Anda di halaman 1dari 6

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
Nama Mahasiswa : Luna Azhria

NIM : 031052110070

Periode : 14 November - 16 Desember 2022

A. IDENTITAS
Nama : Ny. V
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 21th
Alamat : Bendungan Hilir
No Telpon :-

B. ANAMNESIS
Pasien datang ke poliklinik kulit dengan keluhan timbul benjolan seperti bisul di
tungkai bawah kanan sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan yang muncul didahului oleh
rasa nyeri dan panas. Benjolan tersebut mula-mula kecil kemudian semakin membesar
dan berisi nanah. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini. Tidak ada Riwayat
pengobatan apapun dan tidak ada Riwayat alergi.

C. DIAGNOSIS BANDING
- Furunkel
- Dermatitis kontak
- Acne

D. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak ringan
Kesadaran: Compos Mentis
Kesan gizi: Gizi normal
Tanda Vital
TD: 120/80 mmHg Nadi: 80x/mnt RR: 20x/mnt S: 36,5 C
0

TB:155 cm BB: 50 kg
Status Dermatologi :
Pada betis kanan terdapat sebuah pustule berukuran 0,5 cm dengan dasar eritema.
E. RESUME
Pasien datang ke poliklinik kulit dengan keluhan timbul benjolan seperti bisul di tungkai
bawah kanan sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan yang muncul didahului oleh rasa nyeri
dan panas. Benjolan tersebut mula-mula kecil kemudian semakin membesar dan berisi
nanah. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini. Tidak ada Riwayat pengobatan
apapun dan tidak ada Riwayat alergi. Didapatkan status dermatologi Pada betis kanan
terdapat sebuah pustule berukuran 0,5 cm dengan dasar eritema.

F. DIAGNOSIS KERJA
Furunkel(ICD X: L02.92)

G. TERAPI
R/ Asam fusidat cr 2% No. I
   ∫ 2 dd u.e pagi-malam

H. EDUKASI
“Ibu, setelah mendengar penjelasan dari ibu mengenai keluhan yang dialami serta
pemeriksaan yang sudah dilakukan, saat ini ibu menderita bisulan atau istilah medisnya
furunkel. Hal ini dapat disebabkan dikarenakan ibu kurang menjaga kebersihan tubuh
sehingga memudahkan bakteri tumbuh dan menginfeksi kulit ibu. Saya akan memberikan
obat untuk mengatasi bakteri tersebut yaitu obat salep yang harus dioleskan. Selain itu
ibu juga harus menjaga kebersihan sehingga nantinya bisul ibu tidak timbul kembali.”
I. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : dubia ad bonam

J. TINJAUAN PUSTAKA 
PPK Mintohardjo

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA


KASUS
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT
KELAMIN
RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA
2016 - 2018

PIODERMA (ICD 10: L08.0):


IMETIGO (ICD 10: L01), ABSES KULIT (ICD10 : L02.1),
FURUNKEL (ICD 10 : L02.92), KARBUNKEL (ICD 10 : L02), EKTIMA (ICD10 : L08.3),
FOLIKULITIS (ICD 10 : L73.9)

1. Pengertian (Definisi) Pioderma adalah infeksi kulit (epidermis, dermis, dan subkutis)
yang disebabkan oleh bakteri gram postif dan golongan
stafilokokus atau strepkokus.
 Impetigo Krustosa adalah peradangan yang memberikan
gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi ustul
dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan
seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat di sekitar
lubang hidung,mulut, telinga dan anus.
 Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan
gambaran vestkobulosa deng alesi bula hipopion (bula
berisi pus)
 Abses kulit merupakan kumpulan ous yang terakumulasi di
sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
(biasanya disebabkan oleh bakteri atau parasit) atau karena
adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau
jarum suntik)
 Furunkel adalah peradang folikel rambut dan jaringan
sekitarnya berupapaul, vesikel, atau pustul perifolikuler
dengan eritema disekitarnya dan disertai rasa nyeri.
 Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel,
ditandai dengan beberapa furunkel yang berkonfluensi
membentuk nodus bersupurasi di beberapa puncak
 Ektima adalah peradanga yang menimbulkan kehilangan
jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal)
 Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau
perih.
 Keluhan munculnya benjolan kecil yang gatal, berisi cairan
atau nanah, dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan.
Keluhan dapat meluas menjadi bengkak disertai rasa nyeri.
 Benjolan dapat pecah dan menjadi koreng yang mengerering,
2. Anamnesis
keras dan llengket.
 Terdapat predisposisi faktor risiko seperti hygnie yang kurang
baik, defisiensi gizi, dan imunodefisiensi

 Lesi kulit berupa papul eritem, vesikel, pustul,bula hipopion,


3. Pemeriksaan Fisik krusta atau ulkus yang nyeri, dapat soliter atau multiple.
 Predileksi sesuai tipe pioderma.

1. Sesuai kriteria anamnesis


4. Kriteria
Diagnosis 2. Sesuai hasil pemeriksaan fisik 

5. Diagnosis Kerja Pioderma (ICD 10 : L08.0)


Dermatitis kontak (ICD 10 : L25.0)
6. Diagnosis Dermatitis Seboroik (ICD 10 : L21)
Banding
Acne (ICD 10 : L70.0)

7. Pemeriksaan Pemeriksaan mikroskopik pewarnaan gram dan apusan cairan


Penunjang sekret di daerah lesi

8. Terapi Non Medikamentosa:


 Terapi suportif meilputi : menjaga hygnitas, nutrisi tinggi
karbohidrat tinggi protein, dan stamina tubuh, istirahat cukup.
Medikamentosa:
Topikal berupa:
 Bila banyak pus/krusta dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium Permangat (PK) 1/5000 dan 1/10000
 Bila tidak tertutup pus/krusta, diberikan salep atau krim asam
fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali selama 7-
10 hari.
Sistemik :
 Antihistamin (bila pruritus hebat) cetirizine1x5-10 mg
 Terapi lini pertama :
 Diklosasilin : 250 -500 mg PO 4 x1 selama 5-7 hari
 Amoksisilin dengan asam klavulanat : 25 mg/kgBB 3 x1
 Terapi lini kedua :
 Azitromisin 1 x 500 m, kemudian 250mg dosis harian
selama 4 hari.
Insisi dan drainase :
 Abses
 Karbungkel dengan lesi yang besar, sangat nyeri, dan fluktasi

 Penjelasan bahwa penyakit pasein disebabkan oleh infeksi


9. Edukasi
bakteri
(Hospital Health
 Penjelasan tentang pencegahan penyakit dengan menjaga
Promotion)
kebersihan diri dan stamina tubuh
Ad  Vitam           : dubia ad bonam
10. Prognosis Ad Sanationam :  ad bonam
Ad Fungsionam : ad dubia

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat C
Rekomendasi

1. dr. Suswardana, M.Kes Sp.KK


13. Penelaah Kritis 2. dr. Hendra Widjajanto Sp.KK
3. dr. Abdul Gayum, Sp.KK

Kasus pioderma terdiagnosa secara akurat dan sembuh tanpa


komplikasi setelah rawat jalan selama 7-14 hari.
14. Indikator  Medis
Target 80% : Kasus pioderma terdiagnosa secara akurat dan
sembuh tanpa komplikasi setelah rawat jalan selama 7-14 hari.

1. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ,
Wolff K. Superficial Cutaneus Infections and Pyoderma in
Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Eight
Eddition; New York: Mc Graw Hill;2012.p. 3025-55
15. Kepustakaan
2. Perdoski. Pioderma dalam Panduan Pelayanan Medis Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Sekretariat Perdoski,
Jakarta : 2011. p. 83-86.

Anda mungkin juga menyukai