Pendahuluan
Sepsis adalah sindroma klinis akibat respon imunologi pejamu (host) terhadap infeksi berat Sepsis ditandai dengan adanya inflamasi sistemik dan kerusakan jaringan yang luas
INFEKSI
Infeksi adalah istilah untuk menamakan keberadaan berbagai kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia. Bila kuman berkembang biak menyebabkan kerusakan jaringan disebut penyakit infeksi, menyebabkan jejas.
INFLAMASI
Inflamasi ialah reaksi jaringan vaskuler terhadap semua bentuk jejas. Pada dasarnya inflamasi adalah suatu proses pertahanan tubuh.
Inflamasi : Lokal Sistemik Sistemic Inflamasi Response Syndrome (SIRS)
Definisi
Infeksi Proses patologis akibat invasi oleh Mikroorganisme patogen / potensi patogen pada tubuh yang sebelumnya steril
Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui (Biakan organisme positif dari tempat infeksi) Syok septik : Sepsis dengan hipotensi arterial yang refrakter
Multiple organ failure : sindrom klinis dimana berkembang suatu disfungsi fisiologis yg progresif yg berpotensi irreversibel pd 2 atau lebih organ
Sepsis berat : Sepsis yang berkaitan dgn disfungsi organ 1. Kardiovaskuler ( TD sistolik 90 mmHg atau MAP 70 mmHg. Renal: urine output < 0,5 mL/kgBB per jam pd 1 jam pertama. 2. Pernafasan: PaO2 250 3. Metabolik Asidosis: PH < 7,30 4. Hematologis: trombosit < 80.000
Sepsis
Clinical syndrome Host response to infection Systemic process Multi organ system affected
INFECTION
SEPSIS SEPSIS
SIRS
BURNS
PANCREATITIS
EPIDEMIOLOGY
ETIOLOGI SEPSIS
Cardiac surgery
sepsis
shock
Infective cause
Noninfective cause
netrofil
ENDOTHEL
Patogenesis Sepsis
Faktor yang mempengaruhi respon imun pada sepsis 1. Faktor genetik : Polimorphisme gen sitokin, Mutasi TLR4 , MBP 2. Jenis organisme, Virulensi, Ukuran inokulum 3. Faktor Host : Umur, status nutrisi,Comorbid penyakit kronik
lanjutan
2. Danger-Associated Molecular Pattern (DAMP); deteksi mediator endogen dari sel yg cedera Misalnya: - Heat-Shock Protein - Fibrinogen - Asam Hyaluronat - High-Mobility Group Box-1 Protein (HMGB-1)
3. Toll-Like Receptor (TLR): inisiasi respon imun non spesifik dan amplifikasi respon pro-inflamasi ikatan PAMP-TLR: inisiasi kaskade sinyal intrasel via NFkB menghasilkan sitokin TNF alfa, IL-1 dan IL-6 Sitokin ini mengaktivasi sistem imun spesifik dan mencederai sel endotel vaskular host - Mutasi pada gen TLR-4 pada hewan percobaan dapat mengakibatkan kematian, namun pada manusia memudahkan timbulnya sepsis
ENDOTOKSIN
LPS CD14 TLR4 MD-2
My D88
IRAK
TRAF6
Macrophag
Target genes
ENDOTOKSIN
LPS
TLR4
CD14 MD-2
Macrophag
IL 6 TNF -
IL 12
IL 8
IL -1
Internal :
- Immune humoral - Immune cellular
. Interleukin
. IL - 1, TNF- . IL - 6 . IL - 8 . IL - 10
VASODILATASI SISTEMIK
HIPOPERFUSI
Produksi berlebihan dari trombus mikrovaskuler bisa memicu status hiperkoagulasi sehingga terjadi koagulopati yg berakhir dengan DIC
Patogenesis
respon yang tidak terkontrol Kegagalan sistem imun mengeliminasi MO : -Pergeseran ke sitokin anti-inflamasi -Anergy (ketidaktanggapan terhadap antigen) -Kematian sel-sel imun -Hilangnya ekpresi MHC kelas I Macropag dan molekul costimulator.
Patofisiologi sepsis
Patofisiologi sepsis
Inflammatory cascade initiated during sepsis
LPS, PG monomers, DNA repeats, Lipoproteins, Teichoic acid, Microbial toxins, other microbial components (Superantigens)
Cytokine Stimulation Coagulopathy Kinin Stimulation Prostaglandins Leukotrienss PAF Fibrin Deposition DIC TNF IL-1 INF- IL-6, IL-8 IL-10 Complement activation C5a, C3a Leukocyte chemotaxis Imfammation
NO
Generalized endothelial damage Vascular leak Tissue edema Vasodilatation Bleeding Temperature dysregulation (e.g. fever) Tachycardia, hyperventilation, Hypotension Pallor, peripheral vasoconstriction Cutaneous sign MOF Altered mental status Shock Death
Patofisiologi
Hemostasis antara mediator-mediator yg berkompetensi hilang shg terjadi inflamasi berlebihan. Proses autodestruktif di mana respon fisiologi lokal thd infeksi mjd meluas shg kerusakan tidak hanya tjd pd jaringan yg terinfeksi ttp juga pd organ sekitar. Dua mediator utama: nitric oxide (NO) dan Tumor Necrosis Factor alpha (TNF ).
Bersamaan dg pelepasan endotoksin oleh organisme gram negatif, mediator ini merusak dinding endotel dan menyebabkan permeabilitas mikrovaskuler, menggangu ekstraksi oksigen melalui peningkatan jarak difusi oksigen. Mediator inflamasi oksigenisasi pada tingkat sel. mempengaruhi
NO mengganggu transport elektron mitokondria dan posforilasi oksidatif, bila kerusakan sel tsb tidak mampu menggunakan oksigen walaupun perfusi ke jaringan baik maka tjd asidosis laktat. Kondisi ini mempengaruhi semua jaringan tubuh, tapi yg paling penting pada jantung. TNF , Interleukin 1, NO menekan ejeksi kardiak, selanjutnya menyebabkan syok.
Vasodilation
Organ Dysfunction
Bacterial Endotoxin TNF- Interleukin-1 Interleukin-6 Interleukin-8 Platelet Activating Factor (PAF) Interferon-Gamma Prostaglandins Leukotrienes Nitric Oxide
Mediator Vasodilator
Vasoactive Intestinal Peptide Bradykinin Platelet Activating Factor Prostanoids Cytokines Leukotrienes Histamine NO
Marker Sepsis
Procalcitonin (marker bakteri): Meningkat stlh 6 jam Nilai normal < 0,05ng/ml Nilai 0,5-2 suspek sepsis Nilai 2-100 sepsis berat C Reaktif protein (CRP)
Sekresi CRP dimulai 4-6 jam setelah stimulasi & mencapai puncak dalam waktu 36-48 jam terus meningkat sampai proses inflamasi teratasi
Antimicrobial
Sepsis
days
Penatalaksanaan
Tata laksana sepsis yg optimal mencakup: Mengenal secara dini tanda-tanda sepsis Mengontrol infeksi dengan terapi anti mikroba yang sesuai Perawatan suportif yang intensif pada ruang ICU Mengontrol kadar gula Vasopresor dan inotropik Terapi suportif thd kegagalan organ, ggn koagulasi Terapi imunologi bila tjd respon imun maladaptif host thd infeksi
Resusitasi Pd pasien sepsis berat dg hipotensi/renjatan Dilakukan secepat mungkin, scr intensif dalam 6 jam pertama Mencakup : Airway (oksigenisasi), Breathing (cairan koloid/kristaloid), Circulation (vasopresor/inotropik dan tranfusi) Pemantauan dg CVP 8-12 mmHg, MAP >65 mmHg, produksi urine >0,5 ml/kg/jam , Sat O2 > 70% Rivers dkk : Penggunaan cairan koloid/kristaloid ditambah dengan vasopresor dan tranfusi darah menurunkan mortalitas. ( 30 % vs 46%).
Kristaloid diberikan untuk menjaga tekanan vena central 8-12 mmHg. Vasopresor diberikan jika tekanan arteri < 65 mmHg Jika saturasi oksigen < 70%, tranfusi eritrosit diberikan untuk menjaga nilai Ht > 30% Dobutamin diberikan jika dengan ketiga cara diatas saturasi oksigen masih < 70%.
gyu
Terapi Antimikroba Sangat penting dalam terapi sepsis Terapi anti mikroba scr empiris sampai didapatkan hasil kultur kuman yang sesuai. Umumnya sepsis disebabkan bakteri gram negatif, penggunaan antibiotik yg dpt mencegah pelepasan endotoksin. Monoterapi atau kombinasi. Pada center yang prevalensi MRSA tinggi, Vancomisin dikombinasikan dengan gol. Antibiotika lannya.
Van den berg dkk: Th/ insulin intensif untuk mencapai kadar gula 80-110 mg perdeciliter menurunkan angka kematian. Mekanisme protektif insulin thd sepsis diduga karena kondisi hiperglikemia menurunkan fungsi fagositik netrofil.Selain itu insulin bersifat anti apoptosis daripada sel-sel imun.
Kortikosteroid
Kontroversial, hanya ada 2 dari 5 RCT yang menyatakan manfaat steroid. Pemberian hidrocortisone 200-300 mg/hari selama 7 hari dengan dosis 3-4x. Diberikan pada pasien syok septik yang membutuhkan vasopressor utk menjaga tekanan darah.
Mekanisme : anti trombolitik,antiinflamasi, profibrinolitik Menurukan resiko kematian sebesar 19,4%. Diberikan pada pasien sepsis berat dengaN APACHE skor > 25. Efek samping : perdarahan
Initial Resuscitation
No
Suggest
(2C)
or Crystalloid Target CVP > 8 Fluid Challenges (continue as long as improvement observed) Initial Minimum 1L / 30 minutes
www.themegallery.com
Vasopressors
Recommendations
Maintain
use renal dopamine (1A) Insert an arterial line (1D) Use Dobutamine if myocardial dysfunction (1C)
Suggestions
www.themegallery.com
Diagnosis - Recommendations
Cultures
BC
before Antibiotics
www.themegallery.com
Assess
daily for optomization (1C) Total duration 7 10 days (1D) Stop Abx immediately if noninfectious cause
Corticosteroids Suggestions
Only
not use the ACTH stimulation test (2B) Use hydrocortisone vs dexamethasone (2B) Wean steroids when vasopressors have been stopped (2D)
www.themegallery.com
Steroids in Sepsis
Single site RCT, 300 patients w/ severe sepsis Non-responders had 10% mortality reduction 63% vs 53% Multi-center RCT, 499 patients with severe sepsis No mortality benefit on all pts or non-responders Overall mortality 39 % vs 36% Non-responders 28% mortality both groups More rapid reversal of shock
in patients with shock or multiple organ failure (typical APACHE II > 25)
Do
not use if low risk of death APACHE II <20 Single organ system failure
www.themegallery.com
TERIMA KASIH