Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

Onikomikosis Kandida

Disusun Oleh:

Doddy Renaldo
406148130

Dokter Pembimbing:

Dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp.KK


KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RS HUSADA PERIODE 18 JULY 20 AGUSTUS 2016

LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Pekerjaan
Status Pernikahan
Agama

: Tn. GL
: Pria
: 55 tahun
: Bumi Jayakarta Indah 23D
: Wiraswasta
: Menikah
: Konghucu

B. ANAMNESIA
Autoanamnesa pada tanggal 3 Agustus 2016, pukul 10.25 WIB
Keluhan Utama
: Gatal pada seluruh ujung kuku kedua tangan
Keluhan Tambahan
: Bengkak pada ujung jari kedua tangan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli kulit RS Husada dengan keluhan gatal pada daerah kuku
dan sekitarnya. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, awalnya hanya
timbul putih - putih pada bagian dalam kuku jari 3 dan 4, kemudian di garuk oleh
pasien kadang-kadang, keluhan menyebar ke 10 jari. Pasien mengaku telah berobat
ke 2 dokter, tetapi tidak didapatkan perubahan.
Pasien mengeluh gatal tersebut datang tidak menentu, kadang siang kadang
malam dan kadang saat beraktivitas. Pasien mengaku aktivitas sehari-hari berupa
masak, cuci pakaian, piring dan mengantar jemput anaknya sekolah dan tidak lagi
bekerja. Pasien mengaku didaerah kepala tidak pernah berketombe, dan tidak gatal
pada anggota tubuh lainnya. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan serupa. Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya.
Pasien mengaku sudah berobat ke dokter dan diberi obat antigatal dan antijamur.
Obat diminum selama 2 minggu tetapi tidak ada perubahan.
Riwayat Penyakit Dahulu
:
- Pasien belum pernah mengalami hal yang serupa sebelumnya
- Riwayat Diabetes Mellitus
: disangkal
- Riwayat asma
: disangkal
- Riwayat darah tinggi
:+
- Riwayat sakit maag
:+
- Riwayat alergi makanan
: disangkal
- Riwayat alergi obat
:Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.

C. STATUS GENERALIS
Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Suhu
:
Nadi
:
Tekanan darah
:
Pernafasan
:
Berat Badan
:

Baik
Compos mentis
normal
88 kali/menit
130/75 mmHg
16 kali/menit
59kg

D. STATUS DERMATOLOGIKUS
Regio
:
Warna
:
Permukaan
:
Lempeng
:
Perlekatan
:
Jaringan Sekitar
:

Unguium Digiti I-V Manus dextra et sinistra


Coklat kekuningan
Kasar, kusam
Tebel, Rapuh ( Onikodistrofi )
Tampak longgar
Tampak erythema, dan oedem pada daerah

nailfold lateral dan proksimal, nyeri tekan (-)

Gambar 1. Eritem dan Edem pada daerah Nailfold

Gambar 2. Onikodistrofi dan dyscolouration

Gambar 3. Onychodystrofi dan dyscolouration

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Sediaan kerokan kulit dengan KOH 20%
- Pemeriksaan biakan
F. RESUME

Seorang pasien pria berusia 54 tahun datang ke poliklinik kulit RS Husada pada
tanggal 3 Agustus 2016 pukul 10.25 WIB dengan keluhan gatal pada daerah kuku dan
sekitarnya. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, awalnya hanya timbul
bercak putih - putih pada bagian dalam kuku jari 3 dan 4, kemudian digaruk oleh
pasien. Keluhan menyebar ke jari lainnya. Pasien mengaku telah berobat ke dokter,
tetapi tidak didapatkan perubahan. Pasien merupakan pengangguran dengan pekerjaan
sehari-hari berhubungan dengan air, seperti cuci piring, pakaian, masak. Pasien
mengaku telah mendapatkan pengobatan antijamur dan antigatal selama 2 minggu,
dan salep2 racikan dari dokter sebelumnya tetapi tidak mengalami perbaikan yang
berarti.. Pasien tidak memiliki riwayat asma (-), DM(-), HT(+), alergi obat (-).
Menurut pasien, tidak ada yang menderita gejala serupa pada anggota rumah.
Pada pemeriksaan status generalis didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada
Status Dermatologikus didapatkan lesi Unguium Digiti ( I, II, III, IV, V) manus dextra
maupun sinistra, berwarna kuning kecoklatan (discolouration). Permukaan tampak
kasar dan kusam, Lempeng tampak rapuh (Onychodystrophy) pada tepi distal dan
lateral, Tampak hiperkeratosis subungual proksimal, dan perlengketan tampak
longgar. Pada jaringan sekitar tampak eritematosa, edema pada daerah nailfold lateral
dan proksimal. Nyeri tekan (-)

G. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
Onikomikosis Kandida
Diagnosis Banding :
Tinea Unguium Subungual distal
Psoriasis Nail
H. PENATALAKSANAAN
A. Non medikamentosa
Menjaga agar kulit tidak mengalami maserasi dengan tidak terlalu lama

kontak dengan air


Menjaga agar bagian tubuh senantiasa kering dan tidak lembab
Mandi menggunakan sabun bayi
Mencuci semua pakaian dengan bersih
Jarang menggaruk daerah lesi
Menyarankan untuk beristirahat cukup dan mengkonsumsi makanan
bergizi

B. Medikamentosa
Topikal :
5

Anti jamur
R/ Nystatin ointment tube. No.I
S 2 dd applic part dol m.et.v
2 kali sehari setelah mandi (pagi dan malam) selama 2 minggu
Sistemik :
Anti histamine oral
R/ Cetirizine tab 10mg No. X
S 1 dd tab I p.r.n gatal
1 kali sehari setelah atau sebelum makan (jika gatal)
Anti Fungal
R/ Itrakonazole caps 100mg no XIV
S 2 dd tab 2
2x sehari 2 tablet setelah makan.
I. PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam
Ad Sanationam
Ad Kosmetikam

: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau sub akut yang
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida Albicans dan dapat
6

mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, paru, kadang kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, ataupun meningitis.
B. Etiologi
Genus Candida terdiri dari 200 species, rata-rata bersifat opurtunistik terhadap
manusia, meskipun kebanyakan tidak menginfeksi manusia. Candida menyebabkan
gejala klinis pada beberapa situasi, seperti imunosupresi, rawat inap yang
diperpanjang, penggunaan antibiotik. Infeksi ini dapat bersifat lokal ataupun sistemik.
C. Albicans adalah ragi dimorfik yang bertanggung jawab terhadap 70-80% infeksi
Candida, yang menobatkan dia sebagai penyebab Candidiasis superfisialis ataupun
sistemik.
C. Epidemiologi
Onikomikosis merupakan penyakit kuku yang paling sering.9 Frekuensi onikomikosis
meningkat karena peningkatan risiko terkena infeksi dan semakin banyaknya kasus yang
dapat dideteksi.14 Prevalensi onikomikosis meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Penyakit ini jarang dijumpai pada anak-anak (0,2-0,44%), umum dijumpai pada dewasa
muda, dan lebih sering pada usia lanjut.9 Data dari proyek Achilles di Asia Tenggara
menunjukkan bahwa onikomikosis lebih banyak diderita wanita (43%) daripada pria (39%). 15

D. Faktor Predisposisi
I. Faktor Endogen
1. Perubahan fisiologik
a. Kehamilan
b. Obesitas
c. Debilitas
d. Iatrogenik
e. Endokrinopati
f. Penyakit Kronnik
2. Umur : orang tua dan bayi lebih rentan karena fungsi imunologik yang tidak
sempurna
3. Imunologik : Genetik
II. Faktor Eksogen
1. Iklim panas, kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
2. Kebersihan kulit
3. Kebiasaan berendam dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur
4. Kontak dengan penderita, misalnya thrush, balanopostitis.

D. Patogenesis
Candida Albicans sering ditemukan sebagai saprofit dan mengkolonisasi pada
membran mukus mamalia berdarah hangat. Di orofaring manusia normal, 50%
terkolonisasi olehnya. C. Albicans juga merupakan flora normal pada mukosa
vagina, memenuhi 20-25% dari total bakteri yang bersifat asimptomatik pada
wanita normal, dan 30% pada wanita hamil. Ragi ini juga dapat diisolasi pada
daerah lipatan kulit. C. jarang ditemukan pada tanah, ataupun sampel air.
E. Klasifikasi
Berdasarkan tempat yag terkena CONANT dkk. Membaginya sebagai berikut :
I. Kandidosis selaput lendir
a. Kandidosis oral
b. Vulvovaginitis
c. Balanitis atau balanopostitis
d. Kandidosis mukokutan kronik
e. Kandidosis pulmoner
II. Kandidosis kutis
a. Lokalisata ( Daerah Intertriginosa, daerah perianal)
b. Generalisata
c. Paronikia dan onikomikosis
d. Kandidosis kutis granulomatosa
III. Kandidosis sistemik
a. Endokarditis
b. Meningitis
c. Pielonefritis
d. Septikemia
8

F. Gejala Klinis
Kandidosis Paronikia dan Onikomikosis
Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air,
bentuk ini sering didapat. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak
bernanah pada daerah sekitar kuku, kemudian kuku menjadi tebal, mengeras,
berlekuk-lekuk, kadang kadang berwarna kecoklatan, rapuh (onychodystrofi).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Histologi ( Langsung)
Kerokan kulit atau kuku diperiksa dengan larutan KOH 10% - 20%
dan pewarnaan Gram, akan terlihat sel ragi, blastospora, ataupun hifa
semu.
2. Pemeriksaan Biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam didalam agar Sabouraud glukosa
dekstrose, dengan menggunakan bahan kerokan lesi. Biakan darah
sering memberikan hasil -.
H. Penatalaksanaan
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi
2. Topikal :
- Larutan Gentien Violet 1-2% untuk kulit atau kuku, dioleskan sehari 2 kali selama
3 kali.
- Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
- Amfoterisin B
- Grup Azol : Mikonazol 2% ( krim/bedak), Klotrimazol 1% (bedak,larutan dan krim)
- Siklopiroksolamin 1% larutan ( krim )
- 4% thymol dalam kloroform/ atau alkohol absolut dapat berperan sebagai alternatif
untuk mengeringkan lesi
3. Sistemik
- Ketokonazol 2 x 200mg selama 5 hari atau
- Itrakonazole 2 x 200mg 7 hari ON, kemudian OFF selama 3 minggu, terapi
berlangsung 2 denyut untuk lesi jari tangan, dan 3 denyut untuk lesi jari kaki
- Flukonazol 1x150mg selama 1 bulan.
- Amfoterisin B IV
I. Prognosis
Umumnya baik dengan pengobatan optimal, bergantung pada berat ringannya
faktor predisposisi

DAFTAR PUSTAKA

Unandar Budimulja dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 2010 : 189195, 346-348

Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL,
editors.Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7thed. New

York: McGraw Hill; 2008 : p396-401


3 Wolff K, Richard AJ, and Dick S, editors. Fitzpatricks Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology 5th ed. New York : McGraw Hill;
2005.

10

Anda mungkin juga menyukai