Anda di halaman 1dari 19

Case Report Session

* Kepaniteraan Klinik Senior/G1A218100/Juli 2019


** Pembimbing : dr. Dewi Lastya Sari, M.Ked (DV), Sp.DV **

KANDIDIASIS KUTIS

Oleh:
Luciana Lorenza, S.Ked*
G1A218100

Pembimbing:
dr. Dewi Lastya Sari, M.Ked (DV), Sp.DV **

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PENDAHULUAN

 Kandidiasis atau kandidosis merujuk pada berbagai bentuk infeksi yang


disebabkan oleh Candida albicans atau oleh anggota lain dari genus
Candida.
 Umumnya menginfeksi kulit, kuku, membrane mukosa, dan traktus
gastrointestinal namun mereka juga dapat menyebabkan penyakit sistemik.
 Dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.
 Kandidiasis kutis dapat berupa kandidiasis intertriginosa, kandidiasis
perianal maupun kandidiasis kulit generalisata.
 Candida albicans memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan kulit yang
lembab dan terdapat maserasi.
STATUS PASIEN

 Nama : Sarmauli Sihite


 Umur : 37 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : No. 10 Paal 10
 Pekerjaan : IRT
 Status Pernikahan : Menikah
 Suku Bangsa : Indonesia
ANAMNESIS
(Autoanamnesis)

 Keluhan utama: Bercak kemerahan yang disertai bintik-bintik putih


disekitarnya pada selangkangan disertai rasa gatal sejak ± 1 minggu yang
lalu.
 Keluhan tambahan: tidak ada keluhan tambahan.
 Riwayat perjalanan penyakit: Muncul bercak kemerahan yang disertai bintik-
bintik putih disekitarnya pada selangkangan yang terasa sangat gatal sejak ±
1 minggu yang lalu. Rasa gatal dirasakan semakin bertambah hebat bila
penderita berkeringat. Biasanya penderita menggaruk daerah lipat paha
untuk mengurangi rasa gatal sehingga kulitnya menjadi kemerahan dan lesi
semakin meluas. Pasien mengatakan belum pernah melakukan pengobatan
untuk keluhannya. Pasien memiliki kebiasaan mandi 2x sehari, tetapi pasien
mengaku tidak sering menggantikan pakaian pasien jika mulai berkeringat,
pasien hanya mengganti pakaian jika mandi dalam dua kali sehari saja.
 RPD: Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya
 RPK: Penyakit kulit di dalam keluarga (-)
 RSE: Status ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalisata
B. Status Dermatologi
 Lokasi: Regio inguinal
 Efloresensi: Makula, bentuk
teratur, ukuran plakat, jumlah
soliter, sirkumskrip, eritem,
tepi tidak aktif, regional,
daerah sekitar terdapat
hiperpigmentasi.

C. Status Venerologi
 Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Inspekulo : tidak dilakukan pemeriksaan
 Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
 PEMERIKSAAN PENUNJANG: Tidak dilakukan pemeriksaan

 DIAGNOSIS BANDING:
- Kandidiasis kutis
- Tinea cruris
- Eritrasma
- Dermatitis intertriginosa

 DIAGNOSIS KERJA:
Kandidiasis kutis
TERAPI
A. Medikamentosa B. Non Medikamentosa
 Topikal: - Menjaga kebersihan kulit dengan
mandi memakai sabun 2 kali sehari
- Jika lesi basah, kompres dengan - Hindari garukan di daerah kulit
NaCl 0,9% selama 30-60 menit. yang terdapat lesi.
2x/hari hingga kering - Menjaga kebersihan lingkungan
- Handuk yang terpisah harus
- Antifungal topikal: Mikonazole cream
digunakan dan secara hati-hari
2% (dioles 2x/hari sehabis mandi) dicuci dengan air panas sebelum
 Oral : digunakan.
- Antifungal sistemik: Ketokonazole - Gunakan pakaian yang menyerap
keringat, ringan dan longgar
tablet 200 mg 1x/hari diberikan - Pakaian secara terpisah dicuci
selama 3 hari dalam air hangat dan diganti tiap
- Antihistamin: Cetirizine tablet 10 mg hari.
- Mencegah kontak langsung maupun
1x/hari diberikan selama 1 minggu
tidak langsung dengan penderita.
PROGNOSIS PEMERIKSAAN ANJURAN
 Quo ad vitam: dubia ad  Kerokan kulit dengan KOH
bonam  Pemeriksaan dengan lampu
 Quo ad functionam: dubia wood
ad bonam  Pemeriksaan kultur
 Quo ad sanationam: dubia menggunakan saboraud
ad bonam dextrose agar
TINJAUAN PUSTAKA

 Definisi: Kandidiasis kutis adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi jamur dari genus Candida. Predileksi Candida albicans pada daerah
lembab, misalnya pada daerah lipatan kulit.
 Etiologi: Yang tersering adalah Candida albicans.
 Faktor predisposisi:
- Perubahan fisiologik: usia, kehamilan, dan haid.
- Faktor mekanik: trauma, oklusi lokal, kelembaban, maserasi, kegemukan.
- Faktor nutrisi: avitaminosis, defisiensi zat besi, malnutrisi.
- Penyakit sistemik: penyakit endokrin, Down Syndrome, uremia, keganasan,
dan imunodefisiensi.
- Iatrogenik: penggunaan kateter, iradiasi sinar X, penggunaan obat-obatan
(misal: glukokortikoid, agen imunosupresi, antibiotika, dll).
KLASIFIKASI

 Kandidiasis oral
- Trush
- Perléche
 Kandidiasis kutis dan selaput lender genital
 Lokalisata
 Kandidiosis intertriginosa
 Kandidosis perianal
 Vulvovaginitis
 Diaper-rash (Candidal diaper dermatitis)
 Kandidosis kutis granulomatosa
 Paronikia kandida dan onikomikosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan langsung: kerokan 3. Identifikasi Spesies: Germ Tube
kulit dengan penambahan KOH Test, Penilaian Klamidospora, Uji
10% atau dengan pewarnaan Asimilasi dan Fermentasi, CHROM
Gram. agar candida.
2. Pemeriksaan biakan: dengan 4. Serologi: ELISA.
media Sabouraud Dextrose Agar 5. Pemeriksaan Histopatologi: dengan
(SDA). pewarna periodic acid-schiff (PAS).
TERAPI

 Upayakan untuk menghindari atau menghilangkan faktor pencetus dan predisposisi.


 Pengobatan topikal untuk:
- Selaput lendir:
a. Larutan ungu gentian ½-1 % untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari
2 kali selama 3 hari.
b. Nistatin: berupa krim, suspensi (untuk kelainan kulit dan mukokutan).
c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis
tunggal.
- Kelainan kulit: Grup azol (Mikonazol 2%, Klotrimazol 1%, Tiokonazol, Bufonazol,
Isokonazol, Siklopiroksolamin 1%, Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
 Pengobatan sistemik: Flukonazol adalah lini pertama untuk pasien non-neutropenik,
dengan kandidemia atau kandidosis invasif (dosis 100-400mg/hari). Pilihan lain adalah
itrakomazol dengan dosis harian 200mg/hari atau dosis denyut.
 KOMPLIKASI:
- Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
- Infeksi pada kuku
- Kandidiasis diseminata

 PENCEGAHAN: menjaga kulit selalu bersih dan kering. Bedak yang kering
mungkin membantu pencegahan infeksi jamur pada orang yang mudah
terkena. Penurunan berat badan dan kontrol gula yang baik pada
penderita diabetes mungkin membantu pencegahan infeksi tersebut.

 PROGNOSIS: umumnya baik, bergantung pada berat ringanya faktor


predisposisi. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi.
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini, Ny.S didiagnosis dengan Kandidiasis Kutis

Anamnesis dan Pemeriksaan Anamnesis dan Pemeriksaan


Fisik Fisik

• Bercak kemerahan di • Didapatkan kesamaan dengan


selangkangan disertai rasa gatal gambaran penyakit kandidiasis
yang sangat hebat kutis yaitu: rasa gatal yang
• Karena sering digaruk, kulit yang sangat hebat, terdapat lesi kulit
gatal menjadi kemerahan dan lesi yang kemerahan atau terjadi
semakin meluas. peradangan, yang semakin
• Pasien mengaku tidak sering meluas, berupa makula atau
menggantikan pakaian pasien papul, mungkin terdapat lesi
satelit, serta terdapat tempat
jika mulai berkeringat predileksi yang sesuai.
ANALISIS KASUS

Penyingkiran Diagnosis Banding Terapi

• Lesi pada tinea cruris: tepi aktif, • Medikamentosa: kompres,


adanya central healing, dan juga antifungal topikal, antihistamin,
polimorfik. antifungal sistemik.
• Lesi eritrasma: lesi ini tidak menimbul • Non-medikamentosa: edukasi
dan tidak terlihat vesikulasi serta mengenai higienitas yang harus
tidak memiliki lesi satelit. diperhatikan dan penyakit yang
• Lesi dermatitis intertriginosa: dialami pasien
biasanya disertai dengan adanya
riwayat alergi ataupun riwayat
atopik.
• Pemeriksaan penunjang:
pemeriksaan KOH 10% atau dengan
pewarnaan Gram, kultur,
histopatologi.
KESIMPULAN
Pasien Ny. Sarmauli didiagnosis mengalami Kandidiasis kutis yang
biasanya disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans atau oleh
anggota lain dari genus Candida pada daerah lipatan kulit yang lembab dan
terdapat maserasi, terutama pada daerah intertriginosa, yang pada kasus ini
lokasinya berada di lipatan paha pasien. Penegakkan diagnosa tersebut
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan yaitu berupa
makula eritematosa yang disertai rasa gatal terutama saat berkeringat serta
tempat predileksi yang sesuai. Gambaran klinis tersebut dapat dikonfirmasi
sebagai kandidiasis kutis dengan pemeriksaan KOH 10-20% dan biakan
pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Tatalaksana yang diberikan
kepada Ny. Sarmauli tidak hanya berupa medikamentosa yaitu antifungal
topikal dan sistemik serta antihistamin saja, tetapi non-medikamentosa, berupa
edukasi mengenai higienitas yang harus diperhatikan dan penyakit yang
dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA

 Janik MP, Michael PH. Yeast Infection: Candidiasis and Tinea (Pityriasis) Versicolor, in: Katz G.S., Paller B.G.,
Wolff K. (eds), Fitzpatrick Dermatology in general Medicine, 6th ed. The McGraw Hill Companies. 2008.
Chapter 189;1822-30.
 Kuswadji. Kandidosis. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta : 2011. Hal 106-
109.
 Widaty S. Kandidosis, Dalam: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Ed 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2015. Hal. 117-20.
 Conny Riana Tjampakasari. 2006. Karakteristik Candida albicans. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. Vol 151;
33-5.
 Wolf K, Richard AJ, Dick S. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
Ed 5th. New york. McGraw Hill Company. 2007.
 Suyoso Sunarso, Ervianti Evy, Barakbah Jusuf. Kandidiasis Superfisialis. Pedoman Diagnosis dan Terapi-edisi III.
Bag/ SMF Ilmu Kulit dan Kelamin. RSU Dokter Soetomo: Surabaya. 2005. Hal 72-77.
 William D James, Timothy G Berger, Dirk M Elston. Editors. Diseases Resulting from Fungi and Yeast, In:Andrews’
Disease of the Skin: Clinical Dermatology, Tenth Edition. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2006. p 297-
301.
 Janik Matthew P, Heffernan Michael P. Yeast Infections:Candidiasis and Tinea (Pityriasis) Versicolor.
In:Fitzpatrick Dermatology in General Medicine. McGraw-Hill : USA. 2008. p 1822-1828.
 Budimulja, Unandar. Mikosis. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta : 2011. Hal
94.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai