MEDIA
DERMATO-VENEREOLOGICA
INDONESIANA
Editorial: ......?
Editorial: Peran sitokin dalam patofisiologi berbagai penyakit berbasis imun, dan
kemungkinannya menjadi kunci pengendalian respons imun
Penggunaan pelembap pada bayi berisiko tinggi terhadap insidens dermatitis atopik infantil
Hubungan fungsi ginjal, kalsium, fosfor dengan xerosis dan pruritus pada pasien hemodialisis
Eritema multiforme pasca-varisela
Aplikasi formulasi azadirachta indica dan hypericum perforatum
Efektivitas sulfur topikal dibandingkan dengan permetrin dalam tata laksana skabies
Perforasi septum nasal pada pasien dengan systemic lupus erythematosus
Neurofibromatosis tipe 1 pada anak dengan manifestasi neurofibroma pleksiformis
Liken amiloidosis dengan terapi topikal kombinasi
Epidermodysplasia verruciformis: suatu kasus jarang
Vitamin D topikal pada psoriasis
Fototerapi pada pasien geriatri: apakah berbeda dengan pasien dewasa?
Teknik graft sederhana pada kulit
Berbagai penanda biologis pada urtikaria kronik spontan
Jakarta
MDVI Vol. 47 No. 4 Hal: 167 – 238 ISSN 0216-0773
Oktober 2020
MEDIA DERMATO-VENEREOLOGICA INDONESIANA
Majalah Ilmiah Resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
DAFTAR ISI
Editorial: Peran sitokin dalam patofisiologi berbagai penyakit berbasis imun, dan kemungkinannya menjadi kunci
pengendalian respons imun 167
ARTIKEL ASLI
Penggunaan pelembap pada bayi berisiko tinggi terhadap insidens dermatitis atopik infantil: sebuah telaah
sistematik
Endi Novianto, Vanessa Aryani Octavia Mardani 168-173
Hubungan fungsi ginjal, kalsium, dan fosfor dengan xerosis dan pruritus pada pasien yang menjalani hemodialisis
Di RS Atma Jaya
Regina Regina, Marsha Kurniawan, Steven Philip Surya, Yunisa Astiarani, Maria Riastuti Iryaningrum 174-177
LAPORAN KASUS
Eritema multiforme pasca-varisela
Lorettha Wijaya, Veronica 178-182
Aplikasi formulasi azadirachta indica dan hypericum perforatum terhadap proses penyembuhan ulkus diabetikum
Dedianto Hidajat, Nadia Puspa Dewi, I Wayan Hendrawan, I Gusti Agung Ayu Ratna
Medikawati, Yunita Hapsari, Dinie Ramdhani Kusuma 183-188
Efektivitas sulfur topikal dibandingkan dengan permetrin dalam tata laksana skabies: laporan kasus berbasis bukti
Sandra Widaty, Irene Darmawan 189194
Perforasi septum nasal pada pasien dengan systemic lupus erythematosus yang awalnya diduga morbus hansen
Reyshiani Johan, Hartati Purbo Darmadji, Endang Sutedja, Oki Suwarsa, Miranti Pangastuti 195-200
Neurofibromatosis tipe 1 pada anak dengan manifestasi neurofibroma pleksiformis yang menyerupai nevus Becker
Dewita Ganeswari Putu Ayu, Shanti Maheswari Luh Made, Dwi Karmila IGAA 201-205
Liken amiloidosis dengan terapi topikal kombinasi
Nyoman Yoga Maya Pramita, Made Swastika Adiguna, Nyoman Suryawati 206-210
Epidermodysplasia verruciformis: suatu kasus jarang
Beatrix Novandri Uly, Novian Febiyanto, Jeffrey Giantoro, Jesslyn Amelia,
Agnes Sri Siswati, Niken Trisnowati 211-215
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin D Topikal Pada Psoriasis: Sebuah Telaah Sistematik
Niken Kusumaningrum, Sri Awalia Febriana 216-222
Fototerapi pada pasien geriatri: apakah berbeda dengan pasien dewasa?
Shannaz Nadia Yusharyahya, Rizky Lendl Prayogo 223-227
Teknik graft sederhana pada kulit
Cinthia Christina Dewi, Windy Keumala Budianti, Larisa Paramitha Wibawa 228-233
Berbagai penanda biologis pada urtikaria kronik spontan
Marsha Bianti, Windy Keumala Budianti, Yudo Irawan 234-238
Pedoman untuk Penulis
SUSUNAN REDAKSI
MEDIA DERMATO-VENEREOLOGICA INDONESIANA
Sejak ditemukannya Interferon-α di tahun 1957, tata laksana dan prognostik pasien. Regulasi sitokin di-
peran sitokin sebagai salah satu protein utama yang pandang sebagai target terapi potensial dalam berbagai
menjadi regulator respons imun dalam kehidupan tidak penyakit kulit. Regulasi sitokin bisa dilakukan dengan
lagi terbantahkan. Sitokin adalah terminologi umum yang menghambat produksinya, mencegah terjadinya ikatan
digunakan untuk molekul peptida atau protein yang antara sitokin dan reseptor sel target, ataupun memutus
berfungsi dalam komunikasi antar sel. Berdasarkan respons jalur transduksi sinyal yang diakibatkan olehnya. Ber-
seluler yang diakibatkannya, sitokin diketahui dapat me- bagai langkah yang dapat dilakukan untuk meregulasi
nyelenggarakan komunikasi seluler yang sifatnya autokrin, sitokin tersebut telah membuka kemungkinan yang
parakrin, maupun endokrin. Perkembangan teknologi tidak terbatas akan potensi terapi yang dimilikinya,
dalam bidang biologi molekular sangat berpengaruh dalam termasuk untuk mengatasi berbagai penyakit yang saat
pengelompokkan sitokin. Terdapat beberapa cara penge- ini kita hadapi. Oleh karena itu, penting bagi dokter
lompokan sitokin, yaitu melalui fungsi, struktur dan juga sebagai praktisi kesehatan memahami sitokin dan
dari reseptornya. Setiap jenis sitokin memiliki reseptor peranan yang dijalankannya.
pada permukaan sel target yang ditujunya. Ikatan antara
sitokin dan reseptor pada permukaan sel target meng- Peran sitokin dalam patofisiologi Covid-19
akibatkan terjadinya transduksi sinyal, yang berujung pada
Sejumlah studi pada pasien terjangkit Covid-19
ekspresi protein atau sitokin lainnya, yang memodulasi atau
mengungkapkan terjadinya badai sitokin (Cytokine storm)
meningkatkan respons imun terhadap antigen yang
dikenalinya. yang meningkatkan keparahan infeksi Covid-19. Singkat
kata, lonjakan kadar sitokin dalam tubuh pasien Covid-19
mengakibatkan reaksi hipersensitivitas yang akhirnya
Homeostasis
mengakibatkan disfungsi organ dan kematian. Oleh
Sitokin mengatur homeostasis didalam tubuh karena itu, sitokin dipandang target terapi potensial pada
dengan meregulasi sel imun. Sirkuit pensinyalan sitokin pandemi Covid-19 yang saat ini kembali mengalami
mencakup beberapa check point dalam proses inflamasi lonjakan. Potensi regulasi sitokin sebagai tata laksana pada
dan toleransi. Sitokin proinflamasi berperan dalam per- pasien Covid-19 masih harus diteliti pada jumlah pasien
tahanan dan sistem kekebalan terhadap potensi infeksi yang lebih besar, namun mengingat peranan utama sitokin
atau bahaya. Pada keadaan produksi sitokin yang tidak dalam terjadinya reaksi hipersensitivitas, tidak salah
teratur, dapat menyebabkan berbagai keadaan imuno- apabila peneliti dan praktisi medis di berbagai belahan
patologi, termasuk penyakit autoinflamasi dan auto- dunia menaruh harapan besar terhadap regulasi sitokin
imun, dan, dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan sebagai kunci keberhasilan terapi Covid-19 pada pasien.
kejadian kanker.
Pada bidang dermatologi, seluruh kelainan kulit,
baik yang murni diakibatkan oleh sistem imun ataupun
yang didahului oleh terjadinya infeksi, melibatkan Endang Sutedja
sitokin. Oleh karena itu, tidak aneh apabila dalam 25 Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
tahun terakhir, sitokin telah menjadi bagian penting FK UNPAD/RSUP dr. Hasan Sadikin
dalam keberhasilan pengembangan teknik diagnostik, Bandung
167
Tinjauan Pustaka
ABSTRAK
Terapi lini pertama psoriasis plak ringan hingga sedang adalah terapi topikal. Kortikosteroid topikal
merupakan terapi lini pertama pada psoriasis, namun memiliki banyak efek samping. Vitamin D topikal
merupakan alternatif sparing-agent kortikosteroid topikal untuk psoriasis. Tujuan tinjauan pustaka ini untuk
menelaah berbagai penelitian mengenai efek vitamin D topikal monoterapi pada psoriasis. Pencarian data
artikel dilakukan melalui PubMed dan Science Direct yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir. Analisis
mengikuti kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel memenuhi syarat apabila mengkaji efektivitas vitamin D
topikal monoterapi pada lesi psoriasis. Telaah meliputi 13 penelitian acak terkontrol dengan melibatkan
8.391 pasien psoriasis. Bukti klinis menunjukkan vitamin D topikal bermanfaat pada psoriasis. Sediaan salap
vitamin D memiliki penetrasi yang lebih baik. Efektivitas vitamin D topikal monoterapi lebih rendah
dibandingkan dengan terapi kombinasi maupun kombinasi dengan kortikosteroid. Pemakaian terapi vitamin
D topikal jangka panjang memiliki efek samping yang ringan.
ABSTRACT
First line therapy for mild to moderate plaque psoriasis is topical therapy. Topical corticosteroids are first
line therapy for psoriasis, but it has many side effects. Topical vitamin D is an alternative sparing therapy
topical corticosteroid for psoriasis. Purpose to review various studies on the effects of topical vitamin D
monotherapy for psoriasis. Literature search through PubMed and Science direct for published articles within
the past 10 years. Analysis follows inclusion and exclusion criterias. Articles are included if it reviews the
effectivity of topical vitamin D as monotherapy for psoriatic lesions. Review includes 13 randomized
controlled trials, involving 8.391 psoriasis patients. Clinical evidences show therapeutic effects of topical
vitamin D for psoriasis. Ointment as vitamin D vehicles has better penetration. Effectivity of topical vitamin D
as monotherapy is inferior when compared with combined therapy or corticosteroid combination. Long term
monotherapy with topical vitamin D has minimum side effects.
Korespondensi:
Gedung Radiopoetro Lantai 3,
Jalan Farmako Sekip Yogyakarta
Telp/fax 0274-560700
Email:
nikenkusumaningrum@gmail.com
216
Kusumaningrum N. dan Febriana SA. Vitamin D topikal pada psoriasis
PENDAHULUAN METODOLOGI
Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronis Tinjauan sistematis ini disusun pada Februari 2019.
dengan prevalensi 1-3% di seluruh dunia.1 Secara histo- Pencarian elektronik melalui PubMed dan Science Direct
patologi menunjukkan proliferasi dan diferensiasi keratinosit, selama 10 tahun terakhir. Kata kunci pencarian adalah
angiogenesis dengan vasodilatasi dan peningkatan permea- “vitamin D”, “calcitriol”, “calcipotriol”, “calcipotriene”,
bilitas dan inflamasi.2 Psoriasis sering kali menyebabkan “topical”, “psoriasis”. Kriteria inklusi dibatasi artikel
isolasi sosial, stigma dan penurunan kualitas hidup penelitian dengan abstrak maupun teks makalah lengkap
pasien.1,3 berbahasa Inggris, dipublikasi dalam 10 tahun terakhir,
Terapi lini pertama psoriasis tipe plak ringan hingga penelitian pada manusia dan desain acak terkontrol
sedang adalah terapi topikal.3,4 Terapi topikal antara lain (RCT), kohort, kasus kontrol dan potong lintang. Kriteria
berupa analog vitamin D, kortikosteroid, tar, ditranol, eksklusi meliputi artikel dengan desain lain seperti
asam salisilat, dan retinoid.1,4 Kortikosteroid topikal sering laporan kasus, kasus seri dan tinjauan pustaka. Artikel
digunakan sebagai terapi lini pertama pada psoriasis, non-original seperti editorial, telaah buku, serta surat
namun pemakaian kortikosteroid jangka panjang banyak kepada editor juga dieksklusi.
menimbulkan efek samping.5 Artikel memenuhi syarat apabila membahas tentang
Vitamin D topikal merupakan terapi sparing kortiko- efektivitas vitamin D topikal pada lesi psoriasis. Vitamin
steroid alternatif untuk psoriasis.5 Derivat analog vitamin D D topikal yang dimaksud merupakan monoterapi dan
yaitu kalsipotrien/kalsipotriol/kalsitriol banyak digunakan tidak dikombinasikan dengan bahan lain. Evaluasi terapi
sebagai terapi topikal psoriasis selama beberapa tahun, antara lain skor Psoriasis Area.Severity Index (PASI),
namun penggunaannya masih terbatas.6 Efek vitamin D Total Severity Score (TSC), Global Severity Score (GSS)
topikal sebagai monoterapi masih jarang dibahas. Sebagian maupun Investigator’s Static Global Assessment (ISG).
besar terapi vitamin D topikal diberikan secara kombinasi.6 Diagnosis psoriasis ditegakkan melalui anamnesis,
Makalah ini merupakan tinjauan sistematis yang pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
mengidentifikasi berbagai penelitian mengenai vitamin D
topikal pada psoriasis selama 10 tahun terakhir. Pem- HASIL
bahasan ditekankan pada efek terapi vitamin D monoterapi
pada psoriasis dan membandingkan efektivitas maupun Tahap awal pencarian menggunakan kata kunci di
efek samping analog vitamin D topikal dengan terapi atas dari PubMed dan Science Direct. Pencarian dilanjut-
topikal yang lain. Tujuan tinjauan pustaka ini untuk kan dengan restriksi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
menelaah berbagai penelitian mengenai efek vitamin D menghasilkan 13 artikel. Alur strategi pencarian artikel
topikal monoterapi pada psoriasis. ditampilkan pada bagan 1. Hasil penelusuran data di-
dapatkan 13 penelitian RCT yang melibatkan 8.391
partisipan yang membahas tentang efek vitamin D topikal
monoterapi pada psoriasis. Durasi terapi berkisar antara 1-
52 minggu. Karakteristik artikel penelitian yang ditelaah
terdapat pada tabel 1 dan analisis hasil telaah pada tabel 2.
217
MDVI Vol. 47. Edisi 4 Tahun 2020: 216-222
Artikel diidentifikasi
Identifikasi
melalui PubMed
(n=432) dan Science
Direct (n=3.973)
Screening
Alasan eksklusi:
Artikel yang ditelaah Penelitian bukan merupakan uji klinis
Included
218
Kusumaningrum N. dan Febriana SA. Vitamin D topikal pada psoriasis
Lebwohl,2009 7 324 pasien psoriasis • Salap kalsipotriol 3 μg/g 2x/hari • 136 subyek yang selesai • Salap kalsipotriol 3 μg/g
plak kronis ringan- 52 minggu aman, efektif dan dapat
sedang • Perbaikan GSS pada ditoleransi pada terapi
RCT
semua subjek jangka panjang psoriasis
plak kronis.
• Perbaikan klinis
bertahan hingga 52
minggu tanpa efek
samping klinis.
Kragballe, 2009 8 312 pasien scalp • Kalsipotriol 50 mg/g+ • Perbaikan klinis lebih baik Kombinasi kalsipotriol +
psoriasis sedang- betametason 0,5 mg/g scalp dan lebih cepat pada betametason 1x/ hari
berat formulation 1x / hari terapi kombinasi secara signifikan lebih
RCT
• Kalsipotriol 50 mg/ml scalp • Efek samping lebih sedikit efektif dan mudah
solution 2x/hari ditoleransi dibandingkan
kalsipotriol scalp solution
2x/ hari
Alora –palli, 2010 60 Psoriasis plak • Solusio LCD 15% • kedua kelompok perbaikan Solusio LCD lebih efektif
9
kronis sedang • Krim kalsipotrien/kalsipotriol PASI dan kualitas hidup dibanding kalsipotriol dan
0,005% • LCD penurunan PASI lebih secara kosmetik sama dan
RCT tinggi dibanding kalsipotrien mudah diterima
Levine, 2010 6 168 pasien psoriasis • Kalsipotrien 0,005% • Kalsipotrien+nikotinamid Respons terapi meningkat
plak pada scalp, • Nikotinamid 1,4% 1,4% mencapai bersih atau seiring dengan
kuku, flexural, • Kalsipotrien+nikotinamid 0,05% hampir bersih dalam 12 pertambahan konsentrasi
RCT
palmoplantar, • Kalsipotrien+nikotinamid 0,1% minggu dibanding semua nikotinamid, namun tidak
pustular • Kalsipotrien+nikotinamid 0,7% kelompok. bermakna
• Kalsipotrien+nikotinamid 1,4% • Kalsipotrien tunggal hanya
• Plasebo mencapai bersih 31,5%
Fleming, 2010 10 360 pasien psoriasis • Kalsipotriol 50 μg/g+ Kalsipotriol + betametason Terapi kombinasi dengan
betametason 0,5 mg/g gel, dipropionat (27,2%) lebih betametason lebih aman
• Kalsipotriol 50 μg/g gel, baik dibandingkan betametason dan lebih efektif dibanding
RCT
• betametason 0,5 mg/g gel dipropionat (16,9%) kalsipo- tanpa kombinasi
• gel vehikulum triol (11,4%) / gel vehikulum
(0,0%).
Van der Velden, 6050 pasien psoriasis • Salap kalsipotriol +betametason • Kalsipotriol +betametason Investigasi sistem imun
2010 11 • Salap kalsipotriol lebih baik monoterapi kulit dan proliferasi
• Salap betametason terhadap proliferasi epidermal
epidermal, diferensiasi mengindikasikan
RCT
epidermal dan inflamasi. kombinasi terapi lebih
• Semua terapi terdapat baik dibanding
penurunan jumlah sel Ki- monoterapi
67+ dan peningkatan
pengecatan keratin 15+.
Queille-roussel, 24 pasien psoriasis • Salap Kalsipotriol (50 mg/g) • Kombinasi salap dan Kombinasi salap dan gel
2012 12 • Krim Kalsipotriol (50mg/g) kombinasi gel penurunan mempunyai efek yang
Perbandingan • Salap Kalsipotriol 50mg/g + TSC lebih bermakna sama dan lebih superior
RCT intraindividu betametason dipropionat 0,5mg/g • Krim kalsipotriol dan dibandingkan dengan
• Gel kalsipotriol 50mg/g + kontrol efektivitas kelompok yang lain
betametason dipropionat 0,5mg/g terendah
• Salap kalsipotriol 25mg/g+
hidrokortison 10mg/g
• Kontrol
Feldman, 2012 5 659 pasien psoriasis • Kalsipotrien 0,005% foam Kalsipotrien foam memiliki Kalsipotrien 0,005% foam
plak ringan-sedang • Vehikulum foam respons lebih baik dibanding lebih aman & efektif untuk
vehikulum foam, lebih aman terapi psoriasis plak ringan-
RCT
dan efek samping sedikit sedang dalam 8 minggu
219
MDVI Vol. 47. Edisi 4 Tahun 2020: 216-222
Golusin, 201516 60 pasien psoriasis • mineral waters Grup 1 menunjukkan Kalsipotriol + Spa
plak +peloids+kalsipotriol Rusanda penurunan PASI lebih tinggi Rusanda balneotherapy
Spa dibandingkan kalsipotriol lebih efektif dibanding
RCT
• kalsipotriol saja. kalsipotriol topikal saja.
Efek samping terapi vitamin D topikal Salap kalsipotriol 3mg/g 2x/hari selama 52 minggu efektif dan dapat ditoleransi pada
terapi jangka panjang dan tidak menimbulkan efek samping.7
Tidak terdapat perbedaan efek samping berupa rasa terbakar, eritem dan pruritus antara
vitamin D topikal monoterapi dibandingkan kombinasi kalsipotrien + nikotinamid.6
220
Kusumaningrum N. dan Febriana SA. Vitamin D topikal pada psoriasis
221
MDVI Vol. 47. Edisi 4 Tahun 2020: 216-222
222