Anda di halaman 1dari 1

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis herpes genital dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik
secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu jika diperlukan. Beberapa pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:

 Kultur virus, yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau bagian kecil dari luka
herpes untuk diperiksa di laboratorium.

 Polymerase Chain Reaction (PCR), dengan mengambil sampel darah, jaringan luka, atau
cairan tulang belakang, untuk melihat keberadaan DNA serta tipe dari HSV.

 Pemeriksaan darah, untuk mengamati adanya antibodi terhadap HSV dan mendeteksi
adanya infeksi herpes pada masa lalu.

Mayo Clinic (2020). Disease & Conditions. Genital Herpes.


Manifestasi Klinis

Pada herpes genitalis manifestasi klinis yang dapat digali dari anamnesa antara lain adalah sindrom
klasik berupa munculnya sekelompok papul eritema bilateral, vesikel ataupun ulkus pada genitalia
eksterna, perianal, ataupun bokong pasien yang muncul dalam 4-7 hari setelah pajanan seksual.
Sindrom klasik ini hanya muncul pada 10–25% kasus infeksi primer.

Pasien umumnya mengeluhkan nyeri genitalia dan rasa gatal. 80% kasus pada wanita melaporkan
adanya disuria. Gejala konstitusional, seperti demam, nyeri kepala, myalgia, dan malaise juga sering
menjadi penyerta(WHO,2016)

Setelah 2-3 minggu, lesi baru akan muncul dan lesi lama berubah menjadi pustula yang kemudian
bergabung menjadi ulkus, berkeropeng, lalu sembuh. Lesi pada bagian mukosa genital bisa saja
membentuk ulkus tanpa pembentukan vesikel sebelumnya. Presentasi atipikal dari HSV tipe 2 dapat
berupa erosi kecil dan fisura, serta disuria atau uretritis, tanpa timbulnya lesi kulit (WHO,2016)

World Health Organization. WHO GUIDELINES FOR THE Treatment of Genital Herpes
Simplex Virus. 2016.

Anda mungkin juga menyukai