Anda di halaman 1dari 54

PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR DAN

POSTERIOR MATA
OLEH :
Relia Seftiza, S.Ked - G1A218051
Mentari Ginting, S.Ked - G1A218068

PEMBIMBING:
dr. Gita Mayani, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PEMERIKSAAN SEGMEN
ANTERIOR MATA
Segmen anterior adalah daerah
sekitar mata, kelopak mata ke
dalam kecuali vitreus dan retina.
Pemeriksaan segmen anterior
dapat mengetahui keadaan normal
segmen depan bola mata.
1. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM
PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR, YAITU :
a. Lampu atau senter, untuk memperjelas objek pemeriksaan.
b. Lup, untuk memperbesar obyek pemeriksaan..

Lup Senter
2. Jarak antara pemeriksa dengan pasien sekitar
20-50 cm, dan lebih dekat jika menggunakan lup.

3. Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan terlebih


dahulu kemudian mata kiri.
4. PEMERIKSAAN SEGMEN
ANTERIOR PADA MATA TERDIRI:
 Palpebra
 Konjungtiva : (palpebra dan bulbi),
Sklera
 Kornea
 Bilik mata depan
 Iris
 Pupil
 Lensa
5. TAHAP-TAHAP
PEMERIKSAAN

 Inspeksi secara menyeluruh untuk mengevaluasi


mata kanan kiri dan struktur yang berhubungan.
 Evaluasi pemeriksaan segmen anterior dengan
menggunakan senter, perhatikan keadaan mata
kanan dan mata kiri.
A. PALPEBRA
Palpebra, evaluasi adanya
kelainan-kelainan seperti
asimetris, bengkak, kemerahan,
ketombe, benjolan/ massa,
jaringan parut, lipatan kelopak
mata, arah tumbuhnya bulu mata,
madarosis, dan lainnya.
B. KONJUNGTIVA

Evaluasi adanya kelainan-


kelainan seperti hiperemi,
benda asing, folikel, sekret,
membran, subconjunctival
bleeding, jaringan
fibrovaskular, benjolan/massa,
luka dan lainnya.
C. KORNEA

Evaluasi adanya kelainan-kelainan seperti kekeruhan


akibat edema/sikatrik, erosi, infiltrat, ulkus, benda
asing, dan lainnya. Untuk evaluasi kelainan
permukaan kornea dilakukan pemeriksaan
fluorescein eye stain dengan cairan fluorescein 1%.
Pemeriksaan lebih detail menggunakan slit lamp.
D. BILIK MATA DEPAN
Menggunakan cahaya dengan mengarahkan senter pada
mata dari arah samping atau depan untuk mengevaluasi
kedalaman bilik mata dan kelainan seperti
hifema/koagulum/hipopion
Untuk mengevaluasi kedalaman dengan menggunakan
cahaya senter dengan posisi sejajar dengan iris dari arah
samping ke arah nasal
Perhatikan baik-baik sisi nasal dari iris, jika 2/3 atau lebih
dari iris tertutup bayangan, berarti bilik mata depan
termasuk dangkal atau sudut sempit.
E. IRIS

Evaluasi warna, bentuk,


adanya perlekatan atau tidak,
adanya massa, atrofi, dan
lainnya.
F. PUPIL

Evaluasi dengan cara mengarahkan cahaya senter


pada pupil untuk mengetahui reflex pupil, diameter
pupil, isokor/anisokor, bentuk pupil, dan lainnya.
G. LENSA
Evaluasi dimulai dengan melihat apakah ada kekeruhan pada lensa.
Derajat kekeruhan pun bisa dilihat dengan menyinari lensa dari
samping. Apabila pada lensa terlihat bayangan iris (Iris Shadow),
berarti kekeruhan lensa pada tahap imatur.

Apabila sudah matur, maka iris shadow akan menghilang. Pada


pasien- pasien yang telah menjalani penggantian lensa, maka lensa
buatan akan terlihat mengkilat.
KELAINAN PADA
SEGMEN ANTERIOR
MATA
Kelainan Mata Objektif
KELOPAK
MATA
KELAINAN PALPEBRA SUPERIOR

1 Bengkak 2 Kalazion
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa
Merupakan pembesaran yang abnormal.
kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion
Pembengkakan biasanya terjadi karena
terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
reaksi inflamasi akut.
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai
penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan
parut lainnya.

01
3 Tumor 5 Ekimosis
Merupakan pertumbuhan jaringan massa Kulit kelopak mata berubah warna akibat
padat dimana terjadi proliferasi yang ekstravasasi darah sesudah terjadiinya
abnormal dari sel-sel. trauma.
disbabkan oleh : trauma

6 Ektropion
Merupakan keadaan melipatnya tepi kelopak
matake arah luar bola mata.
disbabkan oleh : senilis, paralitik,
4 Blefarospasme sikatriks, spasme, dan tumor kelopak
Merupakan kedipan kelopak mata yang
keras dan hilang waktu tidur, renjatan m.
Orbikularis okuli kelopak mata akibat
spasme atau letih.
7
Entropion 8 Lagoftalmos
Merupakan keadaan kelopak mata Kelopak mata yang tidak dapat menutup
terbalik / membalik ke arah dalam jaringan, sempurna
terutama tepi kelopak bawah.
disbabkan oleh : senilitas, spasme,
sikatriks

9 Pseudoptosis
Kelopak sukar terangkat akibat beban pada
kelopak mata.
10. Ptosis
kelopak sukar terangkat atau kelopak seperti jatuh

11. Supersilia
Ada atau tidak adanya kelainan kedudukan alis Ptosis
akibat
madarosis atau jaringan parut atau tindakan
kosmetik

12. Trikiasis
Silia atau alis mata tumbuh salah arah sehingga
dapat Trikiasis
merusak kornea akibat tergesek bulu mata pada
kornea
dan konjungtiva
13. Xantelasma
Penimbunan deposit berwarna kekuningan pada
kelopak
mata. Xanthelasma
KELAINAN PALPEBRA INFERIOR

1. Sakus Lakrimal
Bengkak, merah, ditekan keluar sekret

2. Madarosis
Rontoknya supersilia

3. Fisura Palpebra
- Normal
- Kecil / Sempit
- Besar atau lebar
- Blefarofimosis

4. Margo Palpebra
- Silia lengkap
- Trikiasis
-Pungtum kelenjar meibom
mengeluarkan sekret, merah, sakit, dan
ulseratif Madarosis
KONJUNGTIVA
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva / pada selaput lendir
yang menutupi kelopak mata dan juga bola mata.
(Hiperemi tarsus, papil, parut)

2. Keratitis
Merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel Konjungtiviti Keratitis
radang pada kornea dan akan mengakibatkan s
kornea menjadi keruh.
(Infiltrat, edem, vaskularisasi)

3. Skleritis
merupakan radang kronik granulomatosa yang Skleritis
terjadi pada sklera. (benjolan hiperemi, nekrosis,
sklera tipis)

4. Uveitis
peradangan yang terjadi pada uvea atau lapisan
tengah mata (iris, badan siliaris, koroid )
KONJUNGTIVA TARSAL
1. Folikel Cobble Stone SUPERIOR
Penimbunan cairan dan sel limfoid di bawah
konjungtiva. Terlihat sebagai benjolan yang
besarnya kira-kira 1mm.

2. Papil
Timbunan sel radang subkonjungtiva yang
berwarna merah dengan pembuluh darah Folikel Papil
ditengah nya.

3. Membran
merupakan sel radang di depan mukosa
konjungtiva yang bila diangkat akan berdarah.
Massa yang menutupi konjungtiva tarsal /pun
konjungtiva bulbi.

4. Pseudomembran Membran Pseudomembra


membran yang apabila diangkat tidak akan n
berdarah.
KONJUNGTIVA TARSAL INFERIOR

1. Folikel Cobble Stone


Penimbunan cairan dan sel limfoid di bawah konjungtiva. Folikel
Terlihat sebagai benjolan yang besarnya kira-kira 1mm.

2. Papil
Timbunan sel radang subkonjungtiva yang berwarna
merah dengan pembuluh darah ditengah nya.
Papil
3. Hordeolum
Merupakan peradangan supuratif oleh kelenjar kelopak
mata yang disebabkan oleh infeksi dari kuman
Staphylococcus Aureus.
KONJUNGTIVA TARSAL INFERIOR

4. Kalazion
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom yang tersumbat.

Kalazion
KONJUNGTIVA BULBI

1. Injeksi Konjungtiva
Melebarnya arteri konjungtiva posterior

2. Injeksi Siliar
Melebarnya pembuluh darah perikorneal atau arteri silliar Injeksi
anterior Konjungtiva

Injeksi Silliar
KONJUNGTIVA BULBI

3. Injeksi Episklera
Melebarnya pembuluh episklera atau siliar anterior

4. Perdarahan Subkonjungtiva
Merupakan kondisi terjadinya ruptur pembuluh darah
konjungtiva sehingga terjadi akumulasi darah di bagian
subkonjungtiva. Perdarahan
subkonjungtiva

5. Simblefaron
Adhesi konjungtiva dengan kornea ataupun kelopak

Simblefaron
KONJUNGTIVA BULBI

6. Pinguekula
Bercak degenerasi konjungtiva di daerah celah
kelopak mata yang berbentuk segitiga dibagian
nasal dan temporal kornea.

7. Pterigium Pinguecula Pterigium


Proses proliferasi dengan vaskularisasi pada
konjungtiva yang berbentuk segitiga

8. Pseudopterigium
Masuknya pembuluh darah konjungtiva ke dalam
kornea

9. Flikten Psudopterigium
Peradangan yang disertai neovaskularisasi
disekitarnya
BOLA MATA
KELAINAN KORNEA

Ukuran diameter kornea normal : 12 mm

1. Makrokornea
ukuran kornea lebih besar dari ukuran normal

2. Mikrokornea
Ukuran kornea lebih kecil dari ukuran normal Makrokornea

3. Arkus senilis
Cincin berwarna putih abu-abu di lingkaran luar

4. Edema kornea
Kornea berwarna keruh dan sedikit terjadi
penebalan.
Arkus Senilis
5. Infiltrat
timbulnya sel radang pada kornea sehingga
warna kornea menjadi keruh

6. Pannus
Timbulnya sel radang dengan adanya
pembuluh darah yang membentuk tabir pada
kornea.

7. Ulkus
Hilang sebagian permukaan kornea yang
disebabkan oleh kematian jaringan kornea Pannus Ulkus Kornea
pada saat terjadi infeksi / alergi.

8. Xerosis
Keringnya permukaan kornea dan kornea
tampak keruh.
9. Keratomalasia
kornea terlihat lembek dan menonjol

10. Leukoma Adheren


kekeruhan atau sikatriks pada kornea
dengan menempelnya iris di dataran
Keratomalasi
belakang.
a
UVEA ANTERIOR
KELAINAN IRIS DAN PUPIL
IRIS

1. Rubeosis
Merupakan peradangan yang berada di dalam
iris.

2. Sinekia Anterior
Merupakan keadaan menempelnya iris dengan
kornea belakang
Rubeosis
3. Sinekia Posterior
Merupakan keadaan menempelnya iris dengan
Sinekia Anterior
dataran depan lensa.
KELAINAN IRIS DAN PUPIL

PUPIL

1. Isokor
Pupil kedua mata sama dalam bentuk
dan besarnya

2. Midriasis
Pupil membesar >5mm

3. Miosis
Pupil mengecil, biasanya <2mm

4. Anisokor
Ukuran pupil kedua mata tidak sama.
PUPIL
5. Hipus
Ukuran pupil kedua mata berubah-ubah
dalam hitungan detik.

6. Seklusi Pupil
seluruh lingkaran pupil melekat pada
dataran depan lensa

7. Leukokoria
pupil yang berwarna atau memberikan
refleks putih. Terdapat pada katarak,
endoftalmitis, fibroplasia retrolental,
badan kaca hiperplasti, myopia
Leukokoria
tinggi,ablasia retina, dan tumor retina
atau retinoblastoma
LENSA

1. Katarak
Hilangnya transparansi lensa akibat
opaksifikasi serabut lensa yang
disebabkan oleh degenerasi, trauma,
inflamasi, toksin, atau penyebab
kongenital.
PEMERIKSAAN SEGMEN
POSTERIOR

Tujuan dari pemeriksaan segmen posterior adalah


untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan
segmen posterior. Dasar dari pemeriksaan ini yaitu
cahaya dimasukkan kedalam fundus akan
memberikan reflex fundus. Gambaran fundus mata
akan terlihat bila diberi sinar.
Alat yang digunakan adalah oftalmoskop.
OFTALMOSKOP
Untuk melakukan
pemeriksaan ini, bisa
dilakukan pelebaran (dilatasi)
pupil terlebih dahulu dengan
menggobanak obat pelebar
pupil yaitu tropicamide 0.5%-
1% atau fenilefrin
hidroklorida 2.5%/10%.
Sebelum melebarkan pupil, sebaiknya tekanan bola mata diukur terlebih dahulu.
Apabila tekanan bola mata pasien tinggi (>20), maka penggunaan obat pelebar
pupil tidak disarankan. Berikut beberapa keadaan tidak perlu dilakukannya
pelebaran pupil:
• Dideteksi adanya bilik mata yang dangkal.
• Dengan tanda pupil yang sedang diobservasi setelah trauma kepala.
• Implan fiksasi di iris.
• Pasien pulang mengendarai mobil sendiri, karena akan memberikan perasaan
silau akibat midriasis.
• Pasien menderita glaukoma sudut sempit, yang sangat berbahaya karena dapat
memberikan serangan glaucoma.
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Beritahu pasien untuk mengambil posisi duduk yang
nyaman. Dengan cahaya ruangan yang diturunkan
(gelap/setengah gelap), penderita diminta untuk melepas
kacamata (jika memakai kacamata) dan pupil dibuat
midriasis dengan tetes mata mydriatil.
• Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran kaca mata
penderita.
• Instruksikan pasien untuk melihat satu titik pada tembok di
depannya, usahakan untuk tidak menggerakan bola mata.
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Mulailah dengan melihat
mata kanan dengan jarak
kurang lebih 1 kaki (25-30
cm) dari pasien. Gunakan
mata kanan dengan
ophtalmoskop di tangan
kanan. Lihatlah lurus ke arah
pupil, sejajar dengan garis
penglihatan pasien, makan
reflex fundus akan terlihat.
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Letakkan tangan kiri pada
dahi atau bahu pasien untuk
menopang dan menstabilkan
tubuh kita.
• Perlahan-lahan mendekat ke
arah pasien (5 cm) dengan
derajat 15 derajat ke arah
temporal dari garis
penglihatan pasien. Usahakan
untuk tetap melihat pupil.
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Saat pembuluh darah retina sudah terlihat, ikuti sampai
pembuluh darah terlihat melebar ke arah diskus optik, yang
letaknya ke arah nasal dari tengah retina.
• Periksa dengan urutan diskus optik, pembuluh darah retina,
latar belakang retina dan macula.
• Ulangi pemeriksaan untuk mata kiri, dengan tangan kiri
memegang ophtalmoskop dan melihat dengan mata kiri.
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Nilai. Dapat dilihat
keadaan normal dan
patologik pada fundus
mata. Refleks fundus
yang normal berwarna
orange kemerahan tanpa
ada bayangan atau
apapun yang
menghalangi di
depannya.
TEKNIK PEMERIKSAAN
HASIL PEMERIKSAAN
Untuk hasil pemeriksaan normal :
• Adanya diskus optik berbentuk bulat sedikit oval dengan warna pink karena
adanya kapiler yang sangat kecil. Tepi diskus harus tajam (tegas) dan di bagian
tengah ada cekungan yang disebut physiologic cup.
• Pembuluh darah retina harus terlihat bercabang ke arah 4 kuadran retina. Hal
yang paling penting untuk dilihat adalah perbandingan ukuran antara Vena dan
arteri adalah 3:2 dengan posisi yang saling sejajar tidak bersilangan.
• Dengan tekstur halus tidak ada penggembungan di bagian manapun.
• Retina normal akan berwarna orange kemerahan karena pigmen yang dimiliki.
• Refleks makula terletak di temporal diskus optikus.
KELAINAN PADA SEGMEN
POSTERIOR MATA
KELAINAN
1. Pada Papil saraf optik 2. Pada retina 3. Pada Pembuluh darah
• Papiledema retina
• Pendarahan subhialoid
• Hilangnya pulsasi vena • Pendarahan intra • Adanya mikroanerisma dari
saraf optik retina, flame shape, vena.
• Ekskavasi papil saraf optik dots, blots • Oklusi vena sentral
pada glaukoma • Eksudat • Oklusi vena cabang
• Atrofi saraf optik. • Edema macula • Oklusi arteri sentral
• Ablasio retina
1. Papiledema 2. Atrofi saraf optik

Kerusakan pada saraf optik yang


Terjadi pembengkakan saraf optik mengakibatkan degenerasi saraf
di daerah optic disc. optik.
3. Perdarahan sub hialoid 4. Perdarahan intra retina

Berkumpulnya darah intraocular pada


suatu ruang yang sebelumnya tidak
ada, biasanya berada di antara biru: flame shaped, kuning: cotton wool
vitreous posterior dan retina spot, hijau: roth spot
5. Eksudat 6. Edema macula

Edema yang luas sehingga seluruh polus


posterior fundus okuli berwarna abu-abu
dan pembuluh darah di atasnya akan
terlihat lebih jelas beberapa jam setelah
trauma.
7. Ablasio retina 8. Oklusi vena sentral

Vena yang berkelok-kelok, edema makula dan


Terlepasnya retina dari koroid.
retina, perdarahan berupa titik terutama bila
Retina terlihat berwarna abu-abu
terdapat penyumbatan vena yang tidak
dengan pembuluh darah yang
sempurna.
terlihat terangkat dan berkelok-
kelok
9. Oklusi vena cabang 10. Oklusi arteri retina

Vena mengalami dilatasi dan


berkelok-kelok, sering terjadi
obstruksi pada tempat persilangan Terlihat seluruh retina berwarna pucat
arteri-vena, perdarahan flame akibat edema. Terdapat cherry-red spot
shaped, edema retina, cotton wool pada macula
spot.
11. Mikroaneurisme
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai