Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................... 2
Belajar Tauhid .......................................................................................................... 3
Bagian ke-1 ( Mengapa harus belajar Tauhid ) ...................................................... 3
Bagian Ke-2 ( Syarat Mutlak Masuk Surga ) ........................................................... 4
Bagian ke-3 ( Bahaya Kesyirikan ) .......................................................................... 4
Bagian ke-4 ( Syirik Membatalkan Amalan ) .......................................................... 5
Bagian ke-5 ( Taubat dari Kesyirikan ) ................................................................... 6
Bagian ke-6 ( Apa itu Tauhid ) ............................................................................... 7
Bagian Ke-7 ( Termasuk Syirik memakai jimat ) ..................................................... 8
Bagian Ke-8 ( Bertabaruk mencari Barokah ) ......................................................... 9
Bagian ke-9 ( Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ) ﷻ.......... 10
Bagian Ke-10 ( Syirik besar bernadzar untuk selain Allah ) ﷻ............................... 11
Bagian Ke-11 Ar-Ruqiyyah (jampi-jampi) ............................................................. 12
Bagian Ke-12 ( Syirik besar berdo’a kepada selain Allah ) ﷻ................................ 13
Bagian Ke-13 (Syafa’at) ....................................................................................... 15
Bagian Ke-14 ( Berlebihan terhadap orang shalih pintu kesyirikan ) .................... 16
Bagian Ke-15 ( Sihir ) ........................................................................................... 17
Bagian Ke-16 ( Perdukunan ) ............................................................................... 18
Bagian Ke-17 ( Ath-Tathayyur (merasa sial dengan sesuatu ) .............................. 20
Bagian ke-18 ( Meramal Nasib Dengan Bintang ) ................................................ 21
Bagian ke-19 ( Bersumpah dengan selain nama Allah ) ﷻ.................................... 22
Bagian Ke-20 ( Riya’ )........................................................................................... 23
Bagian Ke-21 ( Cinta Kepada Allah ) ﷻ................................................................. 25
Bagian Ke-22 ( Takut kepada Allah ) ﷻ................................................................. 26
Bagian ke-23 ( Ta’at Ulama Dalam Kebenaran ) .................................................. 28
Bagian Ke-24 ( Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh ) ﷻ..................................... 29
Bagian Ke-25 ( Ridha Dengan Hukum Allāh )ﷻ..................................................... 30
2
Belajar Tauhid
Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allah ﷻ, ini adalah halaqah yang pertama dari silsilah
belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid?
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,
karena Allah ﷻmenciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-
Esakan ibadah kepada Allah ﷻAllah ﷻberfirman
Oleh karena itulah Allah ﷻtelah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah
untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allah ﷻberfirman
وﺕ
َ ﻏ َّ َّﻠﻟﺍَ َواجْ ﺘَﻨِبُوا
ُ الﻄا َّ وﻻ أ َ ِﻥ ا ْعبُدُوا ُ … ۖ َولَﻘَ ْد بَ َعﺜْﻨَا ﻓِﻲ ُك ِﻞ أ ُ َّﻣ ٍة َر
س ﺎ
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang
mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. (Surat AnNahl :
36)
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari
ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku
mempelajari ilmu-ilmu yang banyak
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang pertama ini dan in syā Allah kita bertemu
kembali pada halaqah yang ke-2
3
Bagian Ke-2 ( Syarat Mutlak Masuk Surga )
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga
Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal
yang satu ini yaitu modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang
yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa
yang dia lakukan. Nabi ﷺbersabda
ُع ْبد
َ سى َ َوأ َ َّﻥ ِع ْي،ُس ْولُه َ َوأ َ َّﻥ ُﻣ َح َّمدﺎا،ُش ِهدَ أ َ ْﻥ َﻻ ِﺇلَهَ ِﺇ َّﻻ هللا َوحْ دَهُ َﻻ ش َِري َْك لَه
ُ ع ْبدُهُ َو َر َ َﻣ ْن
َ َّ َو َك ِل َمﺘُهُ أ َ ْلﻘَاهَا ِﺇلَى َﻣ ْر َي َم َو ُر ْو ٌح ِﻣ ْﻨهُ َو ْال َﺠﻨَّةَ َح ٌّق َوالﻨ،ُس ْولُه
ُار َح ٌّق أ َ ْد َﺧلَهُ هللا ال َﺠﻨَّة ُ هللا َو َر
علَى َﻣا َكاﻥَ ِﻣنَ ْال َع َم ِﻞ َ
“Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali
Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya
dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa adalah Hamba Allah dan juga Rasul-Nya, dan
kalimat-Nya ” Ya Allah tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allah ﷻdan bersaksi
bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar” maka Allah ﷻakan memasukkan
dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah diamalkan” (HR. Bukhari dan Muslim)
يَ ْبﺘ َ ِغى ِبذَ ِل َك َوجْ هَ هللا. ار َﻣ ْن قَا َل ﻻَ ِﺇلَهَ ِﺇﻻَّ هللا
ِ َّعلَى الﻨ
َ ﻓَإِ َّﻥ هللا قَ ْد َح َّر َم
“Sesungguhnya Allah ﷻtelah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan لااله الا هلل
tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah ﷻ, yang dia mengharap dengan
kalimat tersebut wajah Allâh ( ”ﷻHR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk mendapatkan surga Allah ﷻ
adalah dengan bertauhid
itulah halaqah yang ke 2 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
4
Akhil karim..
Tauhid adalah amalan yang paling Allah ﷻcintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allah ﷻ
dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh ﷻmurkai. Allah ﷻmemang Maha
Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar
kepada Allâh ﷻ, Maka Allah ﷻtidak akan mengampuni dosa syirik tersebut
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya
untuk masuk ke dalam surga-Nya Allah ﷻ, Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak
ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini
Allah ﷻberfirman
ار
ٍ ص ُ َّعلَ ْي ِه ْال َﺠﻨَّةَ َو َﻣأ ْ َواهُ الﻨ
َّ ار َو َﻣا ِل
َ لظا ِل ِمينَ ِﻣ ْن أَﻧ ِ ِﺇﻧَّهُ َﻣن يُ ْش ِر ْك ِبا
َ ُهلل ﻓَﻘَ ْد َح َّر َم هللا
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan baginya
surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang
zhalim” (QS. Al-Maidah : 72)
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang
terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu dengan
perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo’alah kepada Allah
Berdo’alah kepada Allah ﷻdengan sejujur-jujurnya. Semoga Allah ﷻmelindungi kita dan
keluarga kita dari perbuatan syirik ini
Itulah halaqah yang ke 3 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-hari
atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda saat itu?
5
sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file yang
berharga tersebut kembali.
Saudaraku sekalian..
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allah ﷻtelah berfirman
َع َملُ َك َولَﺘ َ ُكوﻧ ََّن ِﻣن َ ﻲ ِﺇلَي َْك َو ِﺇلَى الَّذِينَ ِﻣ ْن قَ ْب ِل َك لَئِ ْن أ َ ْش َر ْك
َ ﺖ لَ َيحْ َب
َ ﻄ َّن ِ ُ َولَﻘَ ْد أ
َ وح
َشا ِك ِرين َّ ْالخَا ِس ِرينَ َب ِﻞ
َّ َّﻠﻟﺍَ ﻓَا ْعبُ ْد َو ُك ْن ِﻣنَ ال
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-orang
sebelummu bahwa “Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal amalanmu dan
jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi” Maka sembahlah Allah saja dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Az-Zumar : 65-66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh
karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-tahun,
jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda terhadap
Tauhid dan juga syirik., terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa bisa
menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa
menabung kembali
Itulah halaqah yang ke 4 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat kepada
Allah maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum
dia meninggal, maka Allah ﷻakan mengampuni dosanya bagaimanapun besar dosa tersebut.
Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di dalamnya 3 syarat
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
Allah ﷻberfirman
6
َ ُهللا ِﺇ َّﻥ هللاَ َي ْغ ِف ُر الذُّﻧ
وب ُ َعلَى أَﻧفُ ِس ِه ْم ﻻَت َ ْﻘﻨ
ِ ﻄوا ِﻣن َّرحْ َم ِة َ قُ ْﻞ َيا ِع َبادِي الَّذِينَ أَس َْرﻓُوا
الر ِحيم
َّ ورُ َُج ِميعﺎا ﺇِﻧَّهُ ُه َو ْالغَف
“Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri yaitu
dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allâh.Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”(Az-Zumar : 39-53)
RasulullAh ﷺbersabda
ِﺇ َّﻥ هللا َي ْﻘ َب ُﻞ ت َْو َبةَ ْال َع ْب ِد َﻣا لَ ْم يُغ َْر ِﻏ ْر
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke
tenggorokan”. (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany
rahimahullah)
Para sahabat Nabi ﷺtidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara mereka
masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya
tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan
memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan sehingga dia bisa menjauhi
kesyirikan tersebut.
Itulah halaqah yang ke 5 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya
Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara istilah maka tauhid adalah
mengesakan هللا
ُ di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga dia
meninggalkan peribadatan kepada selain هللا
ُ Seperti
“Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan aku” (QS az-
Zukhruf : 26-27)
ول ال َّلهِ ﷺ
ُ سُ َرbersabda :
هللا
ِ لى َ ع َ هللا َح ُر َم َﻣالُهُ َودَ ُﻣهُ َو ِح
َ ُسابُه ِ َﻣ ْن قَا َل َﻻ ِﺇلَهَ ِﺇ َّﻻ هللاُ َو َكفَ َر ِب َما يُ ْع َبدُ ِﻣ ْن د ُْو ِﻥ
“Barang siapa yang mengatakan لا اله الا هللdan mengingkari segala sesuatu yang disembah
selain هللا
ُ maka haram hartanya dan darahnya (tidak boleh diganggu) dan perhitungannya (
hisabnya) adalah atas س ْب َحا َن ُه َو َت َعا َلى
ُ هللا
ُ ”. (HR. Muslim)
1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat لا الهArtinya : tidak ada tuhan yang berhaq disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain هللا ُ
2. Itsbat / penetapan pada kalimat الا هللartinya (kecuali )هللا
ُ Maksudnya adalah
menetapkan هللاُ sebagai satu-satunya sesembahan.
Wallahul muwaffiq
Saudaraku sekalian Allah ﷻadalah Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot. Kalau Allah ﷻ
menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa
mencegahnya.
Demikian pula sebaliknya ketika Allah ﷻmenghendaki untuk menimpakan musibah kepada
seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung
kepada Allah ﷻsemata dan merasa cukup dengan Allah ﷻdalam usaha mendapatkan
8
manfaat dan menghindari mudharat. Seperti Dalam Mencari rezeki, Mencari keselamatan,
Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain
Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat,
Wafaq, Susuk dan berbagai jenisnya. Rasulullah ﷺbersabda
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini termasuk
syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal
yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya
yaitu Allah ﷻKemudian, Apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya
memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini termasuk syirik besar yang bisa
mengeluarkan seseorang dari islam.
Semoga Allah ﷻmemudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan
perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan
mereka hanya kepada Allah. حسبنا هلل ونعم الوكيل
Itulah halaqah yang ke 7 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya, اء
َ شَ ن
ْ ِإ
َّ
الل ُه
Kaum Muslimin.. Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى ُ ال َّل ُه
ُ ال َّل ُهberfirman
adalah Dzat yang berbarakah artinya banyak kebaikanNya. س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
9
“Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam”. (Surat Ali
Imran : 96)
Malam lailatul qadr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barakahnya dan
juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang ulama
berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga
kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Disana ada barakah yang
sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarakah dimana barokah seperti ini bisa berpindah,
barakah jenis ini hanya ال َّل ُهberikan kepada para Nabi dan juga Rasul. Oleh karena itu, dahulu
para sahabat Nabi ﷺbertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi ﷺrambut beliau, keringat
beliau dan lain-lain.
Sepeninggal beliau Rasulullah ﷺmereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar
dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah kekhususan para
Nabi dan juga para Rasul. Meminta barokah hanya kepada Allâh dan dengan cara yang di
syariatkan. Adapun meminta barokah dari ال َّل ُهdengan sebab yang tidak disyariatkan seperti
dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil tanah kuburan tertentu dan lain-
ُ ال َّل ُهmemberkahi kita dan
lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
keluarga kita. Aamiin
Inilah halaqah yang ke 8 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
ه
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
ُ ال َّل ُه
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada
pengagungan terhadap ال َّل ُهRabb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan
mengorbankan sebagian harta kita untuk ال َّل ُهSeperti Ibadah qurban di hari raya, Aqiqah, dan
juga Hadiyuh bagi sebagian jama’ah haji.
10
ُ ال َّل ُهtelah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuk
س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ال َّل ُهsemata. Sebagaimana firman س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَىُ ال َّل ُه
Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain ال َّل ُهdalam rangka
mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada seorang Nabi
atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain-lain maka dia telah terjatuh kepada syirik
besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalannya dan terkena
ُ ال َّل ُه, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ
ancaman laknat dari س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى ُ ال َّل ُهOleh karenanya,
janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan menyembelih untuk selain
ال َّل ُهsedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan harapan untuk mendapatkan manfaat
atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan
ُ ال َّل ُهsemata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang
juga mudharat di tangan سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى
muslim bertawwakal
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 9 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya
Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى ُ ال َّل ُهadalah Ibadah dan
sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk
ُ ال َّل ُهsemata, seperti seseorang bernadzar untuk ال َّل ُهakan berpuasa satu hari
س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
jika lulus ujian, atau bernadzar untuk ال َّل ُهakan mengadakan umrah jika sembuh dari penyakit
dan lain-lain. س ْب َحا َن ُه َو َت َعا َلى ُ ال َّل ُهberfirman:
ار
ٍ ص َّ ُُ َو َﻣآأَﻧفَ ْﻘﺘُم ِﻣن ﻧَّفَﻘَ ٍة أ َ ْو ﻧَذَ ْرتُم ِﻣن ﻧَّ ْذ ٍر ﻓَإِ َّﻥ هللاَ يَ ْعلَ ُمهُ َو َﻣا ِل
َ لظا ِل ِمينَ ِﻣ ْن أَﻧ
11
ُ ال َّل ُه
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya س ْب َحا َن ُه َو
َت َعالَىmengetahuinya…” (Al-Baqarah: 270)
ال َّل ُه َت َعالَىmengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam ayat
ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya nadzar
adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut. Dan
Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan firman ال َّل ُه
س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
ُ
ﻣن ﻧذر اﻥ يﻄيع هلل ﻓليﻄعه وﻣن ﻧذر اﻥ يعصيه ﻓال يعصه
“Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan barang
siapa bernadzar untuk memaksiati ال َّل ُهmaka janganlah dia memaksiatiNya (HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari islam.
Seperti, Seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk
ُ ال َّل ُه
wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى
melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik. Aamiin.
Itulah halaqah yang ke 10 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya اء ال َّل ُه
َ شَ ن
ْ ِإ
Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan ini
diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.
12
ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR.
Muslim).
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ﷺdan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab maupun
dengan selain bahasa Arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasanya
ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh
seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan sebab
tersebut yaitu Allāh سبْ َحا َن ُه َو َت َعالَى.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi
atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah kepada seorang jin
ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan nama-
nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah satu yaitu
untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang mengandung
kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ﷺdalam sabda Beliau :
Itulah halaqah yang ke-11 dan sampai bertemu kembali pada dihalaqah selanjutnya.
Berdo’a kepada Allāh ﷻadalah seseorang menghadap Allāh ﷻdengan maksud supaya Allāh
ﷻmewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri,
mengharap dan takut kepada Allāh ﷻ. Berdo’a dengan makna di atas adalah ibadah.
13
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi ﷺbersabda :
‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ﷺmembaca ayat:
سيَ ْد ُﺧلُوﻥَ َج َهﻨَّ َم َ َعوﻧِﻲ أ َ ْسﺘ َِﺠﺐْ لَ ُك ْم ۚ ِﺇ َّﻥ الَّذِينَ يَ ْسﺘ َ ْكبِ ُروﻥ
َ ع ْن ِعبَادَتِﻲ ُ َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْد
َاﺧ ِرين
ِ َد
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan
kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka akan
masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū Dāwūd,
Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh).
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh ﷻsemata, maka berdo’a kepada
selain Allāh ﷻdengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut
kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh ﷻadalah termasuk
syirik besar.
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah,
hanya diserahkan kepada Allāh ﷻsemata. Dan perlu kita ketahui bahwasanya boleh
seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang makhluk dengan 4
syarat:
Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah mati
atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau tidak
mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin melakukan
kecuali Allāh ﷻ, maka ini termasuk syirik besar.
14
Bagian Ke-13 (Syafa’at)
Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh ﷻdan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara
bentuknya adalah bahwasanya Allāh ﷻmengampuni seorang muslim dengan perantara do’a
orang yang telah Allāh ﷻizinkan untuk memberikan syafa’at.
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama
untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari
kesyirikan. Rasūlullāh ﷺbersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau
memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:
Merekalah orang-orang yang Allāh ﷻridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh ﷻ
berfirman:
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat
tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh ﷻ, sampai
meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana firman Allāh ﷻ:
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh ﷻ, Zat yang memilikinya.
Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-
Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ﷺseperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada
makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
15
Allāh ﷻberfirman:
Itulah yang bisa kami sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqoh selanjutnya.
Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka diatas
kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg tidak pantas
kecuali untuk Allâh ﷻ, maka ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan menurut agama.
Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain
Allâh ﷻ. Mencintai Rasulullâh ﷺmelebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan semua
manusia adalah sebuah kewajiban agama.
Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau
dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai seorang
Hamba Allâh ﷻdan Rasul. Beliau ﷺbersabda:
ﻻ تﻄروﻧﻲ كما اطرﺕ الﻨصارى عيسى ابن ﻣريم ﻓإﻧما اﻧا عبده ﻓﻘولوا عبد هلل ورسوله
16
Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang nasrani berlebih-
lebihan terhadap ‘Isa ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hambaNya, maka katakanlah
hamba Allâh dan RasulNya (HR. Al-Bukhori)
Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah seorang Rasul
maka tidak boleh dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia
yaitu Rasulullâh ﷺtidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain?
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah meyakini
bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas kuburan mereka, atau
beribadah kepada Allâh ﷻdisamping kuburan mereka dan lain-lain.
Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga Allâh
ﷻmelapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.
Itulah halaqah yang ke 14 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina
Al-Qur’an atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh ﷻberfirman :
“Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya “Ya Rasulullâh apa 7 perkara
tersebut? Maka beliau Shalallâhu ‘alaihi Wasallam mengatakan : “Syirik kepada Allâh,Sihir,dan
seterusnya”.(Muttafaqun Alaih)
17
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak bertobat
sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ﷺdan yang berhak melakukan
hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama menghukumi
pelakunya keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang
haram. Karena Rasulullâh ﷺmengabarkan bukan termasuk pengikut beliau orang yang
menyihir dan orang minta disihirkan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan
oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan oleh syeikh Albani rahimahullâh.
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir, diantaranya
adalah dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho syetan,
seperti :
-Jimat- jimat,
-Musik – musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.
Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada
Allâh ﷻmemohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang
disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara
meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat dukun, paranormal dan semisal
mereka.
Semoga Allâh ﷻmelindungi kita dan keluarga kita dari semua kejelekan di dunia dan juga di
akhirat. Aamiin..
Itulah halaqah yang ke 15 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya
18
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia seperti:
-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan
menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan
membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh ﷻ.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta yang
dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi ﷺ
dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari langit.
Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada yang
dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun, terkadang dia terkena
lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula sempat
menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun tersebut
dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan
akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang islam dilarang
sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susahnya
keadaan dia. Rasulullâh ﷺbersabda yang artinya :
19
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia
ucapkan, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR.Abu
Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullâh )
Rasulullâh ﷺbersabda :
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah ke 16. Dan sampai bertemu kembali pada
halaqah berikutnya.
Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian
tertentu, Seperti:
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti bepergian,
berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti,
Rasūlullāh ﷺbersabda,
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan
di ingkari oleh Rasūlullāh ﷺ, Beliau bersabda,
20
ارة ِ ََوﻻ
َ الﻄ َي
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh terhadap
takdir Allāh ﷻ. Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithān ini.
Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan
bumi berupa kebaikan & keburukan adalah dengan takdir Allāh ﷻsemata, Yakin bahwa tidak
(ada yang) mendatangkan kebaikan kecuali Allāh ﷻdan tidak (ada yang) melindungi dari
keburukan kecuali Allāh ﷻ. Hanya bertawakal kepada Allāh ﷻsemata dan berbaik sangka
kepada Allāh ﷻ.
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal dan
tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allāh ﷻ
semata.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik
sangka kepada Allāh ﷻkarena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ﷺsering
bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Dan
Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka Beliau pun
berbaik sangka kepada Allāh ﷻbahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan
kebaikan bagi umat Islam.
Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh ﷻ, membuka setelah itu (yaitu setelah perjanjian
tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
Itulah halaqah yang ke-17 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran Penciptanya,
Allāh ﷻ, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini memiliki 3 faidah:
21
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.
Allāh ﷻtidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas. Seorang
salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang lebih pada
tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di atas
maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-Imām Al-
Bukhāri di dalam Shahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul
dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa
yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.
Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan
mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama
mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya kepadanya.
Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
Hendaknya kita semua takut kepada Allāh ﷻ. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca
kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup
segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah
merupakan modal kita memasuki surganya Allāh ﷻ, dengan selamat.
Inilah halaqah yang ke-18 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh ﷻ, Sumpah adalah menguatkan perkataan
dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun
yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:
✓ Wallāhi
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
✓ Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
✘ Demi Rasūlullāh
✘ Demi Ka’bah
✘ Demi Jibrīl
✘ Demi langit dan bumi
✘ Demi bulan dan bintang
✘ Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh ﷺ
bersabda,
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang
dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan
makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allāh ﷻ, yaitu pengagungan
ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh orang-orang musyrik dengan mengatakan:
✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lāta
✘ Dan lain-lain.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-19 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah yang selanjutnya.
23
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Alhamdulillâh wa-sholatu wasalamu ‘alâ rosulillâh..
Ayyuhal Ikhwah adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari
Allâh ﷻakan tetapi ingin di lihat manusia dan di puji. Riya’ hukumnya haram dan dia
termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari islam.
Riya’ adalah diantara sebab tidak di terimanya amal ibadah seseorang bgaimanapun besar
amalan tersebut. Rasulullâh ﷺbersabda:
Sebagian Ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk di ampuni
oleh Allâh ﷻ. Artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riya’ tersebut. Berbeda
dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allâh ﷻyang kalau Allâh ﷻmenghendaki
maka akan di ampuni langsung dan kalau Allâh ﷻmenghendaki maka mereka akan di adzab.
ِﺇ َّﻥ َّﻠﻟﺍَ ﻻَ يَ ْغ ِف ُر أَﻥ يُ ْش َر َك ِب ِه َويَ ْغ ِف ُر َﻣا دُوﻥَ ذَ ِل َك ِل َمن يَشَا ُء
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki” (An-Nisa :48)
Tahukah kita, siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka?, mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam, tapi mereka
justru adalah orang orang yang beramal sholeh.
Mereka adalah orang yang mengajarkan al-Qur’an supaya dikatakan sebagai seorang
qari’,seorang yang suka membaca,seorang yang mahir membaca, dan juga orang yang
berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan sebagai pemberani
beramal bukan karena Allâh ﷻ, sebagaimana hal ini telah dikabarkan oleh Nabi ﷺdi dalam
hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.
24
Ikhlaslah di dalam beramal dan ikhlas adalah barang yang sangat berharga, para salaf kita
merekapun merasa atau merasakan beratnya memperbaiki hati mereka. Dan hanya kepada
Allâh ﷻkita meminta keikhlasan di dalam beramal. Menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub
dan berbagai penyakit hati. Dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita
kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 20 ini. Dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
Mencintai Allāh ﷻmerupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini
mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh ﷻ, mengagungkan
Allāh ﷻ, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh ﷻdan
juga menjauhi apa yang Allāh ﷻlarang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa
yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh ﷻmaka dia telah berbuat syirik besar.
Allāh ﷻberfirman :
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan
lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah ﷻ. Apabila
seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh ﷻmaka dia
telah melakukan dosa besar. Allāh ﷻberfirman yang artinya:
25
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih
dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya
sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh ﷻadalah dengan:
Itulah halaqah yang ke-21 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan
mudharat adalah di tangan Allāh ﷻsemata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allāh
ﷻdan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh ﷻ.
✓ Takut kepada Allāh ﷻyang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
✘ Bukan takut :
⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh ﷻ.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh ﷻ.
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut
seperti ini kepada selain Allāh ﷻ.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh ﷻ, maka dia telah terjerumus ke
dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut
(terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut
26
menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya.
Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām ketika beliau berkata
yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali
apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi
takutnya kepada Allāh ﷻ, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allāh
ﷻatau melanggar larangan Allāh ﷻ, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib
atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena
takut celaan manusia padahal dia mampu.
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang
beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut
kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman”
(QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang
membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh ﷻ. Ini adalah
takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.
Itulah halaqah yang ke-22 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.
27
Bagian ke-23 ( Ta’at Ulama Dalam Kebenaran )
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh ﷻdan juga agamanya, Ilmu
yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh ﷻ, Mereka adalah pewaris para nabi
dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi, Allāh ﷻtelah
mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada mereka selama
mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allāh ﷻberfirman :
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati mereka
(yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai kepada
kemaksiatan,
‘ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan
terkadang benar.
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama
menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang mena’ati
ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran, Rasūlullāh ﷺbersabda:
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam kebenaran”
(Muttafaqun ‘alaih)
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh ﷻ, maka dia telah
menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat, seperti
yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh ﷻberfirman :
Itulah halaqah yang ke-23 sampai bertemu pada halaqah yang selanjutnya.
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa kenikmatan
dengan segala jenisnya adalah dari Allāh ﷻ. Allāh ﷻberfirman:
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allāh ﷻ
kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh ﷻ. Seperti mengatakan:
Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh ﷻ, Zat yang menciptakan sebab.
Seperti dengan mengatakan:
29
Karena apa? Karena Allāh ﷻlah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan,
nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan
tersebut kepada kita. Kalau Allāh ﷻmenghendaki niscaya Allāh ﷻtidak akan menggerakkan
makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan berarti seorang Muslim
tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang
yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini. Bahkan
diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan do’a yang baik.
Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh semata. وهللا تعالى
أعلم
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
Allāh ﷻsebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān Ar-Rahīm.
Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya manusia
mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh dengan
keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas sebagian
manusia.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga Muslimah untuk, Ridha
dengan hukum Allāh ﷻ, dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam hukum Allāh ﷻ.
30
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Saudaraku, Alhamdulillāh dengan izin dan karunia-Nya sampailah kita pada bagian yang
terakhir dari Silsilah Tauhid, yaitu bagian ke-25.
Dan dengan ini saya akhiri silsilah ini. Dan bukan berarti kita sudah merasa cukup. Apa yang
disampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. Belajar tauhid dan
mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita.
Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang
terpercaya. Semoga Allāh ﷻmerahmati kita semua, menghidupkan dan juga mematikan kita
di atas tauhid.
31