PENDAHULUAN
1
pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah tersebut. Untuk mempercepat
penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.3
Di Kota Jambi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu, terdapat 45
Posyandu, yang terdiri dari 41 Posyandu tingkat madya, 3 Posyandu tingkat
Purnama, 1 Posyandu tingkat Mandiri. Posyandu bayi/balita ini diselenggarakan
pada tanggal yang sama setiap bulannya. Namun dalam pelaksanaannya, hanya
sedikit orangtua yang membawa anaknya datang ke Posyandu karena berbagai
alasan. Kunjungan meningkat jika ada kegiatan tambahan seperti pemberian
vitamin A dan obat cacing.
Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui terutama di
kelurahan Murni, salah satu wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu. Masalah yang
timbul menyebabkan manfaat Posyandu yang dirasakan belum begitu optimal
seperti masalah dalam pelayanan Posyandu dan memerlukan alternatif
penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun makalh
tentang “Pelaksanaan dan Permasalahan Posyandu Di Kelurahan Murni Kota
Jambi Pada Periode Mei - Juli Tahun 2018”.
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Posyandu bayi/balita di
kelurahan Murni Kota jambi?
2. Bagaimana solusi/alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
Posyandu di kelurahan Murni Kota Jambi?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.1 Manfaat Posyandu
A. Bagi Masyarakat
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk.
3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
6. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
7. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
8. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan
ibu, bayi, dan anak balita 4
B. Bagi Kader
1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu.
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.4
5
yang sesuai. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.4
Pengelola Organisasi
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola
Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.2
Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
6
Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut 2:
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang2
7
”Posyandu Terintegrasi”. Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu
acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta anggota
masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan
Posyandu secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara
berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai
sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu
selanjutnya secara lintas sektoral.2
8
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.2
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Posyandu yang dapat
diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil
ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, Dan
9
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang
dilakukan pemasangan IUD.2
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.2
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus
untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic.
Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera
dirujuk ke Puskesmas.2
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu
dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat
dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.2
B. Kegiatan pengembangan/tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu
dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Plus.2
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta
tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus
10
mendapat dukungan dari seluruh masyarakat. Beberapa kegiatan tambahan
Posyandu yangtelah diselenggarakan antara lain:
Bina Keluarga Balita (BKB)
Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan
tetanus neonatorum
Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP)
Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
perkarangan melalui tanaman obat keluarga (TOGA)
Desa siaga
Pos Malaria Desa (Posmaldes)
Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)2
11
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat
badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang
bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu
hamil dan menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat
badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat
badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar), ibu hamil
atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing,
perdarahan, sesak nafas, gondokan, dan orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.
e. Meja V
Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas
kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan
(PPL). Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana (KB) berupa IUD dan suntikan,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet zat Fe, vitamin A.2
12
Skema Pola Pelayanan Posyandu
MEJA I Pendaftaran oleh kader Posyandu
MEJA V MEJA IV
13
a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku
register Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB
sesuai kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.2
Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita
yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan
berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu
saat hari buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.2
14
Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu
15
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas
tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali
dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain
sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah
5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan
kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali
sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader
Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan
anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.2
16
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau
sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa (BPMPD). Berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan
pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan
kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis
advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan
dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing. Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas,
kemungkinan masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang
dapat melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk
daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur
dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur
17
organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau
Sistim Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu
18
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan
kader sesuai dengan minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan
Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan pelaksanaan kegiatan Posyandu2
19
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.2
20
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
21
didukung oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan
masalah. Selanjutnya dari pernyataan masalah tersebut akan ditentukan prioritas
masalah dengan menggunakan tabel MCUA dan USG. Prioritas masalah yang
terpilih, akan diidentifikasi penyebab masalahnya dalam diagram fish bone. Dari
beberapa akar penyebab dalam diagram fish bone tersebut, dicari penyebab yang
paling dominan melalui diskusi. Selanjutnya penyebab yang paling dominan
dibuktikan dengan data dan akan dicari alternatif pemecahan masalah dengan
tabel MCUA. Setelah itu dibuat rencana penerapan berupa Rencana Usulan
Kegiatan (RUK), dan kegiatannya akan dimonitoring dengan hasil akhir yang
dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan.
22
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
23
Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu meliputi 5 kelurahan yaitu : Legok,
Sungai Putri, Murni, Solok Sipin, dan Selamet. Jumlah Penduduk Wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu berdasarkan data tahun 2017 berjumlah 72.297 Jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Berdasarkan
Jenis Kelamin Tahun 2017
Desa Jumlah Penduduk L P
Kel.Legok 19.503 10.132 9.371
Kel.Solok Sipin 15.129 7.793 7.336
Kel.Sungai Putri 14608 7.571 7.037
Kel.Murni 7.876 3.948 3.928
Kel.Selamat 15.181 7.748 7.433
TOTAL 72. 297 37.192 35.105
Ketenagakerjaan
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan
- Dokter Umum : 3 orang
- Dokter Gigi : 2 orang
- SKM : 2 orang
- Apoteker : 1 orang
- Bidan : 26 orang
- Perawat : 14 orang
- Perawat Gigi : 3 orang
- Asisten Apoteker : 4 orang
- Ahli Gizi : 1 orang
- Sanitarian : 2 orang
- Keteknisian Medis : 3 orang
Jenis dan jumlah Tenaga Non Kesehatan
- Administrasi umum : 4 orang
- Keuangan : 0 orang
- Pekarya : 1 orang
- Sopir : 0 orang
24
4.2 Kegiatan Posyandu Puskesmas Putri Ayu
25
Tabel 4.3 Format Pencatatan dan Pelaporan Kunjungan Balita di Kelurahan
Murni Pada Bulan Juni 2018
Kunjungan
Nama Jumlah
Posyandu 0-12 bulan 13-24 bulan 25-59 bulan
Melati 1 0 3 25 28
Melati 2 2 4 24 30
Melati 3 1 8 15 24
Melati 4 5 10 39 54
Melati 5 12 9 39 60
Total 28 48 154 196
26
2. Apa saja kegiatan rutin yang dilaksanakan pada kegiatan Posyandu di
wilayah kerja puskesmas Putri Ayu?
“kegiatan rutin yang dilakukan semua Posyandu sama yaitu penimbangan
berat badan. Untuk pemeriksaan tambahan tergantung petugas yang turun,
bisa pemeriksaan gigi anak, konsultasi gizi. Imunisasi, pemberian vitamni A
dan obat cacing dilaksanakan berdasarkan aturan tanggalnya masing-masing.
Kadang diadakan juga pemeriksaan KIA bagi para ibu hamil. Sekarang
diadakan pemberian biskuit bayi/balita ”
3. Apakah tidak ada pemeriksaan tambahan lain yang lebih spesifik untuk
detesi dini penyakit pada anak?
“tidak ada, karena posyandu hanya melakukan pemeriksaan rutin untuk
melihat tumbuh kembang anak dan sebagai penanggulangan diare. Jika ada
anak yang mengalami sakit serius, kita rujuk ke Puskesmas.”
27
cacing atau vitamin A, karena orangtua kadang bosan dengan kegiatan
Posyandu yang itu-itu saja seperti penimbangan berat badan paddahal
penting. Kalau buat fasilitas pelaksanaannya, kebanyakan di rumah warga
atau kader. Jarang yang punya tempat khusus Posyandu, karena lahan juga
sulit. Untuk alat timbangan seperti neraca kalau ada kerusakan biasanya
kader dapat dari Dinkes melalui Puskesmas.
28
2. Apakah Posyandu ini rutin dilaksanakan?
“Posyandu disini berjalan rutin terus setiap bulannya, tiap tanggal 10. Kalau
jatuhnya hari Jum’at, kita undur jadi Sabtu, kalau jatuhnya hari Minggu kita
undur jadi Senin.. (Kader 1)
“Rutin setiap bulan sesuai tanggal. Cuma ada penundaan kalo tanggal 10 nya
dihari Jum’at atau Minggu.” (Kader 2)
“Rutin tiap tanggal 12 tiap bulannya. Kalaupun ada penundaan itu
kesepakatam bersama antara kader dan petugas.” (Kader 3)
29
dengan petugas yang datang, bisa pemeriksaan gigi, pemberian garam
beryodium, kadan konseling gizi oleh dokter yang datang. Kalau penyuluhan
usai Posyandu jarang dilakukan karena orangtua biasanya langsung pulang
setelah kegiatan. Kecuali jika diadakan penyuluhan keseluruhan diluar
kegiatan Posyandu”. (Kader 1)
“kegiatan rutin ya timbang berat badan, kegiatan lainnya menyesuaikan
petugas yang datang saja.Untuk bulan Februari dan Agustus sesuai dengan
pemberian vitamin A dan obat cacing” (Kader 2)
“kegiatan rutin penimbangan berat badan, selain itu macam-macam kegiatan,
kadang pemeriksaan gigi, imunisasi kalau ada. Pemantauan buku KMS juga
slalu dilakukan. Konsultasi orangtua kepetugas kalau anaknya ada keluhan,
tetapi untuk tindakan kami langsung sarnkan ke Puskesmas” (Kader 3)
30
“Tidak menentu, karena orangtua malas datang dengan alasan ada kerjaan
atau anaknya sedang tidur. Ada juga yang bosan dengan kegiatan menimbang.
Paling rame itu bulan Februari dan Agustus, rata-rata semua Posyandu rame
di dua bulan itu karena ada pembagian vitamin A”. (Kader 2)
“iya sering juga sepi, jadi harus dijemput-jemputin kerumah balita. Sudah
dijemput pun masih banyak yang beralasan datang, seperti lagi masak atau
anaknya tidur. Kesadaran orangtuanya kurang, kebanyakan juga karena malas
dengan kegiatan menimbang saja, kalau ada pembagian vitamin biasanya baru
ramai.” (Kader 3)
7. Apa yang dilakukan para kader untuk menarik minat orangtua membawa
anaknya ke Posyandu agar jumlah kunjungan meningkat?
“Kami membuat acara-acara untuk menarik minat orangtua, seperti
pemberian makanan tambahan, mengadakan lomba-lomba baita, bekerjasama
dengan pihak lain yang mau mengadakan acara di tempat itu, kemudian pihak
tersebut juga menyediakan bingkisan balita seperti tempat makan.” (Kader 1)
“Jemput kerumah balita agar orangtuanya datang membawa anaknya,
buatkan makanan tambahan kalau ada dana dari patungan para kader, tapi
jarang, hampir tidak pernah lagi.” (Kader 2)
“Sudah pernah dibuatkan bubur untuk balita dengan dana patungan kader.
Dibentuk arisan bagi orangtua agar rajin datang, awalnya semangat tapi lama
kelamaan mundur, uang arisan hanya dititip.” (Kader 3)
31
“jika tidak ada halangan, kader slalu hadir. Kader ada 5 orang yang diambil
dari 5 RT yang ada diwilayah kerja Posyandu, jadi ada kader di tiap RT untuk
mengajak para orangtua membawa bayi/balitanya ke Posyandu.” (Kader 3)
32
obatan juga kami tidak pegang, jadi jika ada anak-anak diare atau ada
masalah ASI, kami langsung minta ke Puskesmas.” (Kader 3)
33
BAB V
MASALAH KESEHATAN
34
12. Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-itu
saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu. (OUTPUT)
13. Masyarakat kurang tertarik datang ke Posyandu karena sarana dan
prasarana yang kurang. (OUTPUT)
35
Tabel 5.1 Jumlah Pengunjung Posyandu Pada Bulan Agustus 2018
No Posyandu Jumlah
1 Melati 1 52 orang
2 Melati 2 55 orang
3 Melati 4 50 orang
36
Organization) dan USG. Penentuan nilai prioritas masalah dengan tabel MCUA
dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.2 Tabel Penentuan Prioritas Masalah (MCUA)
No Pengaruh Pengaruh
Kriteria
Besarnya Keseriusan terhadap kesehatan
Jmh
masalah masalah kesehatan terhadap
Masalah
balita masyarakat
Bobot (5) (4) (3) (2)
1 Orangtua tidak bisa N 6 5 5 6
mengantar anaknya
ke Posyandu karena
Posyandu B.N 30 20 15 18
83
dilaksanakan pada
jam kerja.
2 Banyak orangtua N 7 7 6 8
yang segan untuk
datang karena lokasi
Posyandu dinilai B.N 35 28 18 16
97
agak jauh dari
rumahnya.
3 Masyarakat kurang N 8 8 7 9
tertarik datang ke
Posyandu karena
111
sarana dan prasarana B.N 40 32 21 18
yang kurang.
Keterangan:
B= Bobot
N= Nilai
BN = Bobot x Nilai = Skor (S),
Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10.
37
Tabel 5.3 Tabel Tehnik Scoring PAHO Penentuan Prioritas Masalah
NO MASALAH M S V C Total
Orangtua tidak bisa mengantar anaknya ke
1 Posyandu karena Posyandu dilaksanakan pada 2 3 2 3 36
jam kerja.
Keterangan :
M (Magnitude) : luasnya masalah
S (Severity) : beratnya kerugian yang timbul
V (Vulnerability) : ketersediaan teknologi
C (Community Concern) : perhatian masyarakat dan politisi
NO MASALAH U S G Total
38
Keterangan :
U (urgency) : tingkat urgensi
S (seriousness) : keseriusan
G (growth) : potensi perkembangan
Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel MCUA, PAHO dan
USG tersebut, maka prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai
berikut: “Para orangtua bosan membawa anak ke Posyandu dengan kegiatan itu-
itu saja, jadi banyak yang tidak rutin datang ke Posyandu.”
bayi Posyandu
Catat oleh
Pulang
petugas
39
5.2.2 Identifikasi Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan
Manusia
Material / Bahan
Orangtua tidak
Biskuit PMT Kader jarang melakukan
sempat
Kurangnya tidak selalu penyuluhan diluar
membawa anak
leaflet/poster disediakan Posyandu
ke Posyandu
tentang
Posyandu Posyandu
Persediaan dilaksankan
biskuit pada jam
tergantung dari kerja orgtua
Dana yang Dinas Kesehatan Kader
terbatas kurang aktif
Kurangnya
musyawarah
orgtua ke para
kader dan petugas Para orangtua
bosan dengan
kegiatan rutin
Posyandu
Tidak ada
Tempat Kursi
permaianan Pasien datang hanya
Posyandu sempit tempat
edukatif saat bulan vitamin A
menunggu
bayi/balita dan obat cacing
Kurangnya lahan tidak ada
untuk Posyandu Sararana
Kurangnya
Kurangna danprasarana
kesadaran orgtua
perhatian Kit Posyandu
untuk memantau
masyarakat belum lengkap
Kurangnya tumbang anak
konstribusi
masyarakat
Dana yang
terbatas
Kurangnya
penyuluhan
Lingkungan Proses kepada orangtua
40
5.2.3 Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling
Mungkin menjadi Akar Penyebab
Dukungan data berguna untuk membuktikan penyebab paling mungkin yang
menjadi akar penyebab masalah.
1) Faktor Manusia
Kader yang kurang aktif dalam melakukan penyuluhan dan kunjungan
rumah warga pada hari luar buka Posyandu, sehingga hanya sedikit
warga yang sadar akan pentingnya pelaksanaan kegiatan Posyandu
bayi/balita.
Posyandu yang selalu dilaksanakan pagi hari ternyata bertepatan
dengan jam kerja orangtua bayi/balita. Dari hasil wawancara, hal ini
juga sering dikeluhkan para orangtua ataupun ibu hamil yang seorang
pekerja.
2) Faktor Bahan/Material
Biskuit PMT yang diberikan kepada bayi/balita usai kegiatan Posyandu
tidak selalu tersedia setiap bulannya. Hal ini disampaikan salah satu
petugas, dimana menurutnya biskuit PMT tersebut diberikan jika ada
pengadaan dari Dinas.
Poster sebagai media promosi kesehatan tidak tersedia di Posyandu,
begitupun leaflet untuk disebarkan kepada orangtua juga tidak ada.
3) Proses
Penyuluhan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman
orangtua akan pentingnya ke Posyandu untuk melihat tumbuh
kemabang anak apakah sesuai dengan usianya. Karena pada
kenyataannya, orangtua lebih banyak membawa anaknya pada bulan
vitamin A dan obat cacing saja.
Terbatasnya dana menyebabkan sarana dan prasarana belum bisa
terlengkapi dalam Posyandu dapat terlihat pada pengadaan Kit
Posyandu seperti alat permainan edukatif yang tidak ada. Kurangnya
dana juga membatasi kegiatan Posyandu untuk bisa lebih inovatif.
41
4) Lingkungan
Lokasi pelaksanaan posyandu kurang efektif, posyandu hanya
dilakukan di halaman/teras rumah sehingga masyarakat yang datang
selesai menimbang langsung pulang. Tidak tersedianya tempat khusus
ini dikarenakan juga lahan yang memang kurang, perhatian masyarakat
untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan Posyandu masih kurang.
Dari observasi langsung, kursi untuk mengantri dalam pemeriksaan
Posyandu juga tdak banyak tersedia, jadi terkadang para orangtua hanya
berdiri sambil menggendong anaknya. Karena tidak adanya
kelengkapna ini, orangtua kadang merasa tak nyaman dan bayi/balita
menangis ingin pulang.
42
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS, DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH
43
Tabel 6.2 Alternatif Pemecahan Masalah dengan MCUA
No Kriteria Nilai Memecah- Mudah Murah Waktu Jlh
kan Dilaksan Biaya Singkat
prioritas akan
masalah
Bobot (5) (4) (3) (2)
1 Kader setempat membuat Nilai 7 5 5 6
usulan ke Dinkes melalui
kecamatan untuk dapat
melengkapi sarana
BxN 35 20 15 12 82
prasarana dan Kit
Posyandu.
4 Menyelenggarakan Nilai 9 8 6 8
kegiatan yang inovatif,
edukatif dan kreatif serta
menyediakan makanan
sederhana tambahan untuk
BxN 40 32 18 16 106
menarik minat masyarakat
sehingga kunjungan
Posyandu dapat meingkat.
44
6.3. Rencana Penerapan
6.3.1. Kemungkinan Faktor Pendorong
Kesadaran akan pentingnya upaya preventif dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup bayi/balita untuk mencegah adanya gizi kurang, gizi buruk.
Petugas Puskesmas bersama para kader yang aktif dalam melakukan
penyuluhan dan menggiatkan pelaksanaan posyandu.
Kegigihan kader karena ingin mendapatkan reward
45
Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah Terpilih
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Target
1 Petugas kesehatan Petugas lebih Kader dan Sebelum Penanggung Tidak 100%
melakukan siap dan lebih petugas posyandu jawab ada
penyuluhan kepada memahami Posyandu dilaksanakan posyandu biaya
kader untuk lainnya
menentukan
kegiatan dan
makanan yang baik
untuk bayi/balita
2
Petugas Tidak
Temuwicara kader Agar rencana Pihak Sebelum Posyandu 100 %
dengan pihak kegiatan posyandu ada
kelurahan usila dan biaya
kelurahan untuk untuk setempat dilaksanakan Kader
membahas dana pemecahan
penyelenggaraan masalah ini
kegiatan yang dapat berjalan
edukatif dan
makanan tambahan
sederhana
46
6.5 Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan
cara:
a. Membandingkanf rekuensi / tingkat masalah atau sebab masalah
sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat
menggunakan Bar Chart atau
b. Menggunakan Format Evaluasi yang telah disediakan:
1 Petugas kesehatan Kader sudah 15% 85% 85% - 15% = 60% Ada
melakukan paham dan siap
penyuluhan melakukan peningkatan
kepada kader kegiatan.
untuk menentukan
kegiatan dan
makanan yang
baik untuk
bayi/balita
Temuwicara Tersedianya
2.. kader dengan dana dari kader 15% 90% 85%-15% = 60% Ada
pihak kelurahan sendiri dan
untuk membahas peningkatan
pihak kelurahan
dana setempat untuk
penyelenggaraan kegiatan
kegiatan yang
edukatif dan
makanan
tambahan
sederhana
47
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah pada kunjungan bayi/balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan posyandu di kelurahan Murni masih belum berjalan
dengan efektif serta pelayanan yang diberikan belum memenuhi standar.
2. Masalah yang diprioritaskan adalah “orangtua cenderung bosan membawa
anaknya datang ke posyandu”.
3. faktor-faktor penyebab masalah adalah kegiatan yang kurang menarik dan
inovatif dikarenakan sarana dan prasarana belum terpenuhi, seperti
permainan edukatif untuk bayi/balita”.
4. Alternatif pemecahan masalah terpilih berdasarkan penyebab masalah yaitu
yang lebih inovatif, kreatif, menyediakan tempat permainan anak dan
pemberian makanan tambahan sederhana, agar bayi/balita betah berada di
Posyandu.
7.2. Saran
1. Kepada pihak Kelurahan dan kepala Puskesmas agar melakukan evaluasi
terhadap posyandu karena dalam pelaksanaan Posyandu belum
sepenuhnya menerapkan sistem 5 meja.
2. Bagi kader Posyandu agar lebih giat dan aktif mengajak masyarakat untuk
datang ke Posyandu dengan melakukan kegiatan yang inovatif.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga/sponsor untuk melaksanakan
kegiatan yang inovatif untuk menarik perhatian para orangtua agar datang
ke Posyandu, misalnya pelaksanaan posyandu bersponsor susu untu bayi.
4. Bagi petugas posyandu dari Puskesmas Putri Ayu agar dapat memberikan
penyuluhan kesehatan kepada para orangtua sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kesadaran masyarakat untuk datang ke
Posyandu.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
LAMPIRAN
50
51