PRAKTIKUM 2
ISOLASI PLASMID
II. Prinsip
Isolasi plasmid berdasarkan pemisahan komponen sel dan DNA genom dengan
DNA plasmid berdasarkan berat molekulnya, kontamin dapat dihilangkan dengan cara
melarutkan plasmid dalam etanol dengan sentrifugasi (Dash, 2015).
Netralisasi berdasarkan dengan penambahan asam atau basa agar Kembali
kedalam suasana netral, proses netralisasi dilakukan untuk menghasilkan kondisi
pengikatan DNA (Mujayana dkk, 2015).
Resuspensi dilarutkannya dengan melarutkan kembali sel setelah proses
sentrifugasi sehingga suatu proses terlepas kembali partikel-partikel dari larutann yang
dapat melarutkan kembali zat-zat pencemar yang terakomulasi dalam larutan (Van et
al, 2012).
Elusi yaitu melepaskan ikatan DNA berdasarkan elusi menggunakan elution
buffer. Proses pemisahan fragmen DNA target dari campuran fragmen-fragmen DNA
pengotornya (Sunden, 2012).
Lisis yaitu pecahnya suatu membran sel akibat beberapa faktor, membran sel
dirusak oleh suatu cairan zat dirusak dengan gelombang frekuensi tinggi saat didalam
fase istirahat (Ma’at, 2019).
3.2. Bahan
Dipilih suatu koloni dari cawan selektif yang baru digores, kemudian
diinokulasi kultur starter dengan 2-5 ml media LB yang mengandung antibiotik
selektif yang sesuai. Dan diinkubasi selama kurang lebih 12-16 jam pada suhu 37oC
dengan pengocokan yang kuat (kurang lebih 300 rpm). Digunakan tabung atau labu
dengan volume minimal 4 kali volume kultur.
4.2.4. Resuspensi
200 mikro liter PD1 buffer ditambahkan ke dalam tabung. Pelet sel
yang telah ditambahkan PD2 buffer diresuspensi menggunakan vortex mixer.
4.2.5. Lisis
200 mikro liter PD2 buffer ditambahkan lalu dicampur dengan cara
membalik tabung sebanyak 10 kali. Campuran didiamkan pada suhu ruang
selama kurang lebih 2 menit (tidak boleh lebih dari 5 menit).
4.2.6. Netralisasi
Ditambahkan 300 mikro liter PD3 buffer lalu diaduk segera dengan
membalik tabung sebanyak 10 kali. Setelah itu campuran disentrifuga pada 14-
16.000 xg selama 3 menit.
4.2.7. DNA-Binding
4.2.8. Pencucian
4.2.10. Elusi
V. Hasil Pengamatan
5.1. Hasil Isolasi Plasmid dengan Elektroforesis
6.1.4 Jelaskan maksud dari 14-16000 xg dan mengapa harus diatur dengan
kecepatan tersebut?
Jawab : dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 14-16000 xg agar larutan
menjadi homogen dan DNA tidak rusak
6.1.5 Jelaskan metode apa saja yang dapat digunakan untuk isolasi plasmid (
alkaline, boiling, lithium )
Jawab :
Metode Alkaline lysis
Metode lisis alkali merupakan metode yang sangat umum untuk
isolasi plasmid karena mudah dilakukan, relatif murah, dan
resprodusibilitas. Metode ini dapat dilakukan dalam 50 menit sampai 1 jam
Metode kit
6.1.7 Jelaskan perbedaan prosedur isolasi plasmid dengan low copy number
dan high copy number?
Jawab : Perbedaan dari keduanya ialah berbeda dari jumlh plasmid yang
dihasilkan. pada low copy number plasmid memiliki kemampuan replikasi
rendah sehingga dalam suatu sel hanya mengandung satu atau beberapa
plasmid yang sama. sedangkan high copy number plasmid memiliki
kemampuan replikasi tinggi sehingga dalam sutu sel mengandung banyak
plasmid yang sama, bahkan hingga mencapai ribuan
6.1.8 Jelaskan perbedaan isolasi plasmid kromosom
Jawab : Pada high copy plasmid, plasmid mampu bereplikasi sekitar 700
molekul plasmid per sel inang, sedangkan pada low copy plasmid, plasmid
hanya mampu bereplikasi sampai satu molekul plasmid per sel inang
6.2. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu dilakukan percobaan isolasi plasmid, tujuan
dilakukannya percobaan kali ini yaitu dapat memahami cara dan prinsip isolasi materi
genetik. Plasmid adalah molekul DNA ekstrachromosomal yang dapat mereplikasi
diri dan ditemukan di hampir semua spesies bakteri. Terdapat variasi plasmid
berdasarkan struktur, ukuran, cara replikasi, jumlah salinan per sel bakteri, dan
transferabilitas antar spesies bakteri. Isolasi plasmid dilakukan berdasarkan pemisahan
komponen sel dan DNA genom dengan DNA plasmid berdasarkan berat molekulnya.
Kontaminan dapat dihilangkan dengan cara melarutkan plasmid dalam etanol dan
diendapkan dengan sentrifugasi. Plasmid dapat dipuripikasi lebih lanjut menggunakan
filtrasi gel. ( Das dan Dash, 2015 )
Langkah pertama yakni kultur sel, Dipilih satu koloni dari cawan selektif yang
baru digores dan diinokulasi kultur starter dengan 2–5 ml media LB yang
mengandung antibiotik selektif yang sesuai. Kemudian diinkubasi selama kurang
lebih 12-16 jam pada suhu 37 ° C dengan pengocokan yang kuat (kurang lebih 300
rpm). Lalu digunakan tabung atau labu dengan volume minimal 4 kali volume kultur.
Ditambahkan RNase A ke PD1 Buffer kemudian dicampur dengan cara diguncang
selama beberapa detik. Dicentang kotak di botol. Lalu disimpan campuran PD1 dan
RNase A pada 2- 8ºC hingga 6 bulan. Ditambahkan etanol absolut ke Wash Buffer
sebelum penggunaan pertama. Langkah selanjutnya yakni panen sel, ditransfer 1,5 ml
kultur sel ke mikrotube. Di sentrifuga tabung pada 14-16.000 xg selama 1 menit
kemudian dibuang supernatan. Jika menggunakan lebih dari 1,5 ml kultur sel bakteri,
diulangi tahapan panen sel.
2 = Monomer linear
5 = 1kb ladder.
Das, S. Dan Dash, H. 2015. Microbial Biotechnology – a Laboratory Manual For Bacterial
Systems. Springer : New Delhi. Hal 12 – 72
Ma`at S. 2019. Teknik Dasar Kultur Sel. Pusat Penerbitan Dan Percetakan Unair (AUP)
Mujayana Dan Nurjanna. 2015. Teknik Isolasi DNA Plasmid Dari Bakteri Terkonstruksi Gen
Antivirus PmAV. Bul,. Tek. Cit. Akuakultur Vol 13 (1) : 67 -71
Sinden, R.R 2012. DNA Structure and Function. Academic Press, California.
Halaman : 95 – 133
Van De Craen B, Declerck Pj, Gils A 2012. The Biochemistry, Physiology And Pathologeical
Roles Of PAI -1 And The Requirements For PA1 Inhibition In Vivo.
Thrombosis Research. Dol : 10.1016