan basri berkata: “Tidak takut kepada Allah SWT. kecuali
orang mukmin, dan tidak merasa aman dari siksa Allah SWT. kecuali orang
munafik”.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Dampak yang keenam adalah umur yang berlalu sia-sia. Bahwa waktu adalah aset
yang paling berharga bagi manusia, karena waktu yang sudah berlalu tidak bisa
kembali dan tergantikan. Sayang sekali kehidupan di Dunia yang berlalu begitu
cepat ini diisi dengan kemaksiatan dan dosa. Padahal umur yang kita jalani di Dunia
sebagaimana yang diungkapkan Al-Qur’an ketika menggambarkan fenomena
Akhirat nanti:

ُ ‫َكأ َ َّن ُه ْم َي ْو َم َي َر ْو َن َها لَ ْم َي ْل َب ُثوا إِال َعشِ َّي ًة أَ ْو‬


‫ض َحاهَا‬

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak
tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (An Nazi’at:
46).

Batapa merugi orang yang mengisi waktu dan umurnya di Dunia ini dengan dosa
dan maksiat. Padahal Dunia adalah tempat dimana Muslim mengumpulkan bekal
untuk menuju Akhirat.

Khutbah Kedua

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Dampak yang selanjutnya adalah adzab di Akhirat. Bahwa siksaan di Ahirat sangat
pedih. Dunia tempat menanam dan Akhirat tempat menuai. Siapa yang ingin
dibebaskan dari Neraka maka hendaknya ia meninggalkan jauh-jauh kemaksiatan
dan dosa. Karena Neraka betapa pedih dan menghinakan penghuninya. Allah SWT.
berfirman:

‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫ار َف َقدْ أَ ْخ َز ْي َت ُه َو َما لِل َّظالِمِينَ مِنْ أَ ْن‬
َ ‫َر َّب َنا إِ َّن َك َمنْ ُتدْ خ ِِل ال َّن‬

Artinya: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke


dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-
orang yang zalim seorang penolongpun. (Ali Imran: 192).

Dan siapa yang selamat dari Neraka maka sungguh ia telah beruntung. Allah SWT.
berfirman:

َ ‫ار َوأُدْ ِخل َ ا ْل َج َّن َة َف َقدْ َف‬


ِ ‫از َو َما ا ْل َح َياةُ ال ُّد ْن َيا إِال َم َتا ُع ا ْل ُغ ُر‬
‫ور‬ ِ ‫َف َمنْ ُز ْح ِز َح َع ِن ال َّن‬
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran: 185).

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bisa meninggalkan
kesia-siaan apalagi maksiat dan dosa.

Semoga Allah SWT. menetapkan kita dalam Islam dan Iman.

Mengarahkan hati kita untuk senantiasa taat dan mengingatNya.

.‫ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‬

Anda mungkin juga menyukai