Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

* Kepaniteraan Klinik Senior / G1A219012

Anatomi dan fisiologi lensa

Langlang Bawono Aji Wiyanto, S.Ked*

Pembimbing : dr. Gita Mayani, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
2
HALAMAN PENGESAHAN

REFERAT
Anatomi dan fisiologi lensa

Disusun Oleh :
Langlang Bawono Aji Wiyanto, S.Ked
G1A219012

Kepaniteraan Klinik Senior

Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat
yang berjudul “Anatomi dan fisiologi lensa” sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Mata di Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Gita Mayani, Sp.M yang
telah bersedia meluangkan waktu dan ilmunya untuk membimbing penulis selama
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Mata di Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada referat ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan referat
ini. Penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Jambi, Juli 2020

Langlang Bawono A.W

ii
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
BAB II Tinjauan Pustaka......................................................................................2
2.1 Anatomi..............................................................................................................2
2.2 Fisiologi.............................................................................................................3

BAB III Kesimpulan............................................................................................14


Daftar Pustaka.....................................................................................................15
5

BAB I
PENDAHULUAN

Mata manusia mempunyai lensa yang translusen. Lensa adalah


salah satu dari media refraktif terpenting yang berfungsi memfokuskan
cahaya masuk ke mata agar tepat jatuh di retina. Seperti cahaya matahari
yang difokuskan pada sebuah kaca.
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan
transparan. Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan
kation (sodium dan kalium) kedua kation berasal dari humour aqueous dan
vitreous. Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dam nucleus. Ke
depan, lensa  berhubungan dengan  cairan bilik mata ke belakang
berhubungan badan kaca.
Jaringan lensa berasal dari ektoderm permukaan pada lens plate.
Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa akan dibentuk oleh sel
epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. fungsi
utama lensa adalah adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Lensa
menyumbang + 18.0 Dioptri sebagai media refraksi mata.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa
merupakan salah satu dari media refraktif terpenting yang berfungsi
memfokuskan cahaya masuk ke mata agar tepat jatuh di retina. Lensa memiliki
dua permukaan, yaitu permukaan anterior dan posterior. Permukaan posterior
lebih cembung dari pada permukaan anterior. Lensa bersama dengan iris
membentuk diafragma optikal yang memisahkan bilik anterior dan posterior bola
mata. Lensa tidak memiliki serabut saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat.1

Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah,


tembus pandang, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm. Lensa terdiri
dari kapsul, epitel lensa, korteks dan nukleus. Di bagian depan, lensa
berhubungan dengan cairan bilik mata, ke belakang berhubungan dengan badan
kaca. Di belakang iris, lensa digantung pada prosesus siliaris oleh zonula Zinii
(ligamentum suspensorium lentis), yang melekat pada ekuator lensa, serta
menghubungkannya dengan korpus siliare. Zonula Zinni berasal dari lamina basal
epitel tidak berpigmen prosesus siliare. Zonula Zini melekat pada bagian ekuator
kapsul lensa, 1,5 mm pada bagian anterior dan 1,25 pada bagian posterior. Di
sebelah anterior lensa terdapat humor akuous dan di sebelah posteriornya korpus
vitreus. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran
semipermeabel, yang melalukan air dan elektrolit untuk makanannya. Di bagian
anterior terdapat epitel subkapsuler sampai ekuator. Di kapsul anterior depan
terdapat selapis epitel subkapsular. Epitel ini berperan dalam proses metabolisme
dan menjaga sistem normal dari aktivitas sel, termasuk biosintesa dari DNA,
RNA, protein dan lipid.

Substansi lensa terdiri dari nukleus dan korteks,yang terdiri dari lamel lamel
panjang yang konsentris. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang
membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. epitel lensa akan membentuk serat
7

lensa terus menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian


sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. bagian sentral lensa membentuk
nukleus lensa. bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu
dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat
dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamellar
subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan
kurang elastic. Di bagian luar nukleus ini terdap ini terdapat serat lensa yang lebih
muda dan diseb dan disebut korteks lensa. korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks
posterior.

Sebanyak 65% bagian dari lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein
(kandungan protein tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali
mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Protein lensa terdiri dari water
soluble dan water insoluble. Water soluble merupakan protein intraseluler yang
terdiri dari alfa (α), beta (β) dan delta (δ) kristalin, sedang yang termasuk dalam
water insoluble adalah urea soluble dan urea insoluble. Kandungan kalium lebih
tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Seperti telah disinggung
sebelumnya, tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa.

2.1 anatomi lensa


8

2.2 Fisiologi Lensa

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Lensa


menyumbang + 18.0 Dioptri sebagai media refraksi mata. untuk memfokuskan
cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang
terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau
terfokus ke retina. untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris
berkontraksi sehingga tegangan zonula. berkurang. capsul lensa yang elastik 
kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan
daya biasnya. kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan
lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.
seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan
berkurang..4,5,6 Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan
kation (sodium dan kalium). kedua kation berasal dari humour aqueous dan
vitreous. kadar  kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan
posterior. kadar  natrium di bagian posterior lebih besar. ion K+  bergerak ke
bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar ion Na +  masuk secara
9

difusi dan bergerak ke  bagian   anterior untuk menggantikan menggantikan ion


K+   dan keluar melalui pompa aktif  Na + K + ATP-ase, sedangkan kadar kalsium
2+
tetap dipertahankan di dalam oleh Ca ATP-ase. Metabolisme lensa melalui
glikolsis anaerob 95% dan HMP shunt 5%. Jalur HMP shunt menghasilkan
NAPDH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation
reduktase dan aldose reduktase. aldose reduktse adalah enzim yang merubah
glukosa men&adi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim
sorbitol dehidrogen
10

KESIMPULAN

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan


transparan. Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation
(sodium dan kalium) Struktur lensa terdiri dari kapsul, epitel, korteks dan nukleus.
Lensa terususun dari protein larut dalam air, protein tidak larut dalam air, dan gap
junction. Fungsi utama lensa sebagai media refraksi mata adalah memfokuskan
berkas cahaya ke retina.Metabolisme lensa berkurang seiring bertambahnya usia
sehingga kejernihan lensa menurun yang menyebabkan gangguan penglihatan
bahkan kebutaan.
11

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Opthalmology, Glaucoma, in Basic and Clinical


Science Course, Section 10, 2005-2006, p17-29.

2. American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of


Opthalmology in Basic and Clinical Science Course, Section 2, 2003-2005,
p318-37.

3. Kansky JJ, Glaucoma, in Kansky JJ, Clinical Opthalmology 5 th edition,


Butterworth International Edition, London, 2003, p193-5.

4. Shaffer, Becker, Aqueous Humor Formation in Diagnosis and Therapy of the


Glaucomas, 7th edition, Mosby Inc, 1999, p20-45.

5. Khurana AK, Glaucoma, in Opthalmology,3 rd Reprint,New Age


International Limited,Publisher,India, 1998, p225-31.

6. Kaufman L. Paul, Aqueous Humor Dynamics, Duane’s Clinical


Opthalmology, vol 3, Philadelphia, 2004: p1-15.

7. Sihota Ramanjit, Tandon Radhika, Physiology of the Eye in Parsons disease


of the Eye, Twentieth Edition, Reed Elsevier India, Private Limited, New
Delhi, 2006, p18-20.

8. Vaughan Daniel G, MD; Asbury Taylor, MD; Riordan Eva Paul, FRCS,
Frcophth; oftalmologi Umum, Widya Medika, Jakarta 2000, hal220-9.

9. Solomon, Ira Seth, MD, Aqueous Humor Dynamics. 2002. Available at :


http://www.nyee.edu/pdf/solomonaqhumor.pdf
12

10. Langston, DP ; Manual of Ocular Diagnosis and Therapy, 5 th edition, Boston,


2002, p. 251-285.

11. Ilyas Sidarta, prof, dr; Jenis Obat Glaukoma, dalam Glaukoma Tekanan Bola
Mata Tinggi, edisi ke 3, CV. Sagung Seto, 2007: hal.66-95

Anda mungkin juga menyukai