Anda di halaman 1dari 7

2.

7 DERMATOPATOLOGI
Gambaran histopatologi pada sediaan kulit dengan moluskum kontagiosum
menunjukkan gambaran lekukan berbentuk cangkir pada epidermis sampai ke dalam dermis.

Gambar 4. Potongan bagian bawah, badan moluskum diidentifikasikan dan


berwarna ungu-merah dalam gambar ini
Dalam wilayah indentasi, epidermis tampak menebal (acanthosis) dibandingkan
dengan kulit sekitarnya yang tidak terinfeksi, dan lapisan sel epitel tidak berinti (cornified)
biasanya sudah hancur. Fitur yang khas adalah inklusi badan moluskum intrasitoplasma,
eosinofilik, inklusi granular ke dalam lapisan keratinosit basal, keras, dan lapisan granular
epidermis.

Gambar 5. Potongan media, pada pembesaran terlihat lebih jelas badan moluskum
intrasitoplastik (pewarnaan ungu-merah muda) dalam keratinosit
Inklusi ini, yang disebut badan moluskum atau badan Henderson-Peterson, berukuran
diameter 35 um dan menggeser nucleus ke pinggiran sel. Studi ultrastructural telah
menunjukkan bahwa badan moluskum terbungkus kantung dengan membrane yang banyak
mengandung virion moluskum kontagiosum. Dermis sekitarnya relative tampak normal.
2.8 DIAGNOSA BANDING
a. Veruka vulgaris
Vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna keabu-abuan, kulit di sekitarnya
tidak meradang.

Gambar 6. Veruka vulgaris


b. Keratoakantoma
Biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah didapati sumbatan keratin, bisa
ditemukan di wajah, telinga, punggung, dan tangan.

Gambar 7. Keratoankatoma
2.9 PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum.
Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik atau kuret. Cara lain dapat
digunakan elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2, N2 dan sebagainya.

Pada orang dewasa harus juga dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya. Pada
individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang normal, moluskum kontagiosum akan
sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam waktu beberapa bulan sampai tahun. Setiap satu lesi
muncul sampai 2 bulan tetapi untuk mencegah autoinokulasi atau kontak langsung,
pengobatan dapat berguna. Tujuan dari pengobatan adalah menghilangkan lesi. Obat-obatan
topikal yang dapat diberikan adalah anti virus, tretinoin krim 0,1% untuk menghambat
pembentukan mikrokomedo dan menghilangkan lesi, asam trikloroasetat untuk kauterisasi
kulit, keratin dan jaringan lainnya. Terapi sistemik dapat berupa pemberian antagonis
histamine H2 untuk mengatasi rasa gatal jika ada rasa gatal.

2.10 PROGNOSIS
Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, maka jarang atau tidak akan residif. Lesi
dapat bertahan 2-4 tahun, penularan yang terjadi akibat autoinokulasi adalah wajar,
kebanyakan akan hilang spontan pada 6-9 bulan, tapi untuk persisnya dapat beberapa tahun.

BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : M. Shaka Azhari
Alamat : Balimbingan
Usia : 12 tahun
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Tanggal Kunjungan : 25 Januari 2017
No. Rekam Medis : 32-70-48
Anamnesa Pasien
Keluhan Utama : Tampak bintil-bintil tidak gatal dan tidak perih di bagian wajah,
dada, dan perut sejak ± 3 bulan yang lalu.
Telaah : Awalnya bintil – bintil muncul di daerah dagu sebelah kiri, lalu muncul
di pipi, di kelopak mata, dada, dan perut. Bintil di dagu
dipencet/ditekan kemudian membesar, lalu dipencet lagi dan
mengeluarkan cairan padat seperti nasi. Kemudian mengeluarkan
nanah ± 1bulan yang lalu. Os mempunyai riwayat sering berenang. Os
berobat ke dokter anak diberi obat makan dan dianjurkan ke dokter
kulit, akhirnya Os berobat ke RSUD dr. Djasamen Saragih.
RPA : Disangkal
RPT : Disangkal
RPO : Obat makan dari dokter anak
RPK : Sepupu mengalami riwayat yang sama
Status Dermatologis
Ruam : papul, nodul, pustul eritem
Lokasi : wajah, dada, perut
Diagnosa Banding : 1. Moluskum Kontagiosum
2. Veruka Vulgaris
3. Keratoakantoma
Diagnosa Sementara : Moluskum Kontagiosum
Therapi : 1. Curettage
2. Gentamycin cr II

RUAM YANG DI DERITA PASIEN

a. Sebelum di Lakukan Tindakan Kuret b. Setelah tindakan Kuret


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 RESUME
Seorang laki – laki usia 12 tahun datang dengan orang tuanya ke Poliklinik Kulit &
Kelamin RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar pada tanggal 25 Januari 2017,
dengan keluhan bintil-bintil tidak gatal dan tidak perih di bagian wajah, dada, dan perut yang
dialami ± 3 bulan yang lalu.
Awalnya bintil – bintil muncul di daerah dagu sebelah kiri, lalu muncul di pipi, di
kelopak mata, dada, dan perut. Bintil di dagu dipencet/ditekan kemudian membesar, lalu
dipencet lagi dan mengeluarkan cairan padat seperti nasi. Kemudian mengeluarkan nanah ±
1bulan yang lalu. Os mempunyai riwayat sering berenang. Os berobat ke dokter anak diberi
obat makan dan dianjurkan ke dokter kulit.
Dilakukan inspeksi dan palpasi pada kulit Os, ditemukan ruam kulit : papul, nodul,
dan pustul eritem pada daerah wajah, dada, dan perut. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan,
dokter mendiagnosa pasien dengan ‘moluskum kontangiosum’. Kemudian diterapi dengan
kuretase dan diberikan gentamisin cream.

4.2 DISKUSI
Klinis ( kasus) Teori (Urtikaria)
Usia : 12 Tahun Penyakit ini terutama menyerang anak-
anak. Biasanya pada dewasa oleh karena
hubungan seksual
Ruam : berupa papul, nodul gejala klinis khas dari Moluskum
kontangiosum yang berupa papul
berukuram miliar hingga lentikular, pada
permukaannya terdapat lekukan (delle),
berisi massa yang mengandung badan
moluskum.

Anda mungkin juga menyukai