Anda di halaman 1dari 183

NEKROPSI & PATOLOGI SISTEMIK

TOPIK:
PERUBAHAN PATOLOGIS
PADA SISTEM DIGESTIVUS (TUGAS)

Oleh:
Indah Lestari
PERUBAHAN PATOLOGIS
PADA SISTEM DIGESTIVUS (TUGAS)

SUBPOKOK BAHASAN
A. PATOLOGI TRACTUS B. PATOLOGI MAKROSKOPIK
DIGESTIVUS DIGESTI ACCESORIUS

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami perubahan
patologis organ sistem digestivus baik tractus
digestivus dan aksesorius secara makroskopik
maupun mikroskopik
REFERENSI
• McGavin, and Zachary.,
2005, Pathologic Basis
Veterinary Disease,
Collegiate Press
• Bab 7-8 (hal 301-465)
PATOLOGI ORAL CAVITY
• Vesicular Stomatitides
• Erosion and ulcerative stomatitides
• Papular stomatitides
• Necrotizing stomatitides
• Eosinophilic stomatitides
• Lymphoplasmacytic stomatitis
Vesicular Stomatitides
• Gambar

• Gross lesion dari vesicular stomatitides adl


epitheotropic. Vesikel yg terisi cairan
terdapat pada oral cavity, lips, rostral, dan
lidah. Lesi meluas membentuk vesikel. Bullae
merupakan hasil dari peleburan vesikel.
Epitel menutupi bullae yg dengan mudah
rupture. Kemudian, terjadilah ulser dgn type
hyperemic.
Erosion and Ulcerative Stomatitides

• Gambar
• Erosi berarti kehilangannya bagian dari
permukaan epitel, sedangkan ulcer adl
kehilangan ketebalan epitel sehingga
mengekspose membrane basal. Jadi, erosi
akan dapat berkembang menjadi ulcer dan
mungkin akan menjadi perforasi ulcer. Ini
biasanya menciri pada area mulut, yaitu hard
palate
Papular stomatitides
• Gambar
• Secara mikroskopis, terdapat ballooning
degeneration dari sel epitel stratum spinosum.
Pada tahap selanjutnya, sel-sel ini mungkin
mengandung intracytoplasmic eosinophilic
parapoxvirus inclusions. Secara makros,
contagious ecthyma, atau sakit mulut merupakan
kondisi dari kambing atau domba yang dicirikan
oleh macula, papula, vesikel, pustule, scab, scars,
pada area kulit yg abrasi. Terlihat pula kerak pada
area mulut.
Necrotizing stomatitides
• Gambar
• Necrotizing stomatitis ditandai oleh warna kuning
keabuan, dikelilingi oleh foci bulat, oleh tepi
hyperemic tissue pada oral cavity, larynx, pharynx,
atau lidah. Ini bisa saja menjadi penyakit sistemik
jika parah, mengakibatkan lesi pada seluruh
alimentary system dan jaringan limfoid terkait. Di
batasi dgn foci
Eosinophilic Stomatitides
• Gambar
• Etiologi dari penyakit ini tidak diketahui. Tampilan
histologi kesi menunjukkan adanya mekanisme
immune-mediated, kemungkinan reaksi
hipesensitif yg antigennya tidak diketahui. Pada
kucing, lesi biasanya tampak dekat dengan
philtrum dan dapat meluas melalui kulit berambut
yang berdekatan. Lesi dapat terjadi dimana saja
termasuk gusi, hard dan soft palates, oraonasal
pharynx, lidah. Sedangkan pada anjing,
eosinophilic granulomas biasanya meningkat,
massa fungating pada epitel dan langit-langit
lingual ventral dan lateral.
Lymphoplasmacytic Stomatitis
• Gambar
• Stomatitis limfopoplasmatik adalah kondisi
idiopatik kucing yang diberi nama berdasarkan
penampilan histologis lesi. Ditandai dengan gusi
merah, meradang, fetid breath, dan
ketidaktepatan. Mukosa mulut dapat berupa
hiperplastik dan ulserasi. Asosiasi telah
dihipnotis antara kondisi ini dan keberadaan
bakteri atau calicivirus yang terkait dengan virus
leukimia kucing (FeLV) dan atau FiV
PATOLOGI GIGI
• Fluorosis
• Dental attrition
• Odontoma
Fluorosis
• Gambar
• Konsentrasi fluoride yang berlebihan dalam
makanan selama odontogenesis dapat
menyebabkan penggabungan fluoride dalam
enamel dan dentin gigi permanen. Hasil yang
nampak dari fluorosis yaitu soft, pucat,
discolored enamel, biasanya berwarna
kuning dan coklat tua.
Dental Attrition
• Gambar
• Hilangnya struktur dan fungsi gigi yang normal
seringkali merupakan akibat dari oklusal yang
cepat dan tidak teratur dan atau abnormal pada
banyak spesies hewan peliharaan. Pada spesies
dengan gigi hypsodont, perhatian pada
pertumbuhan gigi saat usia hewan sering menjadi
faktor utama dalam kondisi tubuh secara
keseluruhan dan kesehatan. Mengunyah batu atau
perilaku oral kompulsif lainnya pada anjing dapat
menyebabkan percepatan dental wear. Pada
semua spesies, pajanan dentin atau saluran pulpa
dapat menyebabkan infeksi gigi dengan
konsekuensi serius.
Odontoma
• Gambar
• Dental neoplastic biasanya timbul di dekat
gigi, baik dalam di rahang atau membentuk
epitel permukaan. Odontoma adalah
harmatoma yang berasal dari organ
enamel, biasanya terjadi pada anak anjing
dan anak kuda. Mereka biasanya
mengandung dentin dan enamel yang
dapat dikenali dengan baik serta ameloblas,
odontoblas, dan pulpa gigi
PATOLOGI TONSIL
1. Necrotizing tonsilitis
2. Lymphoma (lymphosarcoma) tonsil
3. Squamous cell carcinoma tonsil
Necrotizing Tonsilitis
• Gambar
• Palatine tonsil mengalami pembesaran dan
discolorisasi. Left tonsil ditutupi oleh
membran diptheritic, dan right tonsil
mengalami ulserasi yang luas. Karena tidak
ada limfatik aferen ke amatonsil, infeksi dapat
bersifat primer (langsung) atau hematogen
Lymphoma (Lymphosarcoma) Tonsil
• Gambar
• Merupakan proliferasi dari
malignant lymphocytes yang
memperluas tonsil, sehingga
menonjol di luar crypts.
Squamous Cell Carcinoma Tonsil
• Gambar
• Merupakan adanya sel sel neoplastic
yang membesar pada right tonsil.
PATOLOGI GLANDULA SALIVA
1. Sialolith
2. Cystic salivary gland
3. Salivary gland carcinoma
Sialolith
• Gambar
• Sialolith jarang ditemukan pada hewan
domestic. Namun Ketika hal ini terjadi, hal
ini dianggap disebabkan leh peradangan
kelenjar ludah dengan sel sel yang
mengelupas atau eksudat inflamasi yang
membentuk nidus untuk pertambahan
mineral. Hal tersebut merupakan salah satu
penyebab pembentukan ranula.
Cystic salivary gland

• Gambar
• Perubahan ini jarang terjadi pada spesies
hewan domestik. Ranula adalah distensi berisi
air liur cystic dari saluran kelenjar liur
sublingual atau submaxillary yang terjadi di
dasar mulut bersama lidah. Penyebab lesi ini
juga tidak diketahui, tetapi dapat terjadi
sekunder akibat ruptur traumatis dari kelenjar
ludah sublingual dengan kebocoran dan
enkapsulasi saliva akibat jaringan ikat reaktif.
Salivary gland carcinoma

• Gambar
• Tersusun atas ductular element atau
kombinasi epitel dan mesenkimal yang
serupa dengan komponen neoplasma
mammary campuran. Perbedaan antara
infark dan neoplasma harus dibedakan
secara mikroskopis. Pada infark kelenjar
saliva, ada fokus tersendiri nekrosis
parenkim dengan perdarahan perifer dan
sel-sel inflamasi. Regenerasi kelenjar dapat
disalahartikan sebagai neoplasia kecuali jika
seseorang terbiasa dengan kondisi
sebelumnya.
PATOLOGI LIDAH
1. Hamartoma
2. Actinobacillosis
3. Oral candidiasis
4. Ulcerative glossitis
5. Lingual epithelial hyperplasia
6. Lingual squamous cell carcinoma
7. Lingual papilloma
Hamartoma
• Gambar

• Merupakan penyakit bawaan dari lidah


termasuk cacat epitel seperti fisura,
epitheliogenesis imperfecta, macroglossia dan
macroglossia, lidah bifid, dan rambut yang
tumbuh dari lidah.
Actinobacillosis
• Gambar
• Actinobacillosis lignieresi terdapatgranuloma yang
dihasilkan dari infeksi mengandung actinobacili yang
berlokasi di pusat dengan memancarkan eorfinofilik
amorf, memancarkan struktur clublike yang terdiri dari
molekul imunoglobulin dari lesi plasmacytes.
• Campuran sel inflamasi mononuklear. Termasuk sel
raksasa langhans multinukleat, sering mengelilingi fokus
ini (fenomena splendore-hoeppli) dan mungkin ada di
kelenjar getah bening regional.
• Jumlah jaringan fibrosa tergantung pada durasi
peradangan. Penyakit lingual yang dihasilkan disebut
lidah kayu: pembengkakan, peradangan dan fibrosis
yang menyebabkan peningkatan kekencangan lidah dan
linguomegali
Oral Candidiasis

• Gambar
• Guam/ seriawan merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi candidia albicans
(yeast) mucus membran utuh pada lidah dan
esofagus. Thrush bukan primary disease
tetapi sering menunjukkan kelemahan yang
mendasarinya, khususnya pada hewan muda.
• Infeksi ini muncul sebagai pseudomembran
berwarna abu-abu-hijau yang mudah dikikis
dari permukaan mukosa yang mendasarinya.
Ulcerative Glossitis
• Gambar
• Terdapat extensive ulceration pada mukosa
epitelium dari lidah terkait dengan
peningkatan konsentrasi dari serum blood
urea nitrogen dan creatinine yg berasal dari
gagalginjal.
Lingual Epithelial Hyperplasia
• Gambar
• Pada lidah, tertutupi oleh hyperplastic epithelial
fringer. Tepian ini secara normal ada Ketika lahir,
namun akan hilang melalui trauma mekanis
hingga ke pinggiran saat menyusui
Lingual Squamous Cell Carcinoma
• Gambar
• Proliferasi, ulcerasi, dan neoplasma
hemoragik tumbuh secara melintang
di permukaan lidah
Lingual Papilloma
• Lingual Papilloma dapat disebabkan
oleh papillomavirus pada permukaan
ventral lidah. Virus ini menginfeksi sel
epitel mukosa yang menyebabkan
trauma dan menginduksi proliferasi
sel epitel.

Lingual Papilloma (permukaan ventral)


pada sapi.
PATOLOGI ESOFAGUS
• Foreign bodies esophagitis necrotican (Choke)
• Megaesophagus
• Gongylonemiasis
• Esophagus fibrosarcoma
• Esophagus muscular hyperthrophy
• Cystic gland esophagus
• Acid reflux esophagitis
• Esophageal papilloma
• Esophageal leiomyoma
• Esophageal lymphoma (lymphosarcoma)
Foreign Bodies Esophagitis
Necrotican (Choke)
• Choke atau tersedak merupakan istilah klinis
terjadinya obstruksi, stenosis dan
penyumbatan pada esophagus.
• Esophagus Foreign body (choke) disebabkan
oleh adanya benda asing yang menyumbat
esophagus seperti kentang, apel dan tulang
(pada gambar A.),
• potongan jagung (pada gambar B.), serta
bolus kering.
A. Ulcers and B. Esophagus Foreign C. EsophagusForeign
perforation, foreign body (choke) pada body (choke) pada • Apabila benda tersebut tersangkut pada
body pada anjing. sapi Kuda
epithel esophagus lebih dari 2 hari,
menyebabkan terjadinya nekrosis pada
esophageal mucosa (pada gambar C.).
• Adanya inflamasi pada jaringan
periesophageal dapat menyebakan obstruksi
sehingga terjadi penyempitan pada saluran
esophagus
Megaesophagus
• Megaesophagus atau esophageal ectasia adalah dilatasi esophagus karena
terganggunya gerak peristaltik dan motilitas pada musculus esophaeal

• Congenital Megaesophagus diakibatkan oleh


dilatasi dari esophagus cranial yang mengarah ke
jantung akibat kegagalan right fourth aortic arch
untuk regresi ketika pekembangan embrionik
yang menyebabkan abnormalitas persistent right
• A. Megaesophagus congenital
aortic arch yang melilit esophagus
karena persistent right aortic arch
pada esophagus anjing

• Cranial esofagus toraks mengalami dilatasi ke


arah diafragma yang menyebabkan displace
pada caudal dan ventral paru-paru dexter.
Megaesophagus ini sering disebabkan oleh
abnormalitas (massa, benda asing, gangguan
persarafan) yang mempengaruhi katup jantung
• B. Megaesophagus thoracic
esophagus pada anjing
Gongylonemiasis

• Terdapat parasite serpentine


intramucosal nematode: Gongylonema
spp yang melakukan migrasi

Gongylonemiasis, esophagus, cow


Esophagus Fibrosarcoma

A • Migrasi Spirocerca lupi (bagian


longitudinal) yang ditunjuk oleh
panah A berada di submukosa
A
esofagus menyebabkan fibrosarkoma
B B (anak panah B)

Fibrosarcoma, esophagus, dog.


Esophagus Muscular
Hyperthrophy

• Bagian longitudinal (kiri) dan transversal


(kanan) dari esofagus menunjukkan adanya
penebalan pada otot polos di tunica
muscularis esofagus distal.
• Otot-otot esofagus dapat memiliki ketebalan
beberapa sentimeter, dan lesi dapat meluas
di sepanjang seperempat distal esofagus.

Muscular hypertrophy,
distal esophagus, horse
Lymphangiectasia Jejunum

• Kista Multiple white mucosal pada


mukosa dan sub mukosa kelenjar
esophagus. Kista ini dapat ditemukan
pada anjing tua
• Lesi bersifat subepithelial diatas mucosa

Lymphangiectasia Jejunum, Dog


Acid Reflux Esophagitis
• Garis-garis merah gelap pada permukaan
esophagus adalah daerah kehilangan epitel
sekunder akibat refluks gastric acid.
• Garis-garis putih dan daerah linier vertikal
pada permukaan esophagus adalah daerah
epitel mukosa yang tidak terpengaruh dan
diduga mengalami hyperplastic mucosal
epithelium.
• Erosi paling parah terjadi pada mukosa
esofagus yang berdekatan dengan jantung
Acid reflux esophagitis,
esophagus, horse.
Esophageal Papilloma

• Multiple papillomas merupakan


karakteristik dari penyakit yang disebatkan
oleh virus ini, terjadi setelah trauma pada
mukosa esofagus dan infeksi pada sel
epitel mukosa.
• Dapat disertai dengan Oral Papiloma

Papillomatosis, bovine papilloma virus,


esophagus, bull.
Esophageal Leiomyoma

• Massa yang terdiri atas proliferasi


submukosa sel otot polos
menggembung ke dalam lumen
esofagus distal dan obstruksi.

Leiomyoma, esophagus, dog.


Esophageal Lymphoma
(lymphosarcoma)

• Massa limfosit maligna yang berkembang


biak submukosa membengkak ke dalam
lumen esofagus, menyebabkan obstruksi
parsial.

• Perhatikan: normalnya epitel mukosa utuh


(halus dan mengkilap).

Lymphoma (lymphosarcoma)
esophagus, dog.
PATOLOGI RUMEN RETIKULUM
OMASUM
• Bloat
• Traumatic reticulitis
• Myotic ruminitis
• Parakeratosis reticulo-rumen
• Ruminal Papilloma
• Ruminal Paramphistomiasis
Bloat

• Adanya demarkasi yang tajam antara caudal dan cranial


mukosa (congesti) pada esofagus (panah). Congesti
disebabkan oleh aliran balik vena yang terganggu, akibat
dari rumen yang terlalu buncit yang menyebabkan
displacing diafragma secara kranial sehingga terjadi
peningkatan tekanan intrathoraks dan mencegah aliran
darah vena ke dalam toraks.

• Tampak adanya nekrosis mukosa (panah) disebut "button


ulcers" dan hal ini bersifat patognomonik untuk
Bloat line, esophagus and trachea at the salmonellosis enterik kronis didaerah yang bebas hog
thoracic inlet, cow cholera
Traumatic Reticulitis

• Beberapa kawat yang tertelan dapat


melubangi dinding retikulum (panah) dan
bersarang di tunica muscularis. Setiap kawat
dikelilingi oleh saluran sinus yang mengarah
ke permukaan retikulum. Ulkus kronis
terbentuk di sekitar setiap area yang
ditembus oleh kawat

Traumatic reticulitis, reticulum, cow


Myotic Ruminitis

• Terdapat nekrosis dan hemoraghi pada


mukosa rumen yang disebabkan oleh
angioinvasive fungi seperti Asperaillus,
Mucor, Rhizopus, Absidia, and Mortierella
spp. Jenis infeksi mikotik ini biasanya disertai
rumenitis

Mycotic rumenitis, rumen, calf


Parakeratosis Reticulo-rumen

• Pola makan tanpa serat dapat menyebabkan atrofi dan


parakeratosis papila ruminal. Papilla normal berbentuk
seperti daun, tetapi beberapa papila dapat berbentuk
seperti jari, kembang kol atau bergerombol. Epitel
parakeratotik akan berwarna cokelat hingga hitam
karena komponen pakan yang kurang serat. Lesi ini
dapat ditemukan pada dasar ventral dari ventral
rumen sac.

Parakeratosis, reticulo-rumen, calf


Ruminal Papilloma

• Papilloma skuamosa dengan permukaan


halus dapat ditemukan di dinding dorsal.

Papillomas, rumen, cow.


Ruminal Paramphistomiasis

• Struktur pink conical yang terletak di tengah


pada gambar adalah paramphistomes (cacing
ruminal). Mereka dianggap tidak berbahaya,
tetapi sejumlah besar cacing immature di
duodenum dapat menyebabkan duodenitis
catarrhal.

Paramphistomiasis, rumen, cow.


PATOLOGI LAMBUNG DAN
ABOMASUM
• Dilatasi lambung dan volvulus • Giant hypertrophic pyloric
• Volvulus abomasum gastropathy
• Rupture lambung dan • Gasterophiliasis
abomasum • Focal granulomatous gastritis
• Myotic abomasitis • Ostertagiosis
• Trichobezoar • Physalopteriasis
• Acute hemorrhagic gastritis • Gastric lymphoma
• Chronic giant hypertrophic (lymphosarcoma)
gastropathy, • Gastric leiomyoma
• Ulcerative gastritis • Gastric Squamous cell
• Uremic gastritis carcinoma
• Pyloric stenosis
Dilatasi Lambung dan Volvulus
• Lambung mengalami dilatasi dan terisi
gas gas, terjadi karena aerofagia atau
makan berlebihan, dan lega karena
eruksi atau muntah.

Simple gastric dilation, stomach, rabbit.

• Lambung terisi oleh gas dan serosa-nya


padat. Duodenum dan limpa mengalami
pembesaran serta terdesak ke arah
dexter

Gastric dilation and volvulus, abdomen, dog.


Volvulus Abomasum

• Volvulus terjadi pada omasal abomasal


junction, yang mengkompensasi aliran
vena omasum dan mengakibatkan
obstruksi pasif pada mukosa abomas.

Volvulus, abomasum, calf


Rupture Lambung dan Abomasum

• Terdapat hemoraghi multifokal sepanjang


batas atas robekan dan secara subserosal
membentuk lengkungan, menunjukkan
bahwa rupture terjadi ketika antemortem

Rupture, abomasum, calf.

• Adanya hemoraghi yang terlihat pada margin kanan


yang mengalami rupture menunjukkan bahwa
rupture terjadi antemortem. Perhatikan juga bahwa
area tunica muscularis lebih panjang dari area
mukosa, yang menutupi ingesta pada sisi dexter dan
sinister.
• Permukaan mukosa dan serosa mengalami kongesti.
Rupture, stomach, horse.
Myotic Abomasitis

• Permukaan mukosa abomasum memiliki ulkus tertutup


oleh yellow-white diphtheritic membranes dan red outer
margin dari hiperemia dan inflamasi. Lesi ini merupakan
indikasi infarc dan kemungkinan sekunder akibat
vaskulitis dan trombosis oleh jamur angioinvasive seperti
Asperaillus, Mucor, Rhizopus, Absidia, dan Mortierella
spp. Membran difteri adalah campuran dari nekrosis sel
debris dari infark, sel-sel inflamasi, dan hifa dari jamur.
• Omasitis mikotik. Lesi mirip pada abomasum. Membran
difteri telah hilang karena omasal peristaltik, tetapi pusat
nekrotik (infarc) dan ed outer margin hyperemia dan
inflamasi masih dapat ditemukan

Mycotic abomasitis and omasitis, calf


Trichobezoar

• Impaksio Lambung pada monogastrik akibat


terlalu banyak menelan bulu/rambut. Sehingga
pada lambung ditemukan bulu yang tidak
tercerna
• Selain menelan bulu Trichobezoar dapat terjadi
akibat menelan benda asing lainnya

Trichobezoar, stomach, rabbit.


Acute Hemorrhagic Gastritis

• Bagian fundus dari lambung mengalami


hemoragi
• E merupakan bagian Esophageal, dan P
merupakan Pylorus
Chronic Giant Hypertrophic
Gastropathy

• Terdapat massa cerebriform mukosa


berlebihan yang berada di tengah
mukosa lambung
Ulcerative Gastritis

• Terdapat lesi terbatas pada epitel


squamus stratified yang mengelilingi
cardia ( pars rs esophagea)
Uremic Gastritis

• Lesi utama yang tampak pada


gambaran ini adalah adanya kongesti
dan edema pada mukosa lambung
yang disebabkan oleh adanya luka pada
kapiler di dalam lamina propria
Pyloric Stenosis

• Tampak adanya probe yang melewati


kanal pyloric yang sempit
Giant Hypertrophic Pyloric
Gastropathy

• Terdapat massa jaringan hyperplastic glandular pada


pylorus, masa tersebut dapat disalah artikan sebagai
neoplasma
• Secara mikroskopis akan tampak adanya hyperplasia
foveolar dan glandular yang menonjol dengan
berbagai macam hipertrofi otot polos, erosi mukosa
eroslon, dan ulserasi. Biasanya terdapat infiltasi
limfoplastik
Gasterophiliasis
• Disertai dengan hipertrofi otot pada
esofagus distal
• Tampak adanya parasite Gastrophilus
nasalis yang melekat pada glandula epitel
lambung
Focal Granulomatous Gastritis

• Tampak adanya kantung parasite yang terletak


pada kelenjar mukosayang berdekatan dengan
margo plicatus ( terletak di bagian tengah kanan
pada gambar)
• Tampak adanya nematoda yang telah keluar dari
kantong ( bagian yang ditunjuk anak panah)
• Area mukosa dipenuhi dengan inflamasi
granulomatosa focal
Ostertagiosis

• Tampak adanya granula pada mukosa


abomasal yang disebabkan karena
hyperplasia epitel kelenjar lambung
Physalopteriasis

• Tampak adanya nematoda yang melekat.


Physaloptera canis melekat erat pada
mukosa lambung dengan pseudolabia
dentate
Gastric Lymphoma
(lymphosarcoma)
• Lymphoma pada kucing tampak adanya massa yang
luas dan besar pada submucosa lambung (terletak di
tepi atas) dan ditutupi oleh epitel mukosa
• Masa limfoma yang lain mengalami ulserasi (terletak
di kanan bawah)

• Lymphoma pada kuda, tampak adanya nodul berukuran


besar pada permukaan submucosa, dua diantaranya
memiliki central hemoragic ulcer, tampak pada kelenjar
lambung
• Ulcer pada epitel stratified squamus di lambung adalah
perlekatan Gastrophillus intestinal
Gastric Leiomyoma

• Tumor ini terdapat pada otot


polos pada tunica muscularis yang
ditutupi oleh intact mucosa
Gastric Squamous Cell
Carcinoma
• Terdapat poliferasi luas, massa
ulseratif pada epitel di mucosa
nonglandular (squamous)
PATOLOGI INTESTINE

• Megacolon • Torsion colon


• Enterolith • Fibrinous peritonitis
• Ascarid impaction • Ulcerative/Diverticula cecum-
• Stricture intestine dan colon colon
• Intussusception • Hemomelasma ilei
• Accordion-folded intestines • Leiomyometaplasia
• Intestinal hernia • Acute necrohemorrhagic
enteritis
• Intestinal infarction
• Lymphangiectasia jejunum
• Prolapsed rectum
• Intestinal lymphoma
• Pedunculated lipomas (lymphosarcoma)
Megacolon
• Megacolon pada kucing, tampak
adanya inervasi intestine serta atresia
dari colon bagian bawah atau anus

• Megacolon pada anjing, tampak


colon dari sekum (ditandai huruf c)
ke anus melebar beserta feses
Enterolith

• Enterolith pada kuda, tampak


adanya laminasi concentric.
• Bentukan nidus metallic tampak
pada bagian tengah enterolith
Ascarid Impaction

• Pada jejunum kuda tampak adanya


ascarid yang telah mati akibat
pemberian antimeltik
Stricture Intestine dan Colon

• Pada usus kuda tampak intestine melebar


(ditunjuk dengan huruf D) ke proximal
pada daerah penyempitan. Adanya
penyempitan dapat disebabkan karena
luka pada luminal atau luka pembuluh
darah
Intussusception
• Tampak irisan longitudinal dari usus halus
yang mengalami intussusception (segmen
yang terperangkap) dan intussusciains (bagian
erosi) pada usus halus

• Ileum kuda, tampak mengalami ileocecal


itussusception yang ditandai dengan adanya
intussuscipient yang nekrosis pada lumen
yang terbuka
Accordion-Folded Intestines
A. Intestine tenue kucing, tampak terlipat
secara akordion. Selain itu terlihat
perforasi usus yang menimbulkan adanya
eksudat bewarna putih pada permukaan
serosa

B. Intussusception yang terlipat akordion


(sebelah kiri) yang bersebelahan dengan
intestine mengalami infark
Intestinal Hernia

• Tampak gambaran makroskopis hernia


pada intestine tenue yang melewati
formaen epiploic pada kuda.
• Terdapat pembesaran pada formaen
epiploic ke intestine tenue menyebabkan
hernia masuk menuju foramen
Intestinal Infarction

• Adanya volvulus intestine menyebabkan


munculnya infark pada loops intestine
Prolapsed Rectum

• Prolaps pada rectal dapat terjadi


sebagai bentuk sekunder dari
tenesmus atau mengejan postpartum
yang belebihan
• Pada gambaran makroskopis anus
kucing ini tampak adanya rectum yang
keluar dari anus
Pedunculated lipomas
A. Tampak adanya intestine yang tertekan
oleh pedunculated limfoma. Dua
lymphoma (yang ditunjuk panah) melilit
mesenterium dan menekan usus
sehingga menyebabkan infark

B. Terdapat limfoma pada mesenterium


kuda
Torsion Colon

A.
• Terjadi rotasi usus yang menyebabkan terjadinya kolik
yang disertai strangulasi
• perubahan warna merah ke biru pada usus besar dari
distal ke daerah torsi disebabkan oleh adanya obstruksi
aliran darah vena

B.
• Adanya garis dermakasi yang jelas pada daerah torsi
yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah vena

Large Colon Pada Kuda


Fibrinous Peritonitis

• Adanya fibrin dan ingesta yang


melekat pada permukaan serosal
• Hal menunjukkan terjadinya
perforasi atau pecahnya usus

Fibrinous Peritonitis, Abdomen, Horse


Ulcerative/Diverticula Cecum-
colon
• Diverticula Cecum Pada Kuda

• Cecum : divertikula merupakan kantung


mukosa yang terletak didalam lapisan otot
polos dibawah usus besar. mereka diisi oleh
ingesta dan dilapisi oleh mukosa utuh

• Diverticula Colon Pada Sapi

• Colon : tampak adanya divertikulum yang


dilapisi oleh mukosa superfisial yang telah
menembus submukosa di sebelah
muscularis
Hemomelasma Ilei

• Adanya plak fibrovaskular


hemoragik dan siderotik pada
serosa antimesenterika hal ini
dikaitkan dengan adanya migrasi
larva

Hemomelasma Ilei, Ileum, Horse


Leiomyometaplasia

• “Brown dog gut" merupakan kondisi langka


yang disebabkan oleh akumulasi pigmen coklat
yang lebih dikenal dengan ceroid (sebelumnya
disebut lipofuscin) yang berada didalam
lisosom sel otot polos tunica muscularis.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
kekurangan vitamin E

• Leiomyometaplasia, Intestine, Dog


Acute Necrohemorrhagic Enteritis

• Terjadi nekrosis parah dengan adanya


peluruhan pada mukosa usus yang
merupakan akibat dari cantharidin, racun
yang terkandung di dalam kumbang blister
yang tertelan oleh hewan

Acute Necrohemorrhagic Enteritis,


Small Intestine, Horse
Lymphangiectasia Jejunum

• Vili usus tampak menonjol karena adanya ektasia


limfatik (daerah putih).
• Lymphangiectasia merupakan kelainan bawaan di
pembuluh limfatik, atau bisa didapat secara sekunder
akibat dari obstruksi pembuluh limfa yang disebabkan
oleh penyakit granulomatosa atau neoplastic

• Tampak bagian lakteal melebar, sehingga


mengakibatkan berkurangnya penyerapan getah
bening oleh laktal di lamina propria yang diikuti
dengan adanya kehilangan protein
(hipoproteinemia) dan nutrisi lainnya ke dalam
lumen usus
• Lymphangiectasia Jejunum, Dog
Intestinal Lymphoma
(Lymphosarcoma)

• Terdapat banyak nodul


submukosa yang mengandung
limfosit neoplastic
• Epitel mukosa masih utuh

• Lymphoma (Lymphosarcoma), Colon, Cat


PATOLOGI AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS
• Penyakit virus • Penyakit Bakteri
• Rotavirus enteritis • Escherichia coli diseases
• Coronavirus enteritis (colibacillosis)
• Adenovirus enteritis • Salmonellosis
• Clostridial enteritis
• Campylobacteriosis (Lawsonia)
• Mycobacterial enteritis
Rotavirus Enteritis
• Anak babi dan anak sapi dengan penyakit rotavirus akan
mengalami dehidrasi dan kuning, diare encer dan lemah dan
stress.
• Pada gambar tampak adanya bagian tumpul dan fusi vili usus
sekunder yang disebabkan oleh virus yang diinduksi oleh sitolisis
enterosit
• Hal ini dapat dilihat pada bagian ujung dan sisi vili usus

• Enterosit yang terinfeksi akan mengandung antigen


virus (coklat).
• Pada gambar enterosit yang terinfeksi ialah bagian yang
menutupi ujung dan sisi atas vili usus

• Rotavirus Enteritis, Jejenum, Piglet


Coronavirus Enteritis

• Virus ini single-stranded RNA


• Patomekanis penyakit, lesi histologis, mekanisme produksi diare, dan usia anak
sapi yang terkena sangat mirip dengan rotavirus enteritis meskipun rentang
waktunya agak lama.
• Gejala kolitis terjadi karena adanya keterlibatan usus halus,
• Tetapi gejala ini diikuti dengan adanya tanda-tanda penyakit utama dan
patogenitas dari lesi di usus halus.
• Gejala di usus besar mirip dengan usus halus
Adenovirus Enteritis
• Menyerang sapi, kambing, babi, spanies ibex, cervids, kuda
• Masing-masing spesies virus spesifik menyebabkan penyakit pernapasan yang
tidak jelas. Organ-organ lain yang mungkin juga terpengaruh ialah hati dan ginjal,
sel-sel endotel
• Adenovirus ditularkan oleh aerososl, feses, dan fomites.
• Hewan akan sakit ketika enteritis diproduksi.
• Karakteristik inklusi basofilikny ialah ke amfofilik yang akan berada di dalam vili
enterosit, biasanya hal ini terjadi pada hewan muda yang imunosupresi.
Escherichia Coli Diseases(colibacillosis)

• Edema disease, head, pig


• Colibacillosis pada intestine babi • Kulit kelopak mata, moncong,
• E.Coli menempel pada sel dengan • Edema disease, spiral colon, pig dan daerah submandibular
berbagai vili atau fimbriae • Edema mesenterium terjadi karena mengalami edematosa karena
adanya hasil dari angiotoxin yang produksi angiotoxin oleh
diproduksi oleh e. Coli escherichia coli, yang
meningkatkan permeabilitas
kapiler

• Attaching and effacing escherichia


coli, intestine, rabbit
• Tampak adanya batang bakteri yang
• Enterotoxic colibacillosis pada jejenum babi
• menempel dan hilang diantara batas
Escherichia coli melekat pada permukaan
mikrovillus enterosit
microvillus dari enterosit
Salmonellosis
• Button ulcers, colon, pig
• Nekrosis (infark) yang terjadi karena salmonela enterik
kronis disebut “button ulcers“. Penyakit ini bersifat
patognomonik di amerika utara dan di daerah lain dimana
hog cholera telah dihilangkan.
• Morfologi lesi ini disebabkan oleh adanya toksin bakteri
yang diinduksi vaskulitis dan thrombosis melalui pembuluh
darah di lamina propia dan submukosa yang mengakibatkan
infark usus fokal

• Tampak adanya nekrosis mukosa (panah) disebut "button


ulcers" dan hal ini bersifat patognomonik untuk
salmonellosis enterik kronis didaerah yang bebas hog
cholera
• Choronic enteric
salmonellosis, colon, pig
Clostridial Enteritis
• Enterotoxemia, small intestine, pig

• Adanya hemoragik diseluruh mukosa usus halus


• Nekrosis dapat meluas melalui mukosa muskularis
• Penyakit ini disebabkan oleh toksin dari kelompok
clostridium perfringens tipe C yang bekerja langsung
pada mukosa usus di lumen usus.
• Dapat menyerang seluruh anak babi

• Clostridial enteritis, small intestine, pig

• Tampak adanya enteritis nekrotik tidak spesifik


yang merupakan hasil dari toksin yang diproduksi
oleh clostridium perfringens tipe C
Campylobacteriosis (Lawsonia)

• Campylobacter termasuk bakteri gram negative, motil, obligate


intracellular
• Dapat menyerang babi, anjing, kuda, domba, kelinci, guinea pigs,
hamster, rats, ferret, foxes, cervid, monyet.
• Pada anjing dapat menyebabkan diare mucoid dengan atau tanpa
darah, parsial anoreksia, vomiting, dan sedikit demam
• Rentang waktung diare sekitar 5 sampai 15 hari
Mycobacterial Enteritis
• Juga dikenal dengan intestinal mycobacteriosis
• Intestenial tuberculosis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan
mycobacterium bovis yang sering terjadi pada ternak sapi, primata dan manusia.
• Pada hewan kecil secara klinis mungkin akan terjadi penebalan pada usus.
• Penebalan pada usus ini dapat terasa ketika dilakukan rektal pada hewan besar
• Pada penyakit ini limfadenopati granulomatosa sering ditemukan, kadang-
kadang disertai mineralisasi dan nekrosis
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES

• Pada kuda:
• Rhodococcus equi enteritis
• Equine monocytic ehrlichiosis.
• Equine granulomatous enteritis
• Clostridial enteritis (colitis X)
• Hemorrhagic fibrinonecrotic duodenitis-proximal jejunitis
• Chronic eosinophilic gastroenteritis and multisystemic eosinophilic
epitheliotropic disease
Rhodococcus Equi Enteritis
• Multifocal ulcerative colitis, colon, horse

• infeksi rhodococcus equi menyebabkan


beberapa pembengkakan atau bisul pada
mukosa yang berpusat diatas jaringan limfoid
usus

• Mesenteric lyphadenitis, colon, horse

• infeksi kolik pada kelenjar getah bening


rhodococcus equi dapat menyebabkan
terjadinya limfadenomegali granulomatosa
Equine Monocytic Ehrlichiosis

• Equine monocytic ehrlichiosis atau yang biasanya lebih dikenal dengan “Potomac
horse fever” yang ditemukan pertama kali pada tahun 1983
• Gejala klinis berupa lambatnya pergerakan kuda di dalam air, demam, depresi,
diare berat, dehidrasi, dan laminitis yang menjadi ciri penyakit ini.
• agen penyebabnya ialah neorickettsia ritcii.
• tanda-tanda klinis berhubungan dengan ehrlichiosis monocytic pada kuda antara
lain demam, diare, depresi, dehidrasi, kolik variabel, dan edema subkutan dari
toraks, perut, dan kaki belakang.
• lesi parah akibat “Potomac horse fever” berupa kongesti, petekia, dan edema
yang dapat ditemukan terutama di sekum dan usus besar
Equine Granulomatous Enteritis
• Equine granulomatous enteritis, small
intestine (formalin fixed), horse

• lamina propria menjadi sangat tebal


oleh sel-sel inflamasi granulomatosa

• Tampak adanya sel inflamasi mononuklear


(makrofag, limfosit, sel plasma) dan giant
cells berinti (panah) yang berada dalam
lamina propria dan submukosa
Clostridial Enteritis (Colitis X)

• penyakit ini ditandai oleh adanya edema


mukosa, kongesti, dan perdarahan.
• lesi yang terjadi ini sering dikaitkan
dengan endotoksemia yang disebabkan
oleh clostridium perfringens tipe A atau
clostridium difficile

• Clostridial enteritis, colon, horse


Hemorrhagic Fibrinonecrotic Duodenitis-
proximaljejunitis
• penyakit ini secara mikroskopis dapat ditandai dengan adanya edema submukosa
dan infiltrat neutrofilik pada submukosa dan lamina propria.
• salmonella dan infeksi clostridial diduga sebagai penyebab penyakit ini.
• Organ yang diserang ialah duodenum dan jejunal sebagai variabel
Chronic Eosinophilic Gastroenteritis And
Multisystemic Eosinophilic Epitheliotropic
Disease
• tinja lunak disertai dengan penurunan berat badan merupakan gejala klinis dari
penyakit ini.
• Pada penyakit ini dapat ditemukan reaksi inflamasi yang terdiri dari eosinofil
yang berada diantara sel-sel inflamasi.
• Sel-sel ini berupa akumulasi nodular dan difus yang berada didalam lapisan
sistem pencernaan, kelenjar ludah, dan kelenjar getah bening mesenterika
• tanda klinis yang berkaitan dengan sistem pencernaan dapat meliputi diare
encer dan hipoproteinemia sekunder yang merupakan akibat dari kehilangan
protein enterophaty.
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES
• Pada ruminan:
– Bovine viral diarrhea
– Paratuberculosis (Johne Disease)
– Hemorrhagic bowel syndrome of dairy cattle
• Pada babi :
– Transmissible gastroenteritis.
– Swine dysentery
– Lawsonia enteritis
– Glasser's disease
Bovine viral diarrhea

• Akut Multifokal Esophageal Ulcer Pada Esofagus Sapi

• Terdapat multiple dermakasi ulcer (Garis merah


lurus vertical ) yang hampir sama dengan area yang
ditutupi oleh dipheritik membrane ( garis lurus
vertikal yang berwarna kuning dan abu-abu) yang
disebebkan oleh pestivirus Bovine viral diarrhea

• Terdapat sel nekrosis pada stratum basalis dan


stratum spinosum yang disebebkan oleh
pestivirus Bovine viral diarrhea

• Payer’s patch dan epiteliumnya di penuhi oleh sel


nekrosis dan eksudat supurative yang terdapat
pada ileum mukosa sapi
Paratuberculosis (Johne Disease)
• Terdapat bentukan yang menipis pada mukosa
ileum yang lebih lembut dan mengkilat yang tidak
disertai ulceratif yang merupakan granulomatosa
enteritis yang disebabkan oleh Johnes disease
(Mycobacterium avium ssp. paratuborculosis

• Bentukan mikroskopiknya Lamina propia di usus


di penuhi dengan penyebaran dari sel inflamasi
granulomatosa yang dapat menyebabkan atropy
Mycobacterium yang tersusun atas makrofag
lamina propia
Hemorrhagic bowel syndrome of dairy cattle
• Nekrohemoragi Enteritis, Hemoragi Bowel Syndrome, Pada Usus Halus
Sapi

• Hemoragi masive pada usus halus dan terjadi


nekrosis yang disebabkan oleh infeksi Clostridial
pada usus

• Pada bagian horizontal terdapat nekrosis


koagulatif akut yang memenugi sebagian dari
permukaan mukosa (light pink zone) pada usus
yang disebabkan oleh infeksi clostridia toksin
Transmissible gastroenteritis
• Usus Halus Babi
• Pada stage awal target Transmisible
gastroenteritis virus adalah permukaan sel
epitelia dan vili usus yang menyebabkan nekrosis
enterosite dan atropy vili yang digantikan oleh
sel vili yang bulat yang bermigrasi dari basement
membrane progenitor

• Stage akhir, Kebanyakan villi mengalami atropy di


bagian vili usus yang mengalami fusi pada
membrane dibawahnya dan terdapat inflamasi
kronik pada lamina propia dan submukosa

• Usus halus mengalami dilatasi oleh gas dan


dindingnya mengalami penipisan yang
tersusun juga oleh susu atau cairan yang
tidak diserap
Swine dysentery
• Nekrohemoragi Enterocolitis, Swine Disentri Pada Spiral Kolon
Babi
• Terdapat nekrosis dan hemoragi pada
intestinal mukosa yang disebabkan oleh
bacterium Brachyspira hyodysenteriae

• Terdapat beberapa enterossite dan bakteri


pada bagian kolon babi
Lawsonia enteritis

• Lowsonia Enteritis Pada Usus Halus Babi

• Terjadi hyperplasia enterosite yang


menyebabkan distorsi bentukan normal
yang dapat menyebabkan proliperasi
enterosite

• Hemoragi dan pembengkakan pada


hyperpalstic mukosa dibagian luminal

• Tedapat nekroproliferasi, nekrosis pada ileal


mukosa yang dipenuhi oleh formasi
dipheritic membrane oleh sel debris dan
eksudat inflamasi
Glasser's disease
• Proliferasi enteritis pada ileum babi,
dipenuhi oleh lowsonia spp. Bakteri yang
akan menjadi apical sitoplasma enterosite
sehingga terjadi proliferasi crypt enerosite

• Fibrinous plyserositis diabdomen babi


terdapat kumpulan fibrin yang menyebar
pada permukaan serosa
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES
• Pada carnivora:
– Parvovirus enteritis.
– Fibrinous polyserositis pada FIP wet type
– Histiocytic ulcerative colitis,
– Canine histoplasmosis
– Inflammatory bowel disease
– Feline ulcerative colitis
Parvovirus Enteritis
• Usus Halus Kucing
• Vili mengalami denukasi epitelium dan atropic.
Beberapa crypts mengalami dilatasi. Sel squamus
epetelia mengalami hyperplasia dan mengalami
regenerasi yang menyebabkan kronik inflamasi
pada lamina propia

• Parvovirus enteritis pada usus halus anjing, Segmen


pada usus halus berwarna kemerahah merahan atau
hypermia mukosa dan permuakaan serosanya
membuat besar bergranul dan ada petchiae

• Mukosa pada usus halusnya mengalami


nekrosis dan terdapat petechiae
Fibrinous Polyserositis pada FIP
Wet Type

• Abdomen kucing,Terdapat bentukan fibrin


diantara vicera dan permukaan organ
dengan permukaan yang basah, terdapat
beberapa bentukan halus linear tipis
berwarna putih dan inflamasi pada kapiler
dan venules dan terdapat nodul-nodul kecil
di di serosa usus dan permukaan kidney
Histiocytic ulcerative colitis

• Kolon pada boxer anjing,


ditemukan benjolan-benjolan dan
ulcer pada bagian kolon yang
disebabkan oleh Escherichia colli
Canine Histoplasmosis
• Histoplasmosis Pada Usus Anjing

• Mukosa menalami penipisan dan kongesti


yang disertai dengan inflamasi granulomatosa
pada lamina propia

• Adanya organisme hitoplasma capsulatum


pada sentrum nukloid yang terdapat didalam
magrofag inflamasi granulomatosa
Inflammatory Bowel Disease

• Lympoplasmacytic enteropaty pada


usus anjing, pada lamian propianya
mengalami pelebaran oleh limposit
dan cel plasma
Feline Ulcerative Colitis

• Pada kolon kucing, Terdapat


benjolan benjilan yang berisi ulcers
didalam mukosa kolon kucing
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PARASIT

• Coccidiosis
• Cryptosporidiosis
• Giardiasis
• Hookworm Disease
• Strongyloidosis
• Cestodiasis
Coccidiosis
• Multifokal proliferasi enteritis pada usus halus
kambing, Proliferasi nodul didalam mukosa usus
halus yang dapat menyebabkan hypertropi

• Nekrohemoragi enteritis pada usus halus ,


cocidiosis pada aning, kucing dan sapi memiliki
karakteristik yaitu terdapat hemoragi intestinal
atau diare berdarah yang disertai anemia dan
pucat pada bagian membrane muskus

Mikroskopiknya :
coccidia menyebabkan hiperplasia dan
terdapat formasi nodul
Cryptosporidiosis

• Usus halus pada sapi, Cryptosporidiosis


menyerang microvillus border pada membrane
enterosite

• Pada kelinci ada tiga lapisan membrane yang


berkembang dan mengalami fusi pada enterosute
membrane
Giardiasis

• Pada usus halus anjing terdapat


bentukan single flagela protozoa yang
bisa bergerak di dalam lumen usus
Hookworm Disease
• Fibrinous peritonitis pada bagian abdomen babi,
adanya fibrin yang panjang dengan ascaris didalam
abdomen babi yang mangambarkan indikasi dari
antemortem ruptur usus

• Hookworm hemoragi enteritis pada usus halus anjing


dimana terdapat hemoragi dan cacing

• Cacing masuk kedalam mukosa jarinan di usus halus


anjing
Strongyloidosis

• Usus halus kuda, poda bagian


permukaanya terdapat parasis
Strongyloides waster didalam
superficial mukosa yang mengalami
peadangan sedang yang bersifat
kronik dan eosinopilik pada lamina
propia
Cestodiasis

• Cestodiasis pada usus halus belut,


bentukan segmen normal dari
cacing pada usus halus yang
normal
B. PATOLOGI DIGESTI ACCESORIUS
• Hepar
• Duktus biliverus
• Pankreas
PATOLOGI ORGAN HEPAR

• Macam-macam nekrosis hepar berdasarkan


lokasi nekrosis
– Random Hepatocellular degeneration
– Zonal Hepatocellular degeneration/nekrosis
– Centrolobuler degeneration/ nekrosis
– Paracentral (periacinar) cellular degeneration
– Midzonal degeneration and necrosis
– Periportal degeneration and necrosis
– Bridging necrosis
– Massive necrosis
Random Hepatocellular Degeneration
• Equine herpes virus yang infeksi pada
foal sehingga mengalami lyticnekrosis

• Salmonelasis, nekrosis fokal dan


inflamasi pada babi terdapat
bermacam macam patern
hepatocelullar nekrosis dan inflamasi
yang disebabkan oleh septicemic
salmonela sp dimana juga dapat
dilihat di lobulus Hepar
Zonal Hepatocellular
Degeneration/Nekrosis
• Nekrosis centilobular memiliki karakteristik
dengan memiliki zona nekrosis
hepatocelular yang dikelilingi oleh terminal
venul hepatik

• Pada permukaan hepar terdapat kapsula


yang mengalami nekrosis dan degeneration,
kongesti, difusi infiltrasi celular pada
periportal area
Centrolobuler Degeneration/ Nekrosis

Mikroskopis
Adanya zona nekrosis
sirkumferensial hepatoseluler
yang mengelilingi venula
hepatika terminal (vena
sentral)
Paracentral (Periacinar) Cellular Degeneration

Mikroskopis
Lesi parasentral terdiri atas hepatosit
nkerotik ke kiri dan hepatosit lain dengan
degenerasi hidropik. Irisan ini adalah
puncak dari asinus hati berbentuk intan
(zona 3) dan mencerminkan partisi lobulus
berdasarkan aliran darah dari masing-
masing dari saluran portal individu yang
mengelilingi lobulus.
Midzonal Degeneration and Necrosis

Mikroskopis
Nekrosis midzonal adalah pola yang paling
jarang terjadi pada cedera hati. Hepatosit
pada bagian tengah lobulus (zona 2)
terpengaruh dan heptosit di wilayah lain
terpengaruh terhindar. C, vena sentral; P,
portal vena
Periportal Degeneration and Necrosis

Mikroskopis
Pola nekrosis yang tidak biasa dari cedera
hepatoseluler, namun dapat muncul
dengan paparan racun yang dapat
termetabolisme oleh intermediet injurious
oleh enzim sitoplasmik, yang dapat
ditemukan di hepatosit periportal.
Bridging Necrosis

Mikroskopis
Pola nekrosis yang ditandai oleh koneksi area
nekrosis antara lonulus yang berbeda. 3 pola
menjembatani nekrosis ,yaitu pusat sampai
sentral seperti yang terlihat; portal ke portal;
dan sentral ke portal.
Massive Necrosis
• Makroskopis
• Ukuran hati awalnya sedikit membesar dengan
permukaan luar yang halus dan parenkim gelap
karena kongesti yang luas, lalu mengecil
dibanding dengan yang normal dengan kapsul
berkerut.

• Mikroskopis
• Ruang berisi darah dalam stroma jaringan ikat
tanpa hepatosit. Hasil akhirnya adalah kolapsnya
lobulus dan penggantian parenkim hati yang
hilang dengan bekas luka yang terdiri dari stroma
terkondensasi, termasuk jumlah variabel dan jenis
kolagen.
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam intoksikasi pada hepar
– Chronic pyrrolizdine hepatotoxicity
– Chronic hepatic aflatoxicosis
Chronic Pyrrolizdine Hepatotoxicity

Makroskopis
Keracunan pirolisidin kronis menghasilkan hati
yang fibrotik dan terkadang terdistorsi dengan
permukaan kapsuler yang tidak teratur

Mikroskopis
Hepatosit yang sangat besar (megalosit) dalam
parenkim yang menetap adalah tipikal
toksisitas pirolidin.
Chronic Hepatic Aflatoxicosis

Makroskopis
Aflatoksikosis menyebabkan oenyusustan
dan fibrotik hati dari kolapsnya area nekrosis
masif dan kondensasi stroma fibrosa. Hati
menjadi pucat dan keras

Mikroskopis
Jumlah variabel perubahan lemak (lipidosis),
hiperplasia bilier, dan atypia seluler di
hepatosit. Serta sentrolonular menjadi
jembatan fibrosis.
Macam-macam neoplasia hepar
• Hepatic nodular hyperplasia
• Hepatocellular adenomas,
• Hepatocellular carcinoma
• Cholangiocellular carcinoma,
• Neuroendocrine tumors, carcinoid
• Hepatic lymphoma (lymphosarcoma)
Hepatic Nodular Hyperplasia

Beberapa nodul hiperplastik


sering ditemukan. Nodul yang
dapat dilihat pada permukaan
kapsuler biasanya terangkat dan
hemisferis, berwarna kuning
kecokelatan (walaupun bisa
berwarna merah tua bila
tersumbat), dengan diameter 0,5
hingga 3 cm, dan lebih rapuh
daripada hati normal. Pada sayatan,
Gambar 8-77 A. Nodul menonjol di atas permukaan nodul hiperplastik dibatasi dengan
parenkim normal yang berdekatan. B, hiperplasia nodular, baik dari parenkim normal dan
memotong permukaan hati. Dua nodul hiperplastik.
biasanya menekan parenkim yang
berdekatan (Gambar 8-77, A dan B).
Nodul hiperplastik mengandung
semua elemen hati normal, tetapi pola
lobular terdistorsi. Lobulus di daerah
hiperplasia nodular mengandung
peningkatan proporsi hepatosit dan
penurunan jumlah saluran portal dan
vena sentral dibandingkan dengan hati
normal. Hepatosit berukuran
bervariasi dan sering mengandung
Gambar 8-77, C, Nodul hiperplastik menekan sitoplasma lipid atau vakuola yang
hepatosit yang berdekatan, dan hepatosit nodul mengandung glikogen (Gbr. 8-77, C) .
dapat dikosongkan secara nyata seperti dalam
kasus ini. pewarnaan H&E.
Hepatocelluler
Adenomas
Adenoma hepatoseluler adalah neoplasma
jinak dari hepatosit. Adenoma hepatoseluler
telah digambarkan paling umum pada
ruminansia muda. Neoplasma biasanya
tunggal, tidak berenkapsulasi, ukuran
bervariasi, massa merah atau coklat yang
menekan parenkim yang berdekatan.
Mereka biasanya berbentuk bola, tetapi
mungkin bertangkai (Gambar 8-78).
Gambar 8-78 Adenoma hepatoseluler, hepar, anjing.
Adenoma hepatoseluler membentuk massa hepatosit
yang terpisah yang menekan parenkim nannal yang
berdekatan.
• Secara mikroskopik terdiri dari hepatosit yang terdiferensiasi dengan baik,
yang membentuk pelat seragam yang mungkin setebal dua hingga tiga sel.
Pelat hepar pada adenoma cenderung berbatasan dengan hepatosit normal
yang berdekatan pada sudut kanan. Saluran portal dan vena sentral jarang
terjadi di dalam neoplasma, jika dapat ditemukan sama sekali.

• Kriteria diagnostik untuk membedakan adenoma hepatoselular dari


hiperplasia nodular hepatoseluler dapat menjadi subyektif karena
keduanya timbul pada hepar tanpa kelainan latar belakang, tidak seperti
nodul regeneratif yang timbul pada hati yang rusak.

• Secara histologis, adenoma ditandai dengan hanya satu atau sangat sedikit
saluran portal, sedangkan nodul hiperplastik mempertahankan elemen
arsitektur lobular normal, meskipun saluran portal lebih terpisah dari
biasanya. Dalam kasus lain, mungkin sulit untuk membedakan adenoma
hepatoseluler dari karsinoma hepatoseluler yang terdiferensiasi dengan
baik.
Hepatocelluler Carcinoma
Karsinoma hepatoseluler adalah neoplasma
ganas dari hepatosit. Mereka tidak biasa pada
semua spesies domestik tetapi dapat terjadi
lebih sering pada ruminansia, terutama domba.
Neoplasma ini sering soliter, sering melibatkan
seluruh lobus, dan dibatasi dengan baik.
Biasanya terdiri dari jaringan rapuh, abu-abu
putih atau kuning-coklat, yang dibagi menjadi
lobulus oleh beberapa band fibrosa (Gambar 8-
79, A)

Hepatosit ganas secara khas membentuk


pelat tidak teratur (trabekula) yang tebalnya tiga
atau lebih sel, dan terdapat ruang vaskular di
antara trabekula (Gbr.8-79, B)
Gambar 8-79 Karsinoma hepatoseluler, hepar, anjing. A, Karsinoma multilobular telah menggantikan sebagian besar hati
normal. B, Karsinoma Hepatoseluler mengandung hepatosit pleomorfik yang dapat membentuk trabekula, pola mirip
kelenjar atau lembaran sel padat, seperti dalam kasus ini. Pewarnaan H&E
Chollangiocelluler Carcinoma
• Karsinoma kolangioseluler adalah neoplasma ganas epitel
bilier, yang biasanya timbul dari saluran intrahepatik, tetapi
saluran empedu ekstrahepatik dapat dipengaruhi.
Neoplasma ini terjadi pada semua spesies. Massa tunggal
atau nodul multipel yang besar mungkin ada di hati; ini
biasanya tegas, terangkat, sering dengan depresi sentral
(umbilicated), abu-abu pucat menjadi cokelat, dan tidak
enkapsulasi (Gambar 8-80, A).
• Tumor terdiri dari sel-sel yang mempertahankan kemiripan
dengan epitel bilier. Secara khas, karsinoma yang berdiferensiasi
baik ditata menjadi susunan tubular atau asinar. Dalam
neoplasma yang kurang terdiferensiasi, beberapa pengaturan
asinar dapat dideteksi di antara massa padat sel-sel neoplastik.
Karsinoma yang berdiferensiasi buruk terdiri dari paket, pulau,
atau kabel, dan area diferensiasi khas dapat terjadi. Komponen
epitel neoplasma biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat fibrosa
(Gambar 8-80, B).

Gambar 8-80. Karsinoma kolangioseluler, hati. Anjing. Beberapa nodul tumor, beberapa di antaranya adalah umbilicated
(panah). B, Kucing. Tali dan asini sel epitel saluran empedu neoplastik (N) menginvasi parenkim hepatik normal yang
berdekatan (H). Noda H&E.
Neuroendocrine Tumors, Carcinoid
• Karsinoid adalah tumor umum yang diyakini
muncul dari sel neuroendokrin yang terletak di
dalam epitel bilier. Dapat terbentuk dalam sistem
empedu intrahepatik atau ekstrahepatik. Seringkali
mereka membentuk massa tunggal, tetapi
beberapa nodul dapat terjadi, mungkin sekunder
akibat metastasis intrahepatik. Sel cenderung kecil,
memanjang, atau berbentuk gelendong dan
membentuk pita atau roset (Gbr.8-81). Deteksi
imunohistokimia dari penanda neuroendokrin,
seperti kromogranin A, dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis.

Gambar 8-81. Tumor neuroendokrin, karsinoid, hati, anjing. Karsinoid adalah neoplasma ganas sel neuroendokrin hepar
atau saluran empedu. Secara histologis, tumor tersusun atas sel-sel basofilik memanjang atau berbentuk gelendong kecil
yang membentuk pita atau mawar dan mengandung banyak ruang pembuluh darah. Pewarnaan H&E.
Hepatic Lymphoma (Lymphosarcoma)

• Limfoma ganas adalah neoplasma metastasis paling


umum ditemukan sebagian besar di hepar, jika tidak
semua, spesies. Beberapa neoplasma metastasis
memiliki penampilan khas di hepar; misalnya,
melanoma sering berwarna hitam karena adanya
melanin, dan hemangiosarkoma biasanya berwarna
merah gelap hingga coklat karena darah. Neoplasma
hematopoietik, seperti asimfoma dan kelainan
mieloproliferatif, dapat secara meluas memperluas hati
dan dapat memiliki infiltratif difus (Gambar 8-82, A) dan
varian nodular (Gambar 8-82, B), sehingga menghasilkan
hepatomegali dan pola lobular yang ditingkatkan.

Gambar 8-82. Limfoma hati (limfosarkoma), hati. A, Potong permukaan, perbesaran tinggi, anjing. Seluruh hepar membesar
(tidak diperlihatkan di sini), dan ada beberapa fokus pucat yang disebabkan oleh infiltrating limfosit neoplastik. Distribusi
teratur fokus neoplastik yang terlihat pada permukaan yang terpotong disebabkan oleh infiltrasi preferensial dari saluran portal
oleh sel-sel neoplastik. B, Sapi. Seperti ditunjukkan di sini, limfoma hepatik dapat memiliki pola nodular daripada difus, seperti
terlihat pada Gambar 8-82, A.
• Pada permukaan yang terpotong memiliki
penampilan nodular. Penampilan yang khas
dari keterlibatan difus ini disebabkan oleh
degenerasi hepatoselular sentrilobular
karena anemia pada limfoma dan
myeloproliferative disorders dan karena
lokasi spesifik akumulasi akumulasi sel
neoplastik; lokasi termasuk portal dan
periportal untuk limfoma (Gambar 8-82, C)
dan sinusoidal untuk gangguan
myeloproliferatif. Karsinoma metastasis
sering memiliki penampilan umbilicated,
Gambar 8-82 C, Anjing. Limfosit neoplastik mirip dengan yang terlihat dengan
biasanya didistribusikan di dalam dan di sekitar
saluran portal dan vena sentral (Gambar 8-82,
karsinoma kolangioseluler, tetapi
A). Noda H&E. umbilication jarang merupakan fitur dari
sarkoma.
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam peradangan pada sistem hepatobilliary
– Acute hepatitis
– Chronic hepatitis
– Fibrosis
– Billiary hyperplasia
– End stage liver or cirrhosis
– Hepatic failure
– Hepatic encephalopathy
– Hepatic lipidosis
– Kapsular hepatic fibrosis
– Hepatic amyloidosis
– Hepatic copper poisoning
– Hepatic pigment hemosiderin accumulation
ACUTE HEPATITIS

Mikroskopis :

• Acute hepatitis memiliki ciri yaitu adanya inflamasi,


nekrosis hepatocellular dan apoptosis.
• Hepatitis akut yang disebabkan oleh bakteri dan
protozoa, terdapat akumulasi netrofil sebagai repon
terhadap stimulus kemotaksis.
• Hepatitis akut yang diakibatkan oleh infeksi virus ,
seperti Herpes virus biasanya ditandai dengan
distribusi nekrosis yang random dan apoptosis dengan
inflamasi minimal atau infiltrasi limfosit
CHRONIC HEPATITIS
Makrokopis :

Hepatitis kronis supuratif biasanya merupakan manifestasi


dari discharge atau multipel abses. Lesi yang focal, seperti
abses atau granuloma seringkali cukup terlokalisasi
sehingga tidak mengganggu fungsi hati

Mikroskopis :

Hepatitis kronis ditandai dengan adanya fibrosis,


regenerasi parenkim nodular, serta akumulasi sel inflamasi
mononuklear termasuk limfosit, makrofag, dan sel
plasma. Neutrofil juga biasanya muncul pada hepatitis
kronis.
FIBROSIS
Mikroskopis :
Hepatik fibrosis biasanya ditandai dengan peningkatan
matrix ekstraseluler di hepar, adanya perubahan tipe dan
situs deposisi kolagen, serta regenerasi parenkim nodular.
ada peningkatan jumlah Matriks ekstraseluler perubahan
dalam ujung kolagen dan sisi Deposisi mereka
Hepar normal ditandai oleh peningkatan kolagen
fibrilar tipe 1 dan kolagen pilar tipe 3 18 dalam ruang
daerah sekitar pusat dengan vena.
BILIARY HYPERPLASIA

Mikroskopis :

• Adanya proliferasi duktus biliarus baru di area portal


dan periportal.

• Mekanisme yang bertanggung jawab atas proliferasi


ini adalah hiperplasia bilier yang tidak diketahui dan
dapat terjadi dengan cepat

• Biasanya menyerah pada hewan muda


END STAGE LIVER OF CIRRHOSIS

Mikroskopis :
• Terdapat regenerasi parenkim nodular yang
irregular dan terpisah oleh traktus jaringan
ikat fibrosa yang mengandung sejumlah
pembuluh darah
• Adanya inflamasi dengan derajat ringan
hingga sedang dan infiltrasi sel
mononuklear.
• Multiplikasi anastomose vaskular yang
abnormal akibat peningkatan tekanan portal
Makroskopis : hepatik.
• Ukuran hepar menjadi mengecil, • Hilangnya parenkim hepatik, adanya
mengeras kondensasi reticulin fiber dan formasi
• Hiperplasia dan hipertrofi duktus traktus jaringan ikat fibrosa yang selanjutnya
biliverus dapat memicu pembentukan regenerative
nodul dengan berbagai variasi ukuran.
HEPATIC FAILURE
Makroskopis :
• Hepatic encephalopathy

Mikroskopis :
• Adanya obstruksi duktus biliverus
• Hanya lesi yang berdampak besar yang dapat dideteksi
pada hepatic failures
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Mikroskopis :

• Adanya abnormalitas portosystemic shunts, fibrosis


hepatik dan regenerasi nodular
• Biasanya amino diserap dari usus ke dalam darah yang
dimetabolisme oleh hati
• jika mereka memiliki racun produk dapat masuk ke
sistem sirkulasi sebelum mencapai hati
• Namun konsentrasi amonia yang abnormal bukan satu-
satunya yang mungkin jadi penyebab hepatic
encephalopathy
Hepatic Lipidosis
• A. hepar pada sapi yang
membengkak , terjadi perubahan
warna hepar menjadi warna kuning
karena lemak masuk ke hepatosit

• B. degenerasi melepak pada hepar


kucing yaitu terdapat akumlasi lemak
di sitoplasma yang tampak jelas pada
seluruh bagiah hati
Kapsular Hepatic Lipidosis

• Pada hepar sapi. Yang di tunjuk


panah adalah adanya area infiltrasi
lemak.
• F= bagian yang terinfeksi dan area
telangtasis
Hepatic Amyloidosis
A. Permukaan potongan hepar bebek.
terjadinya amyloidosis sehingga
memberikan bentuk, dan batas yang
jelas serta adanya warna cokelat
pucat pada hepar

B. Hepar anjing pada perisinosoidal


berisi cairan eosinofilik dan hyalin
serta material amyloid
Hepatic Copper Poisoning

• Hepatic coper (tembaga) pada hepar


anjing. Warna yang merah kecoklatan
menunjukkan adanya akumulasi copper
pada lisosom hepatosit. Copper tidak
dapat diidentifikasi dengan jelas
mengguanakan pewarnaan HE namun
dapat dilihat karena ada tanda-tanda
khusus
Hepatic Pigment Hemosiderin Accumulation

• Hemosiderosis pada hepar anjing.


• Terdapat adanya granuls berwarna biru,
dapat diindikasikan iron, dan disimpan
sebaga hemsiderin di hepatosit. Dapat
diidentifikasi menggunakan Prusslan blue
reaction
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam penyakit infeksius pada hepar
– Infectious canine hepatitis
– Hepatic herpesvirus
– Bacterial/ Fungal Liver abscess granulomatous
– Hepatic histoplasmosis
– Hepatitis verminosa
Infesius canine hepatitis
A. Hepar anjing yang terinfeksi ICH merngalami
pembesaran organ dan perubahan berwarna
kuning berak.terkadang akumulasi fibrin juga
terdapat pada permakaan kapsul. Adanya
ptechiae pada serosa intestin disebabkan
karena kerusakan pembuluh darah oleh canine
adenovirus tipe 1

B. Infeksi hepatosit pada endotel oleh canine


adenovirus type 1 menghasilkan basophilic
inranuclear inclusi dan terdapat clear zone
Hepatic Herpesvirus
• Bintik putih tidak beraturan terdistribusi pada
hepar, Foci hepatoeluler necrosis ini
disebabkan oleh equine herpes virus

• heptosit yang terinfeksi oleh equine


herpesvirus akan membentuk inclusi acidofilik
intranuclear yang dikelilingi oleh clear zone
yang menyebar sepanjang cromatin marginasi
Bacterial/Fungi Liver Abcess Granulomaltous

• Cronic hepatic abses oleh


carynebaterium pseudotuberulosis
Dapat ditandai dengan adanya capsul
tebal fibrous dan adanya eksudat pucat
yang berisi pus. Pus ini diproduksi oleh
carynebaterium pseudotuberulosis
Hepatic Abses yang disebabkan oleh
Rluahodococcus Equi

• Abses hepar yang tersebar pada


kambing yang disebabkan oleh
Rhodococcus Equi. Lesi ini lebih
mudah ditemukan pada anak kuda
Hepatic Abses pada Hepar Sapi

Abses pada hepar mirip


Dengan abses pada organ
lainnya yaitu Adanya infiltrasi
neutrophil, Degenerasi
neutrophil dan adanya sel
debris nerotic.
Hepatic Abses yang disebabkan oleh
Fusobacterium necrophorum

• Terdapat foci abses dan necrosis.


Nekrosis akan mengikis dinding vena
atau vena cava caudalis, yang akan
menyebabkan ruptur, dan
mengeluarkan benda dan airan darah
dari pembuluh darah
Hepatic Histoplasmosis
Hepatic histoplasmosis pada hepar anjing.
• Histoplasma Capsulatum dapat menyerang hati.
Sehingga hepar akan mengalami pembesaran dan
pucat mahogany berasal dari hipertrophy difusi
dan proliferasi sel kupffer dan magrophag.

• Perhatikan betuk yeast histoplasma di sitoplasma


sel kupffer dan magrophaga
Hepatitis Verminosa

• Hepatitis verminosa terjadi karena


adanya infasi cacing pada hepar.
• Pada gambar, dapat dilihat adanya
fluktuasi migrasi fasioliasis. Terlihat
kerusakan pada parenkim hepar.
Adanya ekskresi pigment berwarna
gelap pada bekas lewat fasvioliasis.
PATOLOGI ORGAN DUKTUS BILIVERUS-
KANTUNG EMPEDU
• Macam-macam diagnose patologis
– Neutrophilic cholangitis
– Lymphocytic cholangitis
– Destructive cholangitis
– Cholelithiasis
– Cholecystisis
– Thrombosis Gallbladder
– Gallbladder mucocele
Neutrophilic Cholangistic

• Keadaan ini terjadi karena adanya


akmulasi neutrophil pada lumen
atau empedu pada area vena
porta. Bakteri penyebabk infeksi
naik dari intestine ke empedu.
Lymphochistic Cholangistis
• Adanya jumlah limphosit yang banyak
pada pada empedu dan terjadi bilary
hiperplasia pada area portalis.
Inflamasi lebih sering pada tapi
empedu (pericholangitis)
Destructive Cholangistic

• Nekrosis atau hilangnya


epitel empedu, magrofag
lebih pigmented, dan jumlah
mononuclear inflamatory
sedikit.
Cholelithiasis

• Chilolithiasis, pada galbladder


babi.
• Cholelitihatis yaitu adanya
bentukan masa yang contitueny
pada empedu
Cholecystisis

• Fibrinous cholcystitis disebabkan oleh


Salmnonella enteritica steretype
dublin dan memproduki fibrinous
cast dimana terakumulasi pada
lumen gallbledder
Thrombosis Gallbladder
• Terkadang adanya infarksi tanpa inflamasi pada gallbladder
terjadi pada anjing.
• Trombus dapat ditemukan pada arteri dinding musculus
gallbladder.
• Ruptur gallbladder menjadi penyebab secondary infraksi pada
dinding.
• Dengan penyebab yang tidak diketahui
Gallbladder Mucocele
• Gallbladder mucocele merupakan sindrom pada anjing
dimana terjadinya pemendekan Gallbladder karena
akmumulasi mucus, obstruksi, dan rupture pada empedu.
• Anjing dengan breed kecil sering terinfeksi. Biasanya mukosa
gallbladder mengalami hyperplastic.
PATOLOGI ORGAN PANKREAS
• Macam-macam diagnose patologis
– Acute pancreatitis
– Chronic pancreatisis
– Pancreatic nodular hyperplasia
– Pancreatic carcinoma
Acute pancreatitis
A. Adanya ekspansi daerah yang
mengalami hemoragi dan
edema pada pancreas

B. Adanya akumulasi eksudat


fibrin dan edema pada septa
interlobular
Chronic Pancreatitis

A. Lubulus lebih menonjol dan


terdapat fibrosis, dan pancras
lebih pucat daripada biasanya

B. Pada sel pancreas yang


eksokrine tersebar jaringan ikat
fibrosa pada lubulus kecil
Pancreatic Carcinoma
A. Pancreatic carcinoma menginvasi
mesenterium, diding lambung, dan
ligament gastrospenic. Munculnya
lobulasi yang berisi massa neoplastic
exsocrine pancreatic epithelial sel dan
Scirrhous respose. Atau biasa dikenal
dengan tumor

B. Prancreatic carcinoma menyebabkan


formasi sel acini rusak, atau membetuk
tubulus yang tumbuh dengan agresive di
dekat jaringan normal
Pancreatic Nodular nyperplasia
• Pancretic nodular exocrine hyperplasia
pancras pada anjing
• Nodul hiperlastik yang berwarna crem
pucat hingga warna putih yang berada di
permukaan pancreas.

• Secara mikroscopik yaitu adanya nodule


yang tersusun pada sel aicini yang
kebanyakan merupakan granul zimogen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai