Anda di halaman 1dari 31

HSI – BELAJAR TAUHID

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................... 2
Belajar Tauhid .......................................................................................................... 3
Bagian ke-1 ( Mengapa harus belajar Tauhid ) ...................................................... 3
Bagian Ke-2 ( Syarat Mutlak Masuk Surga ) ........................................................... 4
Bagian ke-3 ( Bahaya Kesyirikan ) .......................................................................... 4
Bagian ke-4 ( Syirik Membatalkan Amalan ) .......................................................... 5
Bagian ke-5 ( Taubat dari Kesyirikan ) ................................................................... 6
Bagian ke-6 ( Apa itu Tauhid ) ............................................................................... 7
Bagian Ke-7 ( Termasuk Syirik memakai jimat ) ..................................................... 8
Bagian Ke-8 ( Bertabaruk mencari Barokah ) ......................................................... 9
Bagian ke-9 ( Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ‫ ) ﷻ‬.......... 10
Bagian Ke-10 ( Syirik besar bernadzar untuk selain Allah ‫ ) ﷻ‬............................... 11
Bagian Ke-11 Ar-Ruqiyyah (jampi-jampi) ............................................................. 12
Bagian Ke-12 ( Syirik besar berdo’a kepada selain Allah ‫ ) ﷻ‬................................ 13
Bagian Ke-13 (Syafa’at) ....................................................................................... 15
Bagian Ke-14 ( Berlebihan terhadap orang shalih pintu kesyirikan ) .................... 16
Bagian Ke-15 ( Sihir ) ........................................................................................... 17
Bagian Ke-16 ( Perdukunan ) ............................................................................... 18
Bagian Ke-17 ( Ath-Tathayyur (merasa sial dengan sesuatu ) .............................. 20
Bagian ke-18 ( Meramal Nasib Dengan Bintang ) ................................................ 21
Bagian ke-19 ( Bersumpah dengan selain nama Allah ‫ ) ﷻ‬.................................... 22
Bagian Ke-20 ( Riya’ )........................................................................................... 23
Bagian Ke-21 ( Cinta Kepada Allah ‫ ) ﷻ‬................................................................. 25
Bagian Ke-22 ( Takut kepada Allah ‫ ) ﷻ‬................................................................. 26
Bagian ke-23 ( Ta’at Ulama Dalam Kebenaran ) .................................................. 28
Bagian Ke-24 ( Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh ‫ ) ﷻ‬..................................... 29
Bagian Ke-25 ( Ridha Dengan Hukum Allāh ‫ )ﷻ‬..................................................... 30

2
Belajar Tauhid

Bagian ke-1 ( Mengapa harus belajar Tauhid )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 1, Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid

Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allah ‫ﷻ‬, ini adalah halaqah yang pertama dari silsilah
belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid?

Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,
karena Allah ‫ ﷻ‬menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-
Esakan ibadah kepada Allah ‫ ﷻ‬Allah ‫ ﷻ‬berfirman

َ ‫َو َﻣا َﺧلَ ْﻘﺖُ ْال ِﺠ َّن َواْ ِﻹ ْﻧ‬


‫ﺲ ِﺇ َّﻻ ِليَ ْعبُدُوﻥ‬
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.(Surat Adz-
Dzariyaat : 56)

Oleh karena itulah Allah ‫ ﷻ‬telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah
untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allah ‫ ﷻ‬berfirman

‫وﺕ‬
َ ‫ﻏ‬ َّ ‫َّﻠﻟﺍَ َواجْ ﺘَﻨِبُوا‬
ُ ‫الﻄا‬ َّ ‫وﻻ أ َ ِﻥ ا ْعبُدُوا‬ ُ ‫… ۖ َولَﻘَ ْد بَ َعﺜْﻨَا ﻓِﻲ ُك ِﻞ أ ُ َّﻣ ٍة َر‬
‫س ﺎ‬
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang
mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. (Surat AnNahl :
36)

Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allah ‫ﷻ‬

Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari
ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku
mempelajari ilmu-ilmu yang banyak

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang pertama ini dan in syā Allah kita bertemu
kembali pada halaqah yang ke-2

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

3
Bagian Ke-2 ( Syarat Mutlak Masuk Surga )
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga

Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal
yang satu ini yaitu modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang
yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa
yang dia lakukan. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda

ُ‫ع ْبد‬
َ ‫سى‬ َ ‫ َوأ َ َّﻥ ِع ْي‬،ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ َوأ َ َّﻥ ُﻣ َح َّمدﺎا‬،ُ‫ش ِهدَ أ َ ْﻥ َﻻ ِﺇلَهَ ِﺇ َّﻻ هللا َوحْ دَهُ َﻻ ش َِري َْك لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫َﻣ ْن‬
َ َّ‫ َو َك ِل َمﺘُهُ أ َ ْلﻘَاهَا ِﺇلَى َﻣ ْر َي َم َو ُر ْو ٌح ِﻣ ْﻨهُ َو ْال َﺠﻨَّةَ َح ٌّق َوالﻨ‬،ُ‫س ْولُه‬
ُ‫ار َح ٌّق أ َ ْد َﺧلَهُ هللا ال َﺠﻨَّة‬ ُ ‫هللا َو َر‬
‫علَى َﻣا َكاﻥَ ِﻣنَ ْال َع َم ِﻞ‬ َ
“Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali
Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya
dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa adalah Hamba Allah dan juga Rasul-Nya, dan
kalimat-Nya ” Ya Allah tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allah ‫ ﷻ‬dan bersaksi
bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar” maka Allah ‫ ﷻ‬akan memasukkan
dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah diamalkan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Nabi kita ‫ ﷺ‬bersabda

‫ يَ ْبﺘ َ ِغى ِبذَ ِل َك َوجْ هَ هللا‬. ‫ار َﻣ ْن قَا َل ﻻَ ِﺇلَهَ ِﺇﻻَّ هللا‬
ِ َّ‫علَى الﻨ‬
َ ‫ﻓَإِ َّﻥ هللا قَ ْد َح َّر َم‬
“Sesungguhnya Allah ‫ ﷻ‬telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan ‫لااله الا هلل‬
tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah ‫ﷻ‬, yang dia mengharap dengan
kalimat tersebut wajah Allâh ‫( ”ﷻ‬HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk mendapatkan surga Allah ‫ﷻ‬
adalah dengan bertauhid

itulah halaqah yang ke 2 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-3 ( Bahaya Kesyirikan )


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 3, Bahaya Kesyirikan

4
Akhil karim..
Tauhid adalah amalan yang paling Allah ‫ ﷻ‬cintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allah ‫ﷻ‬
dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh ‫ ﷻ‬murkai. Allah ‫ ﷻ‬memang Maha
Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar
kepada Allâh ‫ﷻ‬, Maka Allah ‫ ﷻ‬tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut

Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya
untuk masuk ke dalam surga-Nya Allah ‫ﷻ‬, Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak
ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini

Allah ‫ ﷻ‬berfirman

‫ِﺇ َّﻥ هللاَ ﻻَ َي ْغ ِف ُر أَﻥ يُ ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َﻣادُوﻥَ ذَ ِل َك ِل َمن َيشَآ ُء‬


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa yang
lain bagi siapa yang dikehendaki”. (An-Nisaa : 48)

Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman

‫ار‬
ٍ ‫ص‬ ُ َّ‫علَ ْي ِه ْال َﺠﻨَّةَ َو َﻣأ ْ َواهُ الﻨ‬
َّ ‫ار َو َﻣا ِل‬
َ ‫لظا ِل ِمينَ ِﻣ ْن أَﻧ‬ ِ ‫ِﺇﻧَّهُ َﻣن يُ ْش ِر ْك ِبا‬
َ ُ‫هلل ﻓَﻘَ ْد َح َّر َم هللا‬
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan baginya
surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang
zhalim” (QS. Al-Maidah : 72)

Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang
terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu dengan
perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo’alah kepada Allah

Berdo’alah kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allah ‫ ﷻ‬melindungi kita dan
keluarga kita dari perbuatan syirik ini

Itulah halaqah yang ke 3 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-4 ( Syirik Membatalkan Amalan )


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 4, syirik Membatalkan Amalan

Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-hari
atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda saat itu?

5
sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file yang
berharga tersebut kembali.

Saudaraku sekalian..
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allah ‫ ﷻ‬telah berfirman

َ‫ع َملُ َك َولَﺘ َ ُكوﻧ ََّن ِﻣن‬ َ ‫ﻲ ِﺇلَي َْك َو ِﺇلَى الَّذِينَ ِﻣ ْن قَ ْب ِل َك لَئِ ْن أ َ ْش َر ْك‬
َ ‫ﺖ لَ َيحْ َب‬
َ ‫ﻄ َّن‬ ِ ُ ‫َولَﻘَ ْد أ‬
َ ‫وح‬
َ‫شا ِك ِرين‬ َّ ‫ْالخَا ِس ِرينَ َب ِﻞ‬
َّ ‫َّﻠﻟﺍَ ﻓَا ْعبُ ْد َو ُك ْن ِﻣنَ ال‬
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-orang
sebelummu bahwa “Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal amalanmu dan
jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi” Maka sembahlah Allah saja dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Az-Zumar : 65-66)

Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh
karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-tahun,
jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda terhadap
Tauhid dan juga syirik., terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa bisa
menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa
menabung kembali

Itulah halaqah yang ke 4 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-5 ( Taubat dari Kesyirikan )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 5, Taubat Dari Kesyirikan

Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat kepada
Allah maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum
dia meninggal, maka Allah ‫ ﷻ‬akan mengampuni dosanya bagaimanapun besar dosa tersebut.
Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di dalamnya 3 syarat

1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman

6
َ ُ‫هللا ِﺇ َّﻥ هللاَ َي ْغ ِف ُر الذُّﻧ‬
‫وب‬ ُ َ‫علَى أَﻧفُ ِس ِه ْم ﻻَت َ ْﻘﻨ‬
ِ ‫ﻄوا ِﻣن َّرحْ َم ِة‬ َ ‫قُ ْﻞ َيا ِع َبادِي الَّذِينَ أَس َْرﻓُوا‬
‫الر ِحيم‬
َّ ‫ور‬ُ ُ‫َج ِميعﺎا ﺇِﻧَّهُ ُه َو ْالغَف‬
“Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri yaitu
dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allâh.Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”(Az-Zumar : 39-53)

RasulullAh ‫ ﷺ‬bersabda

‫ِﺇ َّﻥ هللا َي ْﻘ َب ُﻞ ت َْو َبةَ ْال َع ْب ِد َﻣا لَ ْم يُغ َْر ِﻏ ْر‬
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke
tenggorokan”. (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany
rahimahullah)

Para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬tidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara mereka
masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya
tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan
memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan sehingga dia bisa menjauhi
kesyirikan tersebut.

Itulah halaqah yang ke 5 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-6 ( Apa itu Tauhid )


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid

Saudara sekalian semoga ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬


ُ ‫هللا‬
ُ memberikan pemahaman kepada kita semua,
sebelum kita jauh melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-benar memahami
apa makna tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan

Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara istilah maka tauhid adalah
mengesakan ‫هللا‬
ُ di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga dia
meninggalkan peribadatan kepada selain ‫هللا‬
ُ Seperti

-Berdoa kepada selain ‫هللا‬


ُ
-Bernadzar untuk selain ‫هللا‬
ُ
-Menyembelih untuk selain ‫هللا‬
ُ dll

Apabila seseorang beribadah kepada ‫هللا‬


ُ dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada selain
‫هللا‬
ُ siapapun dia entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah yang dinamakan
7
dengan syirik (menyekutukan ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ ‫هللا‬
ُ di dalam beribadah, ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ ‫هللا‬
ُ
berfirman

‫ون إِلاَّ ا َّلذِي َف َط َرنِي‬ َ


َ ‫مأ َت ْع ُب ُد‬
َّ ‫م‬ ٌ ‫يم لأ ِبيهِ َو َق ْو ِمهِ إِ َّننِى َب َر‬
ِّ ِ ‫آء‬ ُ ِ‫ل إِ ْب َراه‬
َ ‫َوإِ ْذ َقا‬

“Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan aku” (QS az-
Zukhruf : 26-27)

‫ول ال َّلهِ ﷺ‬
ُ ‫س‬ُ ‫ َر‬bersabda :

‫هللا‬
ِ ‫لى‬ َ ‫ع‬ َ ‫هللا َح ُر َم َﻣالُهُ َودَ ُﻣهُ َو ِح‬
َ ُ‫سابُه‬ ِ ‫َﻣ ْن قَا َل َﻻ ِﺇلَهَ ِﺇ َّﻻ هللاُ َو َكفَ َر ِب َما يُ ْع َبدُ ِﻣ ْن د ُْو ِﻥ‬
“Barang siapa yang mengatakan ‫ لا اله الا هلل‬dan mengingkari segala sesuatu yang disembah
selain ‫هللا‬
ُ maka haram hartanya dan darahnya (tidak boleh diganggu) dan perhitungannya (
hisabnya) adalah atas ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعا َلى‬
ُ ‫هللا‬
ُ ”. (HR. Muslim)

Oleh karena itu rukun kalimat tauhid ‫ لا اله الا هلل‬ada 2 :

1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat ‫ لا اله‬Artinya : tidak ada tuhan yang berhaq disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain ‫هللا‬ ُ
2. Itsbat / penetapan pada kalimat ‫ الا هلل‬artinya (kecuali ‫)هللا‬
ُ Maksudnya adalah
menetapkan ‫هللا‬ُ sebagai satu-satunya sesembahan.

Wallahul muwaffiq

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-7 ( Termasuk Syirik memakai jimat )


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 7, Termasuk Syirik Memakai Jimat

Saudaraku sekalian Allah ‫ ﷻ‬adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot. Kalau Allah ‫ﷻ‬
menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa
mencegahnya.

Demikian pula sebaliknya ketika Allah ‫ ﷻ‬menghendaki untuk menimpakan musibah kepada
seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya

Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung
kepada Allah ‫ ﷻ‬semata dan merasa cukup dengan Allah ‫ ﷻ‬dalam usaha mendapatkan

8
manfaat dan menghindari mudharat. Seperti Dalam Mencari rezeki, Mencari keselamatan,
Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain

Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat,
Wafaq, Susuk dan berbagai jenisnya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫علَّقَ ت َِمي َمةﺎ ﻓَﻘَ ْد أ َ ْش َر َك‬


َ ‫َﻣ ْن‬
“Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh dia
telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani ‫هللا‬
ُ ‫م ُه‬
ٙ ِ‫)رح‬
ٙ

Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini termasuk
syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal
yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya
yaitu Allah ‫ ﷻ‬Kemudian, Apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya
memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini termasuk syirik besar yang bisa
mengeluarkan seseorang dari islam.

Semoga Allah ‫ ﷻ‬memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan
perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan
mereka hanya kepada Allah. ‫حسبنا هلل ونعم الوكيل‬

Itulah halaqah yang ke 7 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya, ‫اء‬
َ ‫ش‬َ ‫ن‬
ْ ِ‫إ‬
َّ
‫الل ُه‬

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-8 ( Bertabaruk mencari Barokah )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke 8, Bertabarruk (mencari barakah)

Kaum Muslimin.. Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ُ ‫ال َّل ُه‬
ُ ‫ ال َّل ُه‬berfirman
adalah Dzat yang berbarakah artinya banyak kebaikanNya. ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬

‫تبرك هلل رب العالمين‬


”Dan ‫ ال َّل ُه‬adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian
makhlukNya sehingga makhluk tersebut menjadi Makhluk yang berbarokah dan banyak
ُ ‫ ال َّل ُه‬juga berfirman
kebaikanya”. ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬

َ‫ار ﺎكا َو ُهدﺎى ِل ْل َعالَ ِمين‬


َ ‫اس لَلَّذِي ِب َب َّكةَ ُﻣ َب‬
ِ َّ‫ض َع ِللﻨ‬ ٍ ‫ِﺇ َّﻥ أ َ َّو َل َب ْي‬
ِ ‫ﺖ ُو‬

9
“Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam”. (Surat Ali
Imran : 96)

ُ ‫ ال َّل ُه‬dan cara mendapatkan barokahnya atau


Ka’bah diberikan barakah oleh ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ُ ‫ ال َّل ُه‬berfirman

َ َ‫ِﺇﻧَّا أ َ ْﻧزَ ْلﻨَاهُ ﻓِﻲ لَ ْيلَ ٍة ُﻣب‬


َ‫ار َك ٍة ِﺇﻧَّا ُكﻨَّا ُﻣ ْﻨذ ِِرين‬
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang berbarokah,
sesungguhnya kami memberikan peringatan”.(Surat Ad Dukhan : 3)

Malam lailatul qadr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barakahnya dan
juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang ulama
berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga
kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Disana ada barakah yang
sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarakah dimana barokah seperti ini bisa berpindah,
barakah jenis ini hanya ‫ ال َّل ُه‬berikan kepada para Nabi dan juga Rasul. Oleh karena itu, dahulu
para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi ‫ ﷺ‬rambut beliau, keringat
beliau dan lain-lain.

Sepeninggal beliau Rasulullah ‫ ﷺ‬mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar
dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah kekhususan para
Nabi dan juga para Rasul. Meminta barokah hanya kepada Allâh dan dengan cara yang di
syariatkan. Adapun meminta barokah dari ‫ ال َّل ُه‬dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti
dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil tanah kuburan tertentu dan lain-
ُ ‫ ال َّل ُه‬memberkahi kita dan
lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
keluarga kita. Aamiin

Inilah halaqah yang ke 8 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-9 ( Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ‫) ﷻ‬

‫ه‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
ُ ‫ال َّل ُه‬
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬

Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada
pengagungan terhadap ‫ ال َّل ُه‬Rabb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan
mengorbankan sebagian harta kita untuk ‫ ال َّل ُه‬Seperti Ibadah qurban di hari raya, Aqiqah, dan
juga Hadiyuh bagi sebagian jama’ah haji.

10
ُ ‫ ال َّل ُه‬telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuk
‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
‫ ال َّل ُه‬semata. Sebagaimana firman ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ُ ‫ال َّل ُه‬

‫ص ِﻞ ِل َربِ َك َوا ْﻧ َح ْر‬


َ َ‫ﻓ‬
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu” (Surat Al Kautsar : 2)

Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain ‫ ال َّل ُه‬dalam rangka
mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada seorang Nabi
atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain-lain maka dia telah terjatuh kepada syirik
besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalannya dan terkena
ُ ‫ال َّل ُه‬, sebagaimana sabda Rasulullah ‫ﷺ‬
ancaman laknat dari ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬

‫لعن هلل ﻣن ذبح لغير هلل‬


“Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh” (HR. Muslim)

Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ُ ‫ ال َّل ُه‬Oleh karenanya,
janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan menyembelih untuk selain
‫ ال َّل ُه‬sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan harapan untuk mendapatkan manfaat
atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan
ُ ‫ ال َّل ُه‬semata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang
juga mudharat di tangan ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
muslim bertawwakal

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 9 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-10 ( Syirik besar bernadzar untuk selain Allah ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Bernadzar untuk ‫ ال َّل ُه‬adalah seseorang mengatakan misalnya wajib bagi saya melakukan
ibadah ini dan itu untuk ‫ ال َّل ُه‬, atau dengan mengatakan saya bernadzar untuk ‫ ال َّل ُه‬bila
terlaksana hajat saya.

Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬ ُ ‫ ال َّل ُه‬adalah Ibadah dan
sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk
ُ ‫ ال َّل ُه‬semata, seperti seseorang bernadzar untuk ‫ ال َّل ُه‬akan berpuasa satu hari
‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
jika lulus ujian, atau bernadzar untuk ‫ ال َّل ُه‬akan mengadakan umrah jika sembuh dari penyakit
dan lain-lain. ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعا َلى‬ ُ ‫ ال َّل ُه‬berfirman:

‫ار‬
ٍ ‫ص‬ َّ ‫ُُ َو َﻣآأَﻧفَ ْﻘﺘُم ِﻣن ﻧَّفَﻘَ ٍة أ َ ْو ﻧَذَ ْرتُم ِﻣن ﻧَّ ْذ ٍر ﻓَإِ َّﻥ هللاَ يَ ْعلَ ُمهُ َو َﻣا ِل‬
َ ‫لظا ِل ِمينَ ِﻣ ْن أَﻧ‬
11
ُ ‫ال َّل ُه‬
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya ‫س ْب َحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬mengetahuinya…” (Al-Baqarah: 270)

‫ ال َّل ُه َت َعالَى‬mengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam ayat
ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya nadzar
adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut. Dan
Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan firman ‫ال َّل ُه‬
‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ

َ ُ‫َو ْليُوﻓُوا ﻧُذ‬


‫ور ُهم‬
“Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka”.

Dan sabda Nabi ‫ﷺ‬

‫ﻣن ﻧذر اﻥ يﻄيع هلل ﻓليﻄعه وﻣن ﻧذر اﻥ يعصيه ﻓال يعصه‬
“Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan barang
siapa bernadzar untuk memaksiati ‫ ال َّل ُه‬maka janganlah dia memaksiatiNya (HR. Bukhari)

Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari islam.
Seperti, Seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk
ُ ‫ال َّل ُه‬
wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik. Aamiin.

Itulah halaqah yang ke 10 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya ‫اء ال َّل ُه‬
َ ‫ش‬َ ‫ن‬
ْ ِ‫إ‬

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-11 Ar-Ruqiyyah (jampi-jampi)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-jampi)”

Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan ini
diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.

‫ْﻒ ت ََرى ِﻓﻲ ذَ ِل َك‬


َ ‫َّﻠﻟﺍ َكي‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ف ب ِْن َﻣالِكٍ قَا َل ُكﻨَّا ﻧ َْر ِقﻲ ِﻓﻲ ْال َﺠا ِه ِليَّ ِة ﻓَﻘُ ْلﻨَا َيا َر‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْو‬ َ
‫الرقَى َﻣا لَ ْم يَ ُك ْن ﻓِي ِه ِش ْر ٌك‬ ْ
َ ‫ﻲ ُرقَا ُك ْم َﻻ بَأ‬
ُّ ِ‫س ب‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫ضوا‬ ُ ‫ﻓَﻘَا َل اع ِْر‬
Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman Jahiliyyah,
maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā Rasūlullāh, apa
pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda : “Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-

12
ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR.
Muslim).

Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari:

• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ‫ ﷺ‬dan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab maupun
dengan selain bahasa Arab.

Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasanya
ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh
seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.

Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan sebab
tersebut yaitu Allāh ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi
atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah kepada seorang jin
ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka.

Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan nama-
nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah satu yaitu
untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang mengandung
kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ‫ ﷺ‬dalam sabda Beliau :

‫الرقَى َوالﺘ َّ َماﺋِ َم َوالﺘِ َولَةَ ِش ْر ٌك‬


ُّ ‫ِﺇ َّﻥ‬
’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū Dāwūd,
Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

Itulah halaqah yang ke-11 dan sampai bertemu kembali pada dihalaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-12 ( Syirik besar berdo’a kepada selain Allah ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh ‫ ﷻ‬Adalah Syirik Besar”.

Berdo’a kepada Allāh ‫ ﷻ‬adalah seseorang menghadap Allāh ‫ ﷻ‬dengan maksud supaya Allāh
‫ ﷻ‬mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri,
mengharap dan takut kepada Allāh ‫ﷻ‬. Berdo’a dengan makna di atas adalah ibadah.

13
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :
‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ‫ ﷺ‬membaca ayat:

‫سيَ ْد ُﺧلُوﻥَ َج َهﻨَّ َم‬ َ َ‫عوﻧِﻲ أ َ ْسﺘ َِﺠﺐْ لَ ُك ْم ۚ ِﺇ َّﻥ الَّذِينَ يَ ْسﺘ َ ْكبِ ُروﻥ‬
َ ‫ع ْن ِعبَادَتِﻲ‬ ُ ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْد‬
َ‫اﺧ ِرين‬
ِ َ‫د‬
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan
kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka akan
masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū Dāwūd,
Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh).

Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”.

Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh ‫ ﷻ‬semata, maka berdo’a kepada
selain Allāh ‫ ﷻ‬dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut
kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh ‫ ﷻ‬adalah termasuk
syirik besar.

Dan termasuk jenis do’a adalah:

⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)


⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)

Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah,
hanya diserahkan kepada Allāh ‫ ﷻ‬semata. Dan perlu kita ketahui bahwasanya boleh
seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang makhluk dengan 4
syarat:

⑴ Makhluk tersebut masih hidup.


⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷ Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal
kepada Allāh ‫ ﷻ‬yang menciptakan sebab.

Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah mati
atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau tidak
mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin melakukan
kecuali Allāh ‫ﷻ‬, maka ini termasuk syirik besar.

Itulah halaqah ke-12 dan sampai bertemu di halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

14
Bagian Ke-13 (Syafa’at)

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.

Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh ‫ ﷻ‬dan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara
bentuknya adalah bahwasanya Allāh ‫ ﷻ‬mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a
orang yang telah Allāh ‫ ﷻ‬izinkan untuk memberikan syafa’at.

Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama
untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari
kesyirikan. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau
memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:

َ ‫اﺕ ِﻣ ْن أ ُ َّﻣﺘِﻲ ﻻ يُ ْش ِركُ ِباهلل‬


‫ش ْيئﺎا‬ َ ‫ﻲ ﻧَاﺋِلَةٌ ِﺇ ْﻥ شَا َء هللا َﻣ ْن َﻣ‬
َ ‫ﻓَ ِه‬
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak
menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Merekalah orang-orang yang Allāh ‫ ﷻ‬ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh ‫ﷻ‬
berfirman:

…‫ضى‬ ْ ‫…و َﻻ َي ْشفَعُوﻥَ ِﺇ َّﻻ ِل َم ِن‬


َ َ ‫ارت‬ َ
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafā’at
kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)

Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat
tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh ‫ﷻ‬, sampai
meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana firman Allāh ‫ ﷻ‬:

‫ٓ َﻣن ذَا الَّذِى َي ْشفَ ُع ِعﻨدَ ٓۥهُ ِﺇ َّﻻ ِبإِ ْذ ِﻧ ِهۦ‬


“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh ‫ َت َعالَى‬kecuali dengan izin-Nya.” (Al-
Baqarah 255)

Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh ‫ﷻ‬, Zat yang memilikinya.
Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-
Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.

Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬seperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada
makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
15
Allāh ‫ ﷻ‬berfirman:

‫َّﻠﻟﺍ ۚ قُ ْﻞ‬ ُ ِ‫ض ُّر ُه ْم َو َﻻ يَ ْﻨفَعُ ُه ْم َويَﻘُولُوﻥَ َهﺆ َُﻻﺀ‬


ِ َّ َ‫شفَ َعا ُﺅﻧَا ِع ْﻨد‬ ُ َ‫َّﻠﻟﺍ َﻣا َﻻ ي‬
ِ َّ ‫ُوﻥ‬ ِ ‫َويَ ْعبُدُوﻥَ ِﻣ ْن د‬
َ ‫س ْب َحاﻧَهُ َوت َ َعالَى‬
‫ع َّما يُ ْش ِر ُكوﻥ‬ ُ ۚ‫ﺽ‬ِ ‫ﺕ َو َﻻ ﻓِﻲ ْاْﻟ َ ْر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬ َّ َ‫أَتُﻨ َِبئُوﻥ‬
َّ ‫َّﻠﻟﺍَ ِب َما َﻻ َي ْعلَ ُم ﻓِﻲ ال‬
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan
tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi syafa’at bagi
kami disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang
Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa
yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)

Itulah yang bisa kami sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqoh selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-14 ( Berlebihan terhadap orang shalih pintu kesyirikan )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh ‫ ﷻ‬baik dalam hal
Aqidah, Ibadah maupun Muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allâh
‫ﷻ‬. Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka, kita juga
diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.

Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca


perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita, Menghormati
mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama.

Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka diatas
kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg tidak pantas
kecuali untuk Allâh ‫ﷻ‬, maka ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan menurut agama.

Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain
Allâh ‫ﷻ‬. Mencintai Rasulullâh ‫ ﷺ‬melebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan semua
manusia adalah sebuah kewajiban agama.

Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau
dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai seorang
Hamba Allâh ‫ ﷻ‬dan Rasul. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻻ تﻄروﻧﻲ كما اطرﺕ الﻨصارى عيسى ابن ﻣريم ﻓإﻧما اﻧا عبده ﻓﻘولوا عبد هلل ورسوله‬

16
Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang nasrani berlebih-
lebihan terhadap ‘Isa ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hambaNya, maka katakanlah
hamba Allâh dan RasulNya (HR. Al-Bukhori)

Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah seorang Rasul
maka tidak boleh dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia
yaitu Rasulullâh ‫ ﷺ‬tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain?

Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah meyakini
bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas kuburan mereka, atau
beribadah kepada Allâh ‫ ﷻ‬disamping kuburan mereka dan lain-lain.

Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga Allâh
‫ ﷻ‬melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Itulah halaqah yang ke 14 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-15 ( Sihir )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Ayyuhal Ikhwah.. Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan kesyirikan
adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan syetan tidak akan
menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yg dia ridhoi yaitu:

-Kufur kepada Allâh ‫ﷻ‬,


-Kafir kepada Allâh ‫ﷻ‬

Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina
Al-Qur’an atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh ‫ ﷻ‬berfirman :

َ َّ‫اطينَ َكفَ ُروا يُ َع ِل ُموﻥَ الﻨ‬


‫اس السِحْ َر‬ َّ ‫اﻥ َولَ ِك َّن ال‬
ِ ‫ش َي‬ ُ ‫سلَ ْي َم‬
ُ ‫َو َﻣا َكفَ َر‬
“Dan bukanlah sulaiman yang kafir akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia” (QS. Al-Baqarah :102)

Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya:

“Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya “Ya Rasulullâh apa 7 perkara
tersebut? Maka beliau Shalallâhu ‘alaihi Wasallam mengatakan : “Syirik kepada Allâh,Sihir,dan
seterusnya”.(Muttafaqun Alaih)

17
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak bertobat
sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬dan yang berhak melakukan
hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.

Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama menghukumi
pelakunya keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang
haram. Karena Rasulullâh ‫ ﷺ‬mengabarkan bukan termasuk pengikut beliau orang yang
menyihir dan orang minta disihirkan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan
oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan oleh syeikh Albani rahimahullâh.

Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir, diantaranya
adalah dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :

-Dzikir pagi dan petang


-Dzikir setelah sholat 5 waktu
-Dzikir akan tidur
-Dzikir mau makan
-Dzikir masuk rumah dan keluar rumah
-Dzikir masuk kamar kecil dan keluar kamar kecil dan lain-lain.

Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho syetan,
seperti :

-Jimat- jimat,
-Musik – musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.

Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada
Allâh ‫ ﷻ‬memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang
disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara
meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat dukun, paranormal dan semisal
mereka.

Semoga Allâh ‫ ﷻ‬melindungi kita dan keluarga kita dari semua kejelekan di dunia dan juga di
akhirat. Aamiin..

Itulah halaqah yang ke 15 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-16 ( Perdukunan )

18
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia seperti:

-Mengetahui barang yang hilang,


-Pencurinya,
-Mengetahui ramalan nasib dan lain-lain.

Dia mengaku mengetahui hal² tersebut dengan cara-cara tertentu seperti :

-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.

Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia.

Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah


perkara yang diharamkan dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya
adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. sedangkan, cara-cara tersebut hanyalah
untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan juga syaithan.

Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan
menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan
membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh ‫ﷻ‬.

Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta yang
dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.

Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi ‫ﷺ‬
dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari langit.
Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada yang
dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun, terkadang dia terkena
lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula sempat
menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.

Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun tersebut
dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan
akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang islam dilarang
sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susahnya
keadaan dia. Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :

19
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia
ucapkan, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR.Abu
Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullâh )

Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻣن اتى عراﻓا ﻓسأ له عن شﻲء لم تﻘبﻞ له صال ة اربعين ليلة‬


Barang siapa yang mendatangi dukun, kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka
tidak diterima darinya sholat selama 40 hari (HR. Muslim)

Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai


mengeluarkan seseorang dari islam. Namun kedua hadits diatas cukup menunjukkan
besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allâh ‫ ﷻ‬menjadikan kita merasa
cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah ke 16. Dan sampai bertemu kembali pada
halaqah berikutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-17 ( Ath-Tathayyur (merasa sial dengan sesuatu )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu merasa sial
dengan sesuatu.

Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian
tertentu, Seperti:

• Melihat tabrakan atau,


• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.

Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti bepergian,
berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti,
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫الﻄيَ َرة ُ ِﻣ ْن َحا َج ٍة ﻓَﻘَ ْد أ َ ْش َر َك‬


ِ ُ‫َﻣ ْن َردَّتْه‬
“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia
telah berbuat syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)

Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan
di ingkari oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬, Beliau bersabda,
20
‫ارة‬ ِ َ‫َوﻻ‬
َ ‫الﻄ َي‬
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh terhadap
takdir Allāh ‫ﷻ‬. Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithān ini.
Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan
bumi berupa kebaikan & keburukan adalah dengan takdir Allāh ‫ ﷻ‬semata, Yakin bahwa tidak
(ada yang) mendatangkan kebaikan kecuali Allāh ‫ ﷻ‬dan tidak (ada yang) melindungi dari
keburukan kecuali Allāh ‫ﷻ‬. Hanya bertawakal kepada Allāh ‫ ﷻ‬semata dan berbaik sangka
kepada Allāh ‫ﷻ‬.

Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal dan
tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allāh ‫ﷻ‬
semata.

Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik
sangka kepada Allāh ‫ ﷻ‬karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ‫ ﷺ‬sering
bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Dan
Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka Beliau pun
berbaik sangka kepada Allāh ‫ ﷻ‬bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan
kebaikan bagi umat Islam.

Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh ‫ﷻ‬, membuka setelah itu (yaitu setelah perjanjian
tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

Itulah halaqah yang ke-17 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-18 ( Meramal Nasib Dengan Bintang )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan
Bintang”.

Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran Penciptanya,
Allāh ‫ﷻ‬, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini memiliki 3 faidah:

⑴ Sebagai perhiasan langit.


⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :

21
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.

Allāh ‫ ﷻ‬tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas. Seorang
salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang lebih pada
tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,

“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di atas
maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-Imām Al-
Bukhāri di dalam Shahih beliau)

Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul
dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa
yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.

Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan
mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama
mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya kepadanya.
Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.

Hendaknya kita semua takut kepada Allāh ‫ﷻ‬. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca
kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup
segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah
merupakan modal kita memasuki surganya Allāh ‫ﷻ‬, dengan selamat.

Inilah halaqah yang ke-18 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian ke-19 ( Bersumpah dengan selain nama Allah ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allāh ‫”ﷻ‬.

Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh ‫ﷻ‬, Sumpah adalah menguatkan perkataan
dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun
yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:

• Huruf wawu (‫)و‬َ


• Huruf ba (‫)ب‬َ
• Huruf ta (‫)ت‬
َ
22
Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”.

Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan:

✓ Wallāhi
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
✓ Dan lain-lain.

Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:

✘ Demi Rasūlullāh
✘ Demi Ka’bah
✘ Demi Jibrīl
✘ Demi langit dan bumi
✘ Demi bulan dan bintang
✘ Dan lain-lain.

Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh ‫ﷺ‬
bersabda,

‫َّﻠﻟﺍ ﻓَﻘَ ْد أ َ ْش َر َك‬ َ َ‫َﻣ ْن َحل‬


ِ َّ ‫ﻒ ِبغَي ِْر‬
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah berbuat
syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni rahimahullāh)

Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang
dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan
makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allāh ‫ﷻ‬, yaitu pengagungan
ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh orang-orang musyrik dengan mengatakan:

✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lāta
✘ Dan lain-lain.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-19 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah yang selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-20 ( Riya’ )

23
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Alhamdulillâh wa-sholatu wasalamu ‘alâ rosulillâh..

Halaqah yang ke 20, Riya’

Ayyuhal Ikhwah adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari
Allâh ‫ ﷻ‬akan tetapi ingin di lihat manusia dan di puji. Riya’ hukumnya haram dan dia
termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari islam.

Riya’ adalah diantara sebab tidak di terimanya amal ibadah seseorang bgaimanapun besar
amalan tersebut. Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ع َمالﺎ أ َ ْش َر َك ﻓِي ِه َﻣ ِعى‬ َ ‫ع ِن ال ِش ْر ِك َﻣ ْن‬


َ ‫ع ِم َﻞ‬ ُّ ‫ار َك َوتَعَالَى أَﻧَا أ َ ْﻏﻨَى ال‬
ِ ‫ش َر َك‬
َ ‫اء‬ َّ ‫قَا َل‬
َ َ‫َّﻠﻟﺍُ تَب‬
ُ‫ي ِْرى ت ََر ْكﺘُهُ َو ِش ْر َكه‬
Allah berfirman: “Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barang siapa yang
mengamalkan sebuah amalan, dia menyekutukan Aku bersama yang lain didalam amalan
tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyrikannya” (HR Muslim No 2985)

Sebagian Ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk di ampuni
oleh Allâh ‫ﷻ‬. Artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riya’ tersebut. Berbeda
dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allâh ‫ ﷻ‬yang kalau Allâh ‫ ﷻ‬menghendaki
maka akan di ampuni langsung dan kalau Allâh ‫ ﷻ‬menghendaki maka mereka akan di adzab.

Mereka berdalil dengan keumuman ayat

‫ِﺇ َّﻥ َّﻠﻟﺍَ ﻻَ يَ ْغ ِف ُر أَﻥ يُ ْش َر َك ِب ِه َويَ ْغ ِف ُر َﻣا دُوﻥَ ذَ ِل َك ِل َمن يَشَا ُء‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki” (An-Nisa :48)

Tahukah kita, siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka?, mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam, tapi mereka
justru adalah orang orang yang beramal sholeh.

Mereka adalah orang yang mengajarkan al-Qur’an supaya dikatakan sebagai seorang
qari’,seorang yang suka membaca,seorang yang mahir membaca, dan juga orang yang
berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan sebagai pemberani
beramal bukan karena Allâh ‫ﷻ‬, sebagaimana hal ini telah dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬di dalam
hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Oleh karena itu saudara sekalian..

24
Ikhlaslah di dalam beramal dan ikhlas adalah barang yang sangat berharga, para salaf kita
merekapun merasa atau merasakan beratnya memperbaiki hati mereka. Dan hanya kepada
Allâh ‫ ﷻ‬kita meminta keikhlasan di dalam beramal. Menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub
dan berbagai penyakit hati. Dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita
kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 20 ini. Dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.

Wabillâhi taufiq wal hidayah

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-21 ( Cinta Kepada Allah ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh ‫”ﷻ‬.

Mencintai Allāh ‫ ﷻ‬merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini
mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh ‫ﷻ‬, mengagungkan
Allāh ‫ﷻ‬, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh ‫ ﷻ‬dan
juga menjauhi apa yang Allāh ‫ ﷻ‬larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa
yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh ‫ ﷻ‬maka dia telah berbuat syirik besar.
Allāh ‫ ﷻ‬berfirman :

َ َ ‫َّﻠﻟﺍ َوالَّذِينَ آ َ َﻣﻨُوا أ‬


ِ‫شدُّ ُحبا ِ َّﻠِﻟ‬ ِ َّ ‫ﺐ‬ِ ‫َّﻠﻟﺍ أ َ ْﻧدَادﺎا ي ُِحبُّوﻧَ ُه ْم َك ُح‬ ِ ‫اس َﻣ ْن يَﺘ َّ ِخذُ ِﻣ ْن د‬
ِ َّ ‫ُوﻥ‬ ِ َّ‫َو ِﻣنَ الﻨ‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-sekutu
Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun orang-orang yang
beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al Baqarah: 165)

Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan
lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah ‫ﷻ‬. Apabila
seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh ‫ ﷻ‬maka dia
telah melakukan dosa besar. Allāh ‫ ﷻ‬berfirman yang artinya:

“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian,


harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan juga
rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai dari pada Allāh
dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka tunggulah sampai Allāh ‫سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik”. (QS At Taubah: 24)

25
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih
dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya
sebatas ucapan saja.

Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh ‫ ﷻ‬adalah dengan:

1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.


2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh ‫ ﷻ‬di alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.

Itulah halaqah yang ke-21 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-22 ( Takut kepada Allah ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh ‫”ﷻ‬.

Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan
mudharat adalah di tangan Allāh ‫ ﷻ‬semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allāh
‫ ﷻ‬dan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh ‫ﷻ‬.

✓ Takut kepada Allāh ‫ ﷻ‬yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:

⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh ‫ﷻ‬.


⑵ MengagungkanNya.
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh ‫ﷻ‬
⑷ Melaksanakan perintahNya.

✘ Bukan takut :

⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh ‫ﷻ‬.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh ‫ﷻ‬.

Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut
seperti ini kepada selain Allāh ‫ﷻ‬.

Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh ‫ﷻ‬, maka dia telah terjerumus ke
dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut
(terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut
26
menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya.
Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām ketika beliau berkata
yang artinya:

“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali
apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)

Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi
takutnya kepada Allāh ‫ﷻ‬, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allāh
‫ ﷻ‬atau melanggar larangan Allāh ‫ﷻ‬, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib
atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena
takut celaan manusia padahal dia mampu.

Allāh ‫ ﷻ‬berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang
beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut
kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman”
(QS Āli ‘Imrān: 175 )

Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:

⑴ Berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬dari bisikan syaithan.


⑵ Mengingat sabda Nabi ‫ ﷺ‬yang artinya:

“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat


kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah
Allāh tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu
niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis.”
(HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)

Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:

⑴ Takut kepada panasnya api.


⑵ Takut kepada binatang buas.

Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang
membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh ‫ﷻ‬. Ini adalah
takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.

Itulah halaqah yang ke-22 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

27
Bagian ke-23 ( Ta’at Ulama Dalam Kebenaran )

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh ‫ ﷻ‬dan juga agamanya, Ilmu
yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh ‫ﷻ‬, Mereka adalah pewaris para nabi
dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi, Allāh ‫ ﷻ‬telah
mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada mereka selama
mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allāh ‫ ﷻ‬berfirman :

‫سو َل َوأُو ِلﻲ ْاْﻟ َ ْﻣ ِر ِﻣ ْﻨ ُك ْم‬ َّ ‫َّﻠﻟﺍَ َوأ َ ِطيعُوا‬


ُ ‫الر‬ َّ ‫ۖ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َﻣﻨُوا أ َ ِطيعُوا‬
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul dan ulil
amri kalian.” (QS An Nisā: 59)

Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati mereka
(yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai kepada
kemaksiatan,

‘ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan
terkadang benar.

* Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.


* Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.

Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama
menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang mena’ati
ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam kebenaran”
(Muttafaqun ‘alaih)

Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh ‫ﷻ‬, maka dia telah
menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat, seperti
yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh ‫ ﷻ‬berfirman :

ِ ‫ار ُه ْم َو ُر ْهبَاﻧَ ُه ْم أ َ ْربَابﺎا ِﻣ ْن د‬


‫ُوﻥ هللا‬ َ َ‫…ات َّ َخذُوا أَحْ ب‬
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka
sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:


28
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut,
akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka mereka ikut
menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allāh
halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi dari Adi bin
Hatim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)

Itulah halaqah yang ke-23 sampai bertemu pada halaqah yang selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-24 ( Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh ‫) ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-24 berjudul “Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh ‫”ﷻ‬.

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa kenikmatan
dengan segala jenisnya adalah dari Allāh ‫ﷻ‬. Allāh ‫ ﷻ‬berfirman:

َّ َ‫َو َﻣا بِ ُك ْم ِﻣ ْن ﻧِ ْع َم ٍة ﻓَ ِمن‬


ِ‫َّﻠﻟﺍ‬
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An Nahl: 53)

Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allāh ‫ﷻ‬
kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh ‫ﷻ‬. Seperti mengatakan:

• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.”


• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.”
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.”

Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh ‫ ﷻ‬berfirman:

‫ﺖ َّﻠﻟﺍِ ث ُ َّم يُﻨ ِك ُروﻧَ َها‬


َ ‫يَ ْع ِرﻓُوﻥَ ﻧِ ْع َم‬
“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)

Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh ‫ﷻ‬, Zat yang menciptakan sebab.
Seperti dengan mengatakan:

• “Kalau bukan karena Allāh ‫ ﷻ‬niscaya kita sudah celaka.”


• “Kalau bukan Allāh ‫ ﷻ‬niscaya uang kita sudah hilang.”
• “Kalau bukan karena Allāh ‫ ﷻ‬niscaya saya tidak akan sembuh.”

29
Karena apa? Karena Allāh ‫ ﷻ‬lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan,
nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan
tersebut kepada kita. Kalau Allāh ‫ ﷻ‬menghendaki niscaya Allāh ‫ ﷻ‬tidak akan menggerakkan
makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan berarti seorang Muslim
tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.

Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang
yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini. Bahkan
diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan do’a yang baik.

Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh semata. ‫وهللا تعالى‬
‫أعلم‬

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

Bagian Ke-25 ( Ridha Dengan Hukum Allāh ‫)ﷻ‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan Hukum
Allāh ‫”ﷻ‬.

Allāh ‫ ﷻ‬sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān Ar-Rahīm.
Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya manusia
mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.

Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh dengan
keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas sebagian
manusia.

Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga Muslimah untuk, Ridha
dengan hukum Allāh ‫ﷻ‬, dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam hukum Allāh ‫ﷻ‬.

Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :

30
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.

Meng-Esakan Allāh ‫ ﷻ‬di dalam hukum-hukum-Nya adalah termasuk konsekuensi tauhid,


Allāh ‫ ﷻ‬berfirman:

ۗ ‫سولُهُ أ َ ْﻣ ﺎرا أ َ ْﻥ َي ُكوﻥَ لَ ُه ُم ْال ِخ َي َرة ُ ِﻣ ْن أ َ ْﻣ ِر ِه ْم‬ َّ ‫ضى‬


ُ ‫َّﻠﻟﺍُ َو َر‬ َ َ‫َو َﻣا َكاﻥَ ِل ُمﺆْ ِﻣ ٍن َو َﻻ ُﻣﺆْ ِﻣﻨَ ٍة ِﺇذَا ق‬
‫ض َال ﺎﻻ ُﻣبِيﻨﺎا‬ َ ‫سولَهُ ﻓَﻘَ ْد‬
َ ‫ض َّﻞ‬ َّ ‫ص‬
ُ ‫َّﻠﻟﺍَ َو َر‬ ِ ‫َو َﻣ ْن يَ ْع‬
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah apabila
Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang
lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang mendurhakai Allāh dan Rasul-Nya maka
sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzab: 36)

Saudaraku, Alhamdulillāh dengan izin dan karunia-Nya sampailah kita pada bagian yang
terakhir dari Silsilah Tauhid, yaitu bagian ke-25.

Dan dengan ini saya akhiri silsilah ini. Dan bukan berarti kita sudah merasa cukup. Apa yang
disampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. Belajar tauhid dan
mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita.

Ikutilah majelis-majelis ilmu yang membahas tentang tauhid ini.

Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang
terpercaya. Semoga Allāh ‫ ﷻ‬merahmati kita semua, menghidupkan dan juga mematikan kita
di atas tauhid.

‫والسالم عليكم ورحمة َّﻠﻟﺍ وبركاته‬

31

Anda mungkin juga menyukai