Anda di halaman 1dari 4

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO 

STATUS PASIEN 

Nama Mahasiswa : Luna Azhria


NIM : 031052110070
Periode : 14 November – 16 Desember 2022 

IDENTITAS PASIEN 
Nama   : Tn. A 
Jenis kelamin   : Laki-laki 
Usia   : 25 tahun 
Pekerjaan   : Buruh Pabrik
Alamat   : Jl. Kendari 

A. Anamnesis 

Keluhan Utama 

Laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan luka yang mengeluarkan cairan pada leher
kiri sejak 7 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Luka bernanah dan tidak nyeri. Awalnya benjolan muncul 2 tahun yang lalu,
ukuran kecil sebesar biji jagung dan tidak nyeri. Lalu oleh pasien di urut dan berobat
kampung tapi malah benjolan dirasakan semakin lama semakin membesar, sebesar telur
puyuh. Seminggu yang lalu, benjolan terasa semakin membesar dan pecah mengeluarkan
nanah serta tidak nyeri. Pasien juga mengeluhkan demam yang naik-turun sejak 2 bulan
ini, Pasien kadang keringat pada malam hari. Pasien merasa berat badannya semakin
turun dan nafsu makannya berkurang. Pasien tidak mengeluhkan batuk saat ini, tapi
pernah mengeluhkan batuk sebelumnya 2 bulan yang lalu, dan keluhan telah hilang.
Pasien menyangkal pernah minum obat paket. Riwayat hipertensi, diabetes
melitus, alergi, dan asma disangkal. Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama, keluhan batuk-batuk lama dan mengeluarkan darah ataupun
mengalami demam yang lama serta tidak kunjung sembuh juga disangkal. Tidak terdapat
riwayat keganasan pada keluarga.

Diagnosis banding 
- Kandidiasis
- Skrofuloderma

B. Pemeriksaan Fisik 
Keadaan Umum : Baik 
Kesadaran : Baik 
Berat badan : 52 kg, Gizi kurang 
Tanda Vital : 
TD : 104/60 mmHg 
HR : 88x/menit 
RR : 20x/menit 
Suhu : 36,7°C

Status Dermatologis : 

Pada leher sisi sebelah kiri, terdapat lesi ulseratif eritem dengan keluarnya nanah,
ukuran 4x2cm, batas tegas, tepi rata, dan tampak jaringan nekrosis disekitarnya. tidak nyeri
pada palpasi
C. Diagnosis Banding 

• Skrofuloderma 
• Limfoma 
  Aktinomikosis

D. Diagnosis Kerja  
Skrofuloderma 
(ICD X: A18.4) 

E. Tatalaksana & Edukasi 


 4FDC 1x4 tab 
 Kompres larutan antiseptik povidone iodine 1% pada luka

R/ OAT 4FDC (R 150/H 75/Z 400/E275) No. CXX


ʃ 1 dd 4 tab

R/ povidone iodine sol 10% No. I


ʃ ue

 Edukasi: 
“Bapak saat ini kemungkinan besar bapak sedang mengalami infeksi bakteri pada  leher.
Penyakit ini bernama skrofuloderma, dan membutuhkan pengobatan jangka panjang minimal
satu tahun. Saya ingatkan bapak harus secara rutin untuk minum obat, jangan sampai putus
obat, jika sudah putus obat nantinya pengobatan akan lebih sulit dan panjang. Obat yang saya
berikan ini merupakan obat kombinasi, setiap hari nya bapak cukup minum obat satu kali
namun langung 4 tablet sekaligus. Mungkin nanti akan mengalami efek samping seperti
mual, muntah, air kencing berwarna kemerahan, kesemutan pada ujung jari. Bila bapak
mengalami efek samping seperti pandangan kabur atau berbayang, rasa kesemutan, ataupun
tubuh menguning segera laporkan kepada saya ya pak” 

F. Prognosis 
Ad Vitam : bonam 
Ad Sanationam : bonam 
Ad Functionam : bonam 
REFERENSI 
PPK Perdoski 
A. Non-medikamentosa 

● Edukasi pentingnya pengobatan teratur 


● Melakukan pemantauan respon pengobatan (perbaikan lesi kulit)  

B. Medikamentosa 
- Topikal: 

Kompres dengan larutan antiseptik (povidone iodine 1%) pada ulkus  

- Sistemik: 
Tahap intensif (dua bulan) Dosis lepasan: 
 INH Dewasa: 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal Anak <10 tahun: 10
mg/kgBB/hari, dan 
 Rifampisin Dewasa: 10 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal pada saat lambung
kosong (sebelum makan pagi) Anak: 10-20 mg/kgBB/hari. Maksimal: 
600mg/hari, dan 
 Etambutol Dewasa: 15-25 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal Anak: maksimal
1250 mg/hari, dan 
 Pirazinamid Dewasa: 20-30 mg/kgBB/hari, oral, dosis terbagi Anak: 30-40
mg/kgBB/hari. Maksimal: 2000 mg/hari 
 Dosis FDC (fixed dosed combination for four drugs) R 150 mg, H 75 mg, Z 400
mg, E 275 mg (dosis lihat halaman 156). FDC diminum sekali sehari, satu jam
sebelum atau dua jam setelah sarapan pagi. 

Tahap lanjut:

Tahap lanjut diberikan hingga 2 bulan setelah lesi kulit menyembuh. Durasi total
pengobatan (tahap intensif + tahap lanjutan) minimal 1 tahun. Dosis lepasan: 

 INH: dewasa 5 mg/kgBB/hari, anak 10 mg/kgBB/hari (maksimal 300


mg/hari), oral, dosis tunggal, dan 
 Rifampisin: 10 mg/kgBB/hari, anak 10-20 mg/kgBB/hari (maksimal600
mg/hari), oral, dosis tunggal pada saat lambung kosong 
 Dosis FDC R 150 mg, H 150 mg

Anda mungkin juga menyukai