Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS NOVEMBER 2023

VITILIGO

Disusun Oleh:

Monsal Pasapan
N111 22 094

PEMBIMBING KLINIK

dr. Diany Nurdin, M.Kes., Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KULIT DAN

KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Monsal Pasapan

Stambuk : N 111 22 094

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Profesi Dokter

Universitas : Tadulako

Judul : Vitiligo

Bagian Kulit dan Kelamin


RSUD Undata
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

Palu, November 2023

PEMBIMBING DOKTER MUDA

dr. Diany Nurdin, M.Kes., Sp.D.V.E., Monsal Pasapan


FINSDV, FAADV
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Dayodara
Pekerjaan : Siswa
Tanggal Pemeriksaan : 9 November 2023
Ruangan : Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Undata

2. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : Bercak berwarna putih di daerah dagu, leher dan telinga
sebelah kiri
2. Keluhan penyakit sekarang:
Seorang pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin di RSUD Undata dengan keluhan bercak putih pada area dagu,
leher dan telinga sebelah kiri. Ibu pasien menerangkan bahwa bercak
berwarna putih pertama kali muncul di bibir pasien berbentuk bulatan kecil
pertama kali saat umur pasien 3 tahun kemudian bercak berwarna putih
bertambah di daerah dagu, leher, dan telinga sebelah kiri. Bercak berwarna
putih tidak disertai nyeri, gatal ataupun rasa panas. Ibu pasien juga
menerangkan bahwa pasien mengeluh terasa perih pada bercak putih apabila
terpapar sinar matahari yang lama dan akan terbentuk bercak kulit warna
putih baru apabila ada luka pasien yang sembuh. Bercak berwarna putih
berbentuk tidak teratur dengan pinggiran yang sambung menyambung
dengan batas tegas.
3. Riwayat penyakit dahulu:
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu

4. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa

3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : Baik

Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pernafasan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksann

Status Dermatologis
Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Wajah : Tampak patch depigmentasi di regio mentalis ,ukuran
plakat, bentuk irreguler dengan pinggiran lesi yang sambung
menyambung, berbatas tegas
Telinga kiri : Tampak patch depigmentasi pada area incisura intertragic
dan area retroauicula, bentuk reguler, berbatas tegas
Telinga kanan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Mata : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Leher : tampak patch depigmentasi di regio cervicalis, ukuran
plakat, bentuk irreguler dengan pinggiran lesi yang sambung
menyambung, berbatas tegas
Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Selangkangan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit

4. DOKUMENTASI KASUS

Gambar 1 Tampak patch depigmentasi di regio mentalis ,ukuran plakat, bentuk


irreguler dengan pinggiran lesi yang sambung menyambung, berbatas tegas

Gambar 2. tampak patch depigmentasi di regio cervicalis, ukuran plakat,


bentuk irreguler dengan pinggiran lesi yang sambung menyambung, berbatas
tegas
Gambar 3. Tampak patch depigmentasi pada area incisura intertragic dan area
retroauicula, bentuk reguler, berbatas tegas
5. RESUME
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan bercak
berwarna putih pada area wajah, leher dan telinga sebelah kiri. Bercak kulit
putih tidak gatal, tidak nyeri, tidak terasa panas. Area terkena pertama kali di
bagian bibir kemudian bertambah di daerah dagu, leher, dan telinga sebelah
kiri. Terasa nyeri apabila terpapar sinar matahari yang lama.
Tinjauan pemeriksaan dermatologis ditemukan tampak patch
depigmentasi di regio mentalis ,ukuran plakat, bentuk irreguler dengan pinggiran
lesi yang sambung menyambung, berbatas tegas. Tampak patch depigmentasi di
regio cervicalis, ukuran plakat, bentuk irreguler dengan pinggiran lesi yang
sambung menyambung, berbatas tegas. Tampak patch depigmentasi pada area
incisura intertragic dan area retroauicula, bentuk reguler, berbatas tegas.

6. DIAGNOSIS KERJA
Vitiligo
7. DIAGNOSIS BANDING
1. Pityriasis Alba
2. Pityriasis Versicolor

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG / ANJURAN PEMERIKSAAN


1. Pemeriksaan Histopatology
2. Pemeriksaan Laboratorium :Anti Nuclear Antybody (ANA),
Thyroidstimulating hormone (TSH), free T4 (FT4), glukosa darah,
Hemoglobin
3. Lampu Wood

9. TATALAKSANA
Non-Medikamentosa
a. Edukasi
 Menjelaskan kepada pasien untuk berhati-hati dalam beraktifitas
karena akan muncul bercak putih baru apabila pasien mengalami
perlukaan
 Menggunakan tabir surya, penutup kepala, menghindari paparan sinar
matahari terlalu lama apabila beraktivitas diluar ruangan
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi sehingga sistem imun tetap
dalam kondisi yang baik

Medikamentosa
a. Topikal :
- Desoximetasone 0,25% cream, oleskan 2 kali dalam sehari
b. Oral
- Asam folat 1x1
10. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : ad bonam
Quo ad cosmeticam : dubia ad malam

PEMBAHASAN
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil temuan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan status dermatologis.
Tinjauan anamnesis ditemukan bahwa seorang anak datang ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUD Undata diantar oleh orangtuanya dengan keluhan
bercak kulit berwarna putih tidak disertai rasa gatal, rasa nyeri atau rasa panas
pada area wajah, leher dan telinga sebelah kiri. Dari hasil keterangan ibu pasien
bahwa bercak kulit berwarna putih pertama kali muncul saat pasien berumur 3
tahun di daerah bibir dan terus bertambah hingga ke daerah dagu, leher dan
telinga sebelah kiri. Ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien mengaku bahwa
bercak kulit berwarna putih terasa nyeri apabila terpapar sinar matahari terlalu
lama dan akan terbentuk bercak kulit berwarna putih apabila luka baru sembuh.
Vitiligo dapat menyerang semua usia merupakan kelainan poligenik
multifaktoral, dengan patogenesis kompleks yang belum sepenuhnya dipahami.
Dimana dari berbagai teori patogenesis dari vitiligo yang paling banyak diterima
adalah faktor genetik dan non-genetik saling berinteraksi untuk mempengaruhi
fungsi dan kelangsungan hidup melanosit yang pada akhirnya menyebabkan
kerusakan autoimun melanosit 1.Vitiligo pada hakekatnya adalah suatu kelainan
kulit depigmentasi yang ditandai dengan hilangnya melanosit secara selektif
dimana lesi vitiligo yang khas adalah lesi yang benar-benar amelanosit, tidak
bersisik, makula berwarna kapur dengan tepi yang jelas2. Hal tersebut sesuai
dengan keluhan pasien yaitu muncul lesi pada pasien dimana terdapat makula
depigmentasi yang tidak bersisik dengan tepi yang jelas. Vitiligo dapat terjadi
pada individu dengan berbagai usia. Segmental dan non-segmental adalah kedua
jenis vitiligo. Vitiligo non-segmental dapat muncul pada usia berapa pun, orang
muda berusia antara 10 dan 30 tahun adalah yang paling sering terkena, dan
sekitar 25% penderita vitiligo mengembangkan penyakit ini sebelum berusia 10
tahun. Di sisi lain, vitiligo segmental berkembang lebih awal dari vitiligo non-
segmental dan dapat terjadi pada 41,3% pasien sebelum usia 10 tahun 3. Lesi
vitiligo yang khas adalah lesi yang benar-benar amelanosit, tidak bersisik, makula
berwarna kapur dengan tepi yang jelas2 .Vitiligo Global Issues Consensus
Conference (VGICC) tahun 2012 menyatakan bahwa klasifikasi vitiligo terdiri
atas tipe nonsegmental, segmental, campuran (mixed) dan unclassifiable atau
undetermined berdasarkan gambaran klinis dan perjalanan alamiah penyakit,
sebagai berikut 4.
Tabel 1. Klasifikasi Vitiligo menurut Vitiligo Global Issues Consensus
Conference (VGICC) tahun 2012
Tipe Vitiligo Subtipe Vitiligo
Vitiligo non-segmental - Fokal
- Akrofasial
- Mukosal (melibatkan lebih
dari satu mukosa)
- Generalisata
- Universalis
Vitiligo segmental - Unisegmental
- Bisegmental
- Multisegmental
Vitiligo campuran Berhubungan dengan keparahan vitiligo
segmental
Vitiligo unclassifiable atau - Fokal
undetermined - Mukosal (hanya melibatkan
satu mukosa
Klasifikasi Vitiligo antara lain: 4
Tabel 2. Klasifikasi Vitiligo
Jenis Vitiligo
Vitiligo vulgaris ditandai dengan lesi multiple tersebar,
distribusi dengan pola yang simetris,
merupakan vitiligo generalisata yang
paling banyak dijumpai.
Vitiligo acrofacial mengenai bagian distal jari dan sekitar
mulut dengan pola
melingkar.Merupakan subtipe dari
vitiligo generalisata.
Vitiligo campuran kombinasi dari vitiligo vulgaris dan
akrofasial.
Vitiligo universalis ditandai dengan depigmentasi komplit
atau hampir komplit dari seluruh tubuh.
Merupakan bentuk vitiligo generalisata
yang paling berat.
Vitiligo fokal dikarakteristikkan dengan kehadiran
dari satu atau sedikit macula pada satu
area tapi distribusinya tidak berpola
segmental. Dipertimbangkan sebagai
precursor dari vitiligo generalisata.
Vitiligo mukosa ditandai dengan depigmentasi hanya
pada membrane mukosa.
Segmental vitiligo dikarakteristikkan dengan makula yang
memiliki distribusi unilateral dan tidak
melewati garis tengah tubuh. Biasanya
menyerang usia anak-anak
Berdasarkan penjelasan diatas, pasien telah memenuhi kriteria dari vitiligo
dengan keluhan awal pasien adalah bercak putih yang kemudian bertambah di
daerah dagu, leher dan telinga pasien. Jenis vitiligo yang dialami oleh pasien
adalah vitiligo jenis vitiligo segmental karena karakteristik dari vitiligo segmental
adalah hanya terdistribusi unilateral dan vitiligo segmental biasanya menyerang
anak-anak sama seperti penjelasan dari pasien.
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan pada pemeriksaan pasien. Namun
apabila akan dilakukan pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan
lampu wood, pemeriksaan histopatology, pemeriksaan laboratium. Lampu Wood
dapat mendeteksi area kulit yang berpigmen atau mengalami depigmentasi dan
juga dapat mendeteksi fluoresensi. 5
Kulit normal yang sehat tampak sebagai warna biru tetapi mungkin
menunjukkan bintik-bintik putih ketika kulit tebal dan kuning ketika berminyak.
Bintik-bintik ungu menunjukkan kekeringan atau dehidrasi. Serat pakaian sering
kali berwarna putih cerah dan berkilau. Hasil positif adalah ketika ada kelainan
pigmen yang terlihat jelas, atau fluoresensi terlihat. Lampu Wood sering
digunakan untuk mendiagnosis kelainan kulit berikut ini 5.
 Gangguan pigmentasi seperti melasma, vitiligo
 Pityriasis Versicolor muncul sebagai ruam di dada atau punggung - ruam
akan memancarkan cahaya oranye.
 Tinea capitis akan memperlihatkan area kebotakan, dan spesies Microsporum
akan berpendar biru kehijauan - namun, banyak infeksi jamur lainnya yang
mungkin tidak berpendar dengan lampu Wood
 Kudis dan kutu rambut
 Eritrasma disebabkan oleh Corynebacterium, yang muncul sebagai ruam
berpigmen merah karang di lipatan kulit
 Pseudomonas, yang akan berpendar hijau
Tidak ada kontraindikasi yang jelas terhadap penggunaan sinar Wood
untuk memeriksa pasien dari infeksi kulit atau kelainan pigmen. Pasien harus
menutup matanya untuk menghindari risiko terhadap kornea 5. Laboratorium
Pemeriksaan tes darah Darah untuk T4, TSH, glukosa, CBC, dan kortisol (di
pasien berisiko tinggi) dapat diindikasikan untuk menyingkirkan penyakit
autoimun 6.
Diagnosis banding pada kasus ini yaitu Pitiriasis Alba, Pitiriasis
Versicolor. Berikut penjelasannya masing-masing
A. Vitiligo
 Anamnesis
- Timbul bercak putih seperti susu/kapur awitan tidak sejak lahir.
- Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa gatal.
- Progresivitas lesi: dapat bertambah luas/menyebar, atau
lambat/menetap, kadang timbul bercak sewarna putih pada lesi tanpa
diberikan pengobatan (repigmentasi spontan)
- Riwayat vitiligo pada keluarga
- Riwayat penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga 7
 Pemeriksaan fisik
- makula depigmentasi berbatas tegas 7
 Pemeriksaan Penunjang
- Perhitungan Vitiligo Area Scoring Index (VASI) atau Vitiligo
European Task Force (VETF) untuk menentukan derajat keparahan,
serta pemilihan dan follow up terapi, yang dievaluasi ulang secara
berkala setiap 3 bulan.
- Pemeriksaan menggunakan lampu Wood didapatkan gambaran
depigmentasi yang jelas.
- Pemeriksaan laboratorik untuk penapisan penyakit autoimun lain,
seperti antinuclear antibody (ANA), thyroid- stimulating hormone
7
(TSH), free T4 (FT4), glukosa darah, dan hemoglobin.
B. Pitiriasis Alba
 Anamnesis
- Terutama timbul pada anak dan remaja,, usia antara 3 sampai 16
tahun, dan berkulit lebih gelap. Angka kejadian pada lelaki dan
perempuan sama.
- Umumnya asimtomatik
- dapat ditemukan keluhan gatal.
- Faktor risiko: kulit kering, dermatitis atopik, berkulit gelap, pajanan
sinar matahari berlebihan, frekuensi mandi terlalu sering, pajanan air
panas, dan kadar tembaga (cuprum) serum rendah7
 Pemeriksaan fisik
- Perjalanan klinis terdiri dari tiga fase:
 Fase pertama yaitu timbul makula, plak tipis, berwarna merah
muda dengan tepi menimbul yang bertahan beberapa minggu.
 Fase kedua makula hipopigmentasi dengan skuama putih halus
pada permukaannya.
 Fase ketiga berupa makula hipopigmentasi tanpa skuama yang
dapat menetap hingga beberapa bulan-tahun.
 Bentuk lesi ketiga tahap tersebut dapat ditemukan secara
bersamaan.
- Lesi umumnya berukuran diameter 0,5-5 cm, berbentuk bulat, oval
atau ireguler dengan batas difus-tegas
- Tempat predileksi utama yaitu daerah wajah, dapat pula ditemukan di
leher, batang tubuh bagian atas, dan ekstremitas proksimal 7
 Pemeriksaan penunjang
- Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang
khusus.
- Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang sesuai diagnosis banding dengan pemeriksaan histopatologi
7

C. Pitiriasis Versicolor
 Anamnesis
- bercak di kulit dengan sisik halus yang kadang menimbulkan rasa
gatal terutama bila berkeringat.
- Rasa gatal umumnya ringan atau tidak ada sama sekali
- Warna dari bercak bervariasi dari putih, merah muda hingga coklat
kemerahan 7
 Pemeriksaan fisik
- Predileksi lesi paling banyak di daerah seboroik, yaitu tubuh bagian
atas, wajah, leher, dada, punggung, lengan atas, daerah yang jarang di
scalp, abdomen dan paha.
- Lesi berupa bercak hipopigmentasi, eritema hingga kecoklatan,
konfluen dengan skuama halus7
 Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan dengan lampu Wood: terlihat fluoresensi berwana
kuning keemasan.
- Pemeriksaan dengan dermoskopi terlihat gambaran perifolikular scale,
hiperpigmentasi perilesi, scaly patching, non uniform pigmentasi.
- Pemeriksaan langsung dari bahan kerokan kulit dengan mikroskop
dan larutan KOH 20%: tampak spora berkelompok dan hifa pendek.
Spora Dermatologi Infeksi berkelompok merupakan tanda kolonisasi,
sedangkan hifa menunjukkan adanya infeksi 7

Penatalaksaan vitiligo dapat dibagi menjadi medikamentosa dan non-


medikamentosa 7
Medikamentosa:
A. Topikal
 Kortikosteroid
 Inhibitor kalsineurin
B. Fototerapi
 Psoralen dan ultraviolet A
 Narrowband ultraviolet B
 Targeted ultraviolet B
 Terapi kombinasi : Kortikosteroid dosis denyut dan fototerapi
C. Terapi depigmentasi
 Monobenzone (Luas permukaan tubuh > 80%)
D. Kamuflase kosmetik
E. Pengobatan nontradisional
 Khellin
 Gingko biloba
 Vitamin dan suplemen nutrisi
 Polypodium leukotomos
 Fenilalanin topikal dan sistemik
 Calcipotriene topikal
 Krim pseudokatalase
F. Tindakan sedasi
 Tissue grafting
 Cellular grafting
G. Imunoterapi dengan cara Inhibitor Janus Kinase (JAK)

Non-Medikamentosa 7 8
a. Edukasi
 Menjelaskan kepada pasien untuk berhati-hati dalam beraktifitas karena
akan muncul bercak putih baru apabila pasien mengalami perlukaan
 Menggunakan tabir surya, penutup kepala, menghindari paparan sinar
matahari terlalu lama apabila beraktivitas diluar sehingga tidak
menimbulkan nyeri pada bercak putih
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi sehingga sistem imun tetap dalam
kondisi yang baik
Pada pasien ini diberikan kortikosteroid topikal yaitu desoksimetason.
Desoksimetason adalah golongan obat kortikosteroid yang diketahui memiliki
efek yang berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang biosintesis
protein lipomodulin, yang dapat menghambat kerja enzimatik fosfolipase A2
sehingga mencegah pelepasan mediator proses peradangan, yaitu asam arakidonat
dan metabolitnya, seperti prostaglandin (PG), leukotrien (LT), tromboksan dan
prostasiklin yang dapat menyebabkan nyeri, efek vasodilatasi, penimbunan
leukosit dan efek fagositosis yang menyebabkan kerusakan jaringan 9. Krim
desoksimetason 0,25% merupakan golongan kortikosteroid topikal kelas 2, yaitu
potensi kuat, dapat digunakan untuk terapi vitiligo karena dapat memberikan efek
repigmentasi lesi pada vitiligo 10.
Pada pasien juga diberikan asam folat, penelitian terbaru menunjukkan
keterlibatan stres oksidatif dalam patogenesis vitiligo. Seiring dengan defisiensi
sistem antioksidan melanosit, khususnya jalur faktor 2 terkait faktor E2 (Nrf2)
yang merupakan pengatur utama respons antioksidan, spesies oksigen reaktif
(ROS) seperti hidrogen peroksida (H2O2) terakumulasi secara berlebihan pada
vitiligo. Oleh karena itu, melanosit rentan terhadap apoptosis yang diinduksi ROS
pada vitiligo. Selain itu, ROS memfasilitasi pelepasan protein kelompok B1
(HMGB1) dengan mobilitas tinggi yang termasuk dalam pola molekuler terkait
kerusakan (DAMPs) dengan efek proinflamasi yang kuat dari melanosit. HMGB1
selanjutnya menyebabkan produksi kemokin pada keratinosit yang berdekatan dan
pematangan sel dendritik (DC) dengan cara parakrin, yang pada akhirnya
mendorong pembentukan sel T sitotoksik (CTL) yang merusak melanosit pada
vitiligo. Oleh karena itu, stres oksidatif memainkan peran penting dalam vitiligo
melalui tidak hanya kerusakan oksidatif langsung pada melanosit tetapi juga
memicu respons sel T kulit yang menargetkan melanosit.
Asam folat (FA), bentuk folat teroksidasi sintetik dengan bioavailabilitas
tinggi, terkenal karena efek perlindungannya terhadap cacat tabung saraf . FA
yang dicerna di usus pada akhirnya diubah menjadi 5-metiltetrahidrofolat dengan
bantuan methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR) dan kemudian terlibat
dalam remetilasi homosistein (Hcy) menjadi metionin . Lebih lanjut, Hcy diamati
terakumulasi dalam vitiligo dan menginduksi apoptosis melanosit melalui stres
retikulum endoplasma . Temuan ini menunjukkan bahwa gangguan metabolisme
folat berperan dalam patogenesis vitiligo. Khususnya, beberapa penelitian terbaru
menemukan bahwa FA memiliki sifat antioksidan yang sangat baik dan efektif
dalam mempertahankan status redoks seluler 11.

DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 9th ed. Mc Graw Hill;
2016.
2. Bergqvist C, Ezzedine K. Vitiligo: A Review. Dermatology.
2020;236(6):571-592. doi:10.1159/000506103
3. AL-smadi K, Imran M, Leite-Silva VR, Mohammed Y. Vitiligo: A Review
of Aetiology, Pathogenesis, Treatment, and Psychosocial Impact.
Cosmetics. 2023;10(3):1-14. doi:10.3390/cosmetics10030084
4. Yuniaswan AP, Firdausiya F. Gambaran Klinikopatologi Vitiligo. J
Dermatology, Venereol Aesthetic. Published online 2022:1-12.
5. Al Aboud DM, Gossman W. Wood ’ s Light. StatPearls [Internet].
2023;Jan:21-24. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537193/
6. Farida Tabri RSPFi 2016. Tatalaksana Bercak Putih Pada Kulit Anak. Vol
15. Al-Hayaatum Mufidah; 2016.
7. PERDOSKI. Panduan praktik klinis. J Org Chem. 2021;74(8):3203-3206.
8. Frisoli ML, Essien K, Harris JE. Vitiligo: Mechanisms of Pathogenesis and
Treatment. Annu Rev Immunol. 2020;38:621-648. doi:10.1146/annurev-
immunol-100919-023531
9. Oktaviani F, Mukaddas A, Faustine I. Profil Penggunaan Obat Pasien
Penyakit Kulit Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsu Anutapura Palu. J
Farm Galen (Galenika J Pharmacy). 2016;2(1):38-42.
doi:10.22487/j24428744.2016.v2.i1.5304
10. Dhamayanti ME, Diana R, Rahayu T, Wirawan EP, Mulianto N,
Kariosentono H. Efektivitas Penambahan Krim Tretinoin 0.025% pada
Krim Desoksimetason terhadap Repigmentasi Kulit Pasien Vitiligo. Cermin
Dunia Kedokt. 2020;47(7):327. doi:10.55175/cdk.v47i7.593
11. Du P, Zhang S, Li S, et al. Folic Acid Protects Melanocytes from Oxidative
Stress via Activation of Nrf2 and Inhibition of HMGB1. Oxid Med Cell
Longev. 2021;2021:1-19. doi:10.1155/2021/1608586

Anda mungkin juga menyukai