“Skabies”
Disusun Oleh:
Amelia Angelin Ligianto
N 111 15 045
PEMBIMBING KLINIK
Dr. Diany Nurdin, Sp. KK, M. Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Pudjiati Noto
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 56 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : URT
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl.Sulawesi No.32
Tgl pemeriksaan : 9 Agustus 2016
II. ANAMNESIS
Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.
IV. GAMBAR
V. RESUME
Dermatitis seboroid
IX. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan
lingkungan tempat tinggal
Mencuci piring, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan
terakhir dengan menggunakan air panas
Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin
Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang
menderita keluhan yang sama
Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim
yang dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika
terkena air harus diulang kembali. Krim dioleskan ke seluruh tubuh
saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan selama 8-14 jam
hingga keesokan harinya.
b. Medikamentosa
Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari
selama 8-14 jam, setiap hari.
X. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua ad fungtionam : ad bonam
c. Qua ad sanationam : ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : ad malam
PEMBAHASAN
Sarcoptes scabie
(Anonim, 2004 ; www.Standford.edu)
Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies, yaitu
(Djuanda, 2015) :
1. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfestasi dengan tungau skabies, kelainan
kulit seperti pruritus akan timbul selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang
berulang menyebabkan ruam dan gatal yang timbul hanya dalam beberapa
hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam hari. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih lembab dan panas.
Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur dan penderita
menjadi gelisah.
2. Sekelompok orang
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam
sebuah keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga. Begitu pula
dalam sebuah pemukiman yang padat penduduknya, skabies dapat
menular hampir ke seluruh penduduk. Suatu kelompok mungkin akan
ditemukan individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh parasit
sehingga tidak menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi
pembawa/carier bagi individu lain.
3. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada
kemampuannya meletakkan telur, larva dan nimfa didalam stratum
korneum, oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian kulit yang
memiliki stratum korneum yang relative lebih longgar dan tipis.
Lesi yang timbul berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul dan nodul
yang sering ditemukan di daerah sela-sela jari, aspek volar pada
pergelangan tangan dan lateral telapak tangan, siku, aksilar, skrotum,
penis, labia dan pada areola wanita. Bila ada infeksi sekunder ruam
kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain).
4. Menemukan
Sarcoptes scabiei
Apabila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh
kemungkinan besar kita dapat menemukan tungau dewasa, larva, nimfa
maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling diagnostik. Akan
tetapi, kriteria yang keempat ini agak susah ditemukan karena hampir
sebagian besar penderita pada umumnya datang dengan lesi yang sangat
variatif dan tidak spesifik. Pada kasus skabies yang klasik, jumlah tungau
sedikit sehingga diperlukan beberapa lokasi kerokan kulit. Teknik
pemeriksaan ini sangat tergantung pada operator pemeriksaan, sehingga
kegagalan menemukan tungau sering terjadi namun tidak menyingkirkan
diagnosis skabies.
Currie J.B., and James S. McCarthy. Permethrin and Ivermectin for Scabies. New
England J Med. 2010. February : 362/717-724.
Djuanda A, Hamzah M., dan Aisah S. Ed., 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Hicks MI, Elston DM. Scabies. Dermatologic Therapy. 2009. November :22/279-
292.
Stone, S.P., Goldfarb J.N., and Bacelieri R.E., 2008. Scabies, Other Mites, and
Pediculosis. In: Wolff K., Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilchrest B.A., Paller
A.S., and Leffell D.J. Ed. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
7th edition. McGraw Hill, New York: 2029-2037.
Vorvick MD, Linda. Folliculitis on the Leg. (online). 2008. Available from :
URL: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus.