Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS 2 AGUSTUS 2017

SKABIES

OLEH :

Nurul Fitriani

N 111 17 082

PEMBIMBING KLINIK:

dr. DIANY NURDIN, Sp.KK, M.Kes1

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD
UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017

0
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. N
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa wani
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 1 Agustus 2017
Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
Undata poliklinik Undata

II. ANAMNESIS
Keluhan utama: gatal pada daerah ketiak dan perut
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata
dengan keluhan gatal pada daerah ketiak dan perut sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya timbul bentol-bentol kemerahan dan terasa gatal di daerah ketiak
lalu menyebar di daerah perut. Keluhan gatal juga dirasa bertambah ketika
malam hari dan saat cuaca panas. Pasien mengatakan sebelumnya sudah
pernah berobat ke dokter 2 minggu yang lalu dan mendapatkan obat,
gatalnya berkurang namun setelah obat habis gatal kembali di rasakan.

Riwayat Penyakit terdahulu:


Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya sekitar 2 minggu
yang lalu, hipertensi (-), diabetes melitus (-), alergi makanan dan obat
obatan (-).

1
Riwayat Keluarga:
Tidak diketahui

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : composmentis
Status gizi : baik

b. Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : tidak dilakukan

c. Status Dermatologis
Ujud kelaianan kulit:
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
3. Ketiak : Tampak papul eritematous berukuran lentikular
yang tersebar regional
4. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
5. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Perut : Tampak papul eritematous berukuran lentikular
yang tersebar regional
7. Selangkangan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas Atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
9. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit

2
IV. GAMBAR

Gambar 1. Tampak papul eritematous berukuran lentikular


yang tersebar regional

3
V. RESUME
Laki-laki (64 tahun) datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada daerah ketiak dan perut
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan gatal dirasa bertambah ketika malam hari
dan saat cuaca panas. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah
berobat ke dokter 2 minggu yang lalu dan mendapatkan obat, gatalnya
berkurang namun setelah obat habis gatal kembali di rasakan.
Pemeriksaan fisik didapatkan ujud kelainan kulit berupa papul
eritematous berukuran lentikular yang tersebar regional.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Skabies

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN


a. Kerokan kulit
b. Mengambil tungau dengan jarum
c. Ink burrow test

VIII. DIAGNOSIS BANDING


- Prurigo
- Pedikulosis korporis

IX. PENATALAKSANAAN
a. Non medikamentosa:
Semua pakaian, seprei, selimut, bantal, dan handuk yang
digunakan dalam 3 hari terakhir harus dicuci bersih dan
dikeringkan dengan sinar matahari.
Tidak menggunakan handuk ataupun pakaian secara bersama-
sama dengan anggota keluarga
Semua karpet dan kasur dibersihkan dan dijemur dibawah sinar
matahari.

4
Menjaga kebersihan dengan mandi 2 kali sehari.
Pemberian terapi terhadap seluruh anggota keluarga.
b. Medikamentosa :
Sistemik: Cetirizine 10mg (1x1)
Topikal:
- Permetrin 5%, oleskan secara merata pada permukaan
tubuh pada malam hari, pemakaian hanya sekali dan
dihapus setelah 10 jam.
- Desoximethasone cream 0,25% 5gr (2x1)

X. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua at fungtionam : ad bonam
Qua at sanationam : ad bonam
Qua at cosmetikam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pasien datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata


dengan keluhan gatal pada daerah ketiak dan perut sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya timbul bentol-bentol kemerahan dan terasa gatal di daerah ketiak lalu
menyebar di daerah perut. Keluhan gatal juga dirasa bertambah ketika malam hari
dan saat cuaca panas. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah berobat ke
dokter 2 minggu yang lalu dan mendapatkan obat, gatalnya berkurang namun
setelah obat habis gatal kembali di rasakan. Pasien pernah mengalami hal yang
sama sebelumnya sekitar 2 minggu yang lalu, hipertensi (-), diabetes melitus (-),
alergi makanan dan obat obatan (-), riwayat pada keluarga tidak diketahui.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan ujud kelainan kulit berupa papul
eritematous berukuran lentikular yang tersebar regional. Dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik maka pasien didiagnosis dengan skabies.

5
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei var, horminis. Siklus hidup tungau ini
dimulai setelah kopulasi (perkawinan) kopulasi diatas kulit, tungau jantan akan
mati, namun kadang masih hidup beberapa hari. Tungau betina akan menggali
terowongan dalam stratum korneum, sambil meletakkan telur. Telur akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan jadi larva yang mempunyai 3 pasang
kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tapi dapat juga kelur. Setelah 2-3
hari larva akan menjadi nimfa yang empunya 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4
pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu 6-12 hari.Tungau betina menggali stratum korneum dan
meletakkan telur meningkat pada malam hari. Pada saat menggali terowongan
tersebut, tungau betina mengeluarkan sekret yang dapat melisiskan stratum
korneum, sekret tersebut dapat menimbulkan rasa gatal, dan timbulnya lesi seperti
papul, vesikel, dan lain-lain, yang jika digaruk dapat timbul erosi, eksrosiasi,
krusta, dan infeksi sekunder.
Skabies biasa timbul pada bagian kulit di sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan,siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita),
genitalia externa (pria), umbilikus, bokong, dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang pada telapak tangan dan kaki.
Cara penularan melalui 2 cara yaitu:
a. Kontak langsung (kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
b. Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian handuk, sprei,
bantal, dan lain-lain.

Ada 4 tanda kardinal untuk skabies yaitu, pruritus nokturnal dimana gatal
pada malam hari karena kativitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan
panas; menyerang secara berkelompok dimana apabila tbiasanya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi; adanya terowongan
pada tempat predileksi berwarna putih keabuan dengan panjang rata-rata 1 cm,
pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel; ditemukan tungau saat

6
pemeriksaan. Diagnosis dpat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
tersebut.

Pengobatan yang dapat diberikan pada pasien yaitu pengobatan


medikamentosa dengan pemberian permetrin 5% digunakan selama 10 jam.
Pemberian krim permetrin merupakan antiparasit spektrum luas terhadap tungau,
kutu rambut, kutu badan serta anthropoda lainnya.bPermetrin bekerja dengan cara
mengganggu polarisasi dinding sel syaraf parasit yaitu melalui ikatan dengan
natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi
paralise parasit. Scabimite dimetabolisir dengan cepat di kulit. Hasil metabolisme
kemudian diekskresikan melalui urine.
Pengobatan sistemik yang diberikan antihistamin yaitu cetirizin 10mg
untuk mengatasi gatal yang dirasakan.

Sedangkan nonmedikamentosa, pasien disarankan untuk mencuci dan


mengeringkan dengan sinar matahari semua pakaian, seprei, selimut, bantal, dan
handukyang digunakan dalam 3 hari terakhir, tidak mnggunakan handuk ataupun
pakaian secara bersama-sama, semua karpet dan kasur dibersihkan dan dijemur
dibawah sinar matahari, menjaga kebersihan dengan mandi 2 kali sehari, dan
menganjurkan kepada pasien agar keluarga yang juga mengalami keluhan yang
sama untuk berobat.

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi SW, at al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Keenam.
Jakarta: badan Penerbit FKUI; 2015.
2. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.
3. Johnston, G., Sladden. Scabies: Diagnosis and Treatment. British Medical
Journal vol. 331. 1 agustus 2017. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1215558/pdf/bmj3310061
9.pdf; 2012.
4. NHS Highland. Guidline for The Management Scabies, NHS Higland :
United Kingdom, 2013

Anda mungkin juga menyukai