Oleh :
Kelompok : IX (Sembilan)
3. Shalihatunnisa (171431024)
Sulfaguanidin Parasetamol
III. ALAT DAN BAHAN
alat bahan
V. DATA PENGAMATAN
1. Pembakuan Larutan NaNO2 dengan Asam Sulfanilat
Titrasi Ke 1 2
Titrasi Ke 1 2
Titrasi Ke 1 2
Kesetaraan BM =
400 𝑚𝑔 80 𝑚𝑔
(𝐵𝑀 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑚𝑒𝑡𝑜𝑘𝑠𝑎𝑧𝑜𝑙𝑒 𝑥 )+ (𝐵𝑀 𝑡𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑚 𝑥 )
480 𝑚𝑔 480 𝑚𝑔
2
400 𝑚𝑔 80 𝑚𝑔
(253,27 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 𝑥 )+ (290,32 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 𝑥 )
480 𝑚𝑔 480 𝑚𝑔
=
2
211,06+48,38
=
2
= 129,72
𝑉1 𝑥 𝑁1 = 𝑉2 𝑥𝑁2
1,0 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑀 = 𝑉2 𝑥 0,0997 𝑁
𝑉2 = 1,003 𝑚𝐿
Kadar Paracetamol
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑐𝑒𝑡𝑎𝑚𝑜𝑙 = 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑉2
6,95 𝑚𝐿
= 𝑥 15,12 𝑚𝑔
1,003 𝑚𝐿
= 104,8 𝑚𝑔 = 0,1048 g
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑐𝑒𝑡𝑎𝑚𝑜𝑙
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑐𝑒𝑡𝑎𝑚𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,1048 𝑔
= 𝑥 100 %
0,6000 𝑔
= 17,46%
VII. PEMBAHASAN
Nitrimetri adalah suatu metode titrasi yang dipergunakan untuk analisa senyawa-senyawa
organik yang mengandung gugus –NH2 (amin) aromatik primer atau zat lain yang dapat
dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer dengan penitran natrium nitrit dalam
suasana asam dan membentuk garam diazonium.
Pada percobaan ini, dilakukan penetapan kadar Paracetamol dan Cotrimoksazole dalam
sampel obat dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan metode titrasi diazotasi disebut
juga metode nitrimetri, yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan
larutan baku natrium nitrit. Titrasi diazotasi didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari
gugusan amino aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini
diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam. Hal ini dilakukan karena
asam nitrit sangat tidak stabil. Asam nitrit sangat mudah teroksidasi menjadi asam nitrat oleh
udara.
Natrium nitrit sebelum digunakan untuk penentuan kadar parasetamol, harus dilakukan
pembakuan terlebih dahulu menggunakan larutan baku asam sulfanilat yang berperan sebagai
larutan baku primer. Prinsip pembakuan larutan natrium nitrit ini adalah sejumlah tertentu asam
sulfanilat di titrasi oleh natrium nitrit dalam suasana asam dengan bantuan indikator tropeolin
OO dan metilen blue,titik akhir titrasi di tandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi biru
terang. Karena asam nitrit tidak stabil, maka diganti dengan natrium nitrit yang merupakan
garam dari asam nitrit, sedangkan untuk membuat suasana asam digunakan asam klorida.
Percobaan ini dilakukan pada suhu kurang dari 15oC, hal ini dilakukan karena asam nitrit yang
diperoleh dari reaksi natrium nitrit dengan asam klorida tidak stabil dan mudah terurai dalam
suhu kamar.
Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri, dapat digunakan 2 indikator yaitu
indikator dalam dan indikator luar. Namun pada percobaan ini hanya digunakan indikator dalam
saja yaitu tropeolin OO dan metilen blue.
Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam
dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru
sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu
menjadi biru sampai hijau. Metilen blue harus di tambahkan karena titik akhir dari indikator
Tropeolin OO ini transparan sehingga harus ditabahkan pengontras warna. Dari proses
pembakuan larutan NaNO2 mencapai titik akhir titrasi pada volume 10,05 mL, dan warna dari
larutan baku berwarna biru kehijauan. Dari hasil praktikum tersebut dapat dihitung berapa
konsentrasi NaNO2, dan didapat konsentrasinya sebesar 0,0997 N.
Pada penentuan kadar Parasetamol, sebanyak 0,6000 gram sampel obat parasetamol.
Parasetamol dilarutkan dengan larutan HCl dalam air (1:2) untuk membentuk suasana asam dan
sebagai penghidrolisis amina sekunder menjadi amina primer. Kemudian dilakukan proses
refluks selama 30 menit dengan tujuan mempercepat terjadinya reaksi. Parasetamol adalah
senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga dalam perlakuannya, titrasi ini dilakukan pada
suhu rendah (kurang dari 15oC) demi mencegah terbentuknya fenol dan gas nitrogen dari hasil
reaksi asam nitrit dengan parasetamol. KBr ditambahkan sebagai katalisator dan stabilisator yang
bekerja dengan memperkecil energi aktivasi sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat.Dari
praktikum ini didapatkan kadar senyawa dari sampel obat paracetamol sebesar 17,46%.
Reaksinya sebagai berikut :
Selanjutnya, pada penentuan kadar sulfaguanidin dalam sampel obat cotrimoksazole,
sulfaguanidin yang merupakan senyawa turunan sulfonamida yang digunakan sebagai
antiinfeksi. Prinsip penentuan kadar sulfaguanidin ini sama dengan penentuan kadar parasetamol.
Penetapan kadar sampel Sulfaguanidin melalui metode nitritimetri dengan pembentukan garam
diazonium dari amin aromatik bebas dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit dan
indikator dalam yang terdiri dari campuran tropeolin oo dan metilen biru untuk mengetahui titik
akhir titrasinya.Titik akhir titrasi di tandai dari perubahan warna dari dari ungu menjadi biru-
hijau.Dari hasil praktikum kadar sulfaguanidin yang di peroleh sebesar 12,09%.
Ada hal-hal atau faktor-faktor yang menyebabkan kadar atau konsentrasi tidak sesuai
dengan literatur dapat disebabkan oleh berbagai hal dalam proses titrasinya, diantaranya :
a. Suhu
Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-15°C. walaupun sebenarnya
pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu 0-5°C. pada
temperatur 5-15°C digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu
tinggi karena HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi dan garam diazonium yang
terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b. Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada pH 2, hal ini dibutuhkan untuk mengubah NaNO2 menjadi
HNO2 dan Pembentukan garam diazonium.
c. Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi
harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal
titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
VIII. KESIMPULAN
Gholib Ibnu dan Abdul Rohman. Kimia Farmasi Analisis.2007. PUSTAKA PELAJAR.
Yogyakarta.
Soebito, Sriwoelan. Acta Pharmaceutica Ind., Vol. IV, No. 3-4, Sept.-Des., 1973. Hal 64-66.