PENDAHULUAN
berasal dari infeksi virus DNA genus Molluscipox pada kulit. Pada individu sehat
dapat sembuh spontan atau swasirna setelah beberapa bulan. Namun, kadang
ditemukan di seluruh dunia dengan distribusi yang lebih tinggi di daerah tropis.2
pada wajah, batang tubuh dan ekstremitas. Sedangkan pada orang dewasa, lesi
paling banyak ditemukan pada genital. Penyakit ini endemik, dengan insiden yang
penyakit menular seksual, dan kejadian ini sangat merajalela sebagai akibat dari
diyakini terinfeksi.3
alat pribadi seperti handuk, baju, kolam renang dan mainan.2 Lesi Moluskum
Kontagiosum yang khas adalah asimtomatik, tegas, dengan papul berbentuk bulat
dan terdapat umbilical sentral (delle).1,2 Berukuran miliar sampai lentikular dan
1
berwarna putih dan berkilat seperti lilin. Jika dipijat akan tampak keluar massa
yang berwarna putih mirip butiran nasi. Kadang-kadang dapat timbul infeksi
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : An. N
Umur : 4 tahun
Alamat : Makassar
Agama : Islam
II. Anamnesis
Keluhan Utama
tersebut sudah ada sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya benjolan kecil
3
permandian umum beberapa bulan yang lalu. Riwayat penyakit
Status Generalis
mata anemis (-), sclera ikterik (-), refleks pupil (+/+), pupil isokor,
Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : distensi (-), BU (+) normal, timpani (+), nyeri tekan (-),
4
Status Dermatologis
5
Gambar 1. Tampak papul eritematous pada tubuh
posterolateral
6
Gambar 3. Tampak papul pada humerus sinistra sisi volar dan
medial
7
IV. Resume
tersebut sudah ada sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya benjolan kecil
umumnya lesi tersebut berbentuk kubah, namun pada salah satu lesi
V. Diagnosis Banding
Veruka Vulgaris
Varicella
Variola
8
VI. Diagnosis kerja
VII. Tatalaksana
a. Medikamentosa
Terapi oral
Terapi topikal
Pirotop® cream
b. Non-medikamentosa
terkontaminasi.
9
Mengeluarkan badan moluskum dengan ekstraktor komedo,
VIII. Prognosis
10
BAB III
PEMBAHASAN
umumnya disebabkan oleh virus pox4,5 yaitu Molluscipox2,6,7. Virus ini pertama
kali dijelaskan dan kemudian diberi nama oleh Bateman pada awal abad
badan Henderson-Paterson. Pada awal abad ke-20, Juliusberg, Wile, dan Kingery
mampu mengekstrak virus yang dapat disaring dari lesi dan menunjukkan
laporan kasus virus yang terjadi pada hewan lain telah dipublikasikan.3
orang dewasa melalui kontak langsung atau secara tidak langsung melalui fomites,
kolam renang dan handuk selain transmisi seksual yang bisa terjadi pada orang
menonjol dengan inti pusat yang kadang-kadang munculdi daerah sekitar skala
dan eritema (dermatitis moluskum). Gambaran lesi tersebut sesuai dengan hasil
11
pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan bahwa lesi
pada pasien berbentuk papul, seperti kubah dan beberapa lesi memiliki cekungan
dan muncul khusus untuk manusia. Prevalensi infeksi MCV telah meningkat
lipat yang dicatat dalam satu penelitian AS tentang kunjungan pasien untuk
gangguan ini selama rentang dua dekade. Kenaikan ini nampak paralel dengan
Orang yang terinfeksi HIV memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit
berkepanjangan yang luas, dan individu dengan kondisi atopik tampak lebih
lebih lama.Transmisi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau
mukosa, atau melalui fomites. Handuk mandi, kolam renang, dan pemandian
semuanya telah dilaporkan sebagai sumber infeksi, dan individu yang terlibat
12
Lokasi penyakit ini yaitu daerah wajah, leher, ketiak, badan, dan
ekstremitas. Sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna.
Kelainan kulit berupa papul berbentuk kubah, berukuran miliar sampai lentikuler
dan berwarna putih berkilat seperti lilin. Papul tersebut membesar kemudian
ditengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat akan tampak ke luar assa yang
moluskum. Untuk mengeluarkan massa tersebut, dapat dipakai alat antara lain
ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret.2,6 Cara lain yang digunakan adalah
elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2, dan N2. Sebelum tindakan dapat
13
cukup efektif. Cantharidin adalah ekstrak racun lebah jenis Cantharis vesicatoria
a. Varicella
yang meyerang kulit dan mukosa. Virus ini merupakan jenis virus double-
stranded DNA yang berkaitan erat dengan virus herpes simplekstipe 1 dan 2.
gejala prodromal jarang terjadi. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa,
ruam sering didahului 2-3 hari. Gejala seperti demam, menggigil, malaise,
sakit kepala, anoreksia, sakit punggung, dan pada beberapa pasien sakit
Kemudian menjadi papul dan menjadi vesikel yang berdinding tipis. Cairan
vesikel akan menjadi keruh apabila sel-sel inflamasi masuk dan merubah
krusta.11
14
Gambar 5. Makula, Papul yang eritem pada Varicella
b. Variola
perifer tubuh. Penyebab variola ialah virus poks (pox virus variolae).13
selama 2-3 hari. Gejalanya berupa sakit kepala parah tiba-tiba, sakit
punggung, demam (±40ºC) yang mereda lebih dari 2-3 hari. Gambaran
selama 1-2 hari. Dalam 1-2 hari kemudian, papul tersebut menjadi vesikel (2-
15
5mm). Kemudian vesikel berkembang menjadi pustul (4-6mm). Dilanjutkan
c. Veruka vulgaris
vulgaris dapat timbul disegala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil.
tahun.15
16
Veruka nongenital paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda, yang insidensinya bias melebihi 10%. Gambaran klinis berupa papul
bersisik, kasar, berduri atau nodul. Ini dapat terjadi sebagai papul tunggal atau
berkelompok pada tangan dan jari. Lokasi dapat di mana saja, tetapi sering di
punggung, tangan, dan jari tangan. Pada anak-anak, dapat di wajah dan
17
BAB III
KESIMPULAN
kadang mengenai orang dewasa. Pada pasien anak, lesi biasanya ditemukan di
wajah, badan, dan ekstremitas, pada pasien dewasa biasanya disebarkan melalui
transmisi seksual.
pemeriksaanfisik. Lesi yang ditimbulkan oleh MCV biasanya berupa papul yang
berwarna sama seperti kulit disekitarnya, berbentuk kubah dan terdapat lekukan
diperlukan.
menggunakan jarum suntik dan ekstraktor komedo. Terapi lain yang dapat
18
Pasien akan sembuh spontan, tapi biasanya setelah waktu yang lama,
berbulan – bulan sampai tahunan. Dengan menghilangkan semua lesi, penyakit ini
19
DAFTAR PUSTAKA
11. Schmader KE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. In: Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K (editors).
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, eighth edition. New
York: McGraw-Hill. 2012 : 3388-411 pp.
20
12. Babkin IV, Babkina IN. The Origin Variola Virus. Laboratory of
Molecular Microbiology, Institute of Chemical Biology and Fundamental
Medicine. Russia;2015 March. 1100-9 pp
14. Fatani M, Jefri A, Banjar AA, Bafaraj MG, Mahfoz AM. Report: Can
Periungual Verrucae be Totally Recovered with Single Long Pulse 1064
nm Nd: YAG Laser Shot?. American Journal of Dermatology and
Venerology.2015;4(3). 27-9 pp
15. Cipto H. Veruka Vulgaris dan Veruka Plana. Dalam: Menaldi SL SW,
Bramono K, Indriati W, (editors), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. ed. 7.
Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2016. hal 131-3.
21