Anda di halaman 1dari 221

NEKROPSI & PATOLOGI SISTEMIK

TOPIK:
PERUBAHAN PATOLOGIS
PADA SISTEM DIGESTIVUS (TUGAS)

Oleh:
Drh. Fajar Shodiq Permata, M.Biotech
PERUBAHAN PATOLOGIS
PADA SISTEM DIGESTIVUS (TUGAS)

SUBPOKOK BAHASAN
A. PATOLOGI TRACTUS B. PATOLOGI MAKROSKOPIK
DIGESTIVUS DIGESTI ACCESORIUS

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami perubahan patologis
organ sistem digestivus baik tractus digestivus dan
aksesorius secara makroskopik maupun mikroskopik
REFERENSI
• McGavin, and Zachary.,
2005, Pathologic Basis
Veterinary Disease,
Collegiate Press
• Bab 7-8 (hal 301-465)
TATA CARA TUGAS
• Tugas ini sebagai bentuk tugas take home
untuk UAS drh Fajar
• Tiap mahasiswa mencari perubahan patologis
tiap diagnose patologis pada slide-slide
berikutnya
• Perubahan patologis berdasarkan urutan
diagnosa patologis ditulis dengan menambah
new slide
CARA MENULIS NEW SLIDE

“Nama DIAGNOSA PATOLOGIS”


• GAMBAR DARI BUKU • Penjelasan gambar
REFERENSI (perubahan patologis
(MAKROSKOPIK DAN yang terjadi)
MIKROSKOPIK)
• Hanya dari Buku
McGavin and Zachary
ATURAN MAIN TAKE HOME UAS
DRH FAJAR
• Waktu Pengerjaan maksimal hingga 31 Mei
• Dikumpulkan masing-masing mahasiswa di kirim ke
VLM Patologi Sistemik dan Nekropsi dengan
ketentuan nama file (nama
mahasiswa_kelas_takehomepatsisdrhfajar) format
ppt
• Komponen penilaian
– Kecepatan dalam mengumpulkan
– Ketepatan dalam penjelasan diagnose patologis
– Tidak boleh ada penjelasan dan gambar dari sumber lain
A. PATOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS
• Oral Cavity
• Gigi
• Tonsils
• Glandula saliva
• Lidah
• Esofagus
• Rumen, Retikulum dan Omasum
• Lambung dan Abomasum
• Intestine
• Penyakit infeksius pada tractus digestivus
PATOLOGI ORAL CAVITY
• Vesicular Stomatitides
• Erosion and ulcerative stomatitides
• Papular stomatitides
• Necrotizing stomatitides
• Eosinophilic stomatitides
• Lymphoplasmacytic stomatitis
Vesicular Stomatitis

Cutaneous vesicles, vesicular exanthema,


snout, pig. A. Vesides, both intact (upper
veslcle) dan ruptured (lower vesicle),
muncul pada planum rostrale dan karena
adanya infeksi oleh perlukaan mucosal
epithelial cells dengan vesicular exanthema
dari swine virus (Callcivirus). B. Ruptured
vesicles dengan cutaneous ulceration,
vesicular exanthema (later stage dari
dlisease). Ruptured vesicle dapat
menyebabkan rasa sakit dan adanya
gangguan.
Erosion and Ulcerative Stomatitides
Cutaneous vesicles, San Miguel
sea lion virus Infection,
foreflippers, northern fur seal.
Pada nonhalre portion dari
forelipper berbentuk vesicles
both intact (panah) dan
ruptured, dikarenakan infeksi
atau luka mucosal epithelial cells
oleh San Miguelsea lion virus,
Calicivirus. Vesicles akan rupture
karena trauma, merupakan hasil
dari cutaneous erosion dan
ulceration.
Erosions dan ulcers, bovine viral
diarrhea virus infection, hard plate
(cow).
Erosions dan ulcers dikarenakan
pestivirus ini merupakan particularly
evident oleh mucosal epithelial surface
pada caudal hard palate. Lesions
merupakan characteristic dari
ulcerative stomatitides, yang mana
bukan seperti pox dan parapox virus
(bukan dari vesicles).
Eroions dan ulcers, malignant
catarrhal fever (MCF), hard plate,
dental pad dan buccal papillae
(cow).
Erosions dan ulcers (area yang
bewarna merah pada mucosal
surface) karena MCF virus, herpes
virus, memiliki characteristic
dengan banyak ulcerative
stomatitides
Uremic ulcers, hard palate (dog).
Ulcers muncul pada transverse palatine
ridges dan periodontal gingiva
merupakan secondary untuk vascular
damage associated dengan increased
concentrations oleh serum blood urea
nitrogen dan creatinine dari kidney
failure. Hewan sering dipengaruhi
dengan adanya ammonical atau bau
uremic dalam pernapasan.
Papular Stomatitides
Ulcerative gingivitis secondary
untuk scurvy (vit C deficiency),
gingiva (monkey). Deep ulcer di
commissure dari mulut dan smaller
ucers periodontally. Vitamin C
deficiency di primate dan guinea
pigs dapat menghasilkan gingival
erpsions dan ulcers, hingga tooth
loss
Epithelial plaques, popular
stomatitis, hard palate mucosa
(Calf).
Induksi virus (parapovirus)
epithelial plaques dan papules
hadir pada mucosal epithelium
dari hard palatte dan berdekatan
dengan gingiva (panah)
Balloning degeneration, papular
stomatitis, hard plate mucosa
(cow)

Balloning degeneration epithelial


cells dari stratus spinosum. Pada
stage terakhir, cell mungkin akan
berisi intracytoplasmic eosinophiic
parapoxvirus inclusions (tidak
kelihatan di gambar ini). H&E stain
Necrotizing Stomatitides
Contagious ecthyma, oral mucous
membranes (lamb).
Crusts sekitar hidung dan bibir. Multiple
pustules dan coalescing ruptured pustules
ditutupi oleh scabs. Parapoxvirus
menstimulasi epithelial proliferation
(acanthosis). Diikuti dengan vesicle
formation. Vesicles rupture dan cepat
ditutupi oleh scabs. Lesions berkembang
karena adanya trauma, seperti karena
nursing kid, dimana adanya kerusakan
superficial oral epithelium oleh virus pada
kulit
Necrotizing stomatitis, calf
diphtheria, tongue (calf).
Dorsal surface lidah oleh
ulcerated dan ulcers karena
infeksi oleh bacterium
Fusobacterium necrophorum
secondary dari abrasion
dan/atau trauma oleh mucosal
epithelium oral cavity atau
larynx
EOSINOPHILIC STOMATITIDES
Pada kucing, lesi bibir umumnya terlihat di dekat
filtrum dan dapat meluas melalui kulit yang
berambut berdekatan. Lesi oral dapat terjadi di
mana saja di mulut termasuk gingiva, palatum
keras dan lunak, faring oral dan hidung, lidah, dan
kadang-kadang menguras jaringan limfoid

Pada anjing, granuloma eosinofilik biasanya


meningkat, massa fungating pada epitel dan langit-
langit lingual ventral dan lateral.

Jaringan inflamasi di sekitarnya mengandung sel-sel


inflamasi campuran dengan peningkatan jumlah
eosinofil, sel mast, dan sel raksasa berinti banyak.
Eosinophilic granuloma di kulit bagian bawah
Lesi yang dikelompokkan sebagai kompleks
bibir atas kucing
granuloma eosinofilik kucing termasuk borok
eosinofilik, granuloma linier, dan plak eosinofilik.
Dua lesi yang terakhir bersifat dermatologis dan
tidak mempengaruhi rongga mulut.
Lymphoplasmacytic Stomatitis
Lymphoplasmacytic stomatitis, gingiva (cat).
Makroskopis
Kondisi kronis berkarakeristik bewarna
merah, inflmai gums, feited breath, dan
inappetence. Oral mukosa dapat menjadi
hyperplastic dan ulcer.

Mikroskopis
Inset: florid infiltrasi bercampur
dengan inflammatory cells, termasuk
banyak lymphocytes dan plasma
cells di lamina propria beneath dari
epithelium. H&E stain.
PATOLOGI GIGI
1. Fluorosis
2. Dental attrition
3. Odontoma
FLUOROSIS
• Makroskopik
Pada gigi sapi, terlihat
lunak, berwarna pucat,
enamel mengalami
diskolorasi biasanya
berwarna kuning, coklat
tua, dan hitam.
DENTAL ATTRITION
• Makroskopik
Pada kuda, terlihat adanya
kerusakan gigi yang parah
sehingga mengakibatkan
malnutrisi. Kondisi ini sering
terjadi pada kuda dan disebut
sebagai “step mouth”.
ODONTOMA
• makroskopik

Pada sapi, gambar tersebut adalah


hamartoma (nodule seperti tumor
jinak) dari enamel dan pada kasus ini
tumor mengalami perluasan pada
rostral mandibular. Adanya ulserasi
hemoragik. Diagnosis dapat dilakukan
dengan radiografi dan pemeriksaan
histopatologi.
PATOLOGI TONSIL
1. Necrotizing tonsillitis
2. Lymphoma (Lymphosarcoma) tonsil
3. Squamus cell carcinoma tonsil
Necrotizing tonsillitis

• makroskopik
Pada anjing, palatin tonsil
mengalami pembesaran
dan diskolorasi. Tonsil
bagian kiri dilapisi
membrane diphtheritic.
Tonsil bagian kanan
mengalami ulserasi.
Lymphoma (Lymphosarcoma) tonsil
• Makroskopik

Pada anjing, terlihat


adanya proliferasi dari
limfosit ganas yang telah
meluas.
Squamus cell carcinoma tonsil

• Makroskopik

Pada kucing, tonsil bagian


kanan tergantikan oleh sel
neoplasma yang berukuran
besar. Sedangkan tonsil
bagian kiri normal.
PATOLOGI GLANDULA SALIVA
1. Sialolith
2. Cystic salivary gland
3. Salivary gland carcinoma
Sialolith

• Makroskopik

Pada kuda, adanya tekanan


nekrosis dari gumpalan batu
yang besar telah
menghancurkan kelenjar
dimana ia terbentuk.
Cystic salivary gland

• Makroskopik

Pada anjing, terlihat adanya


distensi cystic dari rahang
bagian kiri di saluran saliva
sepanjang ventral-lateral
lidah.
Salivary gland carcinoma

• Makroskopik

Pada kucing, bagian kelenjar


saliva parotid kiri. Adanya
proliferasi karsinoma yang
besar di kelenjar saliva.
PATOLOGI LIDAH
• Hamartoma
• Actinobacillosis
• Oral candidiasis
• Ulcerative glossitis
• Lingual epithelial hyperplasia
• Lingual Squamous cell carcinoma
• Lingual Papilloma
Hamartoma
• Gambaran makroskopik
Hamartoma “hair tongue”,
lidah, anjing
Rambut displastik yang
tumbuh dari hamartoma
pada lidah
Actinobacillosis
Gambaran mikroskopik Gambaran makroskopik

• Actinobacillosis, lidah (permukaan


• Actinocacillosis (wooden
dorsal), sapi.
tongue), lidah, sapi. Proliferatuve dan ulcerative kronis-
Reaksi Splendore-Hoeppli (koloni aktif inflamasi lesi mengandung
dari bakteri yang dikelilingi neutrophil tercampur dengan sel
“clubs” memancar) dikelilingi inflamatori mononuclear (limfosit,
oleh inflamasi suppurative. makrofag, plasma sel) dan jaringan
Pewarnaan H&E. fibrosa ditunjukkan pada lidah.
Oral candidiasis
Gambaran mikroskopis
Trush (oral candidiasis), lidah,
anak kuda.
A, Hifa dari Candida albicans
tunbuh pada permukaan epitel
lidah, pewarnaan H&E.
B, specimen yang sama
dengan A. Gomori’s
methanamine pewarnaan
silver.
Oral kandidiasis
Gambaran makros
• Trush, lidah, anak kuda A
pseudomembran dari hifa
Candida dapat dilihat pada
permukaan bagian dorsal.
Telah mengalami
pengerasan dan
pengelupasan dari rostral
ujung .
Ulcerative glossitis
Gambaran makroskopik
Ulcerative glossitis, uremia
(uremic glossitis), lidah, kuda.
Terdapat perluasan ulserasi
dari mukosa epitel lidah diikuti
dengan peningkatan
kensentrasi serum darah urea
nitrogen dan keratinin dari
gagal ginjal.
Lingual epithelial hyperplasia
Gambaran makroskopis
Lingual epithelial hyperplasia,
lidah, babi yang baru lahir.
Permukaan lateral lidah
tertutupi oleh tepi epitel
hyperplastic. Tepi ini normal
dan akan hilang melalui
trauma mekanik pada tepi
selama perawatan
Lingual Squamous cell carcinoma

Gambaran makroskopis
Squamus cell carcinoma, lidah
(permukaan dorsal), anjing.
Tanda proliferative, ulserasi,
dan hemoragi neoplasma
tumbuh secara transversal
melintasi permukaan lidah.
Lingual Papilloma

Gambaran makroskopis
Papillomas, lidah (permuakaan
ventral), sapi.
Papillomas, sering disebabkan
oleh bovine papillomavirus, yang
ditunjukkan pada permukaan
ventral lidah. Virus menginfeksi
sel mukosa epitel yang pernah
mengalami traumadan
menginduksi proliferasi sel epitel.
PATOLOGI ESOFAGUS
• Foreign bodies esophagitis necrotican (Choke)
• Megaesophagus
• Gongylonemiasis
• Esophagus fibrosarcoma
• Esophagus muscular hyperthrophy
• Cystic gland esophagus
• Acid reflux esophagitis
• Esophageal papilloma
• Esophageal leiomyoma
• Esophageal lymphoma (lymphosarcoma)
Foreign bodies esophagitis necrotican (Choke)

• Makorskopis • Benda asing (Choke)


Pada esofagus
sapi. Pada gambar
terdapat jagung
menyangkut di
kerongkongan yang
terletak di dekat laring.
Foreign bodies esophagitis necrotican
(Choke)
• Makroskopis • Benda asing (Choke) pada
esofagus kuda.
Terlihat adanya
nekrosis pada mukosa
esofagus proksimal,
berdekatan ke laring terjadi
rsetelah masuknya benda
asing (sekam dipadatkan).
Nekrosis biasanya terjadi jika
benda asing tetap menempel
epitel mukosa lebih dari 2
hari.
Fibrosarcoma
• Mikroskopis • Fibrosarcoma pada
esophagus anjing.
Terlihat adanya
Pirocerca lupi (bagian
longitudinal) (panah)
pada esofagus
submucosa bagian dala
terdapat fibrosarcoma,
yang telah diinduksi
(panah). Stain H&E.
Megaesophagus
• Makroskopis • Esofagus anjing
Megaesophagus akibat aorta
kanan persisten melengkung.
Pembekakan pada esofagus
akibat kegagalan regresi
lengkung aorta kanan sejak
embrionik ( kelainan cicin
Pembuluh darah)
Megaesophagus
• Makroskopis • Megaesophagus, thoracic
esophagus
Kranial esofagus toraks melebar ke
diafragma sehingga memindahkan
paru-paru kanan secara kaudal
dan perut. megaesophagus sering
disebabkan oleh kelainan (Massa,
benda asing, gangguan persarafan)
mempengaruhi sphincter jantung.
Gongylonemiasis
• Makroskopis • Gongylonemiasis,
esophagus pada sapi
Intramuscular
Serpentine nematoda
adalah karakteristik
Gongylonema,sebuah
nematoda dari
superfamili
Spiruroidea.
Esophagus Muscular Hypertrophy
• Makroskopis • Muscular hypertrophy
pada distal esophagus
kuda
Pada potogsn
longitudinal (kiri) dan
melintang (kanan) dari
esofagus menunjukkan
peningkatan yang ditandai
dalam ketebalan otot polos
di tunica muscularis
esofagus distal
Cystic gland esophagus

• Makroskopis • Cystic esophageal


glands pada distal
esophagus anjing
Terlihat beberapa
kista putih pada mukosa
dan submukosa kelenjar
esofagus mukosa. Kista ini
umum diteukan dan tidak
signifikan pada anjing tua.
Acid Reflux Esophagitis
• Makroskopis • Acid reflux esophagitis pada
esophagus kuda
Garis-garis merah gelap pada
permukaan esofagus merupakan akibat
sekunder dari asam lambung yang
menyebakan hilangnya epitel. Garis-garis
putih dan area linier vertikal pada
permukaan esofagus adalah area yang
tidak terpengaruh dan kemungkinan
hiperplastik epitel mukosa. Seperti yang
terlihat terdapat juga erosi. Erosi parah
pada mukosa esofagus yang berdekatan
dengan kardia dan memanjang menuju
rostrally. Hal tersebut merupakan
diagnostik refluks asam esofagitis.
Papilloma

• Makroskopis • Papillomatosis akibat


bovine papilloma virus
pada esophagus bull
Adanya papilloma
merupakan ciri dari infeksi,
terjadi setelah trauma pada
mukosa esofagus dan
infeksi epitel mukosa sel.
Terdapat papiloma pada
oral secara bersamaan.
Leiomyoma

• Makroskopis • Leiomyoma pada


esophagus anjing. Massa
berproliferasi pada submuk
osa sel otot polos menjadi
tonjolan lumen esofagus
distal menyebabkan
obstruksi.
lymphoma (lymphosarcoma)

• Makroskopis • Limfoma (limfosarkoma)


pada esofagus anjing.
Massa limfosit maligna
yang berkembang pada
submukosa membentuk
tonjolan ke lumen esofagus,
menyebabkan obstruksi parsial.
Terlihat bahwa epitel mukosa
utuh (halus danberkilau)
PATOLOGI RUMEN RETIKULUM OMASUM

• Bloat
• Traumatic reticulitis
• Myotic ruminitis
• Parakeratosis reticulo-rumen
• Ruminal Papilloma
• Ruminal Paramphistomiasis
Bloat

Bloat atau ruminal tympany, adalah


overdistensi rumen dan retikulum oleh gas yang
dihasilkan selama fermentasi dengan tingkat
Makroskopis kematian sekitar 50%. Garis tajam demarkasi antara
esofagus distal yang pucat dan tidak berdarah dengan
kerongkongan proksimal yang tersumbat pada inlet
toraks. Garis ini kadang-kadang dapat terbentuk
bahkan setelah kematian sebelum pembekuan darah..
Bloat line, esofagus, dan trakea di pintu masuk
toraks, sapi. Ada demarkasi yang tajam antara
mukosa kaudal (blans) dan kranial (tersumbat) pada
esofagus (panah). Demarkasi ini disebabkan oleh
aliran balik vena yang terganggu, akibat dari rumen
yang terlalu besar yang mendorong diafragma ke arah
kranial dan menyebabkan peningkatan tekanan
intrathoraks, sehingga mencegah aliran darah vena ke
dalam toraks. Dalam ilustrasi ini, demarkasi yang
serupa dapat dilihat pada mukosa trakea. Jaringan
subkutan leher dan kepala.
Traumatic Reticulitis

Reticulitis traumatis pada retikulum sapi.


Beberapa kabel terlihat telah melubangi dinding
retikulum (panah) dan bersarang di tunica muscularis.
Setiap kawat dikelilingi oleh 2 saluran sinus yang
mengalir ke permukaan retikulum. Sebuah ulkus kronis
telah terbentuk di sekitar area yang ditembus oleh kabel.
Tertelannya kuku dan kawat sudah umum terjadi, di mana
jerami terikat oleh kawat sehingga dapat menyebabkan
perforasi dinding retikulum dengan retikulitis, peritonitis,
atau perikarditis yang dihasilkan. Seringkali, di daerah-
daerah di Amerika Serikat di mana ruminansia berisiko
tinggi terhadap penyakit ini, dan magnet diletakkan dalam
rumen untuk mencegah kawat dan kuku yang tertelan
menembus mukosa reticular. Kadang-kadang, ruminansia
memakan pelat dari baterai dan menderita keracunan
timbal.
Mycotic ruminitis

Rumenitis mikotik pada sapi, terlihat banyak fokus


nekrosis dan infark perdarahan yang terdemarkasi dengan
baik di mukosa rumen yang dapat disebabkan oleh jamur
angioinvasive seperti Asperaillus, Mucor, Rhizopus, Absidia,
dan Mortierella spp. Jenis infeksi mikotik ini biasanya
didahului oleh rumenitis kimia (asam laktat) (makan
berlebihan). Infeksi mikotik pada rumen juga terjadi karena
kerusakan pada mukosa rumen yang disebabkan oleh asidosis
laktat dan cedera rumen secara mekanis. Rumenitis mikotik
juga terjadi akibat pemberian antibiotik, biasanya pada anak
sapi tetapi juga pada sapi dewasa. Antibiotik mengurangi
jumlah flora normal dan memungkinkan jamur berkembang
biak. Dalam kasus rumenitis mikotik, lesi pada umumnya
berbentuk lingkaran dan digambarkan dengan baik dan
terutama disebabkan oleh infark dari trombosis sekunder
akibat vaskulitis jamur (AsperBillus, Mucor, Rhizopus,
Absidia, dan Mortierellaspp). Jamur ini dapat menyebar ke
plasenta secara hematogen dan menyebabkan plasentitis
mikotik, yang mengarah pada aborsi.
Parakeratosis reticulo-rumen

Parakeratosis reticulo-rumen, sapi. Pola makan


yang kurang atau minim serat telah menyebabkan
atrofi dan parakeratosis papila ruminal. Papilla
normal berbentuk daun, tetapi beberapa papila ini
telah menjadi jari, berbentuk kembang kol. atau
bergerombol. Epitel parakeratotik berwarna cokelat
hingga hitam oleh komponen pakan karena
kurangnya abrasi oleh rumput di lapangan. Lesi ini
paling ditandai pada dasar ventral dari kantung
ventral rumen. Panjang papilla ruminal bervariasi,
menjadi lebih panjang dengan diet serat tinggi. Diet
seperti itu juga menyebabkan papila menjadi
berbentuk lidah atau daun. Hewan yang
mengkonsumsi makanan dengan kurang dari 10%
serat dapat mengalami parakeratosis rumen. Rumen
ini memiliki papila keras, coklat, sering
berkelompok. Lesi ini memiliki sedikit atau tidak ada
konsekuensi klinis.
Ruminal papilloma

Papilloma pada rumen sapi.


Papilloma skuamosa dengan
permukaan halus terdapat di
dinding dorsal. Papilloma
ruminal diinduksi oleh virus
dalam beberapa kasus, tetapi di
negara-negara tertentu, pakis
pakis telah terlibat sebagai
penyebab neoplasma rumen.
Ruminal Paramphistomiasis

Paramphistomiasis pada rumen sapi. Struktur


kerucut pink yang terletak di tengah gambar adalah
paramphistomes (cacing ruminal). Mereka dianggap
tidak berbahaya, tetapi sejumlah besar cacing yang
belum matang di duodenum dapat menyebabkan
duodenitis catarrhal yang parah. Perhatikan papila
berbentuk daun normal, yang mengindikasikan diet
tinggi. Trematoda ini ditemukan dalam genera
Paramphistomum, Calicophoron, dan Cotylophoron.
Mereka memiliki ukuran dan penampilan yang mirip
dengan papilla ruminal. Meskipun biasanya tidak
menimbulkan masalah klinis, infestasi berat larva di
usus kecil proksimal, sebelum migrasi ke rumen dan
retikulum, dapat menyebabkan hipoproteinemia,
anemia, dan kematian. Larva menggali dalam-dalam,
dan kadang-kadang melalui dinding usus kecil dan dapat
ditemukan di rongga peritoneum. Inang perantara adalah
siput. Cercariae encyst pada vegetasi perairan dan
dimakan oleh ruminansia.
PATOLOGI LAMBUNG DAN ABOMASUM
• Dilatasi lambung dan volvulus • Giant hypertrophic pyloric
• Volvulus abomasum gastropathy
• Rupture lambung dan • Gasterophiliasis
abomasum • Focal granulomatous gastritis
• Myotic abomasitis • Ostertagiosis
• Trichobezoar • Physalopteriasis
• Acute hemorrhagic gastritis • Gastric lymphoma
• Chronic giant hypertrophic (lymphosarcoma)
gastropathy, • Gastric leiomyoma
• Ulcerative gastritis • Gastric Squamous cell
• Uremic gastritis carcinoma
• Pyloric stenosis
Dilatasi lambung dan volvulus
Pada anjing:
• Lambung tampak
berdilatasi akibat
terisi oleh udara atau
makanan.
• Bagian serosa
mengalami hemoragi
• Duodenum dan limpa
yang membesar
terpindah ke kanan
Volvulus abomasum

Pada pedet:
• Severe pasif kongesti pada
mukosa abomasum
• mengkompromikan kembalinya
vena abomasum dan
mengakibatkan pasif obstruksi
parah pada mukosa abomasal.
Rupture lambung dan abomasum

Pada pedet: Pada kuda:


• Hemoragi multifokal sepanjang • Hemoragi terlihat di margin
batas atas robekan dan kanana
subserosal yang berdekatan
dengan terbesar • Kongesti mukosal dan serosal
Myotic abomasitis

Pada pedet:
• Pada permukaan mukosa abomasum
terdapat ulkus diskrit dan menyatu,
yang ditutupi oleh membran
diphtheritic berwarna kuning-putih
• margin berwarna merah akibat
hiperemia aktif dan peradangan.
Trichobezoar

Pada Kelinci:
Ditemukannya gumpalan
rambut yang tertelan
Acute hemorrhagic gastritis

Pada babi:
Terjadi hemoragi parah pada bagian
fundus dari lambung.
Jenis perubahan lambung ini sering
terlihat pada babi pada septikemia
akut, misalnya, dari salmonella, dan
kongesti parah disebabkan oleh infark
vena dari endotoksemia.
Chronic giant hypertrophic gastropathy

Pada anjing:
Adanya massa serebriform yang
berlebihan di tengah mukosa
lambung. Peradangan kronis
menghasilkan peningkatan
permeabilitas mukosa terhadap
protein serum dan gastropati
sehingga terjadi kehilangan protein.
Ulcerative gastritis

Kuda:
Anjing:
Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid
Lambung bersis clotted dan unclotted
(NSAID) menyebabkan ulserasi luas pada
darah. Pendarahannya sangat parah
epitel stratified skuamosa dari mukosa
sehingga anjing itu mati karena
nonglandular. Ulserasi meluas dari cardia
exsanguination.
(tengah) ke margo plicatus (kanan).
Ulcerative gastritis

Sapi:
Ulcer terdiri dari area sentral nekrosis yang Sapi:
dikelilingi margin merah akibat dari Perbatasan ulcer menunjukkan
hiperemia aktif dan peradangan. Garis upaya perbaikan dan karenanya
bulat bulat dari ulcer adalah infark, kronisitas. Kematian disebabkan
kemungkinan dari vaskulitis dan trombosis oleh peritonitis.
yang disebabkan oleh jamur angioinvasive.
Ulcerative gastritis

Jenis ulcergastritis (pars oesopagheal) ini terjadi secara eksklusif pada babi dan paling
umum pada babi yang tumbuh terbatas. Lesi terbatas pada epitel stratified skuamosa
mengelilingi cardia (pars esophagea). Ulcer di lokasi ini secara khas memiliki penyebab
multifaktorial, termasuk konsumsi biji-bijian yang digiling halus atau pakan pellet
(kekurangan vitamin E), fermentasi gula dalam pakan, dan stres karena pemeliharaan
kurungan.
Uremic gastritis

Lesi utama di sini adalah kongesti dan edema mukosa lambung yang disebabkan oleh
cedera kapiler dalam lamina propria yang terkait dengan peningkatan konsentrasi
produk limbah metabolik yang diturunkan nitrogen dalam sirkulasi sistemik dari gagal
ginjal. Dengan kronisitas, ada kalsifikasi mukosa lambung, terlihat seperti lendir putih
halus dan garis-garis di mukosa (tidak ditunjukkan di sini).
PATOLOGI INTESTINE
• Megacolon • Torsion colon
• Enterolith • Fibrinous peritonitis
• Ascarid impaction • Ulcerative/Diverticula
• Stricture intestine dan colon cecum-colon
• Intussusception • Hemomelasma ilei
• Accordion-folded intestines • Leiomyometaplasia
• Intestinal hernia • Acute necrohemorrhagic
• Intestinal infarction enteritis
• Prolapsed rectum • Lymphangiectasia jejunum
• Pedunculated lipomas • Intestinal lymphoma
(lymphosarcoma)
Megacolon
• Makroskopis
Terjadi pembesaran dan
pengerasan pada colon,
colon tampak berukuran
sangat besar
• Mikroskopis
Terjadi peradangan
meluas melewati mukosa
ke lapisan otot polos dan
serosa.
Enterolith

• Makroskopis Terdapat batu amonium-


magnesium fosfat (struvit)
dengan diameter terbesar 20
cm.
• Mikroskopis Hemoragi enteritis,
proliferasi, sel piala, fusi
vili, deposit enterolit pada
lambung, kongesti,
edema, dan nekrosis pada
krypta
Ascarid impaction

• Makroskopis Terdapat larva cacing pada


permukaan organ, terdapat
inflamsi akut pada
permukaan organ.
Stricture Intestine dan Colon

• Makroskopis
• Terjadi dilatasi pada
usus dan colon
Accordion-folded intestines
• Makroskopis Usus tampak terlipat,
menyebabakan luka pada
usus,tampak eksudat pada
permukaan serosa
Intussusception

• Makroskopis • Pada babi terdapat lesi


yang berupa thrombosis
yang disebabkan oleh
salmonella
• Mikroskopis • Tampak adanya
peradangan dan
terdapat eksudat yang
berwarna keputihan.
Intestinal hernia

• Makroskopis • Tampak adanya


pembesaran epiploic
forame.
Intestinal Infarction

• Makroskopis
Usus tampak berwarna
pucat karena kekurangan
pasoka oksigen.
• Mikroskopis Tampak adanya hemoraghi
dan hiperproliferasi pada
kripte
Prolaps Rectum
• Makroskopis • Terdapat lapisan
mukosa maupun
seluruh tebal dinding
rektum yang keluar
melewati anus.
• Mikroskopis • Gambar menunjukkan
peningkatan nyata
jaringan fibrosa di
submukosa dan jaringan
fibrosa +/- hiperplasia
otot polos di lamina
propria
Torsion colon

• A : Terjadi kolik parah


dengan stranguladon
karena rotasi pada
colon(torsion colon).
Terjadi perubahan warna
menjadi biru pada colon
dikarenakan obstruksi
aliran darah vena
• B : Garis demarkasi yang
jelas antara 2 sisi colon
akibar torsion colon
Fibrinous Peritonitis
Kuda • Adanya fibrin dan ingesta
melekat pada
permukaanserosa
menunjukkan perforasi atau
pecahnya usus
antemortem.
Babi

• Adanya fibrin bersamaan


dengan ascarids di perut
babi menunjukkan bahwa
pecahnya usus yang terjadi
saat antemortem
Ulcerative/Diverticula cecum-colon

• Kolitis ulseratif multifokal,


pada colon. Dapat disebabkan
Infeksi Rhodococcus equi
(kuda), dan BVD (sapi)

• Diverticula sekum, keluarnya


(outpouching) mukosa
kebagian luar (otot polos),
dilapisi oleh ingesta dan intact
mukosa
• Mikros : Divertikulum dilapisi
oleh mukosa superfisial telah
menembus melalui submukosa
disamping muskularis.
Hemomelasma ilei

• Hemorraghi
(perdarahan) dan
plak fibrovaskular
siderotik pada
Kuda
serosa
antimesenterika 
migrasi larva yang
kuat (Strongylus
edentatus).
Leiomyometaplasia
• "Brown dog gut“
• Akumulasi pigmen
coklat ceroid
(lipofuscin) dalam
Iysosom sel otot polos
tunica muscularis
karena kekurangan
vitamin E.
Acute necrohemorrhagic enteritis

• Nekrosis parah
dengan peluruhan
mukosa usus akibat
dari cantharidin 
toxin yang
terkandung dalam
kumbang blister
yang tertelan.
Lymphangiectasia jejunum

• Perluasan vili usus oleh


ectasia dari limfatik
(raisedwhiteareas).
• Kelainan pembuluh limfatik,
atau obstruksi pembuluh
limfa karena granulomatosa
atau neoplastik.
• Mikros : melebarnya lakteal,
sehingga mengakibatkan
penyerapan getah bening
berkurang oleh lakteal di
lamina propria,
hypoproteinemia dan nutrisi
lainnya ke dalam lumen usus.
Intestinal lymphoma (lymphosarcoma)

• Terdapat banyak
nodul submucosa
yang mengandung
limfosit neoplastik.
• Epitel mukosa utuh
(halus dan
mengkilap) dan
tidak mengalami
ulserasi.
PATOLOGI AKIBAT PENYAKIT INFEKSIUS
• Penyakit virus • Penyakit Bakteri
– Rotavirus enteritis – Escherichia coli diseases
– Coronavirus enteritis (colibacillosis)
– Adenovirus enteritis – Salmonellosis
– Clostridial enteritis
– Campylobacteriosis
(Lawsonia)
– Mycobacterial enteritis
PENYAKIT VIRUS
Rotavirus Enteritis
Gambaran mikroskopik Keterangan
Gambar nfeksi Rotavirus
enteritis pada jejenum anak
babi.
Pada pewarnaan tampak
adanya anterosit yang terinfeksi
mengandung sebagian besar
antivirus antigen (cokelat).
Enterosit yang terinfeksi
tampak menutupu ujung dan
sisi atas vili usus. Antirotavirus
immunoperoxsidase stain.
Rotavirus Enteritis
Gambaran mikroskopik Keterangan
Gambaran Rotavirus enteritis
pada jejenum anak babi.
Tampak adanya blunting dan
peleburan bilah usus sekunder
untuk cytolisis induksi virus
yang mencakup ujung – ujung
dan sisi noda usus halus.
Coronavirus enteritis
MIKROSKOPIK MAKROSKOPIK
Gejala utama berupa adanya lesi pada Terdapat bentuk hemoragi
usus kecil. Lesi pada kolon menyerupai
lesi pada usus halus. Enterosit yang
pada penyakit ini dengan
lepas digantikan dengan sel sel yang extensive colitis. Pada kucing
belum dewasa dan sel squamus. Tidak terjadi enteritis yang parah.
seperti Rotavirus enteritis, kripta lumen
berisi sel debris dan sel kripta ada
focally hyperplastic. Lamina propia dan
draining lymph nodes sering terjadi
peningkatan jumlah sel inflamatory.
Lesi konsisten berupa degenerasi dan
hilangnya enterosit dari vili usus.
Adenovirus enteritis
MIKROSKOPIK
Ketika adenovirus menyebabkan entertis,
muncul karakteristik berupa basophilic sampai
amphophilic intranuclear inclusion bodies pada
villlous enterocytes, biasanya pada hewan muda
terjadi immunosupressed. Sel endotelia juga
terdefek dan menunjukkan lesi inclusions yang
menyerupai. Kehilangan enterosit menyebabkan
vili menjadi tumpul dan fusi.
PENYAKIT BAKTERIAL
Escherichia coli disease (colibasilosis)

Gambaran mikroskopik Keterangan


Gambaran colibasilosis pada
usus anak babi.
Pada panah terlihat adanya
Escherichia coli yang
menempel pada enterosit.
Escherichia coli disease (colibasilosis)

Gambaran mikroskopik Keterangan


Gambaran colibasilosis pada
usus anak babi.
Pada panah terlihat adanya
Escherichia coli yang
menempel pada enterosit.
Dengan pewarnaan HE.
Escherichia coli disease (colibasilosis)

Gambaran mirkoskopis keternagan


Gambaran attaching dan
efacing scherichia coli pada
usus kelinci.
Bakteri rods menempel dan
mempengaruhi microvillous
border dari enterosit.
Escherichia coli disease (colibasilosis)

Gambaran makroskopik Keterangan


Edema disease, pada kepala
babi.
Kulit, kelopak mata, snout, dan
area submandibula tampak
terjadi edema akibat produksi
angiotoxin dari Escheruchia
coli, dengan peningkatan
permeabilitas kapiler.
Escherichia coli disease (colibasilosis)

Gambaran makroskopis Keterangan


Edema disease, pada kolon
spiral babi.
Edema pada mesentery yang
merupakan hasil dari produksi
angiotoxin oleh Escherichia
coli.
Salmonellosis
Gambara makroskopis Keterangan
Button ulcer (anak panah) pada usus
besar babi.
Multiple foci dari nekrosis (infracts) yang
berasal dari enterik kronis salmonellosis
disebut “button ulcer” dan merupakan
pathognomoic pada penyakit ini di
Amerika utara dan daerah lain dimana
hog cholera telah musnah.
Morfologi pada luka disebabkan oleh
racun bakteri yang menyebabkan
vaskulitis dan trobosis pembuluh darah
dalam lamina propia dan submukosa
yang mengakibatkan penyumbatan usus
secara total.
Salmonellosis
Gambaran mikroskopis keterangan
Kronik enterik salmonellosis,
pada colon babi
Terdapat multiple foci pada
mukosa yang nekrosis (tanda
panah) dengan sebutan “button
ulcers” dan merupakan
patognomonik untuk kronik
enterik salmonellosis pada babi,
pada area yang bebas akan hog-
cholera.
Clostridial enteritis
Gambaran makroskopis Keterangan
Enteroxemia, pada usus kecil
babi.
pada seluruh permukaan usus
kecil terlihat hemoragi. Nekrosis
dapat muncul pada mukosa
muskularis dan disebabkan oleh
toxin dari Clostridium
perfingens type dari grup C,
yang menyerang
secaralangsung di mukosa usus
pada lumen usus.
Clostridial enteritis
Gambaran mikroskopis Keterangan
Clostridial enteritis, pada usus
kecil babi.
Nekrosis nonspesifik enteritis
terjadi akibat toxin yang
diproduksi oleh Clostridium
perfingens type C. gambar
dengan pewarnaan H&E.
Clostridial enteritis
Gambaran mikroskopik Keterangan
Tyzzer’s disease, pada
intestine, foal.
Criss-crossed bacilli yang
menyerupai karakteristik cina
atau tongkat pick up
didiagnosa pada infeksi
dengan Clostridium piliformis.
Campylobacter (Lawsonia)
Menyebabkan ploriferative segmental
enteropathy.
MIKROSKOPIS
Lesi konsisten yang muncul berupa erosi dan
prliferasi kripta enterosit denga kehadiran
bakteri pada apikal sitoplasma yang
mempengaruhi sel.
Mycobacterial enteritis
Menyebabkan penyakit Like Johne’s disease pada cattle.
MAKROSKOPIS
Terdapat seperti penebalan pada usus.
MIKROSKOPIS
Adanya granulomatosa lymphodenopathy dan nekrosis. Pada
usus lamina propia dan submukosa, disebut Johne’s disease,
merupakan pembesaran akibat epitheloid makrofag dan giant
sel. Telihat juga orgaisme pada tampilan mikroskopis.
Penyakit ini dapat memicu terjaidinya intestinal
tup=berculosis, lepromatous (non-caseating) granulomatosu
inflamation.
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES
• Pada ruminan:
– Bovine viral diarrhea
– Paratuberculosis (Johne Disease)
– Hemorrhagic bowel syndrome of dairy cattle
Bovine Viral Diarrhea

Patologi makroskopik : Patologi mikroskopik :


• Ulcer dengan batasan jelas (garis • Dengan pewarnaan HE
linear vertikal) dan area yang tampak adanya focus
ditutupi membran diphteritic
necrosis di stratum basal dan
stratum spinosum yang
disebabkan oleh pestivirus
BVD
Bovine Viral Diarrhea

Patologi makroskopik : Patologi makroskopik :


• Nekrosis pada peyer • Multifocal ulcerative colitis
patches dan ditutup oleh pada banteng. Ulcer dapat
exudat suppurative. ditemukan pada rongga
Nekrosis akan berlanjut mulut, lidah, esophagus
pada erosi dan ulserasi dan rumen.
Paratuberculosis (Johne Disease)

Patologi makroskopik : Patologi mikroskopik :


• Pada domba terlihat adanya • Pada sapi, sel granulomatosa
penebalan mukosa namun tetap inflamasi memperluas
utuh dan tidak mengalami
lamina propria sehingga
menekan kripta dan
ulserasi. menyebabkan atrophy
Hemorrhagic bowel syndrome of dairy
cattle

Patologi Makroskopis : Patologi Mikroskopis :


• Hemoragi dan nekrosis • Bentukan pita horizontal
intestinal menyebabkan linear dari nekrosis
pembentukan blood clot koagulative akut yang
sehingga terjadi obstruksi menyerang area superficial
intestinum. mucosa pada sapi
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES

• Pada babi :
– Transmissible gastroenteritis.
– Swine dysentery
– Lawsonia enteritis
– Glasser's disease
Transmissible gastroenteritis

Patologi mikroskopik : Patologi mikroskopik :


• Penumpulan vili (ditandai dengan • Nekrosis pada enterosit dan
atrofi vili) dengan fusi pada membran atrofi vili. Sel epitel pipih
basal. Inflamasi kronis terlihat pada menutupi vili.
lamina propria dan submucosa.
Transmissible gastroenteritis

Patologi makroskopik : Patologi makroskopik :


• Intestinum tenue membesar • Atrophy villi dibagian
karena dilatadi gas, bawah dibandingkan
menyebabkan dinding dengan intestine normal
menjadi tipis dan berisi susu bagian atas pada anak
yang belum terdigesti. babi.
Swine dysentery

Patologi makroskopik : Patologi mikroskopik :


• Nekrosis dan hemoragi mukosa • Pemeriksaan smear diff-
intestinal akibat infeksi bakteri
quick menunjukan adanya
enterosit Brachyspira spp.
Brachyspira hyodysentriae
Lawsonia enteritis

• Proliferative enteritis di ileum


babi
• Terjadi ekspansi mukosa akibat
hiperplasia epitel.
Lawsonia enteritis

Histopatologi Lawsonia enteritis di


ileum,babi.

Adanya hiperplasia enterocytes,


mengakibatkan distorsi arsitektur
normal dan "collision necrosis" dari
enterocytes yang berkembang biak
dengan padat. Pewarnaan HE
Lawsonia enteritis

Lawsonia enteritis, ileum, babi.


• A, bentuk usus Hemoragik.
Perhatikan lipatan mukosa
hiperplastik dan perdarahan
bersamaan yang membentuk
gips luminal.
• B, bentuk Necroproliferative.
Perhatikan nekrosis menonjol
pada mukosa ileum dan
membran difteri atasnya yang
terbentuk oleh debris seluler dan
eksudat inflamasi.
Glasser's disease

Penyakit Glasser ditandai oleh


poliserositis fibrinosa (pleuritis,
perikarditis, peritonitis, artritis, dan
leptomeningitis).

Meskipun umumnya bukan


penyakit diare, ia menyebabkan
peradangan pada serosa usus Poliserositis fibrosis di perut,babi.
Gumpalan fibrin untai tersebar di seluruh permukaan serosal.
(serositis). Lesi berkisar dari arthritis Organ hati tampak tertutupi oleh spot putih seperi susu

ke peritonitis hingga leptomeningitis


tergantung pada permukaan serosa
yang terinfeksi.
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES
• Pada kuda:
– Rhodococcus equi enteritis
– Equine monocytic ehrlichiosis.
– Equine granulomatous enteritis
– Clostridial enteritis (colitis X)
– Hemorrhagic fibrinonecrotic duodenitis-proximal
jejunitis
– Chronic eosinophilic gastroenteritis and
multisystemic eosinophilic epitheliotropic disease
Rhodococcus equi enteritis

Pada Kuda : Pada Kuda :


• Multiple mucosal ulcer • Pyrogranulamatosa
pada gut-associated lymphoadenomegaly akibat
lymphoid tissue infeksi yang disertai dengan
colic lymphonodus
Equine monocytic ehrlichiosis.
Patologi makroskopis : kongesti, petechiae,
edema di caecum dan colon. Bila dibelah,
intestine berisi eksudat coklat, konsistensinya
cair dan berbau busuk
Equine granulomatous enteritis
Gambar usus kecil kuda setelah di formalin.
Lapisan lamina propria membesar dan Gambar Sel-sel inflamasi mononuklear (makrofag,
menebal akibat sel infalmasi granuloma limfosit, sel plasma) dan sel raksasa multinukleat
(panah) ada dalam lamina propria dan submukosa
yang diwarnai dengan pewarnaan H & E
Clostridial enteritis (colitis X)

Pada Kuda :
• Mucosal edema, kongesti
dan hemoragi pada colon.
Lesi disertai endotoxemia
akibat Clostridium prefingens
tipe A
Clostridial enteritis (colitis X)
Pada kuda :
• Sel inflammatory
mononuclear (makrofag,
limfosit, sel plasma) dan
sel giant multinuclear
muncul di lamina propria
dan submucosa
• Pewarnaan HE
Hemorrhagic fibrinonecrotic duodenitis-
proximal jejunitis
Patologi mikroskopis :
Edema submucosa dan infiltrasi neutrofilik pada
submucosa dan lamina propria.
Disebabkan oleh salmonella dan clostridia yang
menyerang kuda dengan usia lebih dari 9 tahun.
Chronic eosinophilic gastroenteritis and multisystemic
eosinophilic epitheliotropic disease

Adanya reaksi inflamasi terdiri dari eosinophil


antara sel inflamatori berbentuk nodular
maupun diffuse. Pada lapisan GI tract, kelenjar
saliva dan limfo nodus mesenteries. Adanya
eosinophil pada pemeriksaan histology
menunjukan reaksi hypersensitifitas
diasosiasikan dengan peningkatan respon Th2
dan produksi IL-5
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PENYAKIT
INFEKSIUS BERDASARKAN SPESIES
• Pada carnivora:
– Parvovirus enteritis.
– Fibrinous polyserositis pada FIP wet type
– Histiocytic ulcerative colitis,
– Canine histoplasmosis
– Inflammatory bowel disease
– Feline ulcerative colitis
Parvovirus enteritis
Enteritis parvovirus, usus kecil, anjing.
gambar A, Segmen usus kecil memerah secara difus (hiperemia
aktif pada mukosa), dan permukaan serosa menjadi kasar, sedikit
bergranular, dan petekie.
B, Mukosa usus kecil nekrotik. Permukaan usus menjadi kasar,
bergranular; petechiae fokal, dan mukosa yang mengelupas secara
fokal.

Histopatologi usus kecil kucing yg terserang


virus panle enteritis setelah diwarnai HE. Sel
inflamasi kronis muncul di lamina proria yg
ditandai dengan adanya noda HE. Pada epitel
vili dan epiel sel skuamoid, beberpa crypts
megalami pembesaran dan hiperplasi sebagai
usaha regenerasi epitel dan sel. Pembesaran
crypts yang lebih tinggi menunjukkan
degenerasi yang diinduksi oleh virus, nekrosis,
dan peluruhan sel-sel epitel. Noda H&E.
Fibrinous polyserositis
pada FIP wet type
Gambaran patologi Fibrinous
polyserositis pada abdomen kucing.
Tampak Untaian fibrin antara visera dan
tikar fibrin pada permukaan organ adalah
karakteristik dari "bentuk basah" kucing
peritonitis infeksius.
Mesenterium (di bawah dan kiri hati)
memiliki banyak saluran serpentin linier
putih, yang meradang (tipe khas
hipersensivitas tipe III pada kapiler dan
venula dan adanya, kompleks imun).
Perhatikan nodul kecil (piogranuloma)
pada serosa usus dan pada permukaan
ginjal.
Histiocytic ulcerative colitis

Patologi makroskopik kolitis ulseratif


histiositik di usus besar pada anjing
boxer

Ada banyak bisul bulat dan menyatu di


usus besar dalam kasus "kolitis petinju"
ini. Penelitian terbaru menunjukkan
Escherichia coli sebagai agen penyebab
boxitis kolitis
Canine histoplasmosis
Histoplasmosis di usus anjing.
gambar A. gambaran makroskopik pada usus
anjing, mukosa usus menebal dan padat
karena peradangan granulomatosa yang
memperluas lamina propria.

Gambar B. mikroskopik usus anjing yang


diwarnai dengan pewarnaan perak
methenamine A. Grocott-Gomorj
Ditemukan sekelompok organisme histoplasma
capsu / atum berdiameter 3 hingga 5m dengan
nukleoid sentral terletak di makrofag dalam
sel-sel inflamasi granulomatosa .
Inflammatory bowel disease

Enteropati limfoplasmacytik di usus pada anjing.


Lamina propria mengalami pelebaran dengan limfosit dan sel plasma. Pewarnaan HE.
Feline ulcerative colitis

Kolitis ulserativa kucing pada usus besar di kucing.


Ada banyak borok bundar di mukosa.
PATOLOGI PENCERNAAN AKIBAT PARASIT

• Coccidiosis
• Cryptosporidiosis
• Giardiasis
• Hookworm Disease
• Strongyloidosis
• Cestodiasis
Coccidiosis
Enteritis proliferatif multifocal pada usus
halus kambing. Nodul proliferatif pada mukosa
usus kecil adalah karakteristik dari coccidiosis
ovine dan caprine. Sporozoit dan merozoit
menginfeksi enterosit dan bereplikasi,
menghasilkan ekspansi fisik sel (hipertrofi).

Enteritis nekrohemoragik usus halus sapi.


Coccidiosis pada anjing, kucing, dan sapi ditandai
oleh perdarahan di usus, hemorrhagic diarrhetic
dapat terlihat pada perineum dan kaki belakang.
Dalam kasus yang parah mungkin ada anemia,
yang akan terbukti sebagai selaput lendir eksternal
pucat.
Enteritis fibrinonekrotik pada
usus halus babi.
Pseudomembran adalah
karakteristik dari koksidiosis
babi.

Enteritis proliferative pada usus halus


kambing. Hiperplasia enterosit yang
diinduksi Coccidia menghasilkan
pembentukan nodul. Perhatikan kriptus
enterosit hiperplastik. Pewarnaan HE.
Coccidia adalah protozoa patogen intraseluler obligat. Lesi bervariasi dari
proliferatif pada domba dan kambing gambar pertama, hingga hemoragik pada anjing,
kucing, dan sapi gambar kedua. Pada babi, pseudomembran fibrinonekrotik, tanpa darah,
pada hewan berusia 5 hingga 7 hari adalah karakteristik coccidiosis enteric gambar ketiga.
Sebagian besar spesies Eimeria dan Isospora menginfeksi sel epitel vilus atau kriptus, dan
jarang pada lakteal, lamina propria, dan kelenjar getah bening regional. Coccidia mengalami
satu atau lebih siklus reproduksi aseksual dalam enterosit. Sporozoit yang dihasilkan
menghasilkan skizon yang mengandung merozoit, yang menginfeksi enterosit tambahan.
Merozoit, menghasilkan gamont yang berdiferensiasi menjadi mikrogamet dan
makrogamet. Mikrogamet membuahi makrogamet, menghasilkan zigot yang berkembang
menjadi ookista. Ketika sejumlah kecil coccidia membuat parasit pada usus hewan muda yang
sehat, infeksi ringan. Namun, ketika hewan berada dalam kondisi yang ramai terkait dengan
sanitasi yang buruk, penularan fecal-oral pada sejumlah besar organisme dapat terjadi. Dalam
keadaan ini, diperparah oleh malnutrisi dan infeksi atau parasitisme yang terjadi bersamaan,
yang dihasilkan oleh penyakit klinis. Sehingga ruptur enterosit terjadi pada semua tahap siklus
hidup parasit. Penyakit klinis tergantung pada muatan parasit dan bervariasi menurut spesies
hewan. Karena berkurangnya pergantian epitel pada hewan muda, mereka paling rentan
terhadap penyakit.
"Poor doing" terkait dengan diare adalah karakteristik coccidiosis klinis. Bergantung pada spesies inang dan
daerah usus yang terpengaruh, darah segar yang terinfeksi mungkin ada dalam tinja. Adanya tenesmus
adalah variabel. Ookista dapat dibuktikan dalam tinja. Lesi kotor koksidiosis bervariasi menurut spesies
inang, spesies parasit, dan lokasi usus. Pendarahan sangat bervariasi baik di dalam spesies maupun di antara
spesies. Coccidiosis pada domba dan kambing ditandai dengan proliferasi enterosit yang terlihat secara nyata
sebagai nodul mukosa gambar keempat. Schizont besar dari beberapa spesies kadang-kadang juga terlihat.
Cryptosporidiosis

Cryptosporidiosis pada usus kecil seekor sapi


(A). Cryptosporidia (panah) melekat pada batas
microvillus dari membran enterocyte. Bagian biru
yang diwarnai plastik toluidine. (B) Pada kelinci.
Cryptosporidia membentuk membran
pembungkus trilaminated setelah fusi dengan
membran enterosit. Lokasi mereka di intraseluler;
tetapi ekstracytoplasmik. Microvilli terhapus.
TEM. Pewarnaan dengan uranyl acetate dan lead
sitrat.
Cryptosporidium parvum adalah protopatogen mamalia. Sering ditularkan melalui air, penyebab utama
pencemaran air kota. Cryptosporidia menempel pada permukaan epitel lambung abdomen, usus kecil, atau
usus besar. Protozoa berada pada mikrovili dan tertutup oleh membran sel permukaan, tetapi tidak berada
di dalam sel vakuola. Dengan demikian parasit hidup dalam lingkungan yang unik yang digambarkan
sebagai intraseluler, tetapi ekstrasitoplasmik seperti pada gambar. Mikrogamet, makrogamet, schizont,
trofozoit, meront, merozoit, dan ookista dapat ditunjukkan dalam usus yang berdekatan dengan, atau
menempel pada, sel epitel Ookista berdiameter 4 sampai 5 11 menit dan dikeluarkan dalam tinja. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ada tropisme atau biotipe spesifik spesies cryptosporidia. Sebelumnya,
kontaminasi tinja terhadap pasokan air oleh ruminansia diyakini sebagai penyebab kebanyakan wabah pada
manusia. Namun telah ditunjukkan bahwa kontaminasi dari kotoran manusia menyebabkan epidemic pada
manusia.
Giardiasis
Giardiasis telah dilaporkan dalam
banyak spesies, termasuk manusia, anjing, kucing,
kuda, sapi, kelinci, marmut, hamster, tikus, tikus,
chinchilla, dan parkit. Dalam praktik kedokteran
hewan klinis, giardiasis sering dikenali pada anak
anjing dan anak kucing dan menyebabkan
kekhawatiran di antara pemilik karena potensi
zoonosisnya. Giardiasis disebabkan oleh protozoa
berbentuk buah pir dengan flagella posterior,
pengisap ventral, dan empat inti, dua yang
menyerupai mata seperti pada gambar. Giardia
lamblia, parasit usus kecil, terutama duodenum.
Giardia menempel pada batas mikrovil sel epitel,
Giardiasis di usus kecil pada menghasilkan kerusakan membran. Meskipun
anjing. Protozoa flagell berbentuk umumnya tanpa gejala, diare dapat mengakibatkan
pear tunggal mudah terlihat di lumen hewan yang sangat muda atau hewan dengan
usus (panah). Pewarnaan H&E. imunitas yang rendah.
Hookworm Disease

Cacing tambang, enteritis hemoragik di


usus kecil pada anjing. Di mana cacing
tambang telah terlepas, dan ada
pendarahan.

Enteritis cacing tambang pada usus


anjing. Cacing tambang telah menggali
jauh ke dalam dan melekat pada mukosa.
Pewarnaan H&E.
Parasitisme oleh cacing tambang bervariasi dari tanpa gejala sampai fatal berdasarkan pada dosis
parasit, umur inang, status gizi, dan kemungkinan keadaan imunologiknya. Kematian itu terjadi oleh
exsanguination karena cacing tambang pemakan darah gambar pertama. Dosis ini sering diperburuk oleh
kondisi gizi dan sanitasi yang buruk, kondisi iklim ringan, dan kelembaban. Cacing tambang umumnya adalah
nematoda kecil, panjang 1 hingga 1,5 cm. Habitat mereka biasanya usus kecil proksimal. Genera termasuk
Ancylostoma dan Uncinaria pada anjing, Bunostomum pada ruminan, Globocephalus pada babi, dan
Ancylostoma dan Necator pada manusia. Ancylostoma caninum pada anjing memiliki potensi zoonosis.
Kontaminasi lingkungan terjadi dari sejumlah besar telur yang diproduksi di usus. Larva tahap pertama sampai
ketiga memakan bakteri lingkungan. Larva tahap ketiga infektif dan masuk ke inang baik dengan menelan atau
penetrasi kulit langsung. Dari kedua titik masuk, mereka bermigrasi melalui sistem paru, melalui jaringan
somatik ke rahim, atau melalui jaringan mukosa. Larva juga dapat ditemukan di kolostrum. Tujuan akhir
adalah usus, tempat telur diproduksi, menyelesaikan siklus hidup.
Karena infeksi prenatal dengan cacing tambang tidak menjadi paten selama 11 hari, pemeriksaan
feses mungkin negatif. Jika tidak, pemeriksaan tinja, terutama pada hewan muda dengan anemia adalah
diagnosis penyakit ini. Cacing tambang dewasa masuk ke dalam vili, mencerna jaringan, lendir, dan darah
gambar kedua. Ketika cacing pindah ke situs lain, darah dapat terus mengalir dari luka selama 30 menit.
Strongyloidosis

Strongyloidosis pada usus kecil kuda. Potongan melintang


dari parasit (Strongyloides westeri) ada di mukosa superfisial.
Perhatikan respons peradangan kronis ringan dengan beberapa
eosinofil di lamina propria. Pewarnaan H&E.
Strongyloides stercoralis pada anjing adalah
zoonosis. Strongyloides spp. juga menginfeksi kuda, babi, dan
kucing. Perbedaan geografis dalam populasi parasit menjelaskan
perbedaan dalam virulensi dalam spesies inang. Hiperinfeksi dan
autoinfeksi dapat terjadi, menambah beban parasit. Larva dapat
masuk ke inang melalui penetrasi kulit, atau lebih jarang melalui
konsumsi. Infeksi Strongyloides spp. dapat berada dalam rahim
dan melalui kolostrum dan susu. Larva berpindah ke aliran darah
dan paru-paru. Ketika mereka mendapatkan akses ke alveoli,
mereka kemudian bermigrasi ke saluran udara, di mana mereka
dibawa, naik infeksielalui mukosiliar, ke rongga faring dan
ditelan. Parasitisme usus kecil ditandai oleh larva yang berada di
dalam mukosa superfisial seperti pada gambar. Kerusakan epitel
oleh parasit dapat menyebabkan atrofi vili dan hiperplasia crypt.
Tanda-tanda klinis yang tidak spesifik termasuk diare,
hipoproteinemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi.
Dermatitis Rhabditiform juga dapat terjadi.
Cestodiasis

Cestodiasis pada usus kecil anjing laut. Cacing pita


tersegmentasi hadir dalam usus normal ini. Cacing pita, meskipun
sering ditemukan dalam sistem pencernaan, umumnya tidak
signifikan secara klinis. Mereka membutuhkan dua dan kadang
tiga host untuk menyelesaikan siklus hidup mereka. Cacing pita
menempel pada dinding usus melalui skoleks anterior mereka,
yang mungkin memiliki kait di samping empat pengisap seperti
pada gambar. Meskipun mereka dapat menyebabkan beberapa
kerusakan di lokasi perlekatan, umumnya mereka bersaing dengan
inang untuk mendapatkan nutrisi. Karena tidak memiliki sistem
pencernaan, mereka menyerap nutrisi melalui permukaannya.
Cacing pita berbentuk datar, tersegmentasi, dan hermafrodit,
bereproduksi dengan menambahkan segmen atau proglottid.
Contoh cacing pita adalah Anoplocephala spp. pada kuda,
Moniezia spp. pada ruminansia, dan Diphyllobothrium dan
Dipylidium spp. pada anjing dan kucing. Mesocestoides spp. dapat
menginfeksi anjing. Dalam beberapa kasus, parasit ini dapat
melubangi usus dan berkembang biak di rongga peritoneum.
B. PATOLOGI DIGESTI ACCESORIUS
• Hepar
• Duktus biliverus
• Pankreas
PATOLOGI ORGAN HEPAR

• Macam-macam nekrosis hepar berdasarkan


lokasi nekrosis
– Random Hepatocellular degeneration
– Zonal Hepatocellular degeneration/nekrosis
– Centrolobuler degeneration/ nekrosis
– Paracentral (periacinar) cellular degeneration
– Midzonal degeneration and necrosis
– Periportal degeneration and necrosis
– Bridging necrosis
– Massive necrosis
Random Hepatocellular Degeneration

Makroskopis
Lesi yang sangat mencolok atau multifokal, foci
pucat atau sering merah gelap. Ukuran foci
bervariasi, mulai dari kecil (< 1mm) hingga
milimeter.

Mikroskopis
Adanya nekrosis sel tunggal di seluruh hati atau
daerah multifokal nekrotik hepatosit. Hepatosit di
daerah yang terkena adalah baik degenerasi atau
nekrotik karena efek cedera dari agen infeksius
dan proses stadium. Pada tanda panah
menunjukkan pola acak dari nekrosis
hepatiseluler dan peradangan oleh Salmonella
speticemia spp. yang terlihat dalam lobus hati.
Zonal Hepatocellular Degenaration
Makroskopis
Perubahan zona yang luas di hati, terlepas dari lokasi dalam lobulus.
Biasanya menghasilkan hati yang pucat dan sedikit membesar dengan
margin bulat, meningkatkan kerapuhan, dan secara khas memiliki pola
lobular yang meningkat pada permukaan kapsular dan potongan organ
Centrolobuler degeneration/ nekrosis

Mikroskopis

Adanya zona nekrosis


sirkumferensial hepatoseluler
yang mengelilingi venula hepatika
terminal (vena sentral)
Paracentral (periacinar) cellular degeneration

Mikroskopis
Lesi parasentral terdiri atas hepatosit
nkerotik ke kiri dan hepatosit lain dengan
degenerasi hidropik. Irisan ini adalah
puncak dari asinus hati berbentuk intan
(zona 3) dan mencerminkan partisi
lobulus berdasarkan aliran darah dari
masing-masing dari saluran portal
individu yang mengelilingi lobulus.
Midzonal degeneration and necrosis

Mikroskopis
Nekrosis midzonal adalah pola yang
paling jarang terjadi pada cedera
hati. Hepatosit pada bagian tengah
lobulus (zona 2) terpengaruh dan
heptosit di wilayah lain terpengaruh
terhindar. C, vena sentral; P, portal
vena
Periportal degeneration and necrosis

Mikroskopis
Pola nekrosis yang tidak biasa dari
cedera hepatoseluler, namun dapat
muncul dengan paparan racun yang
dapat termetabolisme oleh
intermediet injurious oleh enzim
sitoplasmik, yang dapat ditemukan
di hepatosit periportal.
Bridging necrosis

Mikroskopis
Pola nekrosis yang ditandai oleh
koneksi area nekrosis antara
lonulus yang berbeda. 3 pola
menjembatani nekrosis ,yaitu
pusat sampai sentral seperti yang
terlihat; portal ke portal; dan
sentral ke portal.
Massive Necrosis
Makroskopis Mikroskopis
Ukuran hati awalnya sedikit membesar dengan Ruang berisi darah dalam stroma jaringan ikat
permukaan luar yang halus dan parenkim tanpa hepatosit. Hasil akhirnya adalah
gelap karena kongesti yang luas, lalu mengecil kolapsnya lobulus dan penggantian parenkim
dibanding dengan yang normal dengan kapsul hati yang hilang dengan bekas luka yang terdiri
berkerut. dari stroma terkondensasi, termasuk jumlah
variabel dan jenis kolagen.
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam intoksikasi pada hepar
– Chronic pyrrolizdine hepatotoxicity
– Chronic hepatic aflatoxicosis
Chronic pyrrolizdine hepatotoxicity

Makroskopis Mikroskopis
Keracunan pirolisidin kronis Hepatosit yang sangat besar (megalosit) dalam
menghasilkan hati yang fibrotik dan parenkim yang menetap adalah tipikal
toksisitas pirolidin.
terkadang terdistorsi dengan permukaan
kapsuler yang tidak teratur
Chronic hepatic aflatoxicosis

MAKROSKOPIS Mikroskopis
Aflatoksikosis menyebabkan oenyusustan Jumlah variabel perubahan lemak
dan fibrotik hati dari kolapsnya area (lipidosis), hiperplasia bilier, dan atypia
nekrosis masif dan kondensasi stroma seluler di hepatosit. Serta sentrolonular
fibrosa. Hati menjadi pucat dan keras menjadi jembatan fibrosis.
Macam-macam neoplasia hepar
• Hepatic nodular hyperplasia
• Hepatocellular adenomas,
• Hepatocellular carcinoma
• Cholangiocellular carcinoma,
• Neuroendocrine tumors, carcinoid
• Hepatic lymphoma (lymphosarcoma
Hepatic Nodular Hyperplasia

Beberapa nodul hiperplastik sering ditemukan. Nodul yang dapat dilihat pada
permukaan kapsuler biasanya terangkat dan hemisferis, berwarna kuning kecokelatan (walaupun
bisa berwarna merah tua bila tersumbat), dengan diameter 0,5 hingga 3 cm, dan lebih rapuh
daripada hati normal. Pada sayatan, nodul hiperplastik dibatasi dengan baik dari parenkim normal
dan biasanya menekan parenkim yang berdekatan (Gambar 8-77, A dan B).

Gambar 8-77 A. Nodul menonjol di atas permukaan


parenkim normal yang berdekatan. B, hiperplasia nodular,
memotong permukaan hati. Dua nodul hiperplastik.
Nodul hiperplastik mengandung
semua elemen hati normal, tetapi pola
lobular terdistorsi. Lobulus di daerah
hiperplasia nodular mengandung
peningkatan proporsi hepatosit dan
penurunan jumlah saluran portal dan
vena sentral dibandingkan dengan hati
normal. Hepatosit berukuran
bervariasi dan sering mengandung
Gambar 8-77, C, Nodul hiperplastik menekan sitoplasma lipid atau vakuola yang
hepatosit yang berdekatan, dan hepatosit nodul mengandung glikogen (Gbr. 8-77, C) .
dapat dikosongkan secara nyata seperti dalam
kasus ini. pewarnaan H&E.
Hepatocelluler Adenomas

Adenoma hepatoseluler adalah neoplasma


jinak dari hepatosit. Adenoma hepatoseluler
telah digambarkan paling umum pada
ruminansia muda. Neoplasma biasanya
tunggal, tidak berenkapsulasi, ukuran
bervariasi, massa merah atau coklat yang
menekan parenkim yang berdekatan.
Mereka biasanya berbentuk bola, tetapi
mungkin bertangkai (Gambar 8-78).

Gambar 8-78 Adenoma hepatoseluler, hepar, anjing. Adenoma


hepatoseluler membentuk massa hepatosit yang terpisah yang
menekan parenkim nannal yang berdekatan.
Secara mikroskopik terdiri dari hepatosit yang terdiferensiasi dengan baik, yang
membentuk pelat seragam yang mungkin setebal dua hingga tiga sel. Pelat hepar pada adenoma
cenderung berbatasan dengan hepatosit normal yang berdekatan pada sudut kanan. Saluran portal
dan vena sentral jarang terjadi di dalam neoplasma, jika dapat ditemukan sama sekali.
Kriteria diagnostik untuk membedakan adenoma hepatoselular dari hiperplasia nodular
hepatoseluler dapat menjadi subyektif karena keduanya timbul pada hepar tanpa kelainan latar
belakang, tidak seperti nodul regeneratif yang timbul pada hati yang rusak.
Secara histologis, adenoma ditandai dengan hanya satu atau sangat sedikit saluran portal,
sedangkan nodul hiperplastik mempertahankan elemen arsitektur lobular normal, meskipun saluran
portal lebih terpisah dari biasanya. Dalam kasus lain, mungkin sulit untuk membedakan adenoma
hepatoseluler dari karsinoma hepatoseluler yang terdiferensiasi dengan baik.
Hepatocelluler Carcinoma
Karsinoma hepatoseluler adalah
neoplasma ganas dari hepatosit. Mereka tidak biasa
pada semua spesies domestik tetapi dapat terjadi
lebih sering pada ruminansia, terutama domba.
Neoplasma ini sering soliter, sering melibatkan
seluruh lobus, dan dibatasi dengan baik. Biasanya
terdiri dari jaringan rapuh, abu-abu putih atau
kuning-coklat, yang dibagi menjadi lobulus oleh
beberapa band fibrosa (Gambar 8-79, A).

Hepatosit ganas secara khas membentuk


pelat tidak teratur (trabekula) yang tebalnya tiga
atau lebih sel, dan terdapat ruang vaskular di antara
trabekula (Gbr.8-79, B).

Gambar 8-79 Karsinoma hepatoseluler, hepar, anjing. A, Karsinoma multilobular telah menggantikan sebagian besar hati
normal. B, Karsinoma Hepatoseluler mengandung hepatosit pleomorfik yang dapat membentuk trabekula, pola mirip
kelenjar atau lembaran sel padat, seperti dalam kasus ini. Pewarnaan H&E
Asini kasar membentuk pola pseudoglandular sel-sel neoplastik kadang-
kadang hadir. Dalam rumor individu, pola trabecular, pseudoglandular, dan solid dapat
ditemukan. Sel-sel hadir dalam kisaran neoplasma dari hepatosit yang terdiferensiasi
dengan baik hingga bentuk orbiz yang atipikal. Dengan tidak adanya metastasis, yang
jelas merupakan indikasi keganasan, perbedaan karsinoma yang dibedakan dengan baik
dari adenoma bisa menjadi sulit, meskipun invasi oleh hepatosit ganas pada margin
hepatosit normal terkompresi yang berdekatan dan atipia hepatoseluler merupakan
indikator keganasan yang berguna.Metastasis ke berbagai tempat dapat terjadi,
terutama ke kelenjar getah bening di dalam perut kranial, paru-paru, dan penyemaian ke
dalam jaringan rongga peritoneum. Beberapa karsinoma hepatoselular tersebar luas di
dalam hati (metastasis intrahepatik).
Chollangiocelluler Carcinoma
Karsinoma kolangioseluler adalah neoplasma ganas
epitel bilier, yang biasanya timbul dari saluran intrahepatik,
tetapi saluran empedu ekstrahepatik dapat dipengaruhi.
Neoplasma ini terjadi pada semua spesies. Massa tunggal atau
nodul multipel yang besar mungkin ada di hati; ini biasanya
tegas, terangkat, sering dengan depresi sentral (umbilicated),
abu-abu pucat menjadi cokelat, dan tidak enkapsulasi
(Gambar.8-80, A).
Tumor terdiri dari sel-sel yang mempertahankan
kemiripan dengan epitel bilier. Secara khas, karsinoma yang
berdiferensiasi baik ditata menjadi susunan tubular atau asinar.
Dalam neoplasma yang kurang terdiferensiasi, beberapa
pengaturan asinar dapat dideteksi di antara massa padat sel-sel
neoplastik. Karsinoma yang berdiferensiasi buruk terdiri dari
paket, pulau, atau kabel, dan area diferensiasi khas dapat
terjadi. Komponen epitel neoplasma biasanya dipisahkan oleh
jaringan ikat fibrosa (Gambar 8-80, B).

Gambar 8-80. Karsinoma kolangioseluler, hati. Anjing. Beberapa nodul tumor, beberapa di antaranya adalah umbilicated
(panah). B, Kucing. Tali dan asini sel epitel saluran empedu neoplastik (N) menginvasi parenkim hepatik normal yang
berdekatan (H). Noda H&E.
Jumlah jaringan ikat bervariasi di antara tumor, tetapi deposisi
kolagen yang melimpah, disebut respons scirrhous, relatif umum dan
bertanggung jawab untuk tekstur tegas neoplasma ini. Margin
kolangiokarsinoma ditandai oleh beberapa tempat invasi lokal oleh sel-sel
tumor di sekitar parenkim hati. Beberapa situs nekrosis hati juga sering
terjadi pada parenkim yang berdekatan. Metastasis ke situs ekstrahepatik
sering terjadi, terutama ke kelenjar getah bening yang berdekatan dari perut
kranial, paru-paru, atau dengan penyemaian ke dalam rongga perut.
Metastasis ke dalam rongga peritoneum dapat menghasilkan nodul
berukuran bervariasi di dalam mesenterium dan pada permukaan serosa
visera abdominal.
Neuroendocrine tumors, carcinoid

Karsinoid adalah tumor umum yang


diyakini muncul dari sel neuroendokrin yang terletak
di dalam epitel bilier. Dapat terbentuk dalam sistem
empedu intrahepatik atau ekstrahepatik. Seringkali
mereka membentuk massa tunggal, tetapi beberapa
nodul dapat terjadi, mungkin sekunder akibat
metastasis intrahepatik. Sel cenderung kecil,
memanjang, atau berbentuk gelendong dan
membentuk pita atau roset (Gbr.8-81). Deteksi
imunohistokimia dari penanda neuroendokrin, seperti
kromogranin A, dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis.

Gambar 8-81. Tumor neuroendokrin, karsinoid, hati, anjing. Karsinoid adalah neoplasma ganas sel neuroendokrin hepar
atau saluran empedu. Secara histologis, tumor tersusun atas sel-sel basofilik memanjang atau berbentuk gelendong kecil
yang membentuk pita atau mawar dan mengandung banyak ruang pembuluh darah. Pewarnaan H&E.
Hepatic lymphoma (lymphosarcoma)

Limfoma ganas adalah neoplasma metastasis


paling umum ditemukan sebagian besar di hepar, jika tidak
semua, spesies. Beberapa neoplasma metastasis memiliki
penampilan khas di hepar; misalnya, melanoma sering
berwarna hitam karena adanya melanin, dan
hemangiosarkoma biasanya berwarna merah gelap hingga
coklat karena darah. Neoplasma hematopoietik, seperti
asimfoma dan kelainan mieloproliferatif, dapat secara
meluas memperluas hati dan dapat memiliki infiltratif difus
(Gambar 8-82, A) dan varian nodular (Gambar 8-82, B),
sehingga menghasilkan hepatomegali dan pola lobular yang
ditingkatkan.

Gambar 8-82. Limfoma hati (limfosarkoma), hati. A, Potong permukaan, perbesaran tinggi, anjing. Seluruh hepar membesar
(tidak diperlihatkan di sini), dan ada beberapa fokus pucat yang disebabkan oleh infiltrating limfosit neoplastik. Distribusi
teratur fokus neoplastik yang terlihat pada permukaan yang terpotong disebabkan oleh infiltrasi preferensial dari saluran portal
oleh sel-sel neoplastik. B, Sapi. Seperti ditunjukkan di sini, limfoma hepatik dapat memiliki pola nodular daripada difus, seperti
terlihat pada Gambar 8-82, A.
Pada permukaan yang terpotong
memiliki penampilan nodular.
Penampilan yang khas dari
keterlibatan difus ini disebabkan oleh
degenerasi hepatoselular sentrilobular
karena anemia pada limfoma dan
myeloproliferative disorders dan
karena lokasi spesifik akumulasi
akumulasi sel neoplastik; lokasi
termasuk portal dan periportal untuk
limfoma (Gambar 8-82, C) dan
sinusoidal untuk gangguan
myeloproliferatif. Karsinoma
metastasis sering memiliki
Gambar 8-82 C, Anjing. Limfosit neoplastik biasanya
didistribusikan di dalam dan di sekitar saluran portal dan vena penampilan umbilicated, mirip dengan
sentral (Gambar 8-82, A). Noda H&E. yang terlihat dengan karsinoma
kolangioseluler, tetapi umbilication
jarang merupakan fitur dari sarkoma.
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam peradangan pada sistem hepatobilliary
– Acute hepatitis
– Chronic hepatitis
– Fibrosis
– Billiary hyperplasia
– End stage liver or cirrhosis
– Hepatic failure
– Hepatic encephalopathy
– Hepatic lipidosis
– Kapsular hepatic fibrosis
– Hepatic amyloidosis
– Hepatic copper poisoning
– Hepatic pigment hemosiderin accumulation
ACUTE HEPATITIS

Mikroskopis :

• Acute hepatitis memiliki ciri yaitu adanya inflamasi, nekrosis


hepatocellular dan apoptosis.
• Hepatitis akut yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa, terdapat
akumulasi netrofil sebagai repon terhadap stimulus kemotaksis.
• Hepatitis akut yang diakibatkan oleh infeksi virus , seperti Herpes virus
biasanya ditandai dengan distribusi nekrosis yang random dan apoptosis
dengan inflamasi minimal atau infiltrasi limfosit
CHRONIC HEPATITIS
Makrokopis :

Hepatitis kronis supuratif biasanya merupakan manifestasi dari discharge


atau multipel abses. Lesi yang focal, seperti abses atau granuloma seringkali
cukup terlokalisasi sehingga tidak mengganggu fungsi hati

Mikroskopis :

Hepatitis kronis ditandai dengan adanya fibrosis, regenerasi parenkim


nodular, serta akumulasi sel inflamasi mononuklear termasuk limfosit,
makrofag, dan sel plasma. Neutrofil juga biasanya muncul pada hepatitis
kronis.
FIBROSIS
Mikroskopis :

Hepatik fibrosis biasanya ditandai dengan peningkatan


matrix ekstraseluler di hepar, adanya perubahan tipe dan
situs deposisi kolagen, serta regenerasi parenkim nodular
BILIARY HYPERPLASIA

Mikroskopis :

Adanya proliferasi duktus biliarus baru di area portal dan


periportal.
END STAGE LIVER OF CIRRHOSIS
Makroskopis :
• Ukuran hepar menjadi mengecil, mengeras
• Hiperplasia dan hipertrofi duktus biliverus

Mikroskopis :
• Terdapat regenerasi parenkim nodular yang
irregular dan terpisah oleh traktus jaringan ikat
fibrosa yang mengandung sejumlah pembuluh
darah
• Adanya inflamasi dengan derajat ringan hingga
sedang dan infiltrasi sel mononuklear.
• Multiplikasi anastomose vaskular yang
abnormal akibat peningkatan tekanan portal
hepatik.
• Hilangnya parenkim hepatik, adanya
kondensasi reticulin fiber dan formasi traktus
jaringan ikat fibrosa yang selanjutnya dapat
memicu pembentukan regenerative nodul
dengan berbagai variasi ukuran.
HEPATIC FAILURE
Makroskopis :
Hepatic encephalopathy

Mikroskopis :
Adanya obstruksi duktus biliverus
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Mikroskopis :
Adanya abnormalitas portosystemic shunts, fibrosis hepatik dan
regenerasi nodular
HEPATIC LIPIDOSIS

Makroskopis :

Hepar membesar, memiliki tekstur


berminyak, dan berwarna kekuningan
karena infiltrasi lipid ke hepatosit.

Mikroskopis :

• Adanya akumulasi lipid dalam


sitoplasma hepatosit
• Inti sel terdesak ke tepi
• Sel tampak seperti kosong
HEPATIC AMYLOIDOSIS

Makroskopis :

Hepar membesar, tampak rapuh


dengan warna pucat

Mikroskopis :

Terdapat deposit bright eosinofilik dengan


bentuk yang tidak beraturan pada sinusoid dan
dinding pembuluh darah
HEPATIC COPPER POISONING

Mikroskopis :

Adanya copper berwarna merah kecoklatan


(terdiri atas granul) yang terdistrusi
menyebar di sitoplasma maupun di lisosom
hepatosit. Pada ruminansia, khususnya
domba terdapat hemolisis intravaskular
parah, hepatocellular necrosis.
HEPATIC PIGMEN HEMOSIDERIN ACCUMULATION

Makroskopis :

Hepar menjadi berwarna cokelat gelap


hingga hitam

Mikroskopis :

Adanya nekrosis hepatik, dan terdapat akumulasi


hemosiderin di hepatosit yang diindikasikan
dengan granul-granul berwarna biru gelap
Kapsular hepatic fibrosis
PATOLOGI ORGAN HEPAR
• Macam-macam penyakit infeksius pada hepar
– Infectious canine hepatitis
– Hepatic herpesvirus
– Bacterial/ Fungal Liver abscess granulomatous
– Hepatic histoplasmosis
– Hepatitis verminosa
Infectious canine hepatitis

Infectious canine hepatitis adalah infeksi virus pada hepar anjing dan anjing
lainnya, termasuk rubah dan coyote, yang menghasilkan nekrosis akut dan
peradangan. Penyakit ini disebabkan oleh canine adenovirus 1. Mayoritas infeksi tidak
menunjukkan gejala, dan infeksi yang menyebabkan penyakit mungkin tidak berakibat
fatal. Virus ini memiliki kecenderungan untuk hepatosit, endotel pembuluh darah, dan
epitel ginjal; penyakit fulminan ditandai oleh nekrosis hati dan perdarahan luas yang
dapat mempengaruhi berbagai organ. Paparan anjing yang rentan paling sering
melalui rute oral melalui kontak dengan urin dari anjing yang terinfeksi. Viremia
berlangsung selama 4 hingga 8 hari, tetapi virus ditumpahkan dalam urin anjing yang
terinfeksi untuk waktu yang lama. Penggandaan virus awalnya terjadi di amandel dan
menghasilkan tonsilitis dengan penyebaran ke kelenjar getah bening lokal dan
kemudian ke sirkulasi sistemik melalui saluran toraks. Viremia dikaitkan dengan
leukopenia dan demam. Menyebarkan virus ke hati, sel endotel, dan sel mesothelial.
Infeksi sel Penyedia dapat mendahului cedera hepatosit. Adenovirus bersifat sitolitik
dan menyebabkan nekrosis sel yang terinfeksi.
Lesi Infectious canine hepatitis termasuk petekie luas
dan ekimosis, akumulasi cairan bening di peritoneum
dan rongga serosa lainnya, adanya untaian fibrin pada
permukaan hati, dan pembesaran dan kemerahan
pada tonsil dan kelenjar getah bening (Gbr. 8-49 A).
Hati membesar dan rapuh dan mungkin mengandung
fokus kecil nekrosis hepatoseluler yang berpusat pada
arit centribular. Pola lobular yang meningkat kadang-
kadang terbukti karena nekrosis hati sentrilobular.
Secara khas dinding kantong empedu menebal akibat
edema. Tingkat keparahan lesi mikroskopis pada
masing-masing anjing dapat mencerminkan durasi
penyakit.

Gambar 8-49. Hepatitis kaninus infeksius, nekrosis hati, hati, anjing, A. hati dari anjing yang
terinfeksi dengan hepatitis anjing menular (ICH) dapat sedikit membesar dan rapuh dengan
perubahan warna kuning bernoda. Terkadang fibrin tampak jelas pada permukaan kapsuler.
Perhatikan petekie pada permukaan serosa usus yang disebabkan oleh kerusakan vaskular akibat
infeksi canine adenovirus tipe I.
Anak anjing yang rentan dengan cepat menyerah pada infeksi
dan hanya memiliki fokus yang tersebar dari nekrosis
heparoseluler, di mana penyakit fulminan pada anjing yang
lebih tua sering menghasilkan fokus yang tersebar secara acak
dari nekrosis hepatoseluler dan nekrosis sentrilobular yang
menyebar luas. Kecenderungan untuk nekrosis centrilobular
lebih mungkin terkait dengan kecenderungan virus untuk
infeksi dan nekrosis sel endhothelial yang dapat menyebabkan
stasis vaskular dan hipoksia lokal daripada kecenderungan
peningkatan virus untuk merusak hepatosit sentrilobular.
Inklusi intranuklear amfofilik yang besar digabungkan dalam
endotelium vaskular dan hepatosit (gbr. 8-49, B).
Nekrosis zonal dapat mencerminkan cedera
iskemik dan tidak secara langsung memusnahkan hepatosit
yang dimediasi virus. Kerusakan endhothelial yang diinduksi
oleh virus dan diatesis hemoragik, yang berkontribusi terhadap
perdarahan yang diamati pada anjing yang terkena. Beberapa
anjing yang sembuh dari hepatitis anjing menular
mengembangkan uveitis kompleks imun (tipe III hipersensitif),
B, Infeksi hepatosit dan sel endotelial dengan
yang menghasilkan degenerasi dan nekrosis endotel kornea
cannie adenovirus tipe I menghasilkan
dan edema kornea yang dihasilkan secara klinis dikenal sebagai
karakteristik inklusi intranuklear basofilik yang
"mata biru"
dikelilingi oleh kromatin (panah). Pewarnaan
H&E
Hepatic herpesvirus

A = Adanya titik berwarna abu-abu hingga


keputihan yang terdistribusi secara acak dari
adanya nekrosis hepatocellollar acak yang
disebabkan oleh equine herpesvirus.

B = Infeksi hepatosit oleh equine herpes virus,


pada daerah yang dipanah terdapat inklusi
intanuklear acidofilik dikelilingi oleh zona
transparan yang memisahkannya dari kormatin
marginal.

Gambar 8-50. Equine herpesvirus hepatitis, nekrosis hati, hati, anak kuda. A, Perhatikan fokus abu-ke-putih
yang terdistribusi secara acak dari nekrosis hepatoseluler acak yang disebabkan oleh herpesvirus kuda. B,
Infeksi hepatosit dengan herpesvirus kuda menghasilkan inklusi intranuklear acidophilic yang khas dikelilingi
oleh zona bening yang memisahkan mereka dari kromatin marginal (panah). Perhatikan nekrosis sel individu.
Noda H&E.
Bacterial/ Fungal Liver abscess granulomatous

Tuberkulosis (Mycobacterium bovis) telah


diberantas dari hampir seluruh Amerika Serikat,
tetapi kejadiannya di negara lain bervariasi dengan
efektivitas upaya pengendalian. Situs utama
penyakit ini adalah paru dengan penyebaran
selanjutnya ke organ lain termasuk hati. Spesies
hewan domestik lainnya dapat terinfeksi
Mycobacterium bovis, dan juga merupakan
mikroba zoonosis. Kompleks Mycobacterium
avium-intrasellulare dapat terjadi pada hewan
peliharaan, terutama anjing di daerah selatan
Amerika Serikat. Granuloma didistribusikan secara Gambar 8-58. Beberapa granuloma kaseosa, TBC,
acak (mis., Penyebaran hematogen) di hati. Mycobacterium bovis, hati, sapi. Tuberkulosis hati
Mereka memiliki inti sentral dari puing-puing sel, ditandai oleh granuloma caseous putih pucat hingga
caseation, dan inflanunasi granulomatosa yang kuning acak pada permukaan kapsular dan
dikelilingi oleh kapsul fibrosa (Gambar 8-58). potongan.
Hepatic histoplasmosis

Histoplasmosis adalah penyakit jamur yang


endemik di Amerika Serikat dan Kanada dan
dapat terjadi kadang-kadang di daerah lain. Ini
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,
organisme penghuni tanah. Anjing paling sering
terkena. Rute infeksi terutama melalui inhalasi,
meskipun konsumsi juga merupakan rute yang
memungkinkan. Dalam beberapa keadaan,
infeksi paru-paru menjadi menyebar dan
memengaruhi berbagai organ organ dalam,
termasuk hati. Lesi di hati terdiri dari distribusi
granuloma multifokal dengan bentuk ragi
intralesi organisme. Berbagai bentuk ragi dapat Gambar 8-62. Hepatic histoplasmosis, hati, anjing. A,
ditemukan dalam sitoplasma makrofag dan Dalam kasus yang disebarluaskan, Histoplasma
dapat dengan mudah diwarnai dengan reaksi capsulatum dapat melibatkanhati. Ginjal yang
terpengaruh cenderung membesar dan pucat seperti
asam-Schiff berkala. (Gbr. 8-62, A dan B). kayu mahoni dari hipertrofi yang menyebar dan
proliferasi sel Kupffer dan makrofag. B, Perhatikan
bentuk ragi Histoplasma di sitoplasma sel Kupffer
dan makrofag. Pewarnaan H&E.
5. Hepatitis verminosa

Penjelasan gambar (perubahan patologis yang terjadi)

BELUM KETEMU DI BUKU

GAMBAR DARI BUKU REFERENSI (MAKROSKOPIK DAN


MIKROSKOPIK)
PATOLOGI ORGAN DUKTUS BILIVERUS-
KANTUNG EMPEDU
• Macam-macam diagnose patologis
– Neutrophilic cholangitis
– Lymphocytic cholangitis
– Destructive cholangitis
– Cholelithiasis
– Cholecystisis
– Thrombosis Gallbladder
– Gallbladder mucocele
Neutrophilic Cholangitis
Neutrophilic (suppurative)
cholangitis merupakan tipe
peradangan saluran biliary yang
sering terjadi dengan hadirnya
neutofil dalam lumen atau
eptelium. Rupture dari bile ducts
dapat mempengaruhi hepatic
abcess formatiokn. Neutrophill
cholangitis dipercaya merupakan
Cholangitis (intrahepatic), liver (cat). Kondisi ini penyebab meningkatnya bakteri
karena adanya degerasi neutrfil dengan lumen dalam intestine.
atau dinding bile ducts di area portal. Infeksi
bakteri naik dari intestine ke bile duct. H&E
stain
Lymphocytic Cholagitis
Feline lymphocytic, liver
(cat).pembesaran dari lymphocytes
mengelilingi bile ducts dan biliary
hyperplasi di area portal
merupakan hallmarks penyakit.
Inflamasi lebih sering berefek pada
perifer bile ducs (perichoangitis)
atau biasa disebut cholangitis. H&E
stain.
DESTRUCTIVE CHOLANGITIS
• Kolangitis destruktif adalah
sindrom yang tidak biasa yang Kolangitis destruktif di hati
ditandai dengan nekrosis epitel seekor anjing dengan noda
saluran empedu akibat efek H&E.
toksik dari bahan kimia tertentu
seperti trimethoprim sulfa,
• Yg khas dari kondisi histopatolgi
yaitu terjadi nekrosis pada Epitel
bilier, makrofag berpigmen, dan
sejumlah kecil sel inflamasi
mononuklear dalam saluran
portal di epitel saluran empedu
yg rusak.
Cholelithiasis
Perwujutan soluble komponen dari bile yang
normal. Hadir disaat komponen menjadi
supersaturated dan precipitate. Cholelithiasis
pada gallbladder biasanya tidak mempunyai
gejala kinis yang signifikan, kecuali berpindah
dan obstruc extrahepatic bile ducts
Cholecystisis
Hepatic lymphoma (lymphosarcoma) (liver).
A. Cur surface, high magnification (dog).
Pembesaran liver dengan multiple pale foci
karena infiltrasi neoplastic lymphocytes.
Ditribusi regular dari neoplastic foci terlihat
jelas pada potongan permukaan
preferential inflitartion dari portal tracts
oleh neoplastic cells
B. Hepatic lymphoma dengan nodular yang
lebih jelas dengan diffuse pattern (cow)
C. Neoplastic lymphocytes mempunyai tipikal
distribusi pada sekeliling portal tracts dan
central veins (dog)c
Choleliths, gallbladder
(pig). Choleliths
merupakan berwujudan
dari constituents dari
empedu
Fibrinous cholecystitis,
gallbladder (cow). Firinous
cholecystitis karena Salmonella
enteritica serotype Dublin yang
memproduksi fibrinous cast,
pengelupasan lumen gallbladder
Thrombosis Gallbladder
Thrombi dapat ditemukan pada arteri dari
muscular wall yang mempengaruhi gallbladder,
rupture gallbladder dapat menjadi salah satu
penyebab infraction wall.
Gallbladder Mucocele
Penggelembungan gallbladder yang diisi dengan
mucus yang sering dihubungkan dengan biliary
obstruction dan dapat mempengaruhi rupturnya
gallbladder. Muosa gallbladder biasanya bersifat
hyperplastic
PATOLOGI ORGAN PANKREAS
• Macam-macam diagnose patologis
– Acute pancreatitis
– Chronic pancreatisis
– Pancreatic nodular hyperplasia
– Pancreatic carcinoma
Acute pancreatitis
Gambaran makroskopis Keterangan
Terlihat ada area pankreas
yang mengalami hemoragi dan
edema.
Acute pancreatitis
Gambaran mikroskopis Keterangan
Adanya akumulasi eksudat
fibrin dan edema dalam septa
interlobular (S), dan
inflamatory sel infiltrate (J)
Chronic pancreatitis
Gambaran makroskopis Keterangan
Chronic pancreatitis, pada
pankreas anjing.
Lobus tampak lebih menonjol
akibat adanya fibrosis, dan
tampak lebih pucat dari ormal.
Berwarna putih, menonjol, area
granular pada pankreas dan
mesentery adalah foci pada
nekrosis melemak dan hasil dari
enzim atis digestion dari lemak
yang kemudian menjadi
mineralisasi.
Chronic pancreatitis
Gambaran mikroskopis keterangan
Chronic pankreatitis, pada
pankreas anjing.
Sel sel pankreas yang tersisa
dipisahkan menjadi lobus kecil
dengan jaringan ikat berserat
yang banyak (F), yang
mengandung sel – sel radang
kronis (anak panah). Dengan
pewarnaan H&E
Pancreatic nodular hyperplasia
Gambaran makroskopis Keterangan
Hyperplasia nodules bertipe
multiple, menonjol, halus, dan
seragam berwarna keabuan
atau putih pada potongan
surface.
Pancreatic nodular hyperplasia
Gambaran mikroskopis Keterangan
Nodul tampak uncapsullated
agregates dari acinar sel yang
mungkin kurang zimogen
granules atau mengandung
banyak dari itu. Beberapa
nodules mengandung sebuah
campuran dari dua tipe acinar
sel. Perbedaan diantara
hyperplasia dan adenoma pada
exocrine pankreas sangat
rendah pada hewan domestik.
Pancreatitic carcinoma
Gambaran makroskopis Keterangan
Gambar lambung dan pankreas (di
tengah), melalui ventral dorsal
view, pada anjing.
Pancreatitic carcinoma diinvasi oleh
mesntery, dinding lambung, dan
ligamen gastroplenik. Perhatikan
tampilan lobulasi dari masa, yang
dibentuk oleh sel – sel neoplatik
dan scirrhous cpnnective tissue.
Proksimal duodenum (bawah), hati
(atas), dan limpa (kanan kiri
anatomis).
Pancreatitic carcinoma
Gambaran mikroskopis Keterangan
Gambar pankreas kucing.
Karsinoma pankreas
cenderung membentuk acini
atau tubules kasar yang secara
agresif menyerang jaringan
normal di dekatnya. Fibrosis
yang menonjol, termed
scirrhous response, biasanya
disebabkan oleh sejenis tumor
ini
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai