I. Tujuan/Aim
II. Isi
Berupa irisan membujur, permukaan tidak rata, terdiri atas dua lapisan.
Lapisan luar kaku dan kasar, lapisan dalam tampak serat-serat kasar, terdapat
pembatas di lapisan dalam, patahan rimpang bersera; lapisan luar merah
kecoklatam, lapisan dalam putih kekuningan atau putih kecoklatan; bau khas;
rasa agak pedas. (FHI II 2017 Hal 290-291)
e. Fragmen pengenal mikroskopik beserta penjelasannya
Berupa irisan rimpang, agak pipih, berbentuk lonjong, bulat telur, pada setiap
cabang terdapat parut melengkung kedalam, setiap irisan terbagi menjadi
tiga bagian, lapisan paling luar kasar, lapisan sebelah dalam halus, terdapat
pembatas diantara lapisa sebelah dalam, bekas patahan pendek dan
berserat menonjol; lapisa luar berwana coklat kekuningan, lapisan dalam
berwarna putih kekuningan, terdapat warna kebiruan pada bagian serat; bau
khas; rasa pedas. (FHI II 2017 Hal 139-140)
4.
Berupa irisan rimpang, keping tipis, bentuk bulat atau agak jorong,
ringan, kersa, mudah patah, permukaan luar berkerut, warna coklat
kuning hingga coklat, bidang irisan melengkung tidak beraturan, tidak
rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara korteks
dengan silinder pusar, korteks sempit, bekas patahan berdebu; warna
kunung jingga hingga coklat jingga terang, bauh khas aromatik; rasa
tajam dan pahit. (FHI II 2017 Hal 498-499)
Gabus dan feloderm berukuran kecil. Floem terdiri dari kumpulan serat
kuning berdinding tebal dengan lumina kecil dikelilingi oleh sel masing-
masing berisi prisma kalsium oksalat, selang seling di lapisan luar
dengan area hialin keratenkim keras; jaringan berbentuk saringan
fungsional dekat kambium. Medula parenkim, melebar ke arah luar,
lebar 3 sampai 12 sel. Xilem tersusun dari trakeid berderet radial dan
kapal bergantian dengan bundel serat lignifikasi dengan selubung
kristal serupa dengan floem sekunder; pembuluh berdiameter 30 μm
hingga 150 μm dengan dinding tebal (5 μm hingga 10 μm) memiliki
penebalan retikulat atau banyak lubang berbatasan dengan bukaan
berbentuk celah yang terhubung dengan parenkim xilem yang
mengalami lignifikasi. Sinar meduler, lebar 2 sampai 5 sel. Sel parenkim
seluruhnya mengandung butiran pati sederhana, bulat, oval atau
fusiform 2 μm sampai 20 μm, kebanyakan berdiameter 5 μm sampai 12
μm; inti parenkim hadir hanya di stolon tersebut. (Indian Pharmacopoeia
2007 Hal 1436)
Berupa serutan kayu, kasar, warna bagian luar cokelat, dalam putih
kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit. (FHI II 2017 Hal 64-65)
e. Fragmen pengenal mikroskopik beserta penjelasannya =
Inti biji: jarang terdapat dalam keadaan utuh, terdiri dari 2-4 keping biji;
bentuk hampir bulat, bulat telur atau bulat panjang; panjang 2 – 5 cm,
lebar 1 – 4 cm; bidang samping datar, agak berombak tidak beraturan,
bagian tepi menaik. (MMI IV Halaman 34-37)
Keping biji: tidak setangkup, bentuk tidak beraturan, umumnya tidak
bulat panjang atau bulat telur, kadang berbentuk ginjal memanjang
tiadk beraturan; permukaan luar umumnya cembung, kadang-kadang
agak berombak atau agak datar, warna coklat, coklat kemerahan atau
coklat kehitaman, tidak rata, kadng kadang berkeriput; permukaan
dalam umumnya cekung, kadang datar, jarang sekali cembung, licin
atau sedikit berkeriput, warna coklat, coklat kemerahan atau coklat
kehitaman, bagian tengah kadang berwarna lebih muda dari bagian
tepi; di pangkal keping biji 2-5 cm, lebar 1 cm sampai 4 cm, tebal sampai
2 cm; sangat keras, sukar dipatahkan. Bekas patahan buram, warna
coklat, di beberapa tempat berwarna lebih tua. (MMI IV Halaman 34-37)
e. Fragmen pengenal mikroskopik beserta penjelasannya
Keping biji: epidermis luar terdiri dari selapis sel berbentuk poligonal
tidak beraturan, umumnya tersusun radial, dinding tebal tidak berlignin,
jernih, di dalam sel terdapat massa berbutir berwarna kuning
kecoklatan; kutikula tebal dan licin. (MMI IV Halaman 34-37)
Parenkim: terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding agak tebal
tidak berlignin, berwarna kuning kecoklatan, butir pati berbentuk bulat,
bulat telur atau berbentuk ginjal, berukuran sampai 30 µm, hilus besar
berbentuk garis, silang atau berbentuk bintang, lamela umumnya jelas,
terdapat juga butir pati kecil tanpa lamela dan tanpa hilus, sebagian sel
parenkim berisi zat berwarna kuning kecoklatan. Di dalam jaringan
parenkim terapat berkas-berkas pembuluh kolateral. (MMI IV Halaman
34-37)
Epidermis dalam: terdiri dari selapis sel berbentuk persegi empat
memanjang, dinding tebal tidak berlignin, jernih, di dalam sel terdapat
massa berbutir berwarna kuning kecoklatan. (MMI IV Halaman 34-37)
Batang dan akar lembaga: epidermis terdiri dari selapis sel berbentuk
persegi empat memanjang, berdinding tipis, rambut-rambut penutup
tersusun menyerupai bentuk bintang, dinding tebal tidak berlignin,
sebagian besar sel mengandung zat berwarna coklat; di bawah
epidermis terdapat jaringan parenkim yang umumnya terdiri dari sel
kecil berbentuk poligonal memanjang dan berdinding tipis; banyak sel
di dalam parenkim bagian luar berisi massa berbutir berwarna coklat
kemerahan, sel parenkim bagian dalam umumnya berisi butir pati
bentuk bulat atau bulat memanjang, juga terdapat sel-sel yang
mengandung zat yang berwarna coklat, pada parenkim bagian dalam
terdapat berkas-berkas pembuluh kolateral; parenkim bagia luar dan
parenkim bagian dalam dibatasi oleh sel parenkim yang berisi zat
berwarna coklat; hablur kalsium oksalat terdapat tersebar di dalam
jaringan parenkim; di bagian poros batang dan akar lembaga terdapat
beberapa saluran lebar. (MMI IV Halaman 34-37)
Berupa biji keras, utuh atau berupa irisan, biji utuh berbentuk kerucut
pendek bagian pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, tepi
beralut dengan serat-serat yang tebal, agak berlekuk-lekuk menyerupai
jala, pada pangkal biji sering terdapat bagian-bagian dari semua kulit
buah, lebih terang dibandingkan permukaan dalam, ujung membulat,
hampir setengah bulatan, pada bidang irisan membujur tampak
perisperm berwarna cokelat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan
menembus endosperm yang berwarna agak keputih-putihan; warna
putih kekuningan hingga cokelat kehitaman; tidak ebrbau; rasa mula-
mula kelat lama-lama agak pahit. (FHI II 2017 Hal 351-352)
e. Fragmen pengenal mikroskopik beserta penjelasannya
Gambar 30: Fragmen Pengenal Makroskopik Arecae Catechi Semen
(Sumber: FHI II 2017 Hal 351-352)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977-1995. Materia Medika Indonesia Jilid I-VI.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Government Of India Ministry Of Wealth. 2007. Indian Pharmacopoeia. Ghaziabad: Indian
Pharmacopoeia Commission.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Stahl, E., 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB.
Willis, T.E. 2005. Textbook Of Pharmacology 5th Edition. New Delhi: CBC Publication