Anda di halaman 1dari 7

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN

KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO 

STATUS PASIEN 
Nama Mahasiswa : Luna Azhria 
NIM : 031052110070
Periode : 14 November – 16 Desember 2022

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
Alamat : Bandung

ANAMNESIS
Seorang laki-laki usia 24 tahun, penjaja seks sesama jenis, dating ke klinik kulit dan
kelamin dengan keluhan utama muncul bercak kemerahan di kulit kepala berambut, wajah, leher,
dada, punggung, kedua lengan, kedua tungkai bawah, kedua telapak tangan dan kaki disertai
nyeri dan gatal. Bercak kemerahan awalnya muncul di kedua lengan kadang-kadang disertai
gatal. Dua hari kemudian, bervak meluai ke dada dan punggung. Pasien berobat ke dokter
spesialis kulit dan kelamin namun tidak ada perbaikan. Keluhan semakin memburuk dan meluas
serta muncul keluhan bercak kemerahan di penis dan bercak putih di skrotum. Enam bulan
sebelumnya, pasien mengeluhkan timbul luka pada batang penis namun sembuh spontan dalam
satu minggu tanpa pengobatan. 
Penderita belum menikah, berhubungan seksual aktif sejak umur 19 tahun dengan mitra
laki-laki secara orogenital dan anogenital tanpa menggunakan kondom. Saat ini penderita
mempunyai dua pasangan sesame jenis yang tetap, berhubungan seksual secara orogenital dan
anogenital tanpa menggunakan kondom. Penderita bekerja sebagai penjaja seks sesame jenis.
Penderita menyangkal mempunyai riwayat IMS lainnya. Penderita mengaku terjadi penurunan
berat badan sebanyak enam kilogram dalam satu bulan terakhir. 

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : gizi baik

Tanda vital
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 x/mnt
 Pernapasan : 20 x/mnt
 Suhu : 38.0 C
0

Status generalis : faring hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening ingunalis medialis
bilateral 
supurasi dan nyeri tekan.

Status Lokalis

 Regio : kulit kepala berambut, leher, dada, puggung, kedua lengan,


kedua 
  tungkai bawah
Lesi kulit : lesi macula dan plak eritema multiple, sebagian konfluens, 
bentuknya sebagian anuler dan sebagian tidak teratur, berbatas
tegas, ukuran terkecil 0,5x0,5 cm sedangkan ukuran terbesar
seluas punggung, lesi sebagian menimbul

 Regio : genitalia Eksterna


Lesi kulit : pada korpus penis dan skrotum ditemukan makula eritema dan 
   makula hipopigmentasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 VDRL (venereal disease research laboratory) titer 1/128 dan TPHA (treponemua
pallidum haemaaglutination assay) titer 1/2560
 Hitung CD4+ : 245/mm 3

RESUME
Pasien laki - laki, dengan keluhan bercak kemerahan di kulit kepala berambut, leher,
dada, puggung, kedua lengan, kedua tungkai bawah. Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter
spesialis kulit dan kelamin namun tidak ada perbaikan. Keluhan semakin memburuk dan meluas
serta muncul keluhan bercak kemerahan di penis dan bercak putih di skrotum. Enam bulan
sebelumnya pasien mengeluhkan timbul luka pada batang penis namun sembuh spontan dalam
satu minggu tanpa pengobatan. Saat ini penderita mempunyai dua pasangan sesama jenis yang
tetap, berhubungan seksual secara orogenital dan anogenital tanpa menggunakan kondom.
Penderita bekerja sebagai penjaja seks sesame jenis. Penderita menyangkal mempunyai riwayat
IMS lainnya. Penderita mengaku terjadi penurunan berat badan sebanyak enam kilogram dalam
satu bulan terakhir. 
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan febris, faring hiperemis, pembengkakan kelenjar
inguinal bilateral, teraba keras dan hangat, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan pada kulit kepala berambut, leher, dada, puggung, kedua lengan, kedua tungkai
bawah lesi macula dan plak eritema multiple, sebagian konfluens, bentuknya sebagian anuler dan
sebagian tidak teratur, berbatas tegas, ukuran terkecil 0,5x0,5 cm sedangkan ukuran terbesar
seluas punggung, lesi sebagian menimbul. Pada korpus penis dan skrotum ditemukan makula
eritema dan  makula hipopigmentasi. Pada pemeriksaan penunjang : VDRL (+), TPHA (+), HIV
(+).

DIAGNOSIS KERJA
ICD X A.51.3 Sifilis sekunder 

DIAGNOSIS BANDING
Herpes simpleks 

PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
R/ Benzatin penisilin G vial No. I
∫ pro inj  
R/ Aquadest flc  No. I
∫ pro inj  
R/ Spuit 10 cc No. I
∫ pro inj  
R/ Alcohol swab No. I
∫ pro inj 
 
EDUKASI
“Bapak, berdasarkan gejala yang bapak alami kemungkinan bapak menderita suatu infeksi
yang namanya Sifilis. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh
hubungan seksual yang tidak aman. Untuk pengobatan yang optimal dan mencegah terjadinya
infeksi berulang, maka sedapat mungkin pasangan seksual anda perlu diobati pula. Penyakit
seperti ini berhubungan pula dengan terjadinya penyakit yang lebih parah yaitu HIV. Jadi, saya
sarankan bapak untuk melakukan hubungan seksual yang aman dan dengan satu pasangan. Ini
saya akan meresepkan obat untuk penyakit bapak, yaitu obat suntik benzil benzatin penisilin G.
Obat ini akan diberikan satu kali saja dan di suntikan di kedua bokong. Obat ini memiliki efek
samping namun bapak jangan khawatir. Bapak juga harus menjaga daya tahan tubuh agar tidak
timbul keluhan keluhan lainnya dengan cara makan makanan bergizi dan kontrol secara teratur
untuk melihat efektivitas terapi.”
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad kosmetikum : dubia ad malam
PANDUAN TERAPI
PPK Mintohardjo
Prinsip: mengeradikasi kuman, memutus mata rantai penularan, mencegah kecacatan.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATALAKSANA KASUS SMF KESEHATAN

KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN RSAL Dr. MINTOHARDJO


JAKARTA 2016 - 2018
SIFILIS (ICD 10: A.51.0)
Penyakit sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis
1. Pengertian dapat diklasifikasikan atas sifilis didapat dan sifilis kongenital. Sifilis
(Definisi) didapat terdiri atas stadium primer, sekunder, dan tersier, dan periode
laten antara stadium sekunder dan tersier
Adanya riwayat kontak kurang dari 3 bukan dengan pasangan seksual
2. Anamnesis lebih dari satu atau dengan pasangan yang memiliki resiko tinggi atau
sedang menderita sifilis
 Stadium I 
Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak
nyeri, terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional
 Stadium II
Lesi kulit polimorf, tidak gatal, dan lesi di mukosa, disertai
pembesaran getah bening generalisata
3. Pemeriksaan
 Stadium II laten
Fisik
Tidak didapatkan lesi di genital dan dikulit, hanya ditemukan tes
serologi sifilis (TSS) yang reaktif
 Stadium 3
Gumma, yaitu infiltrate sirkumskrip kronis yang cenderung
mengalami perlunakan dan bersifat destruktif. Dapat mengenai
kulit, mukosa, tulang 
1. Sesuai kriteria anamnesis
4.  Kriteria
2. Sesuai hasil pemeriksaan fisik
Diagnosis
3. Sesuai hasil pemeriksaan penunjang 

5. Diagnosis Kerja Sifilis ( ICD 10: A.51.0)

1. Stadium I: herpes simpleks, ulkus piogenik, scabies, balanitis,


6. Diagnosis
LGV, karsinoma sel skuamosa, penyakit Bechet, ulkus mole
Banding
2. Stadium II: erupsi obat alergik, morbili, pitriasis rosea, psoriasis,
dermatitis seboroik, kondiloma akuminata, alopesia areata
3. Stadium III: sporotrikosis, aktinomikosis, tuberculosis kutis,
gumosa, keganasan
 Stadium I
Tes serologi sifilis: dapat (+) atau (-)
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan Burry (+) atau (-)
7. Pemeriksaan  Stadium II
Penunjang Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan Burry (+) atau (-) 
Tes serologi sifilis: PRP (++); VDRL (+) titer tinggi
 Stadium III
TSS (+)
 Penjelasan tentang penyebab sifilis
 Penjelasan tentang cara penularan penyakit, 
8. Edukasi
 Penjelasan tentang pentingnya pemeriksaan terhadap pasangan
(Hospital Health
seksualnya
Promotion)
 Penjelasan tentang terapi yang diberikan  

Ad Vitam : dubia ad bonam


9. Prognosis Ad Sanationm : dubia ad  bonam
Ad Fungsionam : dubia ad  bonam

10. Tingkat
IV
Evidens
11. Tingkat
C
Rekomendasi 
1. dr. Suswardana, M.Kes, Sp.KK
12. Penelaan Kritis 2. dr. Syarief Hidayat, Sp.KK
3. dr. Abdul Gayum, Sp.KK

Kasus sifilis terdiagnosis dengan tepat dan sembuh tanpa komplikasi


setelah diterapi secara rawat jalan
13. Indikator Medis
Target: 80% kasus sifils terdiagnosis dengan tepat dan sembuh tanpa
komplikasi setelah diterapi secara rawat jalan 

14. Kepustakaan 1. Holmes King K, Mardh PA, Sparling FP, Lemon SM, Stam WE,
Piot Peter, Wasserheit JW, editors. In: Sexually Transmitted
Diseases. 4 ed. New York: McGraw Hill; 2008
2. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
Wolf K. Sifilis. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. Eight Edition; New York; Mc Graw Hill; 2012.
P.3440-7
1. Perdoski, Herpes Simpleks Genital dalam Panduan Pelayanan
Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Sekretariat
Perdoski, Jakarta: 2011. P. 240-2 

Anda mungkin juga menyukai