KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA
OLEH :
N 111 17 052
PEMBIMBING KLINIK:
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.U
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kayumalue pajeko
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Honorer
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 24 Juli 2017
Ruangan : Poliklinik Kulit dan Kelamin Undata
II. ANAMNESIS
Keluhan utama: Bercak kemerahan disertai Gatal-gatal dibagian
selangkangan dan menjalar kebokong
Riwayat penyakit sekarang:
Seorang laki-laki umur .. tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit
dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak kemerahan disertai
gatal-gatal dibagian selangkangan dan menjalar kebokong yang dirasakan
sejak 2 bulan lalu. Awalnya sebelum gatal pasien terlebih dahulu
merasakan timbul bercak kemerahan kemudian lama-kelamaan semakin
melebar, diikuti timbulnya rasa gatal. Selama 2 bulan terakhir ini pasien
memberikan obat Inerson (Desoximetasone) pada selangkangannya
kemerahannya dan gatalnya mulai berkurang tapi ukurannya semakin
melebar.
Riwayat Penyakit dahulu:
- Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan serupa.
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Diabetes Melitus (-)
- Riwayat Alergi Makanan (-)
- Riwayat Alergi Obat (-).
Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita hal serupa seperti pasien
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalisata
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Status gizi : Gizi cukup
b. Vital Sign :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 78x/menit
- R : 20x/menit
- S : 36,50 C
c. Status Dermatologis
Ujud kelaianan kulit:
Lesi eritem berbentuk plakat berbatas tegas peradangan aktif pada
bagian pinggir terdapat lesi satelit disekitarnya
d. Lokalisasi:
1. Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
2. Telinga : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
3. Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
4. Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
5. Punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
6. Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
7. Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
8. Selangkangan : Terdapat Lesi Eritem Pada Genitokrural
berbentuk plakat berbatas tegas, pinggirnya aktif terdapat lesi
satelit disekitarnya
9. Bokong : Terdapat Lesi Eritem Pada Genitokrural
berbentuk plakat berbatas tegas, pinggirnya aktif terdapat lesi
satelit disekitarnya
10. Ekstremitas atas : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
11. Ekstremitas bawah : Pada Genitokrural terdapat Lesi yang
Eritem berbentuk plakat dan berbatas Tegas, Peradangan aktif
pada bagian pinggir terdapat lesi satelit disekitarnya
IV. DOKUMENTASI KASUS
Gambar 1. Terdapat Lesi Eritem Pada Genitokrural berbentuk plakat
berbatas tegas, pinggirnya aktif terdapat lesi satelit disekitarnya
V. RESUME
Seorang laki-laki umur 39 tahun datang ke poliklinik kesehatan
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak kemerahan
disertai gatal-gatal dibagian selangkangan dan menjalar kebokong yang
dirasakan sejak 2 bulan lalu. Awalnya sebelum gatal pasien terlebih dahulu
merasakan timbul bercak kemerahan kemudian lama-kelamaan semakin
melebar, diikuti timbulnya rasa gatal. Selama 2 bulan terakhir ini pasien
memberikan obat Inerson (Desoximetasone) pada selangkangannya
kemerahannya dan gatalnya mulai berkurang tapi ukurannya semakin
melebar.
Dari Hasil pemeriksaan fisik terdapat Ujud Kelainan Kulit di
bagian Genitokrural tampak Lesi yang Eritem berbentuk plakat dan
berbatas tegas, peradangan aktif pada bagian pinggir serta terdapat lesi
satelit disekitarnya
VI. DIAGNOSIS KERJA
Kandidosis Intertriginosa
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Eritrasma
2. Psoriasis
3. Tinea Kruris
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kulit atau mukokutan KOH 10%
Lampu Wood
ANJURAN PEMERIKSAAN
Pembiakan dalam agar dekstrosa Sabouraud (Kultur)
IX. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
a. Menjaga higinitas dengan rutin mencuci pakaian dalam dan celana
b. Menghindari menggunakan celana yang sama berulang kali
c. Menghindari menggunakan celana yang ketat dan aktivitas yang
menyebabkan keringat berlebih.
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki umur 39 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak kemerahan disertai gatal-gatal
dibagian selangkangan dan menjalar kepantat yang dirasakan sejak 2 bulan lalu.
Awalnya sebelum gatal pasien terlebih dahulu merasakan timbul bercak
kemerahan kemudian lama-kelamaan semakin melebar, diikuti timbulnya rasa
gatal. Selama 2 bulan terakhir ini pasien memberikan obat Inerson
(Desoximetasone) pada selangkangannya kemerahannya dan gatalnya mulai
berkurang tapi ukurannya semakin melebar.
Dari Hasil pemeriksaan fisik terdapat Ujud Kelainan Kulit di bagian
Genitokrural tampak Lesi yang Eritem berbentuk plakat dan berbatas Tegas,
Peradangan aktif pada bagian pinggir terdapat lesi satelit disekitarnya
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik pasien didiagnosis menderita
kandidosis intertriginosa dengan alasan mendiagnosis kandidosis sebab pada
anamnesis ditemukan keluhan plak eritema yang gatal pada bagian inguinal, pada
pemeriksaan fisik ditemukan ujud kelainan kulit berupa lesi berbentuk plak
hiperpigmentasi, makula hiperpigmentosa, berukuran palakat berbentuk polimorf
secara bilateral serta terdapat lesi satelit disekitarnya
Diagnosis banding yang diangkat yakni untuk kandidosis ini adalah
Psoriasis, Psoriasis sebagai diagnosis banding sebab pada psoriasis ditemukan
eritema pada bagian pinggir sehingga menyerupai kandidosis. Perbedaannya ialah
pada psoriasis terdapat tanda-tanda khas yakni lesinya lebih merah, skuama kasar,
transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetes lilin, dan fenomena auspitz.
Psoriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah
lipatan kulit, daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, dan punggung.
Kandidosis Intertriginosa adalah penyakit jamur, yang disebabkan oleh
Candida spp misalnya spesies C.albicans. Infeksi dapat mengenai
kulit,kuku,membran mukosa,traktus gastrointestinal,juga dapat menyebabkan
kelainan sitemik. Kandidosis intertriginosa lesi akan tampak sangat merah, tanpa
adanya central healing , dan lesi biasanya melibatkan skrotum serta berbentuk
satelit.1
Mekanisme patogenesis infeksi ini dimulai dengan perlengketan kandida
pada sel epitel akibat glikoprotein pada permukaan kandida dan sel epitel.
Kemudian kandida akan memproduksi enzim proteinase, hialuronidase,
kondroitin sulfatase dan fosfolipase. Fosfolipase berfungsi menghidrolisis
fosfolipid membran sel epitel sedangkan protease dan enzim lain bersifat
keratoliks ehingga memudahkan penetrasi kandida ke dalam epidermis.2,3,4
Manifestasi klinis kandidosis intertriginosa adalah Lesi didaerah lipatan
kulit ketiak, genitokrural, intergluteal, lipatan payudara, interdigital, dan
umbilikus, serta lipatan kulit dinding perut berupa bercak berbatas tegas, bersisik,
basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel
dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah
erosif,dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Diagnosis
banding kandidosis intertriginosa adalah tinea kruris, eritrasma, dan psoriasis..
Pada tinea kruris adalah rasa gatal yang meningkat saat berkeringat atau terbakar
pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum.Berupa lesi yang
berbentuk polisiklik / bulat berbatas tegas, efloresensi polimorfik, dan tepi lebih
aktif. Eritrasma sering ditemukan pada lipat paha dengan lesi berupa eritema dan
skuama tapi dengan mudah dapat dibedakan dengan tinea kruris menggunakan
lampu wood dimana pada eritrasma akan tampak fluoresensi merah (coral red).
Lesi pada psoriasis akan tampak lebih merah dengan skuama yang lebih banyak
serta lamelar. Ditemukannya lesi pada tempat lain misalnya siku, lutut, punggung,
lipatan kuku, atau kulit kepala akan mengarahkan diagnosis kearah psoriasis.1
Pada manusia, Candida spp sering ditemukan dalam rongga mulut orang
sehat,saluran cerna, saluran napas bagian atas,mukosa vagina dan dibawah kuku
sebagai saparofit atau komensal tanpa menyebabkan penyakit.Bila terjadi
perubahan fisiologis atau penurunan kekebalan seluler maupun sistem fagositosis
maka Candida yang saparofit akan mampu menyebabkan penyakit5,6,7
Infeksi Kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen
maupun eksogen:
1. Perubahan fisiologik: usia, kehamilan, dan haid
2. Faktor mekanik: trauma (luka bakar, aberasi,) oklusi lokal,
kelembapan, maserasi, kegemukan
3. Faktor Nutrisi: avitaminosis, defisiensi zat besi, malnutrisi
4. Penyakit sistemik: penyakit endokrin (misal:diabetes melitus, sindroma
cushing), Down Syndrome, acrodermatitis eritropatika, uremia,
keganasan, imunosupresi, antibiotika, dll)1
1. Sandra, W., (2010). Kandidosis. Dalam: Djuana, A., (ed). Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 90-7
2. Astari L, Cholis M. Imunopatogensis Dermatomikosis Superfisialis. Alam
(2013): Bramono, dkk. Dermatomikosis Superfisialis. Ed ke-2. Jakarta:
Badan penerbit FKUI;.Hal:1-7.15-18
3. Naglik JR, Challacombe SJ, Hube B.(2003). Candida albicans Secreted
Asparthyl Proteinases in Virulence and Pathogenesis. Microbiol. Mol.
Biol. Rev; 67(3): 400-428
4. Laszlo MK. Chronic Candidiasis.(2009).Pathogenesis, Symptoms,
Diagnosis nd Treatment. UDC; 116: 267-274
5. Utama,H., (2009) . Buku Ajar Parasitologi kedokteran., Edisi Keempat.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Hal: 357
6. Weinstain & Berman. Topical Treatment of Common Superficial Tinea
Infection : American Family Physician. 2002 ; 6 (10) : 8
7. Kasim F., (2013).ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 48.
Jakarta : PT ISFI. Hal : 71
8. Goodman and gillman., (2011). Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta.
EGC.Hal: 768