POSTERIOR MATA
OLEH :
Relia Seftiza, S.Ked - G1A218051
Mentari Ginting, S.Ked - G1A218068
PEMBIMBING:
dr. Gita Mayani, Sp.M
Lup Senter
2. Jarak antara pemeriksa dengan pasien sekitar
20-50 cm, dan lebih dekat jika menggunakan lup.
1 Bengkak 2 Kalazion
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa
Merupakan pembesaran yang abnormal.
kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion
Pembengkakan biasanya terjadi karena
terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
reaksi inflamasi akut.
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai
penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan
parut lainnya.
01
3 Tumor 5 Ekimosis
Merupakan pertumbuhan jaringan massa Kulit kelopak mata berubah warna akibat
padat dimana terjadi proliferasi yang ekstravasasi darah sesudah terjadiinya
abnormal dari sel-sel. trauma.
disbabkan oleh : trauma
6 Ektropion
Merupakan keadaan melipatnya tepi kelopak
matake arah luar bola mata.
disbabkan oleh : senilis, paralitik,
4 Blefarospasme sikatriks, spasme, dan tumor kelopak
Merupakan kedipan kelopak mata yang
keras dan hilang waktu tidur, renjatan m.
Orbikularis okuli kelopak mata akibat
spasme atau letih.
7
Entropion 8 Lagoftalmos
Merupakan keadaan kelopak mata Kelopak mata yang tidak dapat menutup
terbalik / membalik ke arah dalam jaringan, sempurna
terutama tepi kelopak bawah.
disbabkan oleh : senilitas, spasme,
sikatriks
9 Pseudoptosis
Kelopak sukar terangkat akibat beban pada
kelopak mata.
10. Ptosis
kelopak sukar terangkat atau kelopak seperti jatuh
11. Supersilia
Ada atau tidak adanya kelainan kedudukan alis Ptosis
akibat
madarosis atau jaringan parut atau tindakan
kosmetik
12. Trikiasis
Silia atau alis mata tumbuh salah arah sehingga
dapat Trikiasis
merusak kornea akibat tergesek bulu mata pada
kornea
dan konjungtiva
13. Xantelasma
Penimbunan deposit berwarna kekuningan pada
kelopak
mata. Xanthelasma
KELAINAN PALPEBRA INFERIOR
1. Sakus Lakrimal
Bengkak, merah, ditekan keluar sekret
2. Madarosis
Rontoknya supersilia
3. Fisura Palpebra
- Normal
- Kecil / Sempit
- Besar atau lebar
- Blefarofimosis
4. Margo Palpebra
- Silia lengkap
- Trikiasis
-Pungtum kelenjar meibom
mengeluarkan sekret, merah, sakit, dan
ulseratif Madarosis
KONJUNGTIVA
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva / pada selaput lendir
yang menutupi kelopak mata dan juga bola mata.
(Hiperemi tarsus, papil, parut)
2. Keratitis
Merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel Konjungtiviti Keratitis
radang pada kornea dan akan mengakibatkan s
kornea menjadi keruh.
(Infiltrat, edem, vaskularisasi)
3. Skleritis
merupakan radang kronik granulomatosa yang Skleritis
terjadi pada sklera. (benjolan hiperemi, nekrosis,
sklera tipis)
4. Uveitis
peradangan yang terjadi pada uvea atau lapisan
tengah mata (iris, badan siliaris, koroid )
KONJUNGTIVA TARSAL
1. Folikel Cobble Stone SUPERIOR
Penimbunan cairan dan sel limfoid di bawah
konjungtiva. Terlihat sebagai benjolan yang
besarnya kira-kira 1mm.
2. Papil
Timbunan sel radang subkonjungtiva yang
berwarna merah dengan pembuluh darah Folikel Papil
ditengah nya.
3. Membran
merupakan sel radang di depan mukosa
konjungtiva yang bila diangkat akan berdarah.
Massa yang menutupi konjungtiva tarsal /pun
konjungtiva bulbi.
2. Papil
Timbunan sel radang subkonjungtiva yang berwarna
merah dengan pembuluh darah ditengah nya.
Papil
3. Hordeolum
Merupakan peradangan supuratif oleh kelenjar kelopak
mata yang disebabkan oleh infeksi dari kuman
Staphylococcus Aureus.
KONJUNGTIVA TARSAL INFERIOR
4. Kalazion
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom yang tersumbat.
Kalazion
KONJUNGTIVA BULBI
1. Injeksi Konjungtiva
Melebarnya arteri konjungtiva posterior
2. Injeksi Siliar
Melebarnya pembuluh darah perikorneal atau arteri silliar Injeksi
anterior Konjungtiva
Injeksi Silliar
KONJUNGTIVA BULBI
3. Injeksi Episklera
Melebarnya pembuluh episklera atau siliar anterior
4. Perdarahan Subkonjungtiva
Merupakan kondisi terjadinya ruptur pembuluh darah
konjungtiva sehingga terjadi akumulasi darah di bagian
subkonjungtiva. Perdarahan
subkonjungtiva
5. Simblefaron
Adhesi konjungtiva dengan kornea ataupun kelopak
Simblefaron
KONJUNGTIVA BULBI
6. Pinguekula
Bercak degenerasi konjungtiva di daerah celah
kelopak mata yang berbentuk segitiga dibagian
nasal dan temporal kornea.
8. Pseudopterigium
Masuknya pembuluh darah konjungtiva ke dalam
kornea
9. Flikten Psudopterigium
Peradangan yang disertai neovaskularisasi
disekitarnya
BOLA MATA
KELAINAN KORNEA
1. Makrokornea
ukuran kornea lebih besar dari ukuran normal
2. Mikrokornea
Ukuran kornea lebih kecil dari ukuran normal Makrokornea
3. Arkus senilis
Cincin berwarna putih abu-abu di lingkaran luar
4. Edema kornea
Kornea berwarna keruh dan sedikit terjadi
penebalan.
Arkus Senilis
5. Infiltrat
timbulnya sel radang pada kornea sehingga
warna kornea menjadi keruh
6. Pannus
Timbulnya sel radang dengan adanya
pembuluh darah yang membentuk tabir pada
kornea.
7. Ulkus
Hilang sebagian permukaan kornea yang
disebabkan oleh kematian jaringan kornea Pannus Ulkus Kornea
pada saat terjadi infeksi / alergi.
8. Xerosis
Keringnya permukaan kornea dan kornea
tampak keruh.
9. Keratomalasia
kornea terlihat lembek dan menonjol
1. Rubeosis
Merupakan peradangan yang berada di dalam
iris.
2. Sinekia Anterior
Merupakan keadaan menempelnya iris dengan
kornea belakang
Rubeosis
3. Sinekia Posterior
Merupakan keadaan menempelnya iris dengan
Sinekia Anterior
dataran depan lensa.
KELAINAN IRIS DAN PUPIL
PUPIL
1. Isokor
Pupil kedua mata sama dalam bentuk
dan besarnya
2. Midriasis
Pupil membesar >5mm
3. Miosis
Pupil mengecil, biasanya <2mm
4. Anisokor
Ukuran pupil kedua mata tidak sama.
PUPIL
5. Hipus
Ukuran pupil kedua mata berubah-ubah
dalam hitungan detik.
6. Seklusi Pupil
seluruh lingkaran pupil melekat pada
dataran depan lensa
7. Leukokoria
pupil yang berwarna atau memberikan
refleks putih. Terdapat pada katarak,
endoftalmitis, fibroplasia retrolental,
badan kaca hiperplasti, myopia
Leukokoria
tinggi,ablasia retina, dan tumor retina
atau retinoblastoma
LENSA
1. Katarak
Hilangnya transparansi lensa akibat
opaksifikasi serabut lensa yang
disebabkan oleh degenerasi, trauma,
inflamasi, toksin, atau penyebab
kongenital.
PEMERIKSAAN SEGMEN
POSTERIOR