Anda di halaman 1dari 23

97

Lampiran 1. Prosedur Analisa Bahan Baku


a. Kadar Air (SNI 01-2891-1992)
Sebanyak 2-5 sampel serbuk kering dimasukkan ke dalam cawan
alumunium yang telah diketahui bobotnya. Cawan yang berisi contoh kemudian
dikeringkan pada oven suhu 105oC selama 3 jam, setelah itu cawan didinginkan
dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot
tetap. Perhitungan :
Kadar air = w1 – w2 x 100%
w1
Ket : w1 : Bobot sampel awal (g)
w2 : Bobot sampel akhir setelah dikeringkan (g)

b. Kadar Abu (SNI 01-2891-1992)


Sebanyak 2-3 g contoh dimasukkan ke dalam sebuah cawan porselin
yang telah diketahui bobotnya. Untuk sampel bentuk cairan, contoh diuapkan
diatas penangas air sampai kering. Cawan yang berisi sampel selanjutnya
diarangkan diatas nyala pembakar, lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu
maksimum 550oC sampai pengabuan sempurna (sesekali pintu tanur dibuka
sedikit agar oksigen bisa masuk). Kemudian cawan didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Perhitungan :
Kadar Abu = w1 – w2 x 100%
w
ket : w : Bobot contoh sebelum diabukan (g)
w1 : Bobot contoh + cawan setelah diabukan (g)
w2 : Bobot cawan kosong (g)

c. Kadar Lemak (SNI 01-2891-1992)


Sebanyak 1-2 g contoh dimasukkan ke dalam selongsong kertas yang
dialasi dengan kapas. Selongsongan kertas berisi contoh tersebut disumbat
dengan kapas, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari
80oC selama kurang lebih satu jam, kemudian dimasukkan kedalam alat soxhlet
yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah
98

dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian diekstrak dengan heksan atau


pelarut lemak lainnya selama kurang lebih 6 jam. Kemudian heksan disulingkan
dan ekstrak lemak dikeringkan dalam oven pengering pada suhu 105oC. Labu
lemak didinginkan dan ditimbang. Pengeringan dilakukan ulang hingga tercapai
bobot tetap. Perhitungan :
w2 w1
% Lemak = x100 %
w
Ket : w : Bobot contoh (g)
w1 : Bobot labu lemak kosong (g)
w2 : Bobot labu lemak setelah ekstraksi (g)
99

Lampiran 2. Prosedur Analisa Ekstrak dan Fraksi Ekstrak


a. Uji Aktivitas Antimikroba (Garriga et al., 1993)
Uji aktivitas antimikroba pada penelitian ini dilakukan melalui uji difusi
sumur. Uji difusi sumur ini dilakukan pada ekstrak hasil ekstraksi yang telah
dilarutkan dalam aquades dengan konsentrasi 25.000 ppm.
Kultur uji yang akan digunakan untuk uji difusi sumur disegarkan terlebih
dahulu dengan cara diambil satu ose, lalu ditumbuhkan pada media pertumbuhan
NB 5 ml dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Dibuat nutrient agar
sebanyak 700 ml, kemudian dituang ke cawan petri steril, dibiarkan membeku lalu
di ambil sebanyak 0.1 ml dari kultur yang telah disegarkan dan disebarkan ke
dalam agar tersebut dengan menggunakan batang penyebar. Setelah itu, dibuat
lubang atau sumur menggunakan alat pembuat sumur dengan diameter 6 mm.
Pada pengujian ini setiap cawan dibuat 4 lubang atau sumur dan diisi dengan
sampel. Cawan uji difusi sumur kemudian disimpan diinkubasi pada suhu 370C
selama 48 jam.
Setelah waktu inkubasi selesai, diamati zona atau diameter penghambatan
berupa areal bening disekitar sumur. Diameter penghambatan adalah selisih antara
diameter zona bening dengan diameter sumur. Pada masing-masing sampel
dilakukan pengujian aktifitas antimikroba terhadap dua jenis bakteri uji yaitu
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Areal bening disekitar koloni bakteri
menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri uji, semakin luas areal
bening menunjukkan semakin tinggi aktifitas antimikroba dari sampel tersebut.

Diameter penghambatan (mm) = diameter zona bening (mm) – diameter sumur (mm)

b. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Efek Peredaman terhadap


Radikal Bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil) (Liyana dan Shahidi
2005).

Prinsip pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah


ketika larutan DPPH bercampur dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom
hidrogen (zat antioksidan), maka DPPH akan tereduksi dan akan kehilangan
warna ungunya. Sebanyak 1 ml DPPH 0,135 mM dalam metanol dicampurkan
dengan 1 ml ekstrak dalam metanol yang berisi 0.1 mg ekstrak. Setelah itu
100

campuran disimpan diruang gelap pada suhu ruang selama 30 menit, kemudian
absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.
BHT dan asam askorbat digunakan sebagai pembanding. Sebagai kontrol
disiapkan tanpa penambahan ekstrak sampel dan metanol digunakan sebagai
koreksi. Kapasitas antioksidan diekspresikan sebagai % peredaman dan dihitung
dengan rumus sebagai berikut.

c. Uji Total Fenol Metode Folin Ciocalteu (Kaur et al. 2008)


Sebanyak 0,1 ml cairan ekstrak dalam metanol (konsentrasi 0,1 mg
ekstrak/ml) diencerkan menjadi 1 ml dengan aquadest. Ke dalam larutan tersebut
ditambahkan 0,5 ml reagen Folin Ciocalteu, yang diikuti dengan penambahan 2
ml larutan Na2CO3 7,5%. Cairan kemudian divortex dan dibiarkan (diinkubasi)
selama 30 menit pada suhu 40oC. Absorbansi sampel diukur pada panjang
gelombang 760 nm. Absorbansi yang terbaca merupakan nilai y yang dimasukkan
ke dalam persamaan garis yang didapat dari pembuatan kurva standar asam tanat
konsentrasi 25-125 mg/L. Dengan demikian akan diperoleh kandungan total fenol
(nilai x) sampel yang dinyatakan sebagai mg ekuivalen asam tanat/g sampel
ekstrak. Perhitungan total fenol adalah sebagai berikut:
Total fenol (mg asam tanat/g ekstrak) =

d. Analisis Ester Forbol Metode HPLC (Modifikasi Ahmed and Salimon


2009).
Sejumlah sampel ekstrak dilarutkan dalam metanol dengan bantuan alat
sonikasi. Ekstrak terlarut kemudian dilewatkan dalam 0,2 µm filter teflon atau
nylon dan diinjeksi (20 µl) ke dalam HPLC. Peak ester forbol diidentifikasi
berdasarkan waktu retensi dari standar (phorbol-12-myristate 13-acetate).
Instrument yang digunakan adalah HPLC Shimadzu dengan Evaporator Light
Scattering (ELS) detector. Packed C18 Column 5µm X120Å 4.6x250 mm.
Kondisi kerja yang digunakan adalah suhu 35oC, tekanan 2,2 bar, mobile phase
101

menggunakan asetone : asetonitril (20:80), laju alir 1 ml/min selama 30 menit.


Dengan metode tersebut, injeksi standar ester forbol menghasilkan peak pada
menit ke 3.96.

Phorbol ester

Kromatogram HPLC standar ester forbol (phorbol-12-myristate 13-acetate)

Konsentrasi ester forbol dalam sampel ditentukan dengan membandingkan


area ester forbol dalam sampel dengan area standarnya. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:

Konsentrasi peak PE dalam standar yang digunakan adalah 100 µg/ml


Dengan demikian, konsentrasi yang tidak diketahui dari peak PE dalam sampel,
U (µg/ml) = (A1 x 100 µg/ml)/S2

Konsentrasi ester forbol dalam sampel (mg/g) =

e. Identifikasi Senyawa Kimia dengan GC-MS


Identifikasi senyawa kimia dalam ekstrak terpilih dilakukan menggunakan
GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) Agilent 19091S-433. Analisis
dilakukan di Puslabfor Mabes Polri Jakarta.
102

Lampiran 3. Prosedur Analisis Produk Krim


a. Analisa pH (SNI 16-4399-1996)
Sampel sebanyak 1 g ditimbang dan dilarutkan dengan 10 ml aquadest
di dalam tabung reaksi dan didiamkan selama 30 menit. Kemudian diukur
derajat keasamannya dengan pH meter.

b. Stabilitas Emulsi/Stabilitas Produk (Bennet, 1974)


Sampel bahan emulsi dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang
beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu
45ºC selama 1 jam kemudian dimasukkan ke dalam pendingin bersuhu di
bawah 0ºC selama 1 jam dan dikembalikan lagi ke dalam oven suhu 45ºC
selama 1 jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya
pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi pemisahan, emulsi dikatakan tidak
stabil dan tingkat kestabilannya dihitung berdasarkan persentase fase
terpisahkan terhadap emulsi keseluruhan. Stabilitas emulsi dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut :
Bobot Fase Yang Memisah
SE (%) = 100 % x100 %
Bobot Total Bahan Emulsi

c. Uji Total Lempeng Mikroba (Total Plate Count)


Penentuan total mikroba sampel dilakukan dengan metode Standard
Plate Count dengan media PCA (Plate Count Agar). Pengukuran dilakukan
terhadap 5 g contoh yang diencerkan dengan larutan garam fisiologis
(NaCl 0.85%) menjadi 10-1 dan sejumlah 0.5 ml hasil pengenceran
diinokulasikan pada PCA. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama 1-3
hari dan dihitung total koloni yang tumbuh pada agar. Pengukuran
dilakukan 2 kali pada setiap contoh.
103

Lampiran 4 Data proses pemisahan partisi pelarut


Persen Fraksi (% b/b)
Ekstrak Daun
1 2 Rata-rata
Fraksi heksan 15,78 14,02 14,90
Fraksi etil asetat 7,86 8,36 8,11
Fraksi metanol air 71,61 73,51 72,56
Kehilangan dalam proses 4,76 4,11 4,43

Persen Fraksi (% b/b)


Ekstrak Bungkil
1 2 Rata-rata
Fraksi heksan 25,46 55,89 40,68
Fraksi etil asetat 8,28 8,28 8,28
Fraksi metanol air 41,95 31,83 36,89
Kehilangan dalam proses 24,32 4,00 14,15

Persen Fraksi (% b/b)


Ekstrak Kulit Batang
1 2 Rata-rata
Fraksi heksan 5,19 4,82 5,01
Fraksi etil asetat 2,02 1,05 1,54
Fraksi metanol air 86,81 93,15 89,98
Kehilangan dalam proses 5,97 0,98 3,47
104

Lampiran 5. Data hasil analisis ekstrak dan fraksi ekstrak jarak pagar
a. Aktivitas Antioksidan
Jenis Bagian
Jenis ekstrak Ulangan % Peredaman DPPH Rata-Rata
Tanaman
1 78.98
Ekstrak kasar 79.20
2 79.43
1 88.16
Fraksi metanol 88.21
2 88.26
Daun
1 35.32
Fraksi heksan 43.51
2 51.70
1 49.72
Fraksi etil asetat 60.18
2 70.64
1 94.60
Ekstrak kasar 94.98
2 95.36
1 87.97
Fraksi metanol 87.26
2 86.55
Bungkil
1 23.11
Fraksi heksan 21.92
2 20.74
1 92.23
Fraksi etil asetat 91.34
2 90.44
1 43.75
Ekstrak kasar 40.50
2 37.25
1 31.63
Fraksi metanol 29.69
2 27.75
Kulit batang
1 65.44
Fraksi heksan 66.90
2 68.37
1 73.77
Fraksi etil asetat 80.97
2 88.16
1 95,36
BHT 95,36
2 95,36
1 96,60
Asam askorbat 96,60
2 96,60
105

b. Aktivitas Antimikroba
Diameter Hambat Rata Diameter Hambat Rata
Sampel Jenis ekstrak Ulangan
(mm)a (mm) (mm)b (mm)
1 0,00 0,00
Kontrol Air + DEA 0,00 0,00
2 0,00 0,00
1 6,00 0,00
Ekstrak kasar 9,17 0,00
2 12,33 0,00
1 4,06 0,00
Fraksi metanol 6,31 0,00
2 8,56 0,00
Daun
1 0,00 0,00
Fraksi heksan 1,92 0,00
2 3,83 0,00
1 8,44 0,00
Fraksi etil asetat 12,50 0,00
2 16,56 0,00
1 5,22 0,00
Ekstrak kasar 5,22 0,00
2 5,50 0,00
1 5,67 0,00
Fraksi metanol 6,08 0,00
2 6,50 0,00
Bungkil
1 0,00 0,00
Fraksi heksan 0,00 0,00
2 0,00 0,00
1 14,45 0,00
Fraksi etil asetat 14,45 0,00
2 16,06 0,00
1 0,00 0,00
Ekstrak kasar 0,00 0,00
2 0,00 0,00
1 0,00 0,00
Fraksi metanol 0,00 0,00
Kulit 2 0,00 0,00
batang 1 3,56 0,00
Fraksi heksan 2,78 0,00
2 2,00 0,00
1 11,67 0,00
Fraksi etil asetat 12,42 0,00
2 13,17 0,00

Keterangan: a : S.aureus
b
: E.coli
106

c. Total Fenol
Jenis Bagian Total fenol (mg
Tanaman Jenis Ekstrak Ulangan asam tanat/g) Rata-rata
1 37.78
Ekstrak kasar 36.93
2 36.09
1 33.17
Fraksi metanol 32.76
2 32.35
Daun
1 16.54
Fraksi heksan 12.81
2 9.08
1 80.83
Fraksi etil asetat 88.53
2 96.23
1 8.28
Ekstrak kasar 9.10
2 9.93
1 7.85
Fraksi metanol 7.36
2 6.86
Bungkil
1 4.91
Fraksi heksan 5.26
2 5.26
1 83.57
Fraksi etil asetat 83.57
2 83.57
1 4.14
Ekstrak kasar 4.49
2 4.83
1 2.78
Fraksi metanol 2.72
2 2.66
Kulit batang
1 7.50
Fraksi heksan 8.03
2 8.55
1 86.19
Fraksi etil asetat 65.34
2 44.49
107

Lampiran 6 Kurva standar uji total fenol


Konsentrasi asam tanat (ppm) Absorbansi
0 0
250 0.0515
500 0.129
750 0.2205
1000 0.308
1250 0.3725
108

Lampiran 7 Analisis Ragam untuk Uji Aktivitas Antimikroba Fraksi Ekstrak

Daftar Sidik Ragam


Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat
Bebas Kuadrat (J K) Tengah (KT) F hitung F (0,05) F(0,01)
Jenis Tanaman (A) 2 59.738 29.869 1.362 ns 9.55 30.82
Galat (a ) 3 65.776 21.925
Jenis ekstrak (B) 3 474.701 158.234 164.520 ** 3.86 6.99
Galat (b) 9 8.656 0.962
AB 6 94.814 15.802 16.430 ** 3.37 5.8

ns : "non significant"/ tidak nyata


*: berpengaruh nyata (pada taraf 5%)
** : berpengaruh sangat nyata (pada taraf 1%)

Uji Lanjut Duncan terhadap Aktivitas Antimikroba


Pengaruh Jenis Ekstrak
Jenis ekstrak Rata-rata Selisih Notasi
Ekstrak kasar 4.84 0.00 b
Fraksi metanol 4.13 0.71 ns 0.00 b
Fraksi heksan 1.56 3.28 ** 2.56 ** 0.00 c
Fraksi etil asetat 13.39 8.55 ** 9.26 ** 11.83 ** a

Pengaruh Interaksi Jenis Tanaman dan Jenis Ekstrak


Jenis ekstrak
Jenis tanaman
Kasar Fr. Metanol Fr. Heksan Fr. Etas
Daun 9.17 b A 6.31 b A 1.92 c A 12.50 a A
Bungkil 5.36 b A 6.08 b A 0.00 c A 15.25 a A
Kulit batang 0.00 b A 0.00 b A 2.78 b A 12.42 a A

Nilai dengan huruf yang berbeda kearah baris (huruf kecil) dan kolom (huruf
besar) menunjukkan berbeda nyata(P<0.01), sebaliknya huruf yang sama kearah
baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.01).
109

Lampiran 8 Analisis Ragam untuk Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Ekstrak

Daftar Sidik Ragam


Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat
Bebas Kuadrat (J K) Tengah (KT) F hitung F (0,05) F(0,01)
Jenis Tanaman (A) 2 1567.972 783.986 12.503 * 9.55 30.82
Galat (a ) 3 188.109 62.703
Jenis ekstrak (B) 3 3877.705 1292.568 37.833 ** 3.86 6.99
Galat (b) 9 307.483 34.165
AB 6 9100.775 1516.796 44.396 ** 3.37 5.8

ns : "non significant"/ tidak nyata


*: berpengaruh nyata (pada taraf 5%)
** : berpengaruh sangat nyata (pada taraf 1%)

Uji Lanjut Duncan terhadap Aktivitas Antioksidan

Pengaruh Jenis Tanaman


Perlakuan Rata-Rata Selisih Notasi
Daun dan ranting 67.78 0.00 ab
Bungkil 73.88 6.10 ns 0.00 b
Kulit batang 54.51 13.26 ns 19.36 * ab

Pengaruh Jenis Ekstrak


Perlakuan rata-rata Selisih Notasi
Ekstrak kasar 71.56 0.00 a
Fraksi metanol 68.39 3.17 ns 0.00 a
Fraksi heksan 44.11 27.45 ** 24.27 ** 0.00 b
Fraksi etil asetat 77.49 5.93 ns 9.11 ns 33.38 ** a

Pengaruh Interaksi Jenis Tanaman dan Jenis Ekstrak


Jenis tanaman Jenis ekstrak
Kasar Fr. Metanol Fr. Heksan Fr. Etas
Daun 79.20 a A 88.21 a A 43.51 b B 60.18 ab B
Bungkil 94.98 a A 87.26 a A 21.92 b C 91.34 a A
Kulit batang 40.50 b B 29.69 b B 66.90 a A 80.97 a A

Nilai dengan huruf yang berbeda kearah baris (huruf kecil) dan kolom (huruf
besar) menunjukkan berbeda sangat nyata(P<0.01), sebaliknya huruf yang sama
kearah baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda sangat nyata (P>0.01).
110

Lampiran 9 Analisis Ragam untuk Total Fenol Fraksi Ekstrak

Daftar Sidik Ragam


Derajat Jumlah Kuadrat
Sumber Keragaman F hitung F (0,05) F(0,01)
Bebas Kuadrat (J K) Tengah (KT)
Jenis Tanaman (A) 2 2188.335 1094.168 16.034 * 9.55 30.82
Galat (a ) 3 204.724 68.241
Jenis ekstrak (B) 3 19749.093 6583.031 72.607 ** 3.86 6.99
Galat (b) 9 815.995 90.666
AB 6 747.428 124.571 1.374 ns 3.37 5.8

ns : "non significant"/ tidak nyata


*: berpengaruh nyata (pada taraf 5%)
** : berpengaruh sangat nyata (pada taraf 1%)

UJI rentangan berganda DUNCAN


Pengaruh Jenis Tanaman
Perlakuan Rata-Rata Selisih Notasi
Daun dan ranting 42.76 0.00 a
Bungkil 26.28 16.48 ns 0.00 ab
Kulit batang 20.14 22.61 * 6.14 ns b

Pengaruh Jenis Ekstak


Perlakuan rata-rata Selisih Notasi
Ekstrak kasar 16.84 0.00 b
Fraksi metanol 14.28 2.56 ns 0.00 b
Fraksi heksan 8.64 8.20 ns 5.64 ns 0.00 b
Fraksi etil asetat 79.14 62.31 ** 64.87 ** 70.50 ** a
Lampiran 10. Kromatogram Analisa Phorbol Ester

a. Fraksi Metanol dan Fraksi Etil asetat Ekstrak Daun Jarak Pagar

Fraksi metanol daun

Fraksi etil asetat


112

b. Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Bungkil Jarak Pagar

Fraksi Heksan

Fraksi metanol

Ekstrak Kasar
113

c. Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Kulit Batang Jarak Pagar


Lampiran 11 Analisis Ragam untuk Pemilihan Ekstrak sebagai Zat Antioksidan

Daftar Sidik Ragam


Sumber Derajat Jumlah KuadratTengah
Fhitung F (0,05) F(0,01)
Keragaman Bebas kuadrat (JK) (KT)
Perlakuan 3 433.53 144.51 8.86 * 6.59 16.69
Galat 4 65.22 16.30
Total 7 498.74

UJI lanjut DUNCAN


Perlakuan Rata Selisih Notasi
A1 74.53 0.00 b
A1B1 89.42 14.88 ns 0.00 ab
A2 94.39 19.86 * 4.97 ns 0.00 a
A2B1 84.04 9.51 ns 5.38 ns 10.35 ns ab

ns : "non significant"/ tidak nyata


*: berpengaruh nyata (pada taraf 5%)
** : berpengaruh sangat nyata (pada taraf 1%)
115

Lampiran 12 Analisis Ragam untuk Rendemen Fraksi Ekstrak

Daftar Sidik Ragam


Derajat Jumlah Kuadrat
Sumber Keragaman F hitung F (0,05) F(0,01)
Bebas Kuadrat (J K) Tengah (KT)
Jenis Tanaman (A) 2 7.184 3.592 37.870 ** 9.55 30.82
Galat (a ) 3 0.285 0.095
Jenis ekstrak (B) 3 142.491 47.497 217.218 ** 3.86 6.99
Galat (b) 9 1.968 0.219
AB 6 29.057 4.843 22.148 ** 3.37 5.8

ns : "non significant"/ tidak nyata


*: berpengaruh nyata (pada taraf 5%)
** : berpengaruh sangat nyata (pada taraf 1%)

UJI rentangan berganda DUNCAN


Pengaruh Jenis Tanaman
Perlakuan Rata-Rata Selisih Notasi
Daun dan ranting 2.48 0.00 b
Bungkil 3.03 0.54 ns 0.00 b
Kulit batang 3.82 1.33 * 0.79 * a

Pengaruh Jenis Ekstak


Perlakuan rata-rata Selisih Notasi
Ekstrak kasar 6.47 0.00 a
Fraksi metanol 4.34 2.13 ** 0.00 b
Fraksi heksan 1.27 5.20 ** 3.07 ** 0.00 c
Fraksi etil asetat 0.36 6.11 ** 3.98 ** 0.91 ** d
116

Lampiran 13 Kromatogram Komposisi Kimia Fraksi Ekstrak Terpilih dengan GC-MS

Fraksi etil asetat ekstrak daun jarak pagar


Fraksi metanol ekstrak daun jarak pagar
118

Lampiran 14. Hasil Pengamatan Uji Tingkat Iritasi Kulit

Pengamatan 24 jam Eritema Edema


Sampel K1 K2 K3 K4 Total 24 K1 K2 K3 K4 Total 24
Ekstra kasar 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0
Fraksi metanol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fraksi etil asetat 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0
SDS 20% 3 2 2 2 9 0 0 0 0 0

Pengamatan 48 jam Eritema Edema


Sampel K1 K2 K3 K4 Total 48 K1 K2 K3 K4 Total 48
Ekstra kasar 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0
Fraksi metanol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fraksi etil asetat 1 1 1 1 4 0 0 0 0 0
SDS 20% 2 4 2 2 10 0 0 0 0 0

Pengamatan72 jam Eritema Edema


Sampel K1 K2 K3 K4 Total 72 K1 K2 K3 K4 Total 72
Ekstra kasar 1 1 0 1 3 0 0 0 0 0
Fraksi metanol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fraksi etil asetat 1 3 1 1 6 0 0 0 0 0
SDS 20% 4 4 2 2 12 0 0 0 0 0
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Uji Sifat Alergi dengan ELISA
Uji Identifikasi serum subyek
Ab sekunder 1:100 Ab sekunder 1:300
Serum Subyek
1 2 3 Rata 1 2 3 Rata
A 0.084 0.087 0.091 0.087 0.086 0.083 0.083 0.084
W 0.072 0.073 0.075 0.073 0.071 0.076 0.073 0.073
T 0.068 0.07 0.066 0.068 0.063 0.066 0.074 0.068
S 0.075 0.078 0.076 0.076 0.074 0.084 0.076 0.078
D 0.065 0.068 0.065 0.066 0.061 0.063 0.061 0.062
K 0.069 0.068 0.069 0.064 0.059 0.062
1.5 kali blanko 0.107 0.101
Blanko 0.063 0.073 0.077 0.071 0.061 0.069 0.072 0.067
Kontrol positif 0.108 0.100 0.104 0.089 0.101 0.093 0.094

Uji Sifat Alergi Ekstrak Jarak Pagar


Ab sekunder 1:100 Ekstrak daun Ekstrak bungkil Ekstrak kulit batang
Serum 1 2 3 Rata 1 2 3 Rata 1 2 3 Rata
A 0.072 0.076 0.074 0.076 0.081 0.085 0.081 0.079 0.082 0.084 0.082
W 0.078 0.081 0.072 0.067 0.067 0.070 0.068 0.089 0.087 0.091 0.089
S 0.072 0.074 0.073 0.071 0.073 0.074 0.073 0.077 0.081 0.086 0.081

Ab sekunder 1:300 Ekstrak daun Ekstrak bungkil Ekstrak kulit batang


Serum 1 2 3 Rata 1 2 3 Rata 1 2 3 Rata
A 0.062 0.071 0.079 0.071 0.072 0.079 0.084 0.078 0.082 0.088 0.089 0.086
W 0.066 0.075 0.081 0.074 0.065 0.066 0.068 0.066 0.087 0.088 0.090 0.088
0.065 0.072 0.080 0.072 0.069 0.070 0.071 0.070 0.081 0.083 0.087 0.084

Anda mungkin juga menyukai