Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN 2
CARA INOKULASI MEMBUAT PEREMAJAAN BIAKAN
DALAM MEDIA PADAT MAUPUN CAIR

ISLAMIC TECHNOPRENEUR UNIVERSITY

DI SUSUN OLEH :

Shafira Kumala Dewi Kurnadi

200106190

Dosen Pengampu : 1. Apt. Anis Puji Rahayu, M.Si.

2. Apt. Maulidwina Bethasari, M.S.Farm.

Asisten :

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
I. Judul Praktikum
Cara Inokulasi Membuat Peremajaan Biakan Dalam Media Padat dan
Cair
II. Tujuan Praktikum
2.1. Menentukan pertumbuhan bakteri dan jamur yang diinokulasi
dengan metode dan media tertentu
2.2. Menentukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan
maupun tusukan pada media padat atau cair.
III. Prinsip
Penanaman bakteri atau disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Penanaman bakteri dilakukan
dengan cara menanam bakteri dengan pengenceran dari setiap
pengenceran diambil 0,1 mL dengan menggunakan pipet steril dan
dimasukkan kedalam cawan petri setelah itu diinkubasikan selama
1x24 jam pada suhu ruang (Yunita,2015).
Inokulasi memanam inokula secara aseptic kedalam media steril.
Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba,
baik dalam keadaan cair maupun padat. Ruang tempat penanaman
bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau percobaan. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam
kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar terkena
sinar ultra violet (Henny, 2019)
IV. Alat dan Bahan
4.1. Alat

No Alat Kegunaan
Bunsen
Sebagai media untuk
pemanasan, sterilisasi, dan
1. pembakaran.
Cawan petri
Sebagai wadah untuk
2. membiakkan mikroorganisme

Inkubator
Sebagai tempat untuk
3. menginkubasi mikroorganisme

Jarum Ose Sebagai alat untuk


memindahkan biakan untuk
4. ditanam atau ditumbuhkan ke
media baru.
Pinset
Sebagai alat untuk menjepit
5. benda kecil

Pipet Ukur/ Volume


Sebagai alat untuk mengambil
6. larutan dengan ukuran tertentu.

Rak Tabung Reaksi Sebagai wadah untuk


7. meletakkan tabung reaksi
berjumlah banyak

Tabung Reaksi Sebagai wadah reaksi dan dalam


praktikum untuk
8. mengembangkan
mikroorgnismme dalam media
cair

4.2. Bahan

No Bahan Fungsi

1. Inokula Sebagai mikroba

2. Larutan NaCl 0,9 % Sebagai pengencer

3. Nutrien agar (NA) Sebagai media

4. Nutrien broth (NB) Sebagai media

5. Plat agar media Sebagai perkembangan media


6. Kapas Sebagai penutup tabung reaksi

V. Prosedur
5.1. Prosedur kerja aseptik

Langkah pertama yang dilakukan pada kerja aseptik yaitu, diukur


nyala api bunsen sampai api biru dan dibiaran api menyala kurang
lebih 10 menit, kemudian ditarik kapas penutup tabung reaksi
dengan pinset yang sudah diflambir secara perlahan, pinset dijepit
diantara jari kelingking dan telapak tangan kanan dan tabung reaksi
diletakkan di rak tabung. Lalu, jarum ose diflambir sampai
ujungnya pijar, dipanaskan perlahan kearah pegangan jarum
jarumm sampai batas kawat, dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian,
tabung reaksi yang berisi inokula diambil dan ditarik kapas
penutup tabung dengan cara dijepit diantara kelingking dan telapak
tangan kanan dan mulut tabung diflambir dengan cepat. Lalu,
dimasukkan jarum ose kedalam tabung reaksi inokula tanpa
menyentuh dinding dan jarum ose ditarik keluar, dipegang pada
jarak 10 cm disekitar nyala api bunsen. Selanjutnya mulut tabung
reaksi diflambir dan ditutup kembali dengan kapas dan disimpan
kedalam rak tabung. Lalu, tabung reaksi yang berisi media steril
yang akan diinokulasikan ditarik sumbat kapas dengan tangan
kanan dan jarum ose yang memuat inokula tetap dipegang dan
mulut tabung diflambir dan jarum ose dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi media steril dan dilakukannya inokulasi, jarum
ose ditarik keluar, mulut tabung diflambir dan disumbatkan
kembali tabung tersebut dan diletakkan kembali ke raknya.
Kemudian ose diflambir sampai pijar sebanyak 3 kalidan disimpan
di rak lalu diberu etiket pada tiap tabung yang telah berisi biakan.
5.2. Pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair
dalam tabung

Prosedur selanjutnya yaitu pembuatan plat agar agar miring, agar


tegak, dan media cair dalam tabung, langkah pertama yaitu,
dinyalakan dan diatur bunsen hingga warna api biru dan dibiarkan
selama 10 menit, lalu disiapkan dan diletakkan tabung reaksi dan
cawan petri steril diantara nyala dua api bunsen, kemudian pada
pembuatan plat agar dipipet nutrient agar 20 ml yang telah cair dan
suhu 50ºC kedalam cawan petri lalu dibiarkan padat. Selanjutnya
pada pembuatan agar miring, dipipet media nutrient agar 3 mL
yang telah cair dan suhu 50ºC kedalam tabung reaksi dan
diletakkan miring pada papan pembentuk agar miring dan
dibiarkan padat. Selanjutnya, pada pembuatan agar tegak dipipet
media nutrient sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi dan
diletakkan tegak pada rak tabung reaksi dan dibiarkan padat,
selanjutnya prosedur terahir pada pembuatan media cair yaitu
dipipet media nutrient broth 5 ml pada suhu kamar kedalam tabung
reaksi, plat agar,agar tegak, agar miring, dan media cair siap
digunakan. Percobaan ini dilakukan dengan memperhatikan
prosedur kerja aseptik.
5.3. Teknik inokulasi pada plat agar, agar miring, agar tegak, dan
media cair

Pada prosedur terakhir yaitu teknik inokulasi pada plat agar, agar
miring, agar tegak, dan media cair. Pada prosedur pembuatan
inokulasi dimasukkan 5 ml NaCl 0,9% kedalam tabung reaksi dan
diinokulasikan biakan yang berasal dari agar miring dengan jarum
ose bundar kemudian disuspensikan kedalam larutan NaCl 0,9%
dengan dicelupkan jarum ose yang berisi inokulasi. Kemudian
pada inokulasi media cair, digunakan pipet Pasteur untuk inokulasi
bbiakan cair dan disuspensikan didalam media broth dan
dicelupkan jarum ose yang berisi inokula hingga massa inokula
masuk dan tersebar dengan rata kedalam meia cair. Selanjutnya
inokulasi pada plat agar, dilakukan inokulasi dengan cara goresan
memakai jarum ose bundar pada media agar tegak dan dilakukan
goresan zigzag dari bagian bawah sampai bagian atas media.
Prosedur terakhir yaitu inokulasi pada media padat dengan cara
tusukan, dilakukan inokulasi dengan cara tusukan memakai jarum
ose lurus yang telah memuat inokulasi dan ditusukkan lurus
kedalam media dari poros tengah sampai dasar tabung kemudian
jarum ose ditarik kembali secara perlahan, lalu diperhatikan pada
semua pekerjaan berdasarkan prosedur kerja aseptic lalu
diinkubasikan semua media yang telah diinokulasi pada semua
prosedur diatas kedalam incubator 37ºC selama 24 jam dan pada
setiap prosedur diatas diamati pertumbuhan yang terjadi.

VI. Hasil Pengamatan


Pertumbuhan Pada Media
Nama Bakteri
Plat agar Agar miring Agar tegak Media cair

Staphylococcus Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh


aureus membentu diatas diatas hampir
k bulatan- permukaan permukaan diseluruh
bulatan agar sesuai agar sampai media cair
yang dengan ke dasar tetapi banyak
bersatu goresan tabung koloni bakteri
mengikuti yang sesuai yang
goresan- diberikan dengan mengendap di
goresan diatas tusukan yang bawah
yang telah permukaan permukaan
dibuat, agar dan berikan. media. Warna
tampak tidak ada media berubah
berwarna bakteri yang menjadi agak
krem atau tembus ke keruh
kuning bawah
dan berada permukaan
diatas agar.
permukaa
n plat.
Pseudomonas Tumbuh Tumbuh Tumbuh Menyebar
aeruginosa membentu diatas dipermuka keseluruhan
k warna permukaan an atas agar dari atas
hijau miring sampai dasar permukaan
kebiruan sesuai tabung yang hingga dasar
yang dengan diberi tabung tetapi
tumbuh di goresan tusukan. banyak koloni
atas yang dibuat Warna bakteri yang
permukaa dan bakteri ini terbentuk
n plat berwarna adalah hijau diatas
hijau kebiruan permukaan
kebiruan. tetapi di media NB.
bekas Warna bakteri
tusukan adalah putih
warna
bakteri putih
Bacillus subtilis Tumbuh Tumbuh di Tumbuh Tumbuh di
diatas atas melintang ke media cair ini
permukaa permukaan dalam media secara
n media agar miring tegak hingga menyebar.
sesuai hampir dasar Bakteri pun
dengan tabung tetapi banyak
goresan pertumbuh tumbuh di atas
yang an bakteri permukaan
dibentuk pada media cair
permukaan
agar lebih
banyak

Streptococcus Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh dan


thermophyllus koloni koloni ditengah membentuk
bakteri bakteri sampai dasar koloni bakteri
diatas sesuai tabung dibawah
permukaa goresan karena permukaan
n media zigzag diatas bersifat media cair,
sesuai permukaan anaerob warna koloni
dengan NA. Warna fakultif, putih.
goresan koloni putih koloni
yang berwarna
dibentuk. putih keruh
Warna
koloni
krem

VII. Diskusi dan Pembahasan


7.1. Diskusi
1. Sebutkan tujuan dilakukannya kultur pada media padat
maupu cair!
- Karena untuk memperbanyak mikroba dengan pembiakan
di laboratorium, kultur digunakan untuk menunujukkan
jenis dari mikroba tersebut dan juga kultur pada media
sebagai alat untuk menentukan penyebab dari penyakit
infeksi (Incorporated. H, 2010).
2. Mengapa perlu dilakukan peremajaan?
- Untuk mendapatkan bakteri aktif , karena suatu bakteri
sebelumnya berada didalam lemari pendingin (kondisi
inaktif) yang nantinya kondisi ainaktif ini menjadi kurang
optimal ketika digunakan dalam produk enzim (Charlena,
2009).
3. Bagaimana cara penyimpanan kultur bakteri dan fungi
untuk jangka panjang?
- Dengan menggunakan metode Liofilisasi yaitu metode
penyimpanan kering baku dengan menambahkan
lioprotektan sebagai bahan pelindung. Produk akan
dibekukan kemudian air dalam bahan langsung diubah
menjadi uap (Melpin, 2015)
4. Jelaskan perbedaan fungsi media cair (Broth), nacl 0,8%,
agar tegak, agar miring, dan agar plat!
- Media cair untuk menumbuhkan koloni bakteri tidak
untuk melihat sifat bakteri.
- NaCl sebagai sumber mineral mikroba dan sebagai
larutan steril
- Agar tegak untuk menentukan bakteri ( anaerob/aerob)
- Agar miring untuk menganalisis dengan menghitung
koloni
- Agar plat berfungsi untuk menghitung jumlah bakteri
total yang terdapat pada setiap sampel.
5. Jelaskan lingkungan optimum untuk tumbuh serta
penyakit yang dapat disebabkan bakteri berikut:
- Staphylococcus aureus
Hidup pada suhu optimum 37ºC, disebut sebagai
penyebab infeksi yaitu Mastitis, Dermatitis ( iflamasi
kulit), infeksi saluran pernafasan, Impetigo (Broos. G,
2004).
- Pseudomonas aeruginosa
Umumnya tumbuh pada suhu optimum 37ºC - 40ºC.
Bakteri ini dapat menyebabkan beberapa penyait infeksi
dermatitis, infeksi mata,saluran nafas, saluran kemih,
dsb (Broos. G, 2004).
- Bacillus subtilis
Suhu optimum 25ºC - 37ºC, dapat menyebabkan
penyakit yang membuat fungsi imun seseorang
terganggu misalnya meningistis dan gastroenteritis akut.
(Broos. G, 2004).
- Streptococcus thermophyllus
Suhu optimum 37ºC, bakteri ini dapat menyebabkan
penyakit seperti pneumonia, meningitis, radang
tenggorokan. (Broos. G, 2004).
6. Jelaskan klasifikasi biohazard dari bakteri bakteri diatas
dan bagaiman cara penanganan yang tepat!
- Staphylococcus aureus
Bahaya dan fatal bila tertelan, terkena kulit atau
terhirup dapat menyebabkan gangguan mata yang berat.
Jika terkena kulit : dicuci dengan sabun dan air, Jika
terpapar segera hubungi medis.
- Pseudomonas aeruginosa
Klasifikan bahan atau campuran preparat ini tidak
diklarifikasikan berbahaya menurut W Uni Eropa.
- Bacillus subtilis
Klasifikan bahan atau campuran preparat ini tidak
diklarifikasikan berbahaya menurut W Uni Eropa.
- Streptococcus thermophyllus
Bakteri gram positif dan anaerob fakultif sebagai bahan
untuk memfermentasi.
7.2.Pembahasan
Pada praktikum Cara Inokulasi Membuat Peremajaan
Biakan Dalam Media Padat dan Cair yang bertujuan untuk
menentukan pertumbuhan bakteri dan jamur yang diinokulasi
dengan metode dan media tertentu, menentukan inokulasi dan
peremajaan biakan secara goresan maupun tusukan pada media
padat atau cair, dan menentukan pertumbuhan dan warnaa koloni
bakteri. Pada praktikum ini memiliki prinsip bahwa penanaman
bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan
pengenceran dari setiap pengenceran diambil 0,1 mL dengan
menggunakan pipet steril dan dimasukkan kedalam cawan petri
setelah itu diinkubasikan selama 1x24 jam pada suhu ruang dan
inokulasi memanam inokula secara aseptic kedalam media steril.
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya
harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau
percobaan.
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam
media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula
merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba
baik dalam keadaan cair maupun padat. Prinsip utama
menginokulasi mikroba padamedia padat dan cair adalah
menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati karakteristik
morfologinya.
Sebelum melakukan percobaan, ruangan tempat penanaman
bakteri harus bersih dan dalamkeadaan steril. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan
dalam laboratorium. Setelah melakukan pensterilan ruangan, meja
sebagai tempat melakukan penanaman inokula pun harus
dibersihkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Pada prosedur
pertama yaitu, kerja aseptic, Semua pekerjaan pada praktikum ini
dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja aseptik. Teknis
aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu
tempat ketempat lainnya. Tujuan teknik aseptis mencegah
terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat
pathogen. Kerja aseptic dilakukan dengan bekerja diantara dua
nyala api Bunsen dengan jarak ± 20 cm, hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kontaminasi serta melindungi praktikan dari
mikroorganisme pathogen maupun non pathogen. Sebelum
melakukan inokulasi dan peremajaan biakan dalam media padat
dan cair, alat dan bahan yang digunakan harus steril yang sudah di
lakukan proses sterilisasi dengan panas lembab pada alat autoklaf.
Hal ini bertujuan untuk menghancurkan secara lengkap semua
mikroba hidup dan spora-sporanya.
Pada prosedur ini, dengan api bunsen yang dinyalakan, dan
pinset diflambir dengan bunsen secara perlahan berfuungsi untuk
mensterilkan pinset agar tidak ada mikroba yang menempel, karena
dengan diflambir akan membunuh mikroba dengan panas yang
berasal dari bunsen. Selanjutnya setelah inokulas diambil dari
tabung reaksi dengan menggunakan jarum ose, kemudian jarum
ose ditarik keluar dan dipegang dengan jarak 10 cm dari bunsen
sebagai salah satu prosedur aseptic untuk tetap steril. Setelah itu,
tabung reaksi diflambir dan ditutup dengan kapas agar tabung tetap
steril dari biakan mikroorganisme, pada akhir prosedur jarum ose
yang digunakan dalam inokulasi diflambir sebanyak 3 kali untuk
mematikan mikroba dan mensterilkan jarum ose, kemudian
disimpan.
Pada prosedur kedua yaitu pembuatan plat agar, agar
miring,agar tegak, dan media cair dalam tabung, langkah pertama
yaitu alat-alat yang tahan akan pemanasan sebelum digunakan
terlebih dahulu diflammbir dengan bunsen sampai pijar untuk
menjaga kesterilannya, ujung jarum ose diflambir sampai pijar,
untuk tabung reaksi hanya cukup dilakukan dengan melewatkan
mulut tabung reaksi, kemudian alat-alat tersebut didiamkan
beberapa saat agar suhunya sedikit turun agar bakteri tidak mati
akibat suhu yang panas. Pada pembuatan plat agar yang berfungsi
untuk menghitung jumlah bakteri total yang terdapat pada sampel
dengan nutrient agar sebagai media yang dimasukkan kedalam
cawan petri hingga memadat.
Kemudian, pembuatan agar miring dengan menggunakan
nutrient broth sebagai media yang dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan diletakkan secara miring, agar miring digunakan untuk
menganalisis jumlah mikroba, selanjutnya pembuatan agar tegak,
yang berfungsi untuk menentukan bakteri (Aerob/anaerob) dimana
pada saat koloni bakteri terdapat pada diatas permukaan media
maka bakteri tersebut bersifat aerob, sedangkan koloni bakteri
yang terletak di tengah atau dasar media cair bersifat anaerob,
dengan memasukkan media kedalam tabung reaksi dan diletakkan
tegak pada rak tabung. Kemudian pada pembuatan media cair yang
berfungsi untuk menumbuhkan koloni bakteri dan bersifat tidak
untuk melihat sifat bakteri dengan meletakkan media cair ke dalam
tabung reaksi dan disimpan di suhu kamar.
Pada prosedur ketiga yaitu teknik inokulasi pada pat agar,
agar miring, agar tegak, dan media cair. Langkah pertama yaitu
pada pembuatan inokulasi dimasukkan NaCl 0,9 % ke tabung
reaksi, fungsi pengenceran pada inokulasi untuk mendapatkan
konsentrasi mikroba dalam menghitung jumlah mikrob seperti
bakteri, perlu dilakukan pengenceran biakan diinolukasikan
menggunakan agar miring kemudian pada inokulasi media cair
dengan menggunakan pipet Pasteur untuk inolukasi dan
disusensikan kedalam NB, kemudian jarum ose dimasukkan ke
dalam NB, pengambilan bakteri dengan menggoreskan ujung bulat
pada jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat
terambil banyak, dan juga agar massa inokula masuk dan tersebar
ke dalam media cair. Kemudian pada inolukasi pada plat agar
dengan dibagi menjadi empat kuadran pada cawan petri dengan
menggunakan spidol bertujuan pada saat inokulasi didapatkan
single koloni agar tidak tercampur dengan morfologi bakteri lain
yang tidak diinginkan dan inokula diambil dengan jarum ose dan
diletakkan ke media secara zigzag agar koloni bakteri menyebar
menyeluruh, tampak jelas, dan merata.
Selanjutnya, pada inokulasi media padat dengan cara
goresan, yang dilakukan dengan jarum ose bundar pada media agar
regak dan dilakukan zigzag inokula pada media agar koloni bakteri
menyebar dan dapat menyeluruh. Kemudian inokulasi pada media
padat dengan cara tusukan yang menggunakn ose lurus dan
ditusukkan kedalam tabung, kemudian jarum ditarik kembali,
untuk menjaga agar tidak terjadi kontaminasi jarum diflambir
sampai pijar agar mikroba dapat mati. Pada semua prosedur diatas
harus mengikuti prosedur kerja aseptic, dan semua media yang
diinokulasi diinkubasi kedalam incubator 37ºC selama 24 jam agar
dapat memelihara kultur mikroba dengan mempertahankan suhu
tertentu agar bisa bertahan hidup dalam jangka waktu tertentu
untuk melihat pertumbuhan bakteri, dimana inkubaror sebagai
tempat penyimpanan steril cawan petri dengan menyeting suhu
optimum bakteri untuk tumbuh.
Selanjutnya, pada studi kasus yang diberikan pertumbuhan
Streptococcus thermophyllus jumlah koloni pada setiap media
sedikit dengan suhu incubator 37ºC. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan bakteri tersebut optimum pada suhu 37ºC, suhu
memiliki pengaruh yang sangat penting dalam biakan mikroba
ketika suhu mendekati suhu minimum, tidak hanya mengurangi
kecepatan tumbuhan tetapi juga memperpanjang fase adaptasi
(Garbutt, 1997), kemudian pada studi kasus Staphylococcus aureus
tumbuh di media cair, plat agar, tapi mikroba ini tumbuh pada
media agar tegak namun hanya dipermukaannya, hal ini
disebabkan oleh pada media cair ataupun padat koloni yang
tumbuh dipermukaan media merupakan kelompok bakteri yang
membutuhkan oksigen atau disebut sebagai aerob, dimana bakteri
itu akan berada diatas permukaan media karena untuk mengambil
oksigen dari udara, sifat dari Staphylococcus aureus adalah aerob
fakultif gram positif sehingga tumbuh dipermukaan media (
Loey,1998).
Kemudian, pertanyaan studi kasus selanjutnya, mengapa
Bacillus subtilis tidak dapat tumbuh di media manapun, hal ini
dikarenakan Bacillus subtilis dilihat dari pertumbuhannya tidak
merata, karena disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada saat
menarik goresan pada inokula di dalam media, hal ini saat
inokulasi memungkinkan media tidak ditumbuhi koloni bakteri dan
diketahui bakteri ini bersifat aerob. Selanjutnya, pada media padat
Pseudomonas aeruginosa didapatkan 2 warna yang berbeda pada
media yaitu putih dan bening hal itu terjadi karena terbentuknya 2
koloni yang berbeda hal itu terjadi kemungkinan karena kurang
steril dalam percobaan mulai dari tabung reaksi ataupun jarum ose
yang mengambil inokula terkontaminasi oleh bakteri lain sehingga
terbentuknya 2 koloni yang berbeda, agar tidak terjadi kembali,
pada proses percobaan dilakukan sterilisasi yang baik dan benar
mulai dari alat dan bahan.

VIII. Kesimpulan
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media
steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan
bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam
keadaan cair maupun padat. Melakukan inokulasi dan peremajaan
biakan secara goresan maupun tusukan pada media padat maupun
media cair dengan hasil inokulasi adalah Staphylococcus aureus
bersifat anaerob, Escherichia coli bersifat aerob, Pseudomonas
aeruginosa bersifat aerob, Bacillus subtilis bersifat aerob.
Teknik inokulasi merupakan menanam inokula secara aseptic ke
dalam media steril baik pada media padat maupun cair. Teknik aseptis
mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin
bersifat pathogen. Teknik kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta
penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien perlu dipahami untuk
menunjang pekerjaan yang berkaitan dengan mikroorganisme. Semua
pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan
prosedur aseptic.
Pertumbuhan bakteri tergantung suhu optimum dan sifat bakteri
tersebut dikarenakan pertumbuhan bakteri tersebut optimum pada suhu
37ºC, suhu memiliki pengaruh yang sangat penting dalam biakan
mikroba ketika suhu mendekati suhu minimum, tidak hanya
mengurangi kecepatan tumbuhan tetapi juga memperpanjang fase
adaptasi dan pertumbuhan bakteri juga tergantung dengan media yang
dipakai seperti, plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair.
IX. Daftar Pustaka
Broos, G. (2004). Medical Mikrbiology Twenty second. Jawetz
Melnick.
Charlena. (2009). Profil Kelautan Limbah Minyak Bumi Dalam Air
Akibat Surfaktan. Chem Prog, 69-878.
Henny, s. (2019). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. In U. E. Unggul.
Incorporated, H. (2010). Throat Culture. Webmd. Retrieved April 5,
2021.
Melpin. (2015). Stabilitas Aktivitas Lisozim Dalam Sediaan Seruk
Beku Kering Menggunaka Lioprotektan Sukrosa.
Yunita, M. (2015). Analisis Kuantitatif Mikrobiologi dengan Metode
Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertananian Bogor dan Biosistem.

Anda mungkin juga menyukai