Anda di halaman 1dari 4

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN

KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO

STATUS PASIEN

Nama Mahasiswa : Luna Azhria


NIM : 031052110070
Periode : 14 Desember – 16 Desember 2022

IDENTITAS
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki – laki
Usia : 46 tahun 
Alamat : Jakarta

ANAMNESIS
Pasien datang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin dengan keluhan terdapat benjolan-
benjolan kecil pada daerah dagu sejak 2 minggu. Benjolan-benjolan tersebut merah, terasa gatal,
namun tidak nyeri. Rambut daerah dagu rontok dan mudah dicabut.

DIAGNOSIS BANDING
 Tinea barbae
 Pseudofolikulitis barbae
 Acne vulgaris

PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 Status gizi : Normal

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
 Suhu : 36,5°C 

Status Dermatologi
              

 Regio : Regio mentalis


 Lesi kulit : Papula folikel multiple, pustul dan nodul kecil

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium 
Spesimen pemeriksaan diambil dari rambut yang terinfeksi dan dari massa pustul.
Pemeriksaan langsung dilakukan menggunakan potasium hidroksida (KOH) 20% dengan
penambahan dimetil sulfoksida. Dapat terlihat hifa dan atau artrokonidia dari spesimen pasien
tinea menggunakan mikroskop cahaya.
 Pemeriksaan lampu wood
Pada kasus yang jarang terjadi, ketika Microsporum canis menyebabkan tinea,
pemeriksaan lampu Wood sangat membantu. Pemeriksaan akan menunjukkan fluoresensi hijau
kusam pada rambut yang terinfeksi
 Pembiakan
Pembiakan diperlukan untuk menentukan spesies jamur, dengan menggunakan medium
agar dekstrosa Sabouraud.

RESUME
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan-benjolan kecil pada daerah dagu 2
minggu sebelum datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin. Benjolan-benjolan tersebut merah,
terasa gatal, namun tidak nyeri. Rambut daerah dagu rontok dan mudah dicabut.
DIAGNOSIS KERJA
ICD-10 B 35.0 Tinea barbae

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
R/ Tab Terbinafine 250 mg No XXI
∫ 1 dd 1
Non-medikamentosa
Menjaga kebersihan diri
EDUKASI
 Menjelaskan kepada pasien  tentang diagnosis dan terapi
 Mengajarkan pasien untuk meminum obat secara teratur
 Menganjurkan kulit agar tetap kering

PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam 
Ad sanationam : Dubia ad bonam 
Ad functionam : Ad bonam
Ad kosmetikum : Ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA 
PPK RSAL
Topikal (bila lesi terbatas): 
 Ketokonazol solution 2x sehari selama 4-6 minggu 
 Desonide lotion 2x sehari selama 3-5 had awal terapi 

Sistemik (bila lesi kronik atau luas): 


 Griseofulvin oral 10—25 mg/kgBB/hari selama 4 minggu atau Ketokonazol 200
mg/han selama 14 hail, atau Itrakonazol 2 x loo mglhari selama 10 han, atau
Terbinafin 1 X 250 mg/hari selama lo hari. 
 Antibiotik spektrum luas (Amoksisilifl 3x500m9, atau Ciprofloksasin 2x500mg,
atau Azitromisin lx500mg) selama 5 han, bila lesi disertai infeksi sekunder
(bakterial)

PLK Perdoski 2011


Sistemik
 Obat pilihan: Griseofulvin fine particle, 10-25 mg/kgBB/hari, 6-8 minggu
 Alternative: Itrakonazol 3-5 mg/hari 4-6 minggu
 Terbinafine 62,5-250 mg/hari (bergantung berat badan selama 2-4minggu)

Anda mungkin juga menyukai