A. IDENTITAS
Nama : An. P
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 17 tahun
Alamat : Petamburan, Jakarta Pusat
Berat Badan : 60 kg
B. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Laki-laki, usia 17 tahun mengeluhkan bentol dan bercak kemerahan sejak 10 hari yang
lalu
DIFFERENTIAL DIAGNONIS
Urtikaria
Lepra
Insect bite
Status generalis
Wajah : kesan moon face
Telinga : megalobuli
Ekstremitas : adanya striae, didapatkan reaki ENL
Pemeriksaan Saraf tepi
Penebalan nervus aurikularis magnus dextra serta nervus ulnaris Dextra dan sinistra
Pemeriksaan Sensorik :
Hipoestesia pada perabaan suhu
Pemeriksaan motoric :
Kelemahan pada nervus radialis serta peroneus komunis dextra dan sinistra
STATUS DERMATOLOGIS
Pada pergelangan tangan kanan dan kedua kaki bagian belakang didapatkan lesi bullae
eritem tegang berisi cairan bening, multiple, nummular, berbatas tegas.
DIAGNOSIS BANDING
1. Eritema nodosum leprosum
2. Resistesnsi Obat
3. Reaktivasi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(BTA) hapusan sayatan kulit di cuping telinga memperlihatkan pada lesi didapatkan
bentukan solid, globi, dan fragmented. Hasil Morfologi Indeks (MI) 6,5% dan Bakteriologi
Indeks (BI) 4+
E. RESUME
Laki – laki 16 tahun mengeluhkan bentol kemerahan pada beberapa bagian tubuh sejak
10 hari yang lalu. Keluhan lain seperti nyeri (+), demam (+) yang dialami sejak 10 hari lalu.
Badan lemah (+), sulit menelan (+), lidah terasa berat (+) sulit berbicara (+), bengkak pada
tungkai atas dan bawah (+), penurunan berat badan (+). Pernah berobat dan dinyatakan
menderita kusta, dan pengobatan MDT-MB di puskesmas. dinyatakan selesai pengobatan 1
tahun. tidak pernah kontrol lagi ke dokter. Satu tahun selesai pengobatan pasien mengeluh
sering timbul bercak merah menebal yang nyeri, bila keluhan timbul pasien mengonsumsi
obat prednison dan deksametason yang dibeli sendiri sampai keluhan berkurang. Pada
pergelangan tangan kanan dan kedua kaki bagian belakang didapatkan lesi bullae eritem
tegang berisi cairan bening, multiple, nummular, berbatas tegas. Pemeriksaan penunnjang
(BTA) hapusan sayatan kulit di cuping telinga memperlihatkan pada lesi didapatkan
bentukan solid, globi, dan fragmented. Hasil Morfologi Indeks (MI) 6,5% dan Bakteriologi
Indeks (BI) 4+
F. DIAGNOSIS KERJA
Morbus Hansen multi basiler relaps disertai reaksi ENL bulosa
G. PENATALAKSANAAN
Pada pasien ini diberikan MDT–MB anak bulan pertama.
Kortikosteroid injeksi 40 mg diberikan 0,66 ml pagi selama 10 hari, kemudian diganti
dengan metilprednisolon tablet 4 mg dosis 6–4–0 selama 6 hari dan diturunkan dosisnya
menjadi 6–2–0 selama 7 hari.
H. EDUKASI
“Ibu, berdasarkan gejala dan pemeriksaan yang telah dilakukan, anak ibu menderita suatu
infeksi kulit yang disebut Morbus Hansen atau orang-orang biasanya menyebutnya dengan
kusta atau lepra. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk sementara waktu anak ibu akan
kami rawat terlebih dahulu sembari memberikan obat minum yang harus diminum selama +
1 tahun. Penyakit ini dapat sembuh secara tuntas namun pengobatannya ini harus diminum
secara teratur dan tidak boleh terputus, supaya mencegah agar penyakit ini tidak semakin
berkembang. Obat ini terdiri dari 3 macam, ada obat yang namanya rifampisin yang harus
diminum satu kali sebulan. Obat ini memiliki efek samping nanti mungkin air kencing anak
ibu akan berwarna merah, namun tidak usah khawatir, hal tersebut merupakan normal. Dan
juga akan diberikan dapson dan klofazimin yang harus diminum 1 kali sehari. Selain itu saya
juga akan memberikan obat untuk menghentikan reaksi lepra yang muncul untuk anak ibu,
selama 10 hari anak ibu akan kami suntikan obat anti aradang kemudian obat suntikan ini
akan diganti dengan obat minum yang secara bertahap dosisnya akan diturunkan. Selama
mengkonsumsi obat-obat yang saya berikan ini apabila muncul keluhan-keluhan seperti
mual dan apabila muncul keluhan di kulit yang lebih parah ibu dapat langsung segera
kontrol ya bu. Anak ibu juga harus menjaga daya tahan tubuh agar tidak timbul keluhan
keluhan lainnya dengan cara makan makanan bergizi serta selalu disiplin dalam meminum
obat ya…”
I. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : dubia ad Bonam
Ad functionam : dubia ad Bonam
PANDUAN TERAPI
Prinsip: mengeradikasi kuman, memutus mata rantai penularan, mencegah kecacatan.
Pengobatan kusta adalah multidrug treatment/MDT berdasarkan WHO 1997
TIPE PB dengan 2 – 5 lesi
Rifampisin 600mg/bulan
Dapson 100mg/hari
pengobatan sebanyak 6 dosis yang diselesaikan selama 6-9 bulan.
TIPE MB
Rifampisin 600mg/bulan
Dapson 100mg/hari
Klofazimin 300mg/bulan dan dilanjutkan dengan dosis 50mg/hari
atau 100mg selang sehari atau 3 kali 100mg per minggu
Lama pengobatan: sebanyak 12 dosis yang diselesaikan selama 12-18
bulan.
TIPE PB dengan lesi tungal
Rifampisin 600mg
Ofloksasin 400mg
Minosiklin 100mg
Diberikan satu kali sebagai dosis tunggal
MDT Alternatif
Bila terjadi toksisitas rifampisin dapat diberikan ofloksasin 400mg/hari dan
minosiklin 100mg/hari selama 6 bulan. Dilanjutkan ofloksasin 400mg/hari dan
minosiklin 100mg/hari selama 18 bulan sedangkan dapson dan klofazimin
diteruskan.
Bila terjadi toksisitas dapson untuk MH tipe PB diganti klofazimin, untuk tipe
MB, MDT diberikan tanpa dapson.
Bila pasien menolak klofazimin, dapat diberikan ofloksasin 400mg/hari selama
12 bulan atau rifampisin 600mg/hari, ofloksasin 400mg/hari dan minosiklin
10mg/hari selama 24 bulan.
PPK Fasyankes
Terapi pada pasien PB :
Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan
petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg (600mg) dan 1 tablet
Dapson/DDS 100 mg.
Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Dapson/ DDS 100
mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50 mg.
PPK Perdoski
Pengobatan kusta adalah Multi Drug Treatment (MDT), standar WHO (2012)
Tipe PB
Jenis Obat < 10thn 10-15 >15 thn Keterangan
thn
Rifampisin 300 450 600 Minum di depan
mg/bln mg/bln
mg/bln petugas