Anda di halaman 1dari 3

b.

Lokasi lesi
1. Liken planus pada kulit kepala. Secara klinik maupun histologi liken planopilaris
atau liken planus folikuler menyerang kulit kepala. Pada kulit kepala secara
tipikal terlihat seperti gabungan papul keratotik yang folikuler.1
2. Liken planus pada kuku. Permukaan kuku yang menipis merupakan karakteristik
dari kuku yang abnormal, ridging longitudinal dan adanya retakan/celah. Dasar
kuku mengalami perubahan, akan tetapi non spesifik seperti kuning karena
adanya kerusakan pada warna kuku, onikolisis dan hiperkeratosis subungual.1

Gambar 7 : Liken planus pada kuku


3. Liken planus pada telapak tangan dan tumit. Karakteristik bentuk lesi yang
terdapat pada telapak tangan dan tumit serta adanya lesi perubahan warna di
tempat lain. Bentuknya terdiri dari papul atau nodul dan lebih aktif di bagian
pinggir daripada di tengah.
4. Liken planus pada mukosa. Liken planus menyerang selaput di mulut, vagina,
esofagus, konjungtiva, uretra, hidung dan laring. Ciri utamanya adalah eritem dan
erosi pada lidah ; kadang-kadang ada plak putih dengan rasa nyeri dan tidak
nyaman. Deskuamasi dan erosi pada vulva dan vagina disertai dengan rasa nyeri
1
terbakar, dispareunia.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum ada analisis pemeriksaan yang spesifik untuk membantu menegakkan diagnosis
liken planus. Jumlah limfosit dan sel darah putih pada pemeriksaan darah dapat menurun,
karena adanya pengaruh dari aktivitas sitokin di jaringan kulit1-3.
Pada pemeriksaan histopatologi, di epidermis terlihat perubahan berupa hiperkeratosis,
akantosis tak teratur, penebalan stratum granulosum setempat, degenerasi mencair membran
basalis, dan hilangnya stratum basalis. Striae Wickham mungkin ada hubungan dengan
bertambahnya aktivitas fokal liken planus dan tidak karena penebalan lapisan granular.
Bentuk bula pada liken planus sangat jarang terjadi, paling menonjol antara lamina basal dan
kerotinosis pada sitomembran basal1-3.

Gambar 8 : gambaran histopatologi liken planus

II. DIAGNOSIS
Diagnosis liken planus ditegakkan berdasarkan, anamnesis di temukan keluhan mengenai
adanya perubahan pada kulit, seringkali berbentuk papul eritematosa, dan disertai rasa gatal.
Serta pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi pada tubuh pasien. Perlu diperhatikan bentuk,
morfologi, dan tempat beradanya lesi tersebut. Dan pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan histopatologi, pada pemeriksaan darah rutin jumlah
limfosit dan sel darah putih menurun, dan pada pemeriksaan histopatologi di dapatkan pada
epidermis terlihat perubahan berupa hiperkeratosis, akantosis tak teratur, penebalan stratum
granulosum setempat, degenerasi mencair membrane basalis dan hilangnya stratum basalis.1
III. DIAGNOSIS BANDING
Bila mendapatkan kelainan kulit, harus dibedakan dengan : psoriasis, granuloma anulare,
nevus unius lateris atau liken striatus. Liken planus harus dibedakan dengan psoriasis oleh
karena sama-sama menunjukkan fenomena Koebner atau bila ada lesi di penis dan kuku. Liken
planus juga harus dibedakan dengan dermatitis seboroika (bila ada lesi dikepala atau dada),
dengan skabiasis dan herpes genitalis (bila ada lesi di daerah kemaluan). Untuk lesi-lesi di
selaput lendir dapat menyerupai leukoplakia, kandidiasis, lupus eritomasus, dan plak mukus
sifilis tingkat II.

Lesi-lesi hipertrofik perlu dibedakan dari neurodematitis, amilodosis, atau sarkoma


Kaposi. Liken planus perlu dibedakan dengan penyakit keganasan.
Untuk lesi-lesi folikuler sebaiknya dipikirkan penyakit-penyakit seperti liken spinulosis atau
liken nitidus. Lesi atrofik terutama dikepala dan muka, harus didiagnosi banding dengan lupus
eritema tosus, folikulitis, dan skleroderma (3,4).

Anda mungkin juga menyukai