Anda di halaman 1dari 69

Kelainan Telinga Luar

Dr. Rizka Fakhriani, MMR., Sp.THT-KL


Bagian IK THT-KL FKIK UMY
Anatomi telinga luar
Terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang
telinga sampai membran timpani
a) Auricula terdiri atas tulang rawan
elastin dan kulit.
b) Liang telinga (meatus akustikus
eksternus) berbentuk huruf S
rangka tulang rawan pada 1/3 luar 1. Tragus
 folikel rambut, kelenjar sebasea, 2. Krus heliks
kelenjar serumenalis 3. Heliks
4. Krus anti heliks
tulang pada 2/3 dalam 5. Anti heliks
Kelenjar keringat terdapat pada seluruh 6. Anti tragus
kulit liang telinga (MAE). 7. Konka
8. Lobulus
Kelainan daun telinga (auricula)
1. Kelainan bawaan
Mikrotia
Makrotia
Aplasia

2. Radang
Dermatitis
Impetigo , erisepelas , herpes zooster otikus, eksema, OT
hematome,
Kondritis

3. Benjolan/tumor
Keloid
Kista
Kelainan liang telinga
1. Kelainan bawaan
Atresia lubang telinga atau liang telinga tertutup oleh
jaringan ikat
2. Serumen impaksi
3. Radang / otitis eksterna
Sirkumskripta atau furunkel
Difus
Otomikosis
Otitis eksterna malignan
Herpes zooster otikus (penyakit Ramsay-Hunt)
4. Korpus allenum
5. Truma
Kelainan kongenital
Fistula preaurikula
Fistula preaurikular congenital adalah suatu traktus yang didasari
oleh epitel skuamos yang bermula di depan daun telinga.
Fistula preaurikula dapat tanpa gejala ataupun menimbulkan gejala
seperti gatal, keluar cairan, nyeri, dan bengkak. Fistula tanpa
disertai keluhan tidak diindikasikan untuk tindakan operasi.
Operasi dilakukan bila fistel sering menimbulkan infeksi atau
keluarnya sekret yang berkepanjangan sehingga mengganggu
aktifitas. Saat tindakan operasi, saluran beserta kantong harus
diangkat seluruhnya untuk mencegah kekambuhan.
Teori pertama menyatakan bahwa fistula preaurikula adalah sisa
dari penutupan yang tidak lengkap pada bagian dorsal celah
faringeal pertama.
Teori kedua berpendapat bahwa fistula preaurikula merupakan hasil
dari penyatuan yang tidak sempurna dari enam hillocks aurikula.
Teori ketiga menyatakan bahwa fistula preaurikula terbentuk dari
hasil penumpukan lipatan ektodermal selama pembentukan
aurikula.
Mikrotia dan atresia liang telinga
• Mikrotia : daun telinga bentuknya lebih kecil dan tdk
sempurna, sering disertai dgn atresia liang telinga

• Sering pada laki-laki, dan pada telinga kanan, biasanya


unilateral, bila bilateral, curiga sindroma kraniofasial
Pengobatan
• Tujuan operasi rekontruksi ialah selain dari
memperbaiki fungsi pendengaran, juga untuk
kosmetik.
• Pada atresia liang telinga bilateral masalah utama
ialah gangguan pendengaran. Setelah diagnosis
ditegakkan sebaiknya pada pasien dipasang alat
bantu dengar, baru setelah berusia 5 – 7 tahun
dilakukan operasi pada sebelah telinga.
LOP’S EAR (BAT’S EAR)

Kelainan ini merupakan kelainan


kongenital, yaitu bentuk abnormal
daun telinga dimana terjadi
kegagalan pelipatan antiheliks.
Tampak daun telinga lebih lebar
dan lebih berdiri. Secara fisiologik
tidak terdapat gangguan
pendengaran, tetapi dapat
menyebabkan ganguan psikis
karena estetik.
INFLAMASI PADA AURIKULA
IMPETIGO
infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis
superfisial. anak-anak >>

Penularan  jari yang kotor. Lesi awal  bula kecil


 ruptur atau pecah  eksudat infektif berwarna
kekuninganmengering menjadi krusta keemasan.

KOMPLIKASI : Poststreptococcal glomerulonephritis


(PSGN), Cellulitis, dan infeksi Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus

debridement  ditutup dengan salep antibiotik


(neomycin -anti-Stafilokokkus)
ERYSIPELAS selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara
superfisial pada aurikula  menginfeksi dermis

nyeri dan pembengkakan disertai gejala konstitusi

Lesi berupa penyebaran selulitis  warna merah


iregular dan berbatas tegas.

KOMPLIKASI : limfangitis ,abses, flegmon, tropic


ulcer dan nekrosis kulit
Tx : antibiotik topikal dan sistemik. Obat anti-
streptokokkal dosis tinggi dapat dicoba, bila gagal 
pemberian antibiotik intravena yang efektif melawan
β sterptokokkus
ECZEMA
dermatitis pada telinga (epidermis dan dermis) yang
melibatkan liang telinga, meatus dan concha.

1. stadium akut eritema, edema, vesikel atau bula erosi


dan eksudasi, tampak madidans.
2. Stadium subakut  edema dan eritema berkurang,
eksudat mengering menjadi krusta
3. stadium kronis  lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi.

Bila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya meluas 


kompres basah larutan solusio Burowi selama 24-48 jam,
setelah itu gunakan salep dan solusio steroid fluorinasi. bila
infeksi dicurigai, dapat diberikan antibiotik topikal
HERPES ZOOSTER OTIKUS/
Ramsay Hunt
Syndrome infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus varicella
zoster.

nyeri terbakar salah satu telinga, sakit kepala, malaise, vesikel


(+).

KOMPLIKASI : pada ganglion genikulatum dapat muncul


disertai parese facialis atau paralisis komplit

Oral steroid secara umum diberikan dan di tappering off bila


diberikan diatas 10-14 hari. Pengobatan dengan acyclovir,
famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan keevektifannya
dalam memperpendek fase penyebaran virus dan mengurangi
otalgia
OT HEMATOMA
hematoma daun telinga akibat suatu trauma 
tertimbunnya darah dalam ruangan antara
perikondrium dan kartilago

tidak segera dikeluarkan  tonjolan menjadi


padat dan permanen .

1. aspirasi atau insisi


2. penekanan untuk mencegah reakumulasi dan
terfiksasi
3. pemberian antibiotik yang adekuat
Pseudo othematome

• Timbunan cairan serous diantara perikondrium dan kondrium


• Etiologi belum diketahui
• Gejala klinis : bisa asimptomatis, benjolan di depan auricula
dapat membesar  dilakukan aspirasi insisi dan dibalut tekan
agar perikondrium melekat kembali ke tulang rawan. Jika
perlekatan tidak sempurna dapat timbul kekambuhan
PERIKONDRITIS

• Terjadi trauma / radang menyebabkan efusi


serum/pus diantara perikondrium dan kartilago
telinga luar. Pseudomonas aeruginosa
• Aurikula membengkak, menjadi merah, terasa
panas, nyeri tekan
• Terapi : insisi dan drainase cairan/pus dibawah
perikondrium. Antibiotik parenteral dan topikal.
• Bila terjadi nekrosis tulang rawan, perlu eksisi
dan drainase dipertahankan
• Komplikasi jk antibiotik gagal berupa
mengkerutnya auricula akibat hancurnya tulang
rawan menjadi kerangka auricula (Cauliflower
Ear)
Auricular Trauma
Epidemiologi

2/3 kasus terjadi pada usia 11 – 40 tahun


Perbandingan L : P = 2 : 1
Biasanya disebabkan :
1. Kecelakaan lalu lintas (43%)
2. Kecelakan dirumah (33%)
3. Perkelahian (14%)
Pada anak-anak, sering dikarenakan abrasi
Hematoma

• Perdarahan pada kartilago dan


perikondriumnya.
• Jika trauma lebih dari 10 hari,
hampir tdak bisa kembali
normal, karena jika darah
yangterkumpul banyak, akan
membentuk jaringan fibrosis
sehingga akan menarik jaringan
sekitarnya dan membentuk telinga
bunga kol (cauliflower ear).
• harus dievakuasi dengan insisi
dan drainase diikuti pemasangan
balutan tekan
Patofisiologi
• Perlukaan pada aurikular penggeseran
perikondirum dari kartilagony

• Merobek pembuluh darah di sekitar perikondirum

• Iskemik  nekrosis dari kartilagonya

• Terakumulasinya darah di ruang subperikondrall 


HEMATOM AURIKULAR
Tata Laksana

Tujuan dari pengobatan aurikular hematom :


1. Evakuasi hematom pada ruang
subperikondral dan mencegah
terakumulasinya darah kembali
2. Insisi dan drainase
SERUMEN IMPAKSI
Definisi
• Serumen yang menyumbat canalis auricula
• Dalam keadaan normal serumen terdapat di 1/3
luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya
ditemukan didaerah ini dan keluar dengan
sendirinya dari liang telinga  akibat migrasi epitel
kulit yang bergerak dari arah membrane timpani
menuju keluar serta dibantu oleh gerakan rahang
sewaktu mengunyah
Fungsi serumen

1. Fungsi proteksi
2. Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk
dikeluarkan
3. Fungsi melumasi dan mencegah kekeringan
4. Efek bakterisidal (dari komponen asam lemak,
lisozim, dan imunoglobulin dalam serumen)
Etiologi serumen impaksi

• Salah satu faktor yang menyebabkan serumen


terkumpul dan mengeras di liang telinga sehingga
menyumbat adalah serumen terdorong oleh jari
tangan atau ujung handuk setelah mandi atau
kebiasaan mengorek telinga.
• Telinga kemasukan air saat berenang atau mandi,
sehingga serumen yang belum menyumbat kanalis
akan mengembang dan menyumbat kanalis
Gejala

serumen impaksi terjadi penurunan intensitas


pendengaran, tinnitus (suara berdenging) bahkan
vertigo.
Pemeriksanaan

• Khusus pada serumen impaksi,


pemeriksaan otoskopi menunjukkan
adanya penyumbatan liang telinga
(meatus acusticus eksterna) oleh massa
yang berwarna putih, kekuningan sampai
hitam.
Penatalaksanaan

Serumen dapat diambil langsung dengan hook extraction


atau diirigasi lebih dahulu. Pembersihan serumen 
Spooling Telinga (menggunakan air hangat atau H2O2) bila
tidak ada perforasi membran timpani
Jika serumen keras dapat ditetesi dengan tetes
karbogliserin 10% selama beberapa hari (3 hari sampai
bisa beberapa minggu) agar serumen melunak sehingga
mudah diekstraksi
LANJUTAN...

• Telinga diirigasi dengan air bersih bakteriologis pada


suhu 37º C dengan menggunakan syringe telinga
dengan kanula tumpul.
• Setelah irigasi harus diikuti dengan evaluasi yaitu
pemeriksaan otoskopi ulang dan juga tes
pendengaran (tes garpu tala).
komplikasi

• Otitis eksterna (radang telinga luar)


• Laserasi kanalis
• Kerusakan telinga tengah dan telinga dalam
Korpus alineum atau benda asing
di liang telinga

DEFINISI:
• Benda asing yang ditemukan diliang telinga,bisa
berupa benda mati ataupun benda hidup
(binatang,komponen tumbuh – tumbuhan atau
mineral)
ETIOLOGI

Pada Pada
anak -Mainan dewasa
-Kacang -Serangga
hijau -Cotton bud
-Manik- -Potongan
manik korek apai
-Karet -Patahan
penghapus
pensil
-Baterai
MANIFESTASI KLINIS

• Merasa tidak enak ditelinga


• Telinga terasa tersumbat
• Pendengaran terganggu
• Nyeri telinga (otalgia) Tanda
berkembangnya komplikasi telinga akibat
benda asing
DIAGNOSIS

Riwayat kejadian  anamnesa


• Pada serumen obturan  penurunan intensitas
pendengaran, tinnitus (suara berdenging) bahkan vertigo

Pemeriksaan fisik  otoskopi


• Benda asing ( mainan, serangga,dll)  terlihat jelas
• Khusus serumen obturan  pemeriksaan otoskopi 
menunjukkan penyumbatan liang telinga (meatus
acusticus eksterna) oleh massa berwarna kekuningan -
hitam
PENATALAKSANAAN

Prinsip:
Mengeluarkan benda asing harus hati – hati,bila
kurang hati – hati atau bila pasien tidak
kooperatif,beresiko trauma yang merusak membran
timpani atau struktur telinga tengah.
Hewan:

• Bila hewan masih hidup diliang telinga,harus dimatikan dahulu dengan


meneteskan minyak kelapa/ minyak zaitun/ baby oil/ cairan (misalnya
larutan rivanol,atau obat anastesi lokal/lidokain) lebih kurang 10
menit,lalu kalau binatang mati,dikeluarkan dengan menggunakan
pinset atau diirigasi dengan air bersih yang hangat.
• Serangga yang masuk  dibunuh dengan tetes larutan lidokain 10%
• Pada anak  lebih baik dengan anastesi general

Baterai

• Jangan dibasahi karena adanya efek korosif yang ditimbulkan.

Mainan

• Mainan anak dapat tersangkut ke dalam MAE  Diekstraksi


hati-hati dengan small extraction hook.
Otitis Eksterna
Otitis Eksterna

Definisi Etiologi

Inflamasi canalis Staphylococcus


auditorius eksterna akut aureus
maupun kronis Staphylococcus albus
E. Coli
Patofisiologi

Faktor Predisposisi
• Perubahan PH kanalis yang biasanya asam menjadi basa
• Peningkatan suhu dan kelembaban
• Trauma ringan karena berenang atau membersihkan telinga secara
berlebihan

Otitis eksterna eksematosa


• Akibat reaksi hipersensitivitas

Otitis eksterna seboroik


• Bagian dari dermatitis seboroik
Klasifikasi
Otitis eksterna
sirkumskripta

Otitis eksterna
Akut
difus

Otitis Eksterna Otomikosis

Otitis eksterna
Kronis
maligna
Otitis Eksterna

Manifestasi klinis: Diagnosis banding:


Nyeri telinga (otalgia) Otitis media akut
sedang-berat Miringitis bulosa
Pendengaran berkurang-
hilang Penyulit:
Tinitus Perikondritis
Demam Dermatitis aurikularis
Keluar discharge dari Erisipelas
telinga (otorhea)
Sakit saat mengunyah
atau buka mulut
Otitis Eksterna
Sirkumkripta vs Difuse
Otitis eksterna

Otitis eksterna sirkumskripta Otitis eksterna difus

Definisi
Definisi:
Radang pada 1/3 liang
Peradangan pada 2/3
telinga bagian luar yang
bagian dalam liang telinga
terinfeksi pada
dan tidak terdapat
polisebaseus sehingga
furunkel
membentuk furunkel
Biasa disebut swimmer’s
ear
Otitis eksterna

Otitis eksterna sirkumskripta Otitis eksterna difus

Etiologi Etiologi:
Staphylococcus Pseudomonas
aureus aeruginosa
Staphylococcus albus Epidemiologi:
Pada cuaca panas dan
lembap
Otitis eksterna

Otitis eksterna sirkumskripta Otitis eksterna difus

• Manifestasi klinis: Manifestasi klinis:


• Nyeri bertambah Nyeri hebat
saat auricula Nyeri tekan pada tragus
digerakkan  khas Kulit liang telinga tampak
hiperemis
• Penurunan Sekret berbau dan tidak
pendengaran (jika mengandung mucin
penuh) Edema dengan batas tidak
• Nyeri lebih hebat jelas
Otitis eksterna

Otitis eksterna sirkumskripta Otitis eksterna difus

Terapi: Terapi:
• Tergantung kondisi penyakit: • Pemberian tampon yang
• Jika abses, aspirasi steril
sudah diberi antibiotik
• Jika dinding furunkel tebal,
→ kontak dengan kulit
insisi dan drainase
• Juga diberikan antibiotik telinga yang terinfeksi
lokal : Polimixin B atau • Dan ditambah obat
Bacitracin tetes telinga
• Sering perlu AB sistemik Jika tidak efektif diberi
• Analgetik antibiotik sistemik
OTOMIKOSIS
OTOMIKOSIS

Definisi Etiologi

Otomikosis ( dikenal juga dengan • Pityrosporum  menyebabkan


Singapore Ear ), adalah infeksi terbentuknya sisik yang
telinga yang disebabkan oleh menyerupai ketombe dan
jamur, atau infeksi jamur, yang merupakan predisposisi otitis
superficial pada kanalis auditorius eksterna bakterialis.
eksternus • Aspergillus
• Kandida albikan
• Aktinomises

• Jamur ini tertahan terutama di


stratum korneum dan
berproliferasi setelah fase
istirahat (dormant phase)
Gejala Klinis

• Rasa gatal keluhan yang


sangat menonjol
bersama-sama dengan
rasa penuh di telinga
dengan penumpukan
debris basah di dalam
liang telinga
• otore (keluar cairan dari
telinga) , otalgia (sakit
pada telinga), gangguan
pendengaran dan
tinnitus
Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan liang


telinga, tampak massa putih
keabu-abuan, menyempit,
lapisan seperti kertas basah
berbintik-bintik mengisi liang
telinga
Konidiofor dari infeksi
aspergilus niger akan tampak
sebagai bintik-bintik hitam
pada debris atau sebagai
filamen-filamen yang menonjol
di dinding liang telinga
Terapi

• Ear toilet  Cara/keadaan ini paling baik dilakukan


dengan alat pengisap (suction) atau diirigasi jika
membran timpani tidak perforasi.
• Obat antifungal spesifik dapat dioleskan seperti
nistatin yang terutama efektif terhadap spesies
kandida tapi kurang aktif melawan Aspergilus.
• Klotrimazol sangat efektif sebagai antifungal apabila
dipakai sebagai krem 1% di liang telinga
• Larutan asam asetat 2 %, dapat digunakan sebagai
tetes telinga pada penatalaksanaan otomikosis.
Otitis Eksterna Maligna
Otitis Eksterna Maligna

Definisi Epidemiologi

Otitis eksterna maligna Di Amerika serikat : > di


(otitis eksterna daerah beriklim lembab
nekrotikans) adalah dan basah
infeksi difus di liang Laki-laki > perempuan
telinga luar dan struktur Usia lanjut
lain di sekitarnya
99% mempunyai riwayat
DM
Jarang
Otitis Eksterna Maligna
Anamnesis Gejala Klinis

• Identitas : usia lanjut Gatal di liang telinga


• Keluhan: otalgia menetap,
otorea purulent, menetap, Nyeri yang hebat  makin
granulasi. meningkat
• RPD : riwayat diabetes melitus
• Riwayat pengobatan : Sekret yang banyak
penggunaan antibiotik dan
obat tetes telinga pada otitis Pembengkakan liang telinga
eksterna tanpa adanya
perubahan gejala yang
bermakna Pusing, sakit kepala dan trismus
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Kulit inflamasi, hiperemis, Laboratorium : Peningkatan jumlah


udem dan tampak jaringan leukosit, laju endap darah, gula darah
sewaktu. Kultur sekret liang telinga: P.
granulasi pada dasar
Aeruginosa (bakteri aerob, gram negatif)
meatus akustikus
Radiologi : Dekstruksi tulang di
eksternus.
sekitar dasar tulang tengkorak dan
• Sekret purulen di liang
meluas ke intrakranial.
telinga
Histopatologi : Kartilago dikelilingi oleh
• Kelumpuhan saraf fasial
jaringan inflamasi dan tampak
destruksi. , dinding pembuluh darah :
hialinisasi, tulang mastoid : adanya sel –
sel inflamasi akut
Otitis Eksterna Maligna
Otitis eksterna
maligna dengan
tanda pus dari
nekrosis liang
telinga dan
osteomielitis.
Tampak aurikula
bengkak dan
hilangnya
arsitektur tulang
rawan yang
merupakan
karakteristik dari
chondritis
Stadium
• Infeksi hanya terbatas pada
jaringan lunak dan kartilago.
Stadium I

oleh Levenson et al, Corey et al,


Benecke dan Davis et al. • Kerusakan jaringan lunak yang
berdasarkan luasnya kerusakan mulai meluas dan terjadi
jaringan atau tulang dan besarnya Stadium II destruksi tulang temporal.
komplikasi neurologik yang terjadi
• Destruksi basis tengkorak yang
ekstensif dan meluas ke
Stadium III intrakranial.
Otitis Eksterna Maligna

Diagnosis Banding Komplikasi

Abses Otak
Herpes
Mastoiditis
Zooster Otikus

Neuropati
Tumor Ganas
Otitis Media
Tulang
Kronik
Temporal
Meningitis
PENATALAKSAAN

Diagnosis dini pada populasi resiko tinggi

Pemberian terapi AB IntraVenous jangka panjang

Pembersihan liang telinga luar (aural toilet)

Kontrol yang ketat terhadap DM & intervensi bedah


PENATALAKSAAN

Pengobatan: memperbaiki imunosupresi,


pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik
AB jangka panjang dan intervensi bedah
MRS min 4-6 minggu
Gentamisin sulfat IM / tobramisin IM: 3-5/kgBB dibagi
tiap 8 jam (awasi kadar kreatinin, urin & pendengaran
diperiksa secara periodik o.k gentamisin & tobramisin
bersifat nefrotoksik & ototoksik )
Karbenisilin IV: 4-5 mg setiap 4 jam
AB parenteral diteruskan 2 minggu sampai infeksi teratasi
PENATALAKSAAAN

Antibiotik
ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacillin (dikombinasi dengan
aminoglikosida), ceftriaxone,ceftazidine, cefepim (maxipime),
tobramicin (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi
dengan golongan penicillin)
Bersihkan telinga setiap hari & olesi salep gentamisin. Diantara waktu
membersihkan, beri obat tetes gentamisin tiap 4-6 jam.
Lanjutan

Setelah terapi diberikan & infeksi terkontrol 


pengangkatan jaringan granulasi dengan anastesi lokal,
kecuali perlu debrideman MAE
Biasanya tak perlu pembedahan (mastoidektomi radikal)
kecuali bila keadaan pasien tak membaik walau diberi terapi
medikamentosa
KERATOSIS OBTURANS
DEFINISI
• Keratosis obturans jarang terjadi.
• Ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis
di liang telinga, sehingga membentuk gumpalan dan
menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar.
Perbedaan keratosis obturans dan kolesteatoma
eksterna

Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna

Biasanya bilateral Biasanya unilateral


Dapat disertai bronkiektasis dan Keluhan: nyeri tumpul dan otore
sinusitis kronis intermitten akibat adanya erosi
Keluhan : nyeri, dan gangguan tulang
pendengaran Sebab : migrasi epitel yang salah
Pemeriksaan : pelebaran liang dan periostitis sirkumskirpta
telinga, hiperplasia dan radang Terapi: debridement tulang bila
epitel, tidak ada erosi tulang perlu dilakukan kanalplasti dan
timpanomastoidektomi untuk
Terapi : pengangkatan sumbat dan
mencegah berlanjutnya erosi tulang
antiinflamasi
Penatalaksaan

• Kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara


periodik, misalnya setiap 3 bulan
• Pemberian obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin
dalam peroksid 3% 3x seminggu.
• Bila pasien telah mengalami erosi tulang liang telinga -> tindakan
bedah dengan melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk
menghilangkan gaung di dinding liang telinga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai