Kel 4D - Pramudia Putra Muhawandi - 200106143 - Laporan 4
Kel 4D - Pramudia Putra Muhawandi - 200106143 - Laporan 4
FARMASI PRAKTIKUM IV
Disusun oleh :
NIM : 200106143
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANDUNG 2022
I. Judul Praktikum
Polymerase Chain Reaction (PCR)
II. Tujuan
2.1. Mengetahui prinsip Polymerase Chain Reaction (PCR)
2.2. Mahasiswa dapat memahami teknik dasar PCR
3. Thermalcycler Memperbanyak
segmen DNA melalui
PCR
4. Vortex Untukmencampur
cairan dalam
mikrotube
4.2 Bahan
No. Nama Bahan Kegunaan Precaution
6.2 Perhitungan
6.2.1 Master Mix 1
= 12,5 µL (5x)
7.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan prosedur polymerase chain reaction
(PCR), yang bertujuan untuk dapat memahami cara dan prinsip dari PCR ini.
PCR memiliki prinsip kerja yaitu dengan memperbanyak bagian spesifik
dengan enzim DNA polimerase yang diinisiasi oleh pelekatan primer dengan
menghubungkan deoksiribunokleotida trifosfat dalam reaksi termal (Putu,
dkk., 2018).
Pada prosedur, digunakan reagen 10x× MgCl2-free PCR buffer, MgCl2,
50 μM oligonucleotide primer 1, 50 μM oligonucleotide primer 2, Template
DNA, 5 U/μL Taq DNA polimerase, Nuclease free water. Adapun beberapa
komponen pada PCR yaitu DNA sample, primers, nucleotides, taq
polymerase, mix buffer, PCR tube. Beberapa aplikasi dari metode PCR yaitu
kloning langsung dari DNA genom atau cDNA, mutagenesis in vitro, dan
rekayasa DNA, genetik sidik jari sampel forensik, tes keberadaan patogen,
diagnosis penyakit genetik prenatal, analisis variasi urutan alel, analisis
struktur RNA hasil transkripsi, jejak genom, dan urutan nukleotida langsung
dari genom DNA dan cDNA.
Pertama disiapkan alat dan bahan kemudian dilakukan pembuatan
master mix untuk 5 reaksi dengan cara diambil 10 x MgCl2 Free PCR Buffer
sebanyak 12,5 ul menggunakan mikropipet dan tip berwarna putih lalu
dimasukkan kedalam mikrotube, kemudian ditambahkan MgCl2 sebanyak 7,5
ul menggunakan mikropipet dan tip berwarna kuning, lalu ditambahkan 50 uM
oligonucleotide primer 1 sebanyak 1,25 ul menggunakan mikropipet dan tip
berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan 50 uM oligonucleotide primer 2
sebanyak 1,25 ul menggunakan mikropipet dan tip berwarna kuning, lalu
ditambahkan template DNA sebanyak 10 ul menggunakan mikropipet dan tip
berwarna kuning, lalu ditambahkan 4dNTP sebanyak 6,25 menggunakan
mikropipet dan tip berwarna kuning, lalu ditambahkan Taq DNA Polimerase
sebanyak 62,5 menggunakan mikropipet dan tip berwarna putih, dan terakhir
ditambahkan nuclease free water sebanyak 33,75 ul menggunakan mikropipet
dan tip berwarna putih. Campuran tersebut kemudian dibagi 3 bagian masing-
masing sebanyak 25 mL lalu diambil menggunakan mikropipet dan tip
berwarna putih dan dimasukkan kedalam tube PCR. Selanjutnya dilakukan
proses PCR dengan memakai alat mini PCR yang terhubung dengan software
di laptop yaitu mini PCR, alat ini kemudian disambungkan dengan laptop
menggunakan adaptor lalu disambungkan ke sumber listrik, alat mini PCR
kemudian dibuka tutup nya dengan cara menekan tombol disisi kanan dan kiri
bersamaan tutupnya dibuka, selanjutnya tube PCR yang berisi kontrol positif,
kontrol negatif dan sampel dimasukkan kedalam alat mini PCR dengan posisi
tegak, lalu ditutup.
Sebelum dilakukan proses PCR dilakukan setting pada software dahulu
dengan cara membuat program kerja sesuai keperluan, selanjutnya disetting
suhu dan waktu proses PCR, pada proses denaturasi awal menggunakan suhu
94°C dan waktu 420 detik, untuk proses annealing menggunakan suhu 51°C
dengan waktu 60 detik, dan proses elongasi menggunakan suhu 72°C dengan
waktu 60 detik, dan elongasi akhir atau final extention menggunakan suhu
72°C dengan waktu 420, disetting untuk 30 siklus lalu di save, untuk
memastikan yang telah disetting sudah benar maka dilakukan pengecekan
ulang lalu tombol pada alat mini PCR di on kan dan pada software diklik save
and run, selanjutnya proses PCR berjalan selama 2,5 jam untuk 30 siklus,
setelah selesai proses elongasi akhir tidak langsung berhenti karena harus
menurunkan suhu terlebih dahulu, jika proses telah selesai alat mini PCR akan
berbunyi menandakan proses PCR telah selesai, lalu alat PCR di off kan dan
sampel diambil.
Pada praktikum, suhu annealing dihasilkan 51.0ºC, suhu denaturation
94.0 ºC dan suhu extension 72.0 ºC dengan waktu 60 detik. Suhu annealing
sangat berpengaruh terhadap proses penempelan primer pada template DNA.
Suhu annealing yang terlalu tinggi menyebabkan primer tidak menempel
dengan baik pada template hal ini ditandai dengan semakin tipisnya band
yang terbentuk, sedangkan suhu annealing yang rendah menyebabkan primer
akan menempel pada situs penempelan yang tidak spesifik yang kemudian
akan menyebabkan teramplifikasinya fragmen lokus yang tidak diinginkan
(Pertiwi et al., 2015).
Pada praktikum, didapatkan hasil bahwa pita yang dihasilkan tidak
terlihat dengan jelas. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan PCR
diantaranya adalah 1) konsentrasi dan kualitas DNA, 2) temperatur annealing
dari kedua primer, 3) konsentrasi MgCl2, 4) enzim polimerase, 5) konsentrasi
dan kualitas primer, 6) jumlah siklus PCR, 7) deoksinukleotida triphosphate
(dNTP), dan faktor lain seperti larutan buffer (Setyawati dan Zubaidah, 2021).
VIII. Kesimpulan
8.1 Berdasarkan hasil praktikum prinsip PCR itu mereplikasi DNA target yang
melibatkan beberapa tahap dalam siklus berulang. DNA utas ganda sebagai
template DNA akan dipisahkan dengan denaturasi termal dan kemudian
didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada
primer menempel (annealing) pada situs spesifik dari target DNA. Pengolahan
data hasil dimana ada dua jenis qPCR yang sering digunakan dalam penelitian
yaitu kuantifikasi absolut dan kuantifikasi relatif. Kuantifikasi absolut
mengacu pada jenis analisis dimana praktikan ingin mengetahui kuantitas atau
banyaknya gen yang diteliti dalam sampel. Sementara untuk kuantifikasi
relatif lebih sering digunakan untuk menganalisis perbedaan fold pada
ekspresi gen tertentu antara kelompok perlakuan yang berbeda.
Acklin, M. W., & Brown, E. C. (2006). The role of religious values in coping with
cancer. Journal of Religion and Health, 22(4), 322-333.
Pertiwi, N.P.N., Mahardika, I.G.N.K dan Watininiasih, N.L. 2015. Optimasi
Amplifikasi DNA Menggunakan Metode PCR (Polymerase Chain
Reaction) Pada Ikan Karang Anggota Famili Pseudochromidae
(DOTTYBACK) untuk Identifikasi Spesies Secara Molekular. Jurnal
Biologi. 19(2): 1-5.
Putu D, Putu S, Inna N. 2018. Teknik perancangan primer untuk sekuen gen
MDR-I varian 1199 pada sampel buffy coat pasien anak dengan LLA.
Jurnal metamorfosa V(1) : 105 - 111.
Retno Setyawati dan Siti Zubaidah (2021). Optimasi Konsentrasi Primer dan Suhu
Annealing dalam Mendeteksi Gen Leptin pada Sapi Peranakan Ongole
(PO) Menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Indonesian
Journal Of Laboratory Vol 4 (1) 2021, 36-40.
Yuwono, T. (2006). Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Edisi pertama.
Penerbit Andi Yogyakarta : 1-237
LAMPIRAN