Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia, Salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan bangsa Indonesia menciptakan generasi-generasi yang cerdas
adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, karena kesehatan
pun menjadi tolak ukur maju atau tidaknya suatu negara. Untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional, perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas penduduk
sebagai sumber daya manusia dilihat dari berbagai aspek yang salah satunya
aspek kesehatan.1
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah antara
lain perluasan jangkauan imunisasi, pemberian vitamin A, ASI ekslusif, Gizi,
Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana, dan penanggulangan diare, serta
menjangkau pelayanan kesehatan secara langsung bersentuhan dengan masyarakat
yaitu melalui Posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu
bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk ibu, bayi dan anak balita, guna mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. 1
Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkauan
semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu
menyusui, dan ibu nifas.2
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan
angka kematian bayi infant mortality rate, angka kelahiran bayi birth rate, dan
angka kematian ibu maternal mortality rate turunnya Infant mortality rate, birth
rate, maternal mortality rate di suatu daerah merupakan standart keberhasilan

1
pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah tersebut. Untuk mempercepat
penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.3
Di Kota Jambi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu, terdapat 45
Posyandu, yang terdiri dari 41 Posyandu tingkat madya, 3 Posyandu tingkat
Purnama, 1 Posyandu tingkat Mandiri. Posyandu bayi/balita ini diselenggarakan
pada tanggal yang sama setiap bulannya. Namun dalam pelaksanaannya, hanya
sedikit orangtua yang membawa anaknya datang ke Posyandu karena berbagai
alasan. Kunjungan meningkat jika ada kegiatan tambahan seperti pemberian
vitamin A dan obat cacing.
Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui terutama di
kelurahan Murni, salah satu wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu. Masalah yang
timbul menyebabkan manfaat Posyandu yang dirasakan belum begitu optimal
seperti masalah dalam pelayanan Posyandu dan memerlukan alternatif
penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun makalh
tentang “Pelaksanaan dan Permasalahan Posyandu Di Kelurahan Murni Kota
Jambi Pada Periode Mei - Juli Tahun 2018”.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di


kelurahan Murni Putri Ayu Kota Jambi periode Mei – Juli tahun 2018.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu di kelurahan


Murni Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui masalah dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
kelurahan Murni Kota Jambi.
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan
Posyandu di kelurahan Murni Kota Jambi.

2
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Posyandu bayi/balita di
kelurahan Murni Kota jambi?
2. Bagaimana solusi/alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
Posyandu di kelurahan Murni Kota Jambi?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan
permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu khususnya Posyandu kelurahan Murni.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan Posyandu di puskesmas, sehingga kedepannya Posyandu dapat
berjalan dan berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Putri Ayu khususnya Posyandu kelurahan
Murni.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal,
serta mampu berpartisipasi aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas
sektor yang terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Posyandu


Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi.4
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga
dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya
dilakukan secara koordinatif dan integrative serta saling memperkuat antar
kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek
pemberdayaan masyarakat. Dalam posyandu terdapat pelayanan kesehatan dasar
yang merupakan pelayanan kesehatan bertujuan untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi, yang sekurang-kurangnya mencakup 5 kegiatan
yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan Diare.2
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah yang di hadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahan nya dengan memanfaatkan potensi
setempat.2

4
2.1.1 Manfaat Posyandu
A. Bagi Masyarakat
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk.
3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
6. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
7. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
8. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan
ibu, bayi, dan anak balita 4

B. Bagi Kader
1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu.
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.4

2.1.2 Sasaran dan Lokasi Posyandu


Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia
subur). Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki
kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya

5
yang sesuai. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.4

2.1.3 Pengorganisasian Posyandu


 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada
saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel,
sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan
dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan
atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dari kalangan masyarakat setempat.
Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang
dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas
dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.2

 Pengelola Organisasi
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola
Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.2

 Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan

6
Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut 2:
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang2

2.1.4 Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu


Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader
Posyandu dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para
tokoh dan anggota masyarakat terpilih. Undangan dipersiapkan oleh
Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan dilakukan
secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan
tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan
pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan
ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku.
Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana
kerja (Plan of Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu
dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta
sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah
mengikuti orientasi dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke
dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yakni KIA,
KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan tersebut
ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan
lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan
Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut disebut dengan nama

7
”Posyandu Terintegrasi”. Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu
acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta anggota
masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan
Posyandu secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara
berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai
sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu
selanjutnya secara lintas sektoral.2

2.2 Pelayanan Posyandu


2.2.1 Kegiatan Posyandu
Kegiatan pelayanan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut2 :
A. Kegiatan Utama
Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup lima kegiatan, yakni:
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA)
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid.
Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
 Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain
sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain:
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan,
persiapan menyusui, KB, dan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI
c) Peragaan pola makan ibu hamil

8
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.2
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Posyandu yang dapat
diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil
ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, Dan

9
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang
dilakukan pemasangan IUD.2
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.2
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus
untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic.
Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera
dirujuk ke Puskesmas.2
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu
dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat
dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.2

B. Kegiatan pengembangan/tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu
dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Plus.2
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta
tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus

10
mendapat dukungan dari seluruh masyarakat. Beberapa kegiatan tambahan
Posyandu yangtelah diselenggarakan antara lain:
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan
tetanus neonatorum
 Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP)
 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
perkarangan melalui tanaman obat keluarga (TOGA)
 Desa siaga
 Pos Malaria Desa (Posmaldes)
 Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam
 Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)2

2.2.2 Pola Pelayanan Posyandu


a. Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan
secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan
nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil dan wanita usia subur
b. Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas
yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c. Meja III
Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari
secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d. Meja IV
Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

11
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat
badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang
bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu
hamil dan menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat
badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat
badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar), ibu hamil
atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing,
perdarahan, sesak nafas, gondokan, dan orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.
e. Meja V
Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas
kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan
(PPL). Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana (KB) berupa IUD dan suntikan,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet zat Fe, vitamin A.2

Gambar 2.1 Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu

12
Skema Pola Pelayanan Posyandu
MEJA I Pendaftaran oleh kader Posyandu

Penimbangan dan pemantauan tumbuh


MEJA II
kembang oleh kader Posyandu

Pengisian KMS atau buku KIA


MEJA III
oleh kader

MEJA V MEJA IV

 Pelayanan dan konseling  Penyuluhan KIA termasuk


kesehatan dan gizi oleh petugas tumbuh kembang anak
kesehatan menggunakan buku KIA
 Imunisasi  Penyuluhan gizi termasuk
 KIA-KB termasuk stimulasi, pemberian kapsul vitamin
deteksi dan intervensi dini A, tablet tambah darah dan
tumbuh kembang balita PMT (pemberian
 Gizi termasuk penanggulangan Makanan Tambahan)
gizi kurang dan buruk serta  Merujuk balita ke meja V
penyakit pada balita
Kader keluarga,
Petugas kesehatan masyarakat

Gambar 2.2 Pola Pelayanan Posyandu

2.2.3 Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana


a. Kader
 Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan2
 Pada hari buka Posyandu, antara lain:

13
a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku
register Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB
sesuai kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.2
 Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita
yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan
berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu
saat hari buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.2

14
Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu

Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang


merupakan anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas,
sanggup melaksanakan kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) dan
sanggup menngerakkan masyarakat menggerakkan kegiatan UPGK.

15
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas
tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali
dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain
sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah
5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan
kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali
sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader
Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan
anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.2

c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)


1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja
Posyandu desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan Posyandu

16
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau
sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa (BPMPD). Berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan
pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan
kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis
advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan
dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing. Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas,
kemungkinan masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang
dapat melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk
daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur
dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur

17
organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau
Sistim Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu

18
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan
kader sesuai dengan minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan
Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan pelaksanaan kegiatan Posyandu2

2.2.4 Tingkat Perkembangan Posyandu


Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan
alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal dengan nama Telaah
kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sbb:
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya
kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang
terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu
kurang dari 50 %. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat
adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat

19
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.2

Tabel 2.1 Kit Posyandu5

20
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data


Pada penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapat melalui wawancara kepada petugas Posyandu dari puskesmas, kader
Posyandu dan beberapa orangtua yang datang ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu khususnya Kelurahan Murni, mengenai pelaksanaan
pelayanan kesehatan, permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi/balita, petugas kesehatan serta sarana dan prasarana.
Sedangkan data sekunder didapat dari buku pencatatan dan pelaporan kesehatan
ibu dan bayi/balita pada periode Mei-Juli 2018 di Posyandu kelurahan Murni Kota
Jambi.

3.2 Cara Pengumpulan Data


a. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung ke
Posyandu. Wawancara dilakukan dengan petugas posyandu dari puskesmas, kader
posyandu dan orangtua yang datang untuk posyandu pada saat pelaksanaan
posyandu. Wawancara dengan petugas posyandu di puskesmas Putri Ayu yaitu
mengenai pelaksanaan posyandu dan permasalahannya, dan bagi warga mengenai
kendala untuk datang ke Posyandu. Observasi dilakukan dengan melihat sarana
dan prasarana di Posyandu, melihat lingkungan tempat pelaksanaan posyandu.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku pencatatan dan pelaporan kesehatan ibu
dan bayi/balita dalam kunjungan Posyandu oleh Puskesmas Putri Ayu khususnya
kelurahan Murni pada perieode Mei-Juli 2018.

3.3 Pengolahan Data


Pengolahan data dimulai dari identifikasi masalah dengan curah pendapat,
setelah terkumpul beberapa permasalahan yang ada selanjutnya permasalahan
tersebut dikonfirmasikan dengan data primer dan sekunder. Permasalahan yang

21
didukung oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan
masalah. Selanjutnya dari pernyataan masalah tersebut akan ditentukan prioritas
masalah dengan menggunakan tabel MCUA dan USG. Prioritas masalah yang
terpilih, akan diidentifikasi penyebab masalahnya dalam diagram fish bone. Dari
beberapa akar penyebab dalam diagram fish bone tersebut, dicari penyebab yang
paling dominan melalui diskusi. Selanjutnya penyebab yang paling dominan
dibuktikan dengan data dan akan dicari alternatif pemecahan masalah dengan
tabel MCUA. Setelah itu dibuat rencana penerapan berupa Rencana Usulan
Kegiatan (RUK), dan kegiatannya akan dimonitoring dengan hasil akhir yang
dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan.

22
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

4.1. Profil Puskesmas Putri Ayu


Puskesmas Putri Ayu berada dalam kecamatan Telanai Pura, Kelurahan
Legok Jambi. Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi sebagai salah satu unit pelayanan
teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Jambi dituntut menjadi ujung tombak
pembangunan kesehatan khususnya memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
mempertinggi derajat kesehatan dengan memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu,pelayanan
kesehatan ini tertuang dalam 6 program pokok & program pengembangan
Puskesmas yaitu :
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan Ibu dan Anak &Keluarga Berencana
- Perbaikan Gizi Masyarakat
- Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan.

Gambar 4.1 Denah Wilyah Kerja Puskesmas putri Ayu

23
Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu meliputi 5 kelurahan yaitu : Legok,
Sungai Putri, Murni, Solok Sipin, dan Selamet. Jumlah Penduduk Wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu berdasarkan data tahun 2017 berjumlah 72.297 Jiwa.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Berdasarkan
Jenis Kelamin Tahun 2017
Desa Jumlah Penduduk L P
Kel.Legok 19.503 10.132 9.371
Kel.Solok Sipin 15.129 7.793 7.336
Kel.Sungai Putri 14608 7.571 7.037
Kel.Murni 7.876 3.948 3.928
Kel.Selamat 15.181 7.748 7.433
TOTAL 72. 297 37.192 35.105

Ketenagakerjaan
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan
- Dokter Umum : 3 orang
- Dokter Gigi : 2 orang
- SKM : 2 orang
- Apoteker : 1 orang
- Bidan : 26 orang
- Perawat : 14 orang
- Perawat Gigi : 3 orang
- Asisten Apoteker : 4 orang
- Ahli Gizi : 1 orang
- Sanitarian : 2 orang
- Keteknisian Medis : 3 orang
Jenis dan jumlah Tenaga Non Kesehatan
- Administrasi umum : 4 orang
- Keuangan : 0 orang
- Pekarya : 1 orang
- Sopir : 0 orang

24
4.2 Kegiatan Posyandu Puskesmas Putri Ayu

Kegiatan yang dilaksanakan di posyandu wilayah kerja puskesmas Putri Ayu


antara lain :
 Timbang berat badan bayi dan anak
 Pemberian kapsul vitamin A ( pada bulan vitamin A)
 Jika ada yang diare, diberikan oralit
 Pemberian makanan tambahan (kadang- kadang)
 Pemeriksaaan ibu hamil( kadang- kadang)
 Pemberian imunisasi (jarang)
 Pelayanan KB ( jarang)
 Pemeriksaan kesehatan pada lansia (dilakukan pada tanggal 17 setiap
bulannya)
 Pemberian obat-obatan kepada lansia yang berobat ke posyandu lansia

4.3 Data kunjungan


Semua Posyandu di kelurahan Murni termasuk tingkat Madya. Berikut data
kunjungan Posyandu dikelurahan Murni kota Jambi pada bulan Mei-Juni 2018.

Tabel 4.2 Format Pencatatan dan Pelaporan Kunjungan Balita di Kelurahan


Murni Pada Bulan Mei 2018
Kunjungan
Nama Jumlah
Posyandu 0-12 bulan 13-24 bulan 25-59 bulan
Melati 1 0 3 26 29
Melati 2 10 18 20 48
Melati 3 1 8 30 39
Melati 4 5 10 39 54
Melati 5 12 9 39 60
Total 28 48 154 230

25
Tabel 4.3 Format Pencatatan dan Pelaporan Kunjungan Balita di Kelurahan
Murni Pada Bulan Juni 2018
Kunjungan
Nama Jumlah
Posyandu 0-12 bulan 13-24 bulan 25-59 bulan
Melati 1 0 3 25 28
Melati 2 2 4 24 30
Melati 3 1 8 15 24
Melati 4 5 10 39 54
Melati 5 12 9 39 60
Total 28 48 154 196

Tabel 4.4 Format Pencatatan dan Pelaporan Kunjungan Balita di Kelurahan


Murni Pada Bulan Juli 2018
Kunjungan
Nama Jumlah
Posyandu 0-12 bulan 13-24 bulan 25-59 bulan
Melati 1 1 4 26 31
Melati 2 8 18 14 40
Melati 3 1 8 26 35
Melati 4 5 3 35 43
Melati 5 4 6 22 32
Total 28 48 154 181

4.4 Perolehan Data Primer


4.4.1 Wawancara dengan Petugas Puskesmas
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan petugas puskesmas yang
berperan pada pelaksanaan posyandu balita didapatkan keterangan sebagai
berikut:

1. Ada berapa jumlah posyandu di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu?


“jumlah posyandu posyandu balita diwilayah kerja Puskesmas Putri Ayu ada
45 Posyandu bayi/balita. Untuk kelurahan Murni ada 5 Posyandu tingkat
Madya”

26
2. Apa saja kegiatan rutin yang dilaksanakan pada kegiatan Posyandu di
wilayah kerja puskesmas Putri Ayu?
“kegiatan rutin yang dilakukan semua Posyandu sama yaitu penimbangan
berat badan. Untuk pemeriksaan tambahan tergantung petugas yang turun,
bisa pemeriksaan gigi anak, konsultasi gizi. Imunisasi, pemberian vitamni A
dan obat cacing dilaksanakan berdasarkan aturan tanggalnya masing-masing.
Kadang diadakan juga pemeriksaan KIA bagi para ibu hamil. Sekarang
diadakan pemberian biskuit bayi/balita ”

3. Apakah tidak ada pemeriksaan tambahan lain yang lebih spesifik untuk
detesi dini penyakit pada anak?
“tidak ada, karena posyandu hanya melakukan pemeriksaan rutin untuk
melihat tumbuh kembang anak dan sebagai penanggulangan diare. Jika ada
anak yang mengalami sakit serius, kita rujuk ke Puskesmas.”

4. Bagaimana pelaksanaan posyandu di kelurahan Murni selama ini?


“Pelaksanaan nya sejauh ini lancar lancar saja setiap bulannya. Hanya saja
memang ada saat-saat tertentu petugas tidak bisa turun ditanggal yang sudah
ditentukan ”.

5. Apa masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan posyandu


bayi/balita di wilayah kelurahan Murni selama ini?
“Posyandu yang dilaksanakan sudah dengan sistem lima pintu, hanya saja
untuk ibu hamil kebanyakan langsung periksa ke Puskesmas. Kalau untuk
masalahnya paling kesadaran orangtua untuk membawa anaknya datang ke
Posyandu masih kurang,pengetahuan orangtua kebanyakan berfikir bahwa
menimbang tidak terlalu penting, sehingga jumlah kunjungan Posyandu
kadang menurun, jadi tidak semua bayi/balita bisa dipantau tumbuh kembang
setiap bulannya di KMS. Kadang petugas sudah mau selesai Posyandu baru
ada orangtua yang datang dengan alasan baru sempat atau anaknya baru
bangun tidur. Kadang juga orangtua bayi//balita seorang pekerja jadi tidak
sempat bawa ke Posyandu. Kebanyakan orangtua ke Posyandu pun lupa
bawa buku KMS. Kunjungan biasanya rame kalau ada pembagian obat

27
cacing atau vitamin A, karena orangtua kadang bosan dengan kegiatan
Posyandu yang itu-itu saja seperti penimbangan berat badan paddahal
penting. Kalau buat fasilitas pelaksanaannya, kebanyakan di rumah warga
atau kader. Jarang yang punya tempat khusus Posyandu, karena lahan juga
sulit. Untuk alat timbangan seperti neraca kalau ada kerusakan biasanya
kader dapat dari Dinkes melalui Puskesmas.

6. Apakah sudah ada solusi yang dilakukan terhadap permasalahan


pelaksanaan posyandu di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu selama ini?
“kami terus mengupayakan agar kader lebih aktif lagi dalam mengajak warga
agar datang ke posyandu melalui penyuluhan, kadang ngajak dokter 3 bulan
sekali ikut datang penyuluhan ke masyarakat. Kami juga koordinasi dengan
kader untuk waktu pelaksanaan Posyandu, karena kebanyakan orangtua
pekerja minta sore, tapi sejauh ini masih dilaksanakan pagi hari. Kami juga
mulai menyediakan biskuit PMT. Walaupun begitu banyak kendala, posyandu
ini tetap berjalan rutin setiap bulannya”.

4.4.2 Hasil Wawancara dengan Kader Posyandu


Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 3 kader dari Posyandu yang
berbeda, adalah sebagai berikut:

1. Apa saja tugas Anda dalam Posyandu balita ini?


“tugas saya mendata dan mencatat anak-anak yang datang kesini, menimbang
berat badan, termasuk ngasih edukasi juga”(kader 1)
“saya mencatat dan mendata, menimbang berat badan, ikut ngisi KMS juga”
(Kader 2)
“Saya bertanggungjawab bagian pencatatatan dan pelaporan ke kantor lurah,
Puskesmas. Untuk timbang BB ada kader yang melakukan tapi saya juga ikut
bantu.” (Kader 3)

28
2. Apakah Posyandu ini rutin dilaksanakan?
“Posyandu disini berjalan rutin terus setiap bulannya, tiap tanggal 10. Kalau
jatuhnya hari Jum’at, kita undur jadi Sabtu, kalau jatuhnya hari Minggu kita
undur jadi Senin.. (Kader 1)
“Rutin setiap bulan sesuai tanggal. Cuma ada penundaan kalo tanggal 10 nya
dihari Jum’at atau Minggu.” (Kader 2)
“Rutin tiap tanggal 12 tiap bulannya. Kalaupun ada penundaan itu
kesepakatam bersama antara kader dan petugas.” (Kader 3)

3. Dimana tempat dilaksanakan Posyandu?


“Posyandu dilaksanakan slalu dirumah saya, pernah mengajukan pembuatan
tempat khusus Posyandu namun tidak bisa, karena lahan nya tidak ada
lagi.sudah ditanyakan ke warga apakah keberatan jika diadakan dirumah
saya, tapi mereka menjawab tidak masalah.” (Kader 1)
“Posyandu dilaksanakan diteras rumah warga, dekat rumah pak RT 16.
Soalnya tidak ada tempat khusus Posyandu, lahan disini tidak ada lagi,
rumahnya padat-padat. Untuk tempat sejauh ini tidak ada yang komplain,
karena memang sudah mengerti keadaan” (Kader 2)
“Ada tempat Posyandu yang baru dibuat beberapa bulan ini, sebelumnya
diteras rumah salah satu warga, namun karena rumahnya direnovasi, jadi
kami pindah. Memang sempit dan kecil, dipinggir jalan, karena lahan yang
kurang. Kalau ada lahan yang lebih, mungkin dari dulu kami sudah
mengajukan pembuatan Posyandu. Sebenernya posyandu lebih nyaman
dijalan-jalan dalam yang tidak terlalu ramai kendaraan untuk kenyamanan
anak juga. Tapi ya harus menerima yang ada. Tapi tidak ada komplain tentang
lokasi Posyandu yang jauh, karena dipilih ditengah-tengah.” (Kader 3)

4. Apa saja kegiatan yang biasanya dilakukan di Posyandu ini?


“Kegiatan rutin ya menimbang berat badan untuk KMS bayi/balita, kalau di
bulan Februari dan Agustus setalah nimbang berat badan kita berikan vtamin
A dan obat cacing, bulan Agustus juga kita adakan lomba-lomba untuk balita.
Kalau untuk bulan lainnya, kegiatan selain penimbangan BB disesuaikan

29
dengan petugas yang datang, bisa pemeriksaan gigi, pemberian garam
beryodium, kadan konseling gizi oleh dokter yang datang. Kalau penyuluhan
usai Posyandu jarang dilakukan karena orangtua biasanya langsung pulang
setelah kegiatan. Kecuali jika diadakan penyuluhan keseluruhan diluar
kegiatan Posyandu”. (Kader 1)
“kegiatan rutin ya timbang berat badan, kegiatan lainnya menyesuaikan
petugas yang datang saja.Untuk bulan Februari dan Agustus sesuai dengan
pemberian vitamin A dan obat cacing” (Kader 2)
“kegiatan rutin penimbangan berat badan, selain itu macam-macam kegiatan,
kadang pemeriksaan gigi, imunisasi kalau ada. Pemantauan buku KMS juga
slalu dilakukan. Konsultasi orangtua kepetugas kalau anaknya ada keluhan,
tetapi untuk tindakan kami langsung sarnkan ke Puskesmas” (Kader 3)

5. Apakah Posyandu disini sudah memakai sistem 5 meja?


“Sudah, tapi untuk pelayanan ibu hamil dan KB itu disesuaikan dengan jumlah
ibu hamil yang ada di wilayah Posyandu ini karena jumlah ibu hamil kan tidak
slalu merata. Jadi tergantung kehadiran ibu hamil tersebut, karena
kebanyakan ibu hamil langsung periksa ke Puskesmas. Namun kalau ada ibu
hamil yang datang tetap dilayani”.(Kader 1)
“sebenarnya sudah diusahakan, tapi untuk penyuluhan itu susah kan karena
orangtua langsung pulang setelah kegiatan. Untuk ibu hamil juga sudah diajak
ke Posyandu tapi tidak ada yang datang, mereka biasanya langsung ke
Puskesmas.” (Kader 2)
“Sudah diadakan sistem 5 meja, tapi untuk ibu hamil kebanyakan adalah
seorang pekerja jadi walaupun sudah diajak ke Posyandu tetap tidak bisa
hadir. Kebanyakan ibu hamil juga langsung periksa ke Puskesmas.” (kader 3)

6. Bagaimana jumlah kunjungan Posyandu setiap bulannya?


“sebenarnya kalau sedikit tidak juga, tapi kalau dibandingkan dengan bulan
Februari dan Agustus memang lebih sedikit. Karena orangtua kadang malas
untuk datang hanya menimbang, karena bisa dilakukan ditempat lain. Kalau
ada pembagian vitamin A baru biasanya mereka semangat datang”. (Kader 1)

30
“Tidak menentu, karena orangtua malas datang dengan alasan ada kerjaan
atau anaknya sedang tidur. Ada juga yang bosan dengan kegiatan menimbang.
Paling rame itu bulan Februari dan Agustus, rata-rata semua Posyandu rame
di dua bulan itu karena ada pembagian vitamin A”. (Kader 2)
“iya sering juga sepi, jadi harus dijemput-jemputin kerumah balita. Sudah
dijemput pun masih banyak yang beralasan datang, seperti lagi masak atau
anaknya tidur. Kesadaran orangtuanya kurang, kebanyakan juga karena malas
dengan kegiatan menimbang saja, kalau ada pembagian vitamin biasanya baru
ramai.” (Kader 3)

7. Apa yang dilakukan para kader untuk menarik minat orangtua membawa
anaknya ke Posyandu agar jumlah kunjungan meningkat?
“Kami membuat acara-acara untuk menarik minat orangtua, seperti
pemberian makanan tambahan, mengadakan lomba-lomba baita, bekerjasama
dengan pihak lain yang mau mengadakan acara di tempat itu, kemudian pihak
tersebut juga menyediakan bingkisan balita seperti tempat makan.” (Kader 1)
“Jemput kerumah balita agar orangtuanya datang membawa anaknya,
buatkan makanan tambahan kalau ada dana dari patungan para kader, tapi
jarang, hampir tidak pernah lagi.” (Kader 2)
“Sudah pernah dibuatkan bubur untuk balita dengan dana patungan kader.
Dibentuk arisan bagi orangtua agar rajin datang, awalnya semangat tapi lama
kelamaan mundur, uang arisan hanya dititip.” (Kader 3)

8. Apakah kader-kadernya slalu hadir saat dilakssanakannya Posyandu?


Lalu apa saja tugas-tugas mereka saat pelaksanaan Posyandu?
“Kader disini ada 5 orang, semuanya hadir saat Posyandu, tugasnya bagi-
bagi, ada yang mengajak warga, ada yang bantu nimbang, ada yang bantu
catat, ada juga yang bantu mengedukasi.” (Kader 1)
“Saat Posyandu semua kader menyempatkan hadir, walaupun memang kadang
ada sesekali satu kader izin karena kesibukannya. Kader berbagi tugas, ada
yang catat, bantu nimbang atau mendatangi rumah balita” (Kader 2)

31
“jika tidak ada halangan, kader slalu hadir. Kader ada 5 orang yang diambil
dari 5 RT yang ada diwilayah kerja Posyandu, jadi ada kader di tiap RT untuk
mengajak para orangtua membawa bayi/balitanya ke Posyandu.” (Kader 3)

9. Apa saja kendala dalam pelaksanaan Posyandu ini?


“Kendala yang pertama pasti minat orangtua balita dan kesadaran orangtua
tentang pentingnya pantauan KMS kurang. Harus diperlukan trik untuk
menarik minat orangtua untuk membawa bayi/balita nya ke Posyandu. Deteksi
dini penyakit juga susah karena kebanyakan orangtua langsung pulang selesai
kegiatan, jadi jarang bisa penyuluhan. Orangtua juga kadang tidak bawa buku
KMS jadi tidak dicatat dibuknya. Kalau untuk fasilitas seperti neraca belum
ada dan tempat memang agak sempit tapi warga tidak masalah.” (Kader 1)
“kendala nya orangtua suka malas membawa anaknya ke Posyandu dengan
banyak alasan, jadi jumlah kunjungan kadang turun. Penyuluhan juga tidak
bisa dilakukan, orangtua kadang langsung bawa anaknya pulang. Tempat
pelaksanaanya sebenarnya kurang memadai, agak sempit jadi mungkin
membuat kurang nyaman. Tapi warga sudah mengerti keadannya. Anak yang
datang juga banyak yang menangis saat mau ditimbang, jadi pemeriksaan
kadang terkendala. Buku KMS kadang lupa dibawa, banyak juga orangtua
yang lupa meletakan bukunya dimana.”(Kader 2)
“Kendala yaa pengetahuan orangtua tentang pentingnya pemantauan tumbuh
kembang masih sangat kurang, masih banyak yang malas bawa anaknya ke
Posyandu dengan alasan kegiatan itu-itu saja. Lahan untuk Posyandu pun
masih belum memadai. Kalau saat pembagian vitamin A, ada orangtua yang
protes tidak dapat vitamin padahal mereka tidak datang ke Posyandu. Vitamin
A memang dititip ke kader jika ada yang belum sempat datang, tetapi banyak
orangtua yang berharap vitamin tersebut diantar satu-satu kerumahnya,
seharusnya orangtua bisa mengambil ke tempat kader. Untuk penyuluhan
sehabis kegiatan Posyandu pun sulit dilakukan karena orangtua langsung
pulang membawa anaknya. Kalaupun ada keluhan pada anak, orangtua
biasanya langsung bertanya. Jadi konseling dan edukasi tidak merata. Obat-

32
obatan juga kami tidak pegang, jadi jika ada anak-anak diare atau ada
masalah ASI, kami langsung minta ke Puskesmas.” (Kader 3)

4.4.3 Hasil Wawancara dengan Orangtua yang Datang ke Posyandu

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orangtua anak-anak yang datang


lagi ke posyandu, sebagai berikut :
1. Apakah Ibu rutin setiap bulannya membawa anak ibu ke Posyandu ini??
Simpulan jawaban dari responden :
“cukup rutin walaupun kadang malas tapi inikan buat anak, tapi memang
sering terlambat juga karena beresin rumah dulu.”
“tidak teralalu rutin, karena kadang tidak sempat, kadang anaknya juga lagi
tidur. Saya malas juga kadang kalau datangpun kegiatannya hanya
menimbang.”
“tidak rutin, kadang-kadang karena agak jauh dari rumah..”
2. Apakah ada kendala yang Ibu rasakan pada pelaksanaan Posyandu ?
Simpulan jawaban dari responden :
“pelaksanaan sudah baik, kader nya juga masih menerima kalau kami
terlambat datang walaupun petugas sudah pulang. Kendalanya paling untuk
tempat memang agak sempit, jadi kami kalau selesai kegiatan ya langsung
pulang.”
“Kendala nya ya paling tempatnya rada sempit, kalau sudah nimbang kita ya
langsung pulang soalnya kan tidak bisa numpuk disana kegiatan tiap
bulannya kadang itu-itu aja, jadi kami kadang kurang tertarik datang.,”

3. Apakah setelah melakukan ibu ikut penyuluhan usai kegiatan Posyandu?


Simpulan jawaban dari responden:
“tidak, setelah nimbang kita pada pulang, soalnya tidak ada tempat duduk
juga. Lagian tidak dibilang ada penyuluhan, kita juga diperbolehkan pulang.
paling kami nanya pribadi saja kalau ada keluhan pada anak.”

33
BAB V
MASALAH KESEHATAN

5.1. Identifikasi Masalah


5.1.1 Curah Pendapat (Brainstorming)
Masalah yang ditemukan pada pelaksanaan Posyandu kelurahan Murni:
1. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam kegiatan Posyandu
(INPUT)
2. Pengetahuan orangtua yang masih kurang tentang pentingnya pemantauan
tumbuh kembang anak. (INPUT)
3. Kurangnya kesadaran orangtua untuk membawa anak ke Posyandu.
(INPUT)
4. Pemeriksaan rutin yang dilaksanakan hanya menimbang berat badan,
sedangkan pemeriksaan lainnya tergantung petugas yang datang. Untuk
pelayanan ibu hamil belum sepenuhnya berjalan (PROSES)
5. Pada bulan Februari dan Agustus diadakan pemeberian vitamin A dan obat
caacing yang menarik minta orangtua untuk datang. (PROSES)
6. Orangtua cenderung langsung pulang setelah pemeriksaan oleh petugas.
(PROSES)
7. Beberapa orangtua kadang ada yang punya kesibukan sendiri atau bosan
mengikuti kegiatan Posyandu. Ada juga yang berasalan anaknya sedang
tidur saat Posyandu berlangsung (PROSES)
8. Dalam satu Posyandu berisi 5 RT, sehingga kadang lokasi Posyandu terlalu
jauh dijangkau. (PROSES)
9. Ada bayi yang tidak ditimbang dengan timbangan bayi. Anak-anak juga
tidak bisa menikmati permainan edukatif yang seharusnya ada di Posyandu
(PROSES)
10. Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke Posyandu karena Posyandu
dilaksanakan pada jam kerja. (OUTPUT)
11. Banyak orangtua yang segan untuk datang karena lokasi dinilai agak jauh
dari rumahnya. (OUTPUT)

34
12. Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-itu
saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu. (OUTPUT)
13. Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu karena sarana dan
prasarana yang kurang. (OUTPUT)

1.1.2 Pembuktian Masalah dengan Pengumpulan Data


1. Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke Posyandu karena Posyandu
dilaksanakan pada jam kerja. (OUTPUT)
Hasil wawancara yang saya dapatkan dari petugas kesehatan, banyak
orangtua yang tidak bisa mengantarkan anaknya ke Posyandu dikarenakan
Posyandu dilaksanakan pada hari dan jam kerja. Kadang pengasuh bayi/balita
tidak berani mengantarkan anak tersebut ke Posyandu.
2. Banyak orangtua yang segan untuk datang karena lokasi dinilai agak jauh dari
rumahnya. (OUTPUT)
Dari wawancara dengan salah seorang ibu bayi/balita, beliau berpendapat
bahwa lokasi Posyandu memang agak jauh dari rumahnya jika berjalan kaki,
karena untuk kendaraan tidak selalu ada. Jadi membuat para ibu kadang
malas untuk mengantar anak ke Posyandu apalagi dengan kegiatan itu-itu
saja.
3. Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-itu
saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu. (OUTPUT)
Menurut wawancara kader, orangtua banyak yang bosan dengan kegiatan
menimbang di Posyandu. Selain dinilai kurang menarik, kegiatan itu juga bisa
dilakukan ditempat lain seperti Pusksesmas atau dirumah. Tidak ada kegiatan
yang lebih inovatif sehingga minta orangtua cenderung berkurang.
Kunjungan biasanya meningkat jika ada pembagian vitamin A dan obat
cacing saja yaitu paada bulan februari dan Agustus. Berikut jumlah
kunjungan bulan Agustus dari 3 Posyandu yang meningkat dari bulan
sebelumnya.

35
Tabel 5.1 Jumlah Pengunjung Posyandu Pada Bulan Agustus 2018

No Posyandu Jumlah
1 Melati 1 52 orang
2 Melati 2 55 orang
3 Melati 4 50 orang

4. Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu karena sarana dan prasarana


yang kurang. (OUTPUT)
Dari hasil wawancara kader dan petugas, Kit Posyandu memang belum
banyak terpenuhi. Salah satunya yaitu timbangan bayi dan alat permainan
edukatif untuk bayi/balita. Tempat Posyandu yang sempit membuat anak-
anak kadang kurang nyaman berada disana, tidak jarang anak nangis saat mau
ditimbang.
Untuk data penyuluhan, hanya dilakukan oleh Posyandu Melati 4 pada bulan
Juni dan Juli 2018. Mengingat tempat Posyandu kelurahan Murni yang belum
memadai dan kebiasaan orangtua yang langsung pulang usai kegiatan, sehingga
penyuluhan sulit dilaksanakan secara merata, jadi yang dilakukan hanya edukasi
singkat perorangan saja.

1.1.3 Pernyataan Masalah


1. Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke Posyandu karena Posyandu
dilaksanakan pada jam kerja.
2. Banyak orangtua yang segan untuk datang karena lokasi dinilai agak jauh
dari rumahnya.
3. Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-itu
saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu.
4. Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu karena sarana dan prasarana
yang kurang.

4.1.2 Menentukan Prioritas Masalah


Menentukan prioritas masalah menggunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assessment) atau teknik scoring PAHO (Pan American Health

36
Organization) dan USG. Penentuan nilai prioritas masalah dengan tabel MCUA
dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.2 Tabel Penentuan Prioritas Masalah (MCUA)
No Pengaruh Pengaruh
Kriteria
Besarnya Keseriusan terhadap kesehatan
Jmh
masalah masalah kesehatan terhadap
Masalah
balita masyarakat
Bobot (5) (4) (3) (2)
1 Orangtua tidak bisa N 6 5 5 6
mengantar anaknya
ke Posyandu karena
Posyandu B.N 30 20 15 18
83
dilaksanakan pada
jam kerja.

2 Banyak orangtua N 7 7 6 8
yang segan untuk
datang karena lokasi
Posyandu dinilai B.N 35 28 18 16
97
agak jauh dari
rumahnya.

3 Para orangtua bosan N 9 9 8 7


membawa anak ke
Posyandu dengan
kegiatan itu-itu saja,
114
jadi banyak yang B.N 40 36 24 14
tidak rutin datang ke
Posyandu.

3 Masyarakat kurang N 8 8 7 9
tertarik datang ke
Posyandu karena
111
sarana dan prasarana B.N 40 32 21 18
yang kurang.

Keterangan:
B= Bobot
N= Nilai
BN = Bobot x Nilai = Skor (S),
Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10.

37
Tabel 5.3 Tabel Tehnik Scoring PAHO Penentuan Prioritas Masalah

NO MASALAH M S V C Total
Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke
1 Posyandu karena Posyandu dilaksanakan pada 2 3 2 3 36
jam kerja.

Banyak orangtua yang segan untuk datang


2 karena lokasi Posyandu dinilai agak jauh dari 3 2 4 2 48
rumahnya.
Para orangtua bosan membawa anak ke
Posyandu dengan kegiatan itu-itu saja, jadi
3 5 4 5 4 400
banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu.

Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu


4 karena sarana dan prasarana yang kurang. 4 5 3 5 300

Keterangan :
M (Magnitude) : luasnya masalah
S (Severity) : beratnya kerugian yang timbul
V (Vulnerability) : ketersediaan teknologi
C (Community Concern) : perhatian masyarakat dan politisi

Nilai 1 = tidak ada hubungan Nilai 4 = hubungan erat


Nilai 2 = hubungan lemah Nilai 5 = hubungan sangat erat
Nilai 3 = hubungan cukup

Tabel 5.4 Tabel Teknik Scoring USG Penentuan Prioritas Masalah

NO MASALAH U S G Total

1 Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke 2 2 3 7


Posyandu karena Posyandu dilaksanakan pada
jam kerja.
2 Banyak orangtua yang segan untuk datang 3 3 4 10
karena lokasi Posyandu dinilai agak jauh dari
rumahnya.
3 Para orangtua bosan membawa anak ke
Posyandu dengan kegiatan itu-itu saja, jadi 5 4 5 14
banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu.
4 Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu
karena sarana dan prasarana yang kurang. 4 5 3 12

38
Keterangan :
U (urgency) : tingkat urgensi
S (seriousness) : keseriusan
G (growth) : potensi perkembangan

Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel MCUA, PAHO dan
USG tersebut, maka prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai
berikut: “Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-
itu saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu.”

5.2. Identifikasi Penyebab Masalah dan Penyebab Masalah Dominan


5.2.1 Diagram Alur (Flow Chart)
Diagram alur ini dibuat untuk mengkaji kembali tahapan kegiatan yang
dilakukan selama ini dalam melakukan kegiatan yang menjadi masalah. Berikut
alur kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Posyandu Puskesmas
Putri Ayu.

bayi Posyandu

Pengukuran Konseling dan Pemberian biskuit


Pendaftaran Catat oleh kader
BB, PB, edukasi singkat PMT jika ada
Posyandu
gigi mulut

Catat oleh
Pulang
petugas

Gambar 5.1 Diagram Alur Kegiatan Posyandu

Sebelum membuat Bagan Tulang Ikan, berdasarkan simpul kegiatan yang


rawan diatas dapat dicari siapa-siapa yang terkait pada kegiatan tersebut.
Tujuannya yaitu mencari hal-hal yang terkait dengan menurunnya kegiatan
posyandu bayi/balita di kelurahan Murni untuk mengungkapkannya dan
selanjutnya ikut memecahkan masalah, serta dilakukan curah pendapat untuk
menggali penyebab masal

39
5.2.2 Identifikasi Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan

Untuk menanggulangi suatu masalah, harus diketahui terlebih dahulu


sebab terjadinya masalah tersebut. Salah satu caranya dengan menggunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini dapat ;
- Melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah.
- Sangat efektif membantu tim dalam mencari akar penyebab suatu masalah.
- Sangat bermanfaat mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab masalah.

Manusia
Material / Bahan
Orangtua tidak
Biskuit PMT Kader jarang melakukan
sempat
Kurangnya tidak selalu penyuluhan diluar
membawa anak
leaflet/poster disediakan Posyandu
ke Posyandu
tentang
Posyandu Posyandu
Persediaan dilaksankan
biskuit pada jam
tergantung dari kerja orgtua
Dana yang Dinas Kesehatan Kader
terbatas kurang aktif

Kurangnya
musyawarah
orgtua ke para
kader dan petugas Para orangtua
bosan dengan
kegiatan rutin
Posyandu

Tidak ada
Tempat Kursi
permaianan Pasien datang hanya
Posyandu sempit tempat
edukatif saat bulan vitamin A
menunggu
bayi/balita dan obat cacing
Kurangnya lahan tidak ada
untuk Posyandu Sararana
Kurangnya
Kurangna danprasarana
kesadaran orgtua
perhatian Kit Posyandu
untuk memantau
masyarakat belum lengkap
Kurangnya tumbang anak
konstribusi
masyarakat
Dana yang
terbatas
Kurangnya
penyuluhan
Lingkungan Proses kepada orangtua

Gambar 5.2 Diagram Fish Bone

40
5.2.3 Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling
Mungkin menjadi Akar Penyebab
Dukungan data berguna untuk membuktikan penyebab paling mungkin yang
menjadi akar penyebab masalah.
1) Faktor Manusia
 Kader yang kurang aktif dalam melakukan penyuluhan dan kunjungan
rumah warga pada hari luar buka Posyandu, sehingga hanya sedikit
warga yang sadar akan pentingnya pelaksanaan kegiatan Posyandu
bayi/balita.
 Posyandu yang selalu dilaksanakan pagi hari ternyata bertepatan
dengan jam kerja orangtua bayi/balita. Dari hasil wawancara, hal ini
juga sering dikeluhkan para orangtua ataupun ibu hamil yang seorang
pekerja.
2) Faktor Bahan/Material
 Biskuit PMT yang diberikan kepada bayi/balita usai kegiatan Posyandu
tidak selalu tersedia setiap bulannya. Hal ini disampaikan salah satu
petugas, dimana menurutnya biskuit PMT tersebut diberikan jika ada
pengadaan dari Dinas.
 Poster sebagai media promosi kesehatan tidak tersedia di Posyandu,
begitupun leaflet untuk disebarkan kepada orangtua juga tidak ada.
3) Proses
 Penyuluhan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman
orangtua akan pentingnya ke Posyandu untuk melihat tumbuh
kemabang anak apakah sesuai dengan usianya. Karena pada
kenyataannya, orangtua lebih banyak membawa anaknya pada bulan
vitamin A dan obat cacing saja.
 Terbatasnya dana menyebabkan sarana dan prasarana belum bisa
terlengkapi dalam Posyandu dapat terlihat pada pengadaan Kit
Posyandu seperti alat permainan edukatif yang tidak ada. Kurangnya
dana juga membatasi kegiatan Posyandu untuk bisa lebih inovatif.

41
4) Lingkungan
 Lokasi pelaksanaan posyandu kurang efektif, posyandu hanya
dilakukan di halaman/teras rumah sehingga masyarakat yang datang
selesai menimbang langsung pulang. Tidak tersedianya tempat khusus
ini dikarenakan juga lahan yang memang kurang, perhatian masyarakat
untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan Posyandu masih kurang.
 Dari observasi langsung, kursi untuk mengantri dalam pemeriksaan
Posyandu juga tdak banyak tersedia, jadi terkadang para orangtua hanya
berdiri sambil menggendong anaknya. Karena tidak adanya
kelengkapna ini, orangtua kadang merasa tak nyaman dan bayi/balita
menangis ingin pulang.

5.2.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan.
Artinya dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar
masalah sudah dapat dipecahkan.
Karena itu, dilakukan urutan dominan dengan cara diskusi, adu
argumentasi, dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk
menentukan penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa
penyebab yang paling dominan yaitu “Kegiatan Posyandu kurang menarik dan
kurang inovatif dikarenakan dana yang terbatas sehingga sarana dan prasarana Kit
Posyandu belum bisa terpenuhi.”. Dalam Kit Posyandu disebutkan bahwa
seharusnya di Posyandu terdapat permainan edukatif untuk para bayi/balita yang
bisa menarik minat pengunjung. Dalam proses pelaksanaan Posyandu, hendaknya
menghadirkan kegiatan yang lebih inovatif jika sarana dan prasarana mendukung.
Dengan keterbatasan tersebut, banyak orangtua yang bosan membawa anaknya
datang ke Posyandu, terbukti pada bulan pemberian vitamin A dan obat cacing
jumlah kujungan pun mengikat, begitupun juga saat Posyandu mengadakan acara
lomba-lomba dan sebagainya.

42
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS, DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH

6.1 Alternatif Cara Pemecahan Masalah


Setelah ditemukan penyebab masalah yang dominan, maka tahap berikutnya
adalah mencari cara penanggulangan yang terbaik
Tabel 6.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dan Penyelesaiannya
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Orangtua Kegiatan Posyandu kurang 1. Kader setempat membuat usulan ke
cenderung menarik dan kurang inovatif Dinkes melalui kecamatan untuk dapat
bosan dengan dikarenakan dana yang terbatas melengkapi sarana prasarana dan Kit
kegiatan rutin sehingga sarana dan prasarana Posyandu.
Posyandu Kit Posyandu belum bisa 2. Kecamatan mengevaluasi kader, bahkan
terpenuhi. memberikan reward kepada kader yang
aktif dan memotivasi kader yang kurang
aktif agar lebih giat mengajak bayi/balita
ke posyandu
3. Bekerjasama dengan Puskesmas
melaksanakan kegiatan penyuluhan
kesehatan dengan mengundang ahli
medis. Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman orangtua akan pentingnya
kesehatan sekaligus sebagai wadah
sharing antar masyarakat dan petugas
kesehatan.
4. Menyelenggarakan kegiatan yang
inovatif, edukatif dan kreatif serta
menyediakan makanan tambahan
sederhana untuk menarik minat
masyarakat sehingga kunjungan
Posyandu dapat meingkat.

6.2 Memilih Alternatif Cara Pemecahan Masalah yang Terbaik dengan


MCUA
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel
MCUA

43
Tabel 6.2 Alternatif Pemecahan Masalah dengan MCUA
No Kriteria Nilai Memecah- Mudah Murah Waktu Jlh
kan Dilaksan Biaya Singkat
prioritas akan
masalah
Bobot (5) (4) (3) (2)
1 Kader setempat membuat Nilai 7 5 5 6
usulan ke Dinkes melalui
kecamatan untuk dapat
melengkapi sarana
BxN 35 20 15 12 82
prasarana dan Kit
Posyandu.

2 Kecamatan mengevaluasi Nilai 6 9 8 9


kader, bahkan memberikan
reward kepada kader yang
aktif dan memotivasi kader
yang kurang aktif agar BxN 30 36 15 18 99
lebih giat mengajak
bayi/balita ke posyandu

3 Bekerjasama dengan Nilai 8 7 7 7


Puskesmas melaksanakan
kegiatan penyuluhan
kesehatan dengan
mengundang ahli medis.
Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman pasien akan BxN 40 28 21 14 103
pentingnya kesehatan
sekaligus sebagai wadah
sharing antar masyarakat
dan petugas kesehatan

4 Menyelenggarakan Nilai 9 8 6 8
kegiatan yang inovatif,
edukatif dan kreatif serta
menyediakan makanan
sederhana tambahan untuk
BxN 40 32 18 16 106
menarik minat masyarakat
sehingga kunjungan
Posyandu dapat meingkat.

Berdasarkan hasil MCUA di atas didapat bahwa prioritas pemecahan


masalahnya adalah “Menyelenggarakan kegiatan yang inovatif, edukatif dan
kreatif serta menyediakan makanan tambahan sederhana untuk menarik minat
masyarakat sehingga kunjungan Posyandu dapat meingkat”.

44
6.3. Rencana Penerapan
6.3.1. Kemungkinan Faktor Pendorong
 Kesadaran akan pentingnya upaya preventif dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup bayi/balita untuk mencegah adanya gizi kurang, gizi buruk.
 Petugas Puskesmas bersama para kader yang aktif dalam melakukan
penyuluhan dan menggiatkan pelaksanaan posyandu.
 Kegigihan kader karena ingin mendapatkan reward

6.3.2. Kemungkinan Faktor Penghambat


 Masyarakat tidak berminat (malas) untuk datang ke posyandu.
 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemantauan tumbuh
kembang anak.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya Posyandu.
 Kurangnya dana yang tersedia untuk melakukan kegiatan tersebut.

6.3.3 Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat


 Memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu..
 Menyediakan kegiatan yang edukatif dan kreatif di Posyandu.
 Meningkatkan pengetahuan kader, tokoh masyarakat dan masyarakat
dengan melakukan penyuluhan terkait dengan pelaksanaan posyandu.
 Temu wicara dengan pihak kelurahan untuk masalah dana kegiatan.

6.3.4 Cara Pemecahan Setelah Antisipasi Kemungkinan Faktor


Penghambat
 Pengawasaan oleh Lurah setempat dan Kepala Puskesmas.
 Melakukan EPP (Evaluasi Pasca Posyandu)
 Melakukan temu-wicara antara petugas puskesmas-tokoh masyarakat-
kader untuk menyusun program kegiatan posyandu pada bulan berikutnya.

6.3.5 Rencana Usulan Kegiatan


Menyelenggarakan kegiatan yang inovatif, edukatif dan kreatif serta
menyediakan makanan tambahan sederhana untuk menarik minat masyarakat
sehingga kunjungan Posyandu dapat meingkat”

45
Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah Terpilih
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Target
1 Petugas kesehatan Petugas lebih Kader dan Sebelum Penanggung Tidak 100%
melakukan siap dan lebih petugas posyandu jawab ada
penyuluhan kepada memahami Posyandu dilaksanakan posyandu biaya
kader untuk lainnya
menentukan
kegiatan dan
makanan yang baik
untuk bayi/balita

2
Petugas Tidak
Temuwicara kader Agar rencana Pihak Sebelum Posyandu 100 %
dengan pihak kegiatan posyandu ada
kelurahan usila dan biaya
kelurahan untuk untuk setempat dilaksanakan Kader
membahas dana pemecahan
penyelenggaraan masalah ini
kegiatan yang dapat berjalan
edukatif dan
makanan tambahan
sederhana

6.4 Penerapan dan Monitoring


Tim pelaksana dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang
telah disepakati. Selama pelaksanaan, perlu dilakukan monitoring untuk melihat
seberapa jauh kegiatan sudah dilaksanakan dan seberapa jauh indikator
keberhasilan telah dicapai.

Tabel 6.4 Monitoring pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah


No Kegiatan Indikator Standar Hasil Ket

1 Melakukan penyuluhan Kader sudah paham Terlaksana Penyuluhan Tercapai


kepada kader untuk dan siap melakukan terlaksana
menentukan kegiatan dan kegiatan.
makanan yang baik untuk
bayi/balita

2. Temuwicara kader Tersedianya dana dari Terlaksana Kegiatan dapat Tercapai


dengan pihak kecamatan kader sendiri dan dilaksankan
untuk membahas dana pihak kelurahan sehingga
penyelenggaraan kegiatan setempat untuk meningkatkan
yang edukatif dan kegiatan minat orangtua
makanan tambahan untuk membawa
sederhana. anaknya ke
Posyandu

46
6.5 Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan
cara:
a. Membandingkanf rekuensi / tingkat masalah atau sebab masalah
sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat
menggunakan Bar Chart atau
b. Menggunakan Format Evaluasi yang telah disediakan:

Tabel 6.5 Contoh Format Evaluasi Kegiatan

No Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektivitas Ket

1 Petugas kesehatan Kader sudah 15% 85% 85% - 15% = 60% Ada
melakukan paham dan siap
penyuluhan melakukan peningkatan
kepada kader kegiatan.
untuk menentukan
kegiatan dan
makanan yang
baik untuk
bayi/balita

Temuwicara Tersedianya
2.. kader dengan dana dari kader 15% 90% 85%-15% = 60% Ada
pihak kelurahan sendiri dan
untuk membahas peningkatan
pihak kelurahan
dana setempat untuk
penyelenggaraan kegiatan
kegiatan yang
edukatif dan
makanan
tambahan
sederhana

47
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah pada kunjungan bayi/balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan posyandu di kelurahan Murni masih belum berjalan
dengan efektif serta pelayanan yang diberikan belum memenuhi standar.
2. Masalah yang diprioritaskan adalah “orangtua cenderung bosan membawa
anaknya datang ke posyandu”.
3. faktor-faktor penyebab masalah adalah kegiatan yang kurang menarik dan
inovatif dikarenakan sarana dan prasarana belum terpenuhi, seperti
permainan edukatif untuk bayi/balita”.
4. Alternatif pemecahan masalah terpilih berdasarkan penyebab masalah yaitu
yang lebih inovatif, kreatif, menyediakan tempat permainan anak dan
pemberian makanan tambahan sederhana, agar bayi/balita betah berada di
Posyandu.
7.2. Saran
1. Kepada pihak Kelurahan dan kepala Puskesmas agar melakukan evaluasi
terhadap posyandu karena dalam pelaksanaan Posyandu belum
sepenuhnya menerapkan sistem 5 meja.
2. Bagi kader Posyandu agar lebih giat dan aktif mengajak masyarakat untuk
datang ke Posyandu dengan melakukan kegiatan yang inovatif.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga/sponsor untuk melaksanakan
kegiatan yang inovatif untuk menarik perhatian para orangtua agar datang
ke Posyandu, misalnya pelaksanaan posyandu bersponsor susu untu bayi.
4. Bagi petugas posyandu dari Puskesmas Putri Ayu agar dapat memberikan
penyuluhan kesehatan kepada para orangtua sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kesadaran masyarakat untuk datang ke
Posyandu.

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsi AA. Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Di Posyandu Cempaka 2


Kelurahan Berbas Tengah Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang.
eJournal Administrasi Negara Vol.5 No. 3. 2017: 5243 – 5252
2. Kementrian Kesehatan RI dan Pokjanal Posyandu Pusat. Kurikulum dan
modul pelatihan kader posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI; 2012.
3. Bidang pemberdayaan masyarakat Kota Jambi. Pedoman pengelolaan
Posyandu. Jambi: Depkes; 2009.
4. Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Posyandu. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI; 2012.
5. Kementrian Kesehatan RI.Permenkes No 75. Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Tahun 2014

49
LAMPIRAN

Posyandu Kel. Murni

50
51

Anda mungkin juga menyukai