Anda di halaman 1dari 6

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO 
STATUS PASIEN

Nama : Luna Azhria


NIM : 031052110070
Periode : 14 November – 16 Desember 2022

IDENTITAS
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/usia : 28 tahun
Alamat : Grogol Jakarta Barat

A. ANAMNESIS
Pasien datang mengeluhkan muncul bercak kasar berwarna merah keunguan di
pangkal ibu jari tangan kanan sejak 6 bulan yang lalu disertai benjolan dan luka
bernanah di ketiak kanan 1 bulan sebelum berobat ke RS. Mula-mula pasie mengeluh
luka kecil karena tertusuk bambo saat membuat kursi meubel dan sembuh tanpa
pengobatan. 6 bulan kemudian timbul bercak kasar berwarna ungu sebesar biji kacang
tanah tanpa rasa gatal dan nyeri bekas luka, lalu pasien berobat ke dokter dan di beri
obat namun tidak terdapat perbaikan bahkan semakin besar. satu bulan setelahnya
timbul benjolan di ketiak kanan sebesar biji kacang hijau, bertambah besar
mengeluarkan nanah, tidak disertai nyeri dan demam. Pasien menyangkal adanya
riwayat batuk-batuk lama, alergi terhadap makanan atau pun obat-obatan. Pasien juga
mengatakan bahwa di dalam keluarga hanya pasien yang sakit seperti ini. Pasien sedang
mengkonsumsi OAT sejak 1 bulan yang lalu.
B. DIAGNOSIS BANDING
   Tuberkulosis kutis verukosa
Veruka vulgaris
Skrofuloderma

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik, tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Gizi baik
Tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 90 x/mnt
 Pernapasan : 20 x/mnt
 Suhu : 36.5 C 0
Status dermatologi

 Regio : Palmaris dextra


 Lesi kulit: Tampak plak verukosa, diameter 4 cm, tebal 0,3 mm dengan dasar
eritematous keunguan, menyebar serpiginosa. Status dermatologis pada regio aksila
dekstra: didapatkan nodul eritematous kebiruan (livide), diameter 2 cm, pada puncak
terdapat ulkus berukuran tidak 0,5×0,3 cm, tepi tidak rata, terdapat pus dan jaringan
nekrotik. 

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan bakteriologis dari pus menunjukkan tidak ditemukan bakteri tahan
asam (BTA)

E. RESUME
Perempuan 28 tahun, mengeluhkan muncul bercak kasar berwarna merah
keunguan di pangkal ibu jari tangan kanan sejak 6 bulan yang lalu disertai benjolan dan
luka bernanah di ketiak kanan 1 bulan sebelum berobat ke RS. Mula-mula luka kecil
karna tertusuk bamboo 6 bulan, kemudian timbul bercak kasar berwarna ungu sebesar
biji kacang tanah tanpa rasa gatal dan nyeri bekas luka, lalu pasien berobat namun tidak
terdapat perbaikan bahkan semakin besar. 1 bulan kemudian timbul benjolan di ketiak
kanan sebesar biji kacang hijau, bertambah besar mengeluarkan nanah, tidak disertai
nyeri dan demam. Pasien juga mengatakan bahwa di dalam keluarga hanya pasien yang
sakit seperti ini. Pasien sedang mengkonsumsi OAT sejak 1 bulan yang lalu. Lesi kulit : 
plak verukosa, diameter 4 cm, tebal 0,3 mm dengan dasar eritematous keunguan,
menyebar serpiginosa. Status dermatologis pada regio aksila dekstra: didapatkan nodul
eritematous kebiruan (livide), diameter 2 cm, pada puncak terdapat ulkus berukuran
tidak 0,5×0,3 cm, tepi tidak rata, terdapat pus dan jaringan nekrotik. Pada pemeriksaan
bakteriologis dari pus menunjukkan tidak ditemukan bakteri tahan asam (BTA).
F. DIAGNOSIS KERJA
Tuberkulosis kutis verukosa (ICD 10 : A 18.4; Tuberculosis of skin and
subcutaneous tissue )

G. PENATALAKSANAAN
a. MEDIKAMENTOSA
H. R/ NaOH 60%
Gel ad 10gr
m.f. gel No.I
 1dd ue, terasa panas dalam 10-15 menit bilas dengan air hangat

H. EDUKASI
“Bu, berdasarkan keterangan dari Ibu dan pemeriksaan fisik yang sudah saya lakukan,
Ibu sekarang mengalami penyakit tuberculosis kutis verukosa pada punggung tangan
kanan. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikobakteria
atipikal dan dapat menular melalui kontak, jadi Ibu tidak boleh menyentuh,
menggaruk, ataupun mencoba mengelupaskan kulit yang gatal ini ya Bu. Agar lebih
aman Bu jika bekerja Ibu menggunakan sarung tangan rajut ketika bekerja. Obat yang
saya berikan ini merupakan obat oles, cukup dioleskan pada daerah yang gatal dan
terdapat lesi 1x/hari lalu setelah terasa panas atau dalam 10-15 menit, langsung dibilas
dengan air hangat ya Bu. Dan Ibu harus minum obat TBC/ OAT secara teratur setiap
hari dan jangan sampai putus obat. Diusahakan jangan terkena daerah kulit lainnya
karena nanti dapat menimbulkan luka dan menyebar. Jika setelah 1 bulan tidak ada
perbaikan dan belum membaik, Ibu langsung kembali kesini untuk saya periksa lagi ya
bu. Apakah Ibu ada pertanyaan?”

I. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad kosmetikum : Bonam
J. TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN

RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA

2020 - 2021

TUBERKULOSIS KUTIS VERUKOSA (ICD 10 : A.18.4)

Tuberkulosis kutis adalah tuberkulosis pada kulit yang di indonesia


1. Pengertian (Definisi) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikrobacteria atipikal.
 Pada tuberkulosis kutis verukosa terjadi secara eksogen, jadi kuman
langsung masuk ke dalam kulit, oleh sebab itu tempat predileksinya
2. Anamnesis pada tungkai bawah dan kaki, tempat yang lebih sering mendapat
trauma, yang tersering di lutut.

 Lesi khas berbentuk bulan sabit akibat penjalaran secara


serpiginosa, yang berarti penyakit menjalar ke satu jurusan diikuti
penyembuhan di jurusan yang lain. Ruam terdiri atas papul-papul
lentikular di atas kulit yang eritematosa. Pada bagian yang cekung
3. Pemeriksaan Fisik
terdapat sikatriks. Selain menjalar secara serpiginosa, juga dapat
menjalar ke perifer sehingga terbentuk sikatriks di tengah . 

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja Tuberkulosis kutis verukosa  (A.18.4)


Veruka vulgaris (B.07.9)
6. Diagnosis Banding Skrofuloderma (A18.4)
 Pemeriksaan Tuberculin  Skin Test
7. Pemeriksaan
 Pemeriksaan histopatologi
Penunjang
 Pemeriksaan Kultur
Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis paru .
8. Terapi
Untuk mencapai hasil yang baik, hendaknya diperhatikan syarat berikut
ini. 

1. Pengobatan harus dilakukan secara teratur tanpa terputus agar


tidak cepat terjadi resistensi. 

2. Pengobatan harus dalam kombinasi, maksud- nya sama dengan


butir satu. Dalam kombinasi tersebut INH disertakan, karena
obat tersebut bersifat bakterisidal, harganya murah dan efek
sampingnya langka. Sedapat-dapatnya dipilih paling sedikit 2
obat yang bersifat bakterisidal. 

9. Edukasi                Penjelasan tentang penyebab  penyakit dan pengobatannya.


(Hospital Health  Memotifasi pasien agar minum obat secara teratur.
Promotion)  Penjelasan tentang cara mencegah penyebaran ke lokasi lain.

Ad  Vitam           : bonam

10. Prognosis Ad Sanationam  : bonam

Ad Fungsionam  : bonam 

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat C
Rekomendasi

1. dr. Suswardana, M.Kes Sp.KK


2. dr. Abdul Gayum, Sp.KK
13. Penelaah Kritis
3. dr. Regina Mihardja, M. Kes, Sp.KK

Kasus tuberkulosis kutis verukosa, prinsip pengobatan tuberkulosis kutis


sama dengan pengobatan pada tuberkulosis paru. Untuk mencapai hasil
yang baik, hendaknya diperhatikan syarat-syarat antara lain pengobatan
14. Indikator  Medis
dilakukan secara teratur tanpa terputus agar tidak cepat terjadi resistensi,
pengobatan harus dalam kombinasi, dan dipilih paling sedikit 2 obat
yang bersifat bakterisidal. American College Physician (ACPP)
merekomendasikan suatu standar terapi tuberkulosis, dibagi menjadi dua
fase yaitu fase inisial dan fase lanjutan. Pada fase inisial, diberikan INH
400 mg/hari, rifampisin 600 mg/ hari ditambah etambutol 1000 mg/hari.
Ketiga obat tersebut diberikan selama 2 sampai 3 bulan. Kemudian
diteruskan dengan fase lanjutan, INH dan rifampisin tiga kali seminggu
dilanjutkan sampai enam bulan. 

15. Kepustakaan 1. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K.
Common wart in Fitzpatricks’s Dermatology in General
Medicine. Eight Eddition; New York: Mc Graw Hill;2014.p. 2225-
2230.
2. Habif TP, Campbell-Jr JL. Chapman MS, Dinulos JG, Zug KA.
Henoch-Schonlein Purpura. Skin Disease Diagnosis &
Treatment. Third Edition; New York: Elsevier,2012.p. 210-14.

Anda mungkin juga menyukai